Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya bersuara untukmenjauhkan wanita muslimah dari agama Islam yang haqdan lurus. Di setiap tempat dan kesempatan mereka melontarkan tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan kepada wanita-wanita muslimah yang suci, mereka mengatakan, “Islam adalah penjara bagi wanita-wanita karena dalam Islam wanita wajib di rumah, tidak diizinkan keluar kacuali ada keperluan.”
“Menetapnya wanita di rumah berarti melemahkan ekonomi suatu negara.”
“Poligami adalah perbuatan hewan.”
 “Wanita-wanita muslimah itu sakit, penuh dengan kadas dan panu, karena itu mereka wajib untuk menutup aibnya.”
Dan banyak lagi lontaran kata mereka terhadap wanita yang komitmen dengan hijabnya. Anda tahu apa yang mereka inginkan? Mereka hanya menghendaki satu perkara, menghancurkan agama Islam dan merusak generasi Islam dan menyebarkan kekejian di tangan masyarakat beriman. Mereka menghendaki agar wanita-wanita muslimah yang suci keluar dari rumahnya dan bentengnya. Mereka menghendaki agar Anda wahai para wanita muslimah menjadi barang yang murah, sebagai pewaris syahwat.
Mereka menipu Anda agar keluar dari surga, sebagaimana Iblis mengeluarkan bapak kita Adam dari surga-Nya. Iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian yang menutupi aurat mereka.
Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan cara yang sama, jangan Anda hiraukan mereka! Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, pasti Anda akan mendapatkan kebahagiaan sejati.
Allah Ta’alahanya menghendaki dari kita kesucian, kemuliaan dan keluhuran,
 “Tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah: 6).
    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Hijab, Perintah Siapa?
Pernahkah para wanita bertanya, mengapa mesti berhijab? Dan atas perintah siapa?
Bukankah itu perintah Allah melalui firman-Nya, artinya, “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”(QS. al-Ahzab: 59).
Dan Firman Allah, artinya,“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur: 31).
Yaitu tidak menampakkan sedikitpun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan mahram) kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak mencolok dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya (jilbab) sampai ke dadanya hingga tertutup.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (muhajirat), yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya di atas (QS. 24: 31) mereka langsung merobek gorden mereka untuk dijadikan jilbab.
Allah memerintahkan istri-istri orang beriman hal tersebut di atas, agar mereka dikenal dengan ciri mereka; tertutup rapih, bersih dan suci. Dengan demikian ia tidak akan diganggu orang-orang jahat. Anda perhatikan, lelaki hidung belang akan lebih tertarik menggoda wanita-wanita yang berdandan ala jahiliyyah (jahiliyyah modern) daripada wanita-wanita berhijab sempurna.
Rasulullah rbersabda, “Aku tidak meninggalkan yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim).
Musuh-musuh Allah telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti pengrusakan terhadap masyarakat secara universal dan integral.
            Seorang tokoh Free Masonry berkata, “Secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali dan senjata kimia yang canggih. Karena itu, buatlah mereka tenggelam dengan cinta materi dan syahwat (terutama syahwat seks).”
            Yang lain berkata, “Kita harus mempergunakan wanita (memperalat wanita) sebab setiap kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, maka itu berarti kita telah mendapatkan apa yang telah kita inginkan dan kita telah berhasil memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam.
Peringatan
            Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai teladan dan idola wanita-wanita muslimah, hendaknya takut terhadap ancaman Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”
Kepada Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang
            Rasulullah radalah yang paling lurus perkataannya, yang paling tepat janjinya dan benar ancamannya. Kepada para muslimah, bacalah hadist ini dan resapi maknanya. Rasulullah rbersabda, yang artinya, “Dua golongan dari penduduk neraka belum pernah aku saksikan yaitu, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakain tapi telanjang berlenggak-lenggok (jalannya), kepala mereka seperti punuk unta yang miring, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan inin jauhnya (HR.Muslim).
((صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا))  رواه مسلم
            “Dua golongan termasuk penghuni neraka, yang belum pernah kulihat, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi. Mereka mencambuki manusia dengannya, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, bergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti punukonta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR. Muslim).          
            Berita Rasulullah rtelah terbukti. Sesungguhnya beliau telah memberikan ciri-ciri (kriteria) mereka:
1.Berlenggak-lenggok di depan umum untuk mencari perhatian laki-laki.
2.Bergoyang, sehingga membangkit-kan nafsu birahi laki-laki.
3.Kepalanya nampak lebih tinggi, karena dia membuat seni hiasan dari rambut sintesis (semacam sanggul) atau dari lainnya.
4. Saking tingginya dia seperti punuk unta yang sedang berjalan.
Kabar Gembira
Kepada para muslimah yang komitmen dengan jilbab syarinya, yang selalu menjaga kesucian dirinya, yang bersabar atas tuduhan-tuduhan miring dari musuh-musuh Islam atau orang-orang munafik. Dengarkanlah kabar gembira dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. ”Sesungguhnya di belakang kalian akan ada hari-hari kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada hari itu akan mendapatkan pahala 50 orang dari kalian.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sebesar pahala 50 orang dari mereka? Nabi bersabda, “Bahkan dari kalian.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).
Juga baginya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang asing.” Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallamditanya, “Siapa mereka ya Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  menjawab, “Mereka yang mengadakan perbaikan ketika mereka rusak.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Kepada mereka salam dari Allah, para muslimin dan muslimah yang sabar dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya,
“(Sambil mengucapkan), “Salamun ‘alaikum bima shabartum”[1]. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
[1] Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.    Wallahu Waliyyut Taufiq
?Abu Abdillah Ahmad at-Takalary

Loading

Tinggalkan Balasan