top

Senin pagi bakda Subuh, 7 Jumadal Ula 1437 H/15 Februari 2016, mahasiswa STIBA Makassar kembali mendapatkan pencerahan dari salah seorang tokoh Dewan Pakar Wahdah Islamiyah. Beliau adalah Ustadz Dr.Eng. Topan Setiadipura, M.Si., M.Eng. yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPW Wahdah Islamiyah Jawa Barat. Dr. Topan menyelesaikan studinya dalam bidang nuklir di ITB dan salah satu universitas di Tokyo Jepang, dan berhasil meraih gelar doktor dalam usia yang masih relatif muda.

Membuka presentasinya, Dr. Topan menyajikan grafik konsumsi listrik per kapita negara-negara Asia. Dalam grafik tersebut Indonesia termasuk negara yang berada di urutan bawah, jauh dari negara Singapura dan Malaysia, bahkan lebih rendah dari Vietnam. Dari grafik itu, terindikasi bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menikmati fasilitas listrik sebagai salah satu kebutuhan mendasar untuk masyarakat yang berkualitas.

Selanjutnya beliau menyajikan peta cadangan listrik di setiap wilayah Indonesia yang rata-rata tidak cukup aman, sehingga fenomena pemadaman listrik bergilir hampir merata di setiap daerah. Doktor jebolan S3 Teknik Nuklir Tokyo Institute of Technology Jepang ini juga menjelaskan gambaran proses produksi listrik yang saat ini sebagian besar masih mengandalkan pembangkit bahan bakar fosil. Dari situ beliau membuat perbandingan efektivitas penggunaan bahan bakar fosil dengan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. Dan hasilnya sangat jauh perbedaan produktivitasnya. Namun sayangnya, energi nuklir yang bahan bakunya pun tersedia di Indonesia belum bisa dimanfaatkan.

Proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia sampai saat ini masih menjadi perdebatan hingga terkesan jalan di tempat. Padahal rencana tersebut sudah lama diwacanakan, lembaga penelitian terkait (sekarang Badan Tenaga Nuklir Nasional, BATAN) sudah cukup lama didirikan. Bahkan pemanfaatan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional sudah menjadi amanah Undang Undang negeri ini yang seharusnya dilaksanakan.

Dalam ceramahnya tersebut, Dr. Topan Setiadipura berharap teknologi nuklir untuk listrik bisa diterapkan di Indonesia sebagaimana Jepang dan Korea Selatan karena jelas kebutuhannya. Risiko kecelakaan pada pembangkit listrik tenaga nuklir terlalu dibesar-besarkan. Padahal di pembangkit yang lain, risiko seperti itu pun sama besarnya. Брюнетка выложила фото сисек на страничку и запустила новый челлендж для своих подписчиков

Dan poin penting yang beliau sampaikan pada perjumpaan pagi itu adalah bahwa misi seorang muslim di dunia ini ada dua, yakni beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  dan berbuat baik kepada makhluk. Termasuk di dalamnya mempelajari ilmu adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian menyampaikan dan mengaplikasikan ilmu adalah bagian dari berbuat baik kepada makhluk. Maka mencari ilmu dengan sebaik-baiknya untuk kemudian mengamalkannya adalah sebuah keutamaan. Sehingga kita bisa menjadi sebaik-baik manusia sebagaimana hadits RasuluLlah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni manusia yang banyak manfaatnya bagi makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala lainnya. (Habib-Infokom BEM).

 

 

 

 

Loading

Tinggalkan Balasan