(STIBA.ac.id) Gowa –  Mahasiswa KKN Angkatan V STIBA Makassar Posko Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, sukses melaksanakan seminar program. Kegiatan yang bertempat di aula kantor desa tersebut terlaksana Selasa, 8 Maret 2022. Peserta yang hadir adalah Kepala Desa Kanreapia H. Rusli Yusuf beserta jajaran pemerintah setempat dan mahasiswa STIBA yang menjalankan KKN di desa tersebut.

Koordinator Desa Mahasiswa KKN Kanreapia Muhammad Rahman Almunawir menjelaskan secara singkat selayang pandang tentang Kampus STIBA Makassar sebagai bentuk gambaran kepada audiens tentang kampus tersebut.

“Kampus STIBA Makassar adalah sebuah perguruan tinggi yang fokus dalam mempelajari ilmu agama Islam secara mendalam termasuk Al-Quran. Maka kedatangan kami di sini ingin membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya ajaran agama Islam, khususnya tentang Al-Quran dan salat lima waktu,” jelasnya.

Lebih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Bang Rahman ini ingin memberikan kesan kepada masyarakat bahwa Kanreapia tidak lagi hanya dikenal sebagai desa yang sangat dingin, tapi juga sebagai desa yang masyarakatnya selalu antusias pergi ke masjid dan punya pemahaman agama yang cukup.

Menyambut baik hal itu, Kepala Desa Kanreapia H. Rusli Yusuf dalam sambutannya berharap agar program kerja mahasiswa KKN bisa selaras dengan program pemerintah apatah lagi pada bidang keagamaan.

“Semoga program kerja adik-adik sekalian, bisa selaras dengan program kerja pemerintah, terutama di bidang keagamaan di desa ini bisa kita sinkronkan, sehingga program adik-adik bisa berjalan dengan baik. Seandainya ada kendala-kendala, baik di posko dan di lapangan nanti, jangan sungkan-sungkan berkordinasi dengan kami,” ujarnya kepada para mahasiswa KKN.

Sebelum menutup acara, Muhammad Rahman Almunawir menyampaikan bahwa kedatangan mereka mengabdi di Kanreapia sama sekali tidak untuk menjadi pesaing para tokoh agama dan dai setempat. Akan tetapi, untuk menjadi pelengkap dan pembantu para dai dan tokoh agama dalam menjalankan tugas-tugasnya.

“Sebagai penutup, kami ingin menegaskan bahwa kami ini adalah mahasiswa yang masih tergolong muda. Kami datang ke sini bukan untuk menjadi pesaing para tokoh agama, tokoh ormas, ataupun dai yang ada di desa ini. Kami hanya melengkapi dan membantu tugas mereka,” ucapnya menutup sesi acara.

Loading

Tinggalkan Balasan