(STIBA.ac.id) Yogyakarta – Dua dosen STIBA Makassar, Ustaz Dr. Ir. Muhammad Kasim Saguni, M.A., dan Ustaz Ir. Muhammad Taufan Jafri, Lc., M.H.I., turut serta dalam Upgrading Konselor Ketahanan Keluarga bertema “Konseling Terkini untuk Mengatasi Masalah Antar Generasi” yang diselenggarakan di Yogyakarta, 18 Januari 2025.
Kegiatan ini menghadirkan para pakar dalam bidang psikologi, pendidikan, dan konseling keluarga untuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi Generasi Z dalam konteks keluarga dan pendidikan.
Meningkatkan Pemahaman Tentang Generasi Z Dalam acara ini, para peserta mendalami karakteristik dan fenomena yang melekat pada Generasi Z, termasuk pola pikir, kebiasaan, serta tantangan yang mereka hadapi di era digital.
Salah satu sesi utama membahas “Membangun Karakter Unggul Gen Z melalui Keluarga untuk Indonesia Maju”, yang disampaikan oleh Dipl. Ing. Hj. Diah Nurwitasari, M.I.Pol., Ketua RKI Pusat. Sesi ini menyoroti peran penting keluarga dalam membentuk karakter unggul anak muda.
Selain itu, sesi “Sharing Session – Bedah Kasus dari Ruang Konseling” yang dipandu oleh Ustaz Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt., dan Ibu Ida Nur Laila, S.Si., Apt., memberikan wawasan mendalam melalui studi kasus nyata di lapangan.
Sebanyak sembilan materi yang disampaikan para pakar dalam kegiatan ini. Tujuh lainnya adalah Prof. Dr. Sofia Retnowati, MS., Psikolog (Meningkatkan Keterampilan Mendampingi Gen Z), Dr. Diyah Puspitarini, M.Pd. (Komisioner KPAI) (Data dan Fakta Gen Z Indonesia), Dr. dr. Warin Andan Puspitosari, M.Sc., Sp.KJ (K) (Pemberdayaan Pasca Terapi), dr. Ida Rochmawati, MSc., Sp.KJ (K) (Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Mental pada Gen Z), Prof. Dr. H. Sukro Muhab, MSI (Ketua Dewan Pembina JSIT) (Sinergi Ortu & Sekolah dan Keluarga dalam Mendidik Gen Z di Era Digital), Dr. Pihasniwati, S.Psi., MA., Psikolog (Memahami & Mengatasi Masalah Antar Generasi), dan Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog (Menguatkan Resiliensi Gen Z untuk Menghadapi Era Disruption Informasi).
Relevansi bagi STIBA Makassar Ustaz Kasim Saguni menyampaikan bahwa program ini sangat relevan dengan STIBA Makassar, mengingat mayoritas mahasiswa berasal dari Generasi Z.
“Kegiatan ini memberikan wawasan penting untuk pendampingan mahasiswa, terutama dalam memahami permasalahan yang mereka hadapi dan sebagai referensi dalam berkomunikasi dengan orang tua mereka,” ujarnya.
Dengan mengikuti kegiatan ini, dosen STIBA Makassar diharapkan semakin siap untuk berperan aktif dalam mendampingi mahasiswa dalam berbagai aspek kehidupan, baik dari sisi akademik maupun psikososial.
Penerimaan Mahasiswa Baru STIBA MakassarDibuka Bagi Anda yang ingin menempuh pendidikan berbasis ilmu-ilmu keislaman dengan bimbingan dosen yang berpengalaman dan berkompeten, STIBA Makassar membuka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2025!
Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan kampus yang berkomitmen dalam mencetak generasi unggul di bidang agama dan akademik.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi STIBA Makassar PMB – STIBA Makassar
(STIBA.ac.id) Makassar – Daurah Menghafal dan Murajaah Al-Qur’an Jilid XI yang diselenggarakan oleh UKM Raudhatul Huffadz STIBA Makassar telah sukses digelar selama sepuluh hari, mulai 8 hingga 18 Januari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh total 77 peserta dari berbagai daerah, baik mahasiswa STIBA Makassar maupun universitas lain, dengan pembagian 52 peserta ikhwan dan 25 peserta akhwat.
Dengan tema “Menggapai Jannah dengan Al-Qur’an”, acara ini ditutup secara resmi oleh Ketua STIBA Makassar, Ustaz Ahmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau memberikan nasihat agar hafalan yang diraih selama daurah terus dijaga dengan murajaah rutin.
“Hafalan yang tidak dijaga akan hilang. Karena itu, penting untuk selalu memurajaah agar hafalan tetap kokoh,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Ketua I STIBA Makassar, Ustaz Rachmat bin Badani, Lc., M.A., menekankan pentingnya istikamah dalam menghafal Al-Qur’an.
“Salah satu amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara berkelanjutan, meskipun sedikit. Oleh karena itu, para peserta diharapkan untuk tetap istikamah dalam menghafal dan memurajaah hafalan yang telah dimiliki,” ujarnya (18/01/2025).
Di kelompok akhwat, penutupan berlangsung di Baitul Halaqah, Kompleks Perumahan Dosen Unhas Antang, dengan suasana khidmat. Ketua Panitia Akhwat, Ghaida Khairunnisa Amam, menyampaikan bahwa hafalan Al-Qur’an adalah amanah yang harus terus dijaga. Wakil Kepala Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab STIBA Makassar, Ustazah Armida, Lc., turut memberikan sambutan yang sarat motivasi. Beliau mengingatkan bahwa Allah memberikan kabar gembira berupa keimanan yang semakin kokoh bagi mereka yang mengamalkan isi Al-Qur’an.
Puncak acara menghadirkan Ustazah Fitriani Asmin, Lc., M.H., yang memberikan materi bertema “ارتقِ مع القرآن” (Naiklah Bersama Al-Qur’an). Beliau mengajak peserta untuk istikamah bersama Al-Qur’an, meneladani salafush shalih, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai wasilah menuju surga tertinggi.
Prestasi Peserta Ikhwan dan Akhwat
Peserta dari kelompok ikhwan dan akhwat menunjukkan capaian luar biasa. Salah satu peserta ikhwan, Fitra Amalia Akbar Saria, mahasiswa semester VIII STIBA Makassar, berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz sekaligus menjadi peserta terbaik kategori menghafal. Sementara Fadli Aliansyah, mahasiswa semester IV, menyetorkan hafalan murajaah sebanyak 14 juz 3 halaman. Di kelompok akhwat, penghargaan diberikan kepada peserta terbaik seperti Ulfah (Hafalan Terbanyak), Lailatussa’adah (Murajaah Terbanyak), dan Hilyatul Jannah yang menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya selama daurah.
Penghargaan lainnya juga diberikan kepada peserta yang memiliki dedikasi tinggi, seperti Salwa Syaiful Yusuf (Nilai Ujian Tertinggi), Astridyani (Peserta Teladan), serta Ustazah Niswah Mufliha (Muhaffizhah Teladan), dan Farah Dita Airmas (Panitia Teladan).
Harapan Penyelenggara
Kegiatan ini mendapat antusiasme besar dari peserta, baik ikhwan maupun akhwat. Ketua panitia menyampaikan harapan agar daurah ini dapat menjadi momentum untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, menambah hafalan, dan memperkuat keimanan. Penutupan daurah bukanlah akhir, tetapi awal bagi peserta untuk terus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan cahaya dalam setiap langkah.
Reporter: Raudhatul Huffazh Putra & Putri
Bagi Anda yang ingin meraih pengalaman belajar dan berkesempatan menghafal Al-Qur’an di lingkungan yang kondusif, Penerimaan Mahasiswa Baru STIBA Makassar Tahun 2025 kini telah dibuka!
STIBA Makassar tidak hanya menawarkan pendidikan tinggi berbasis ilmu syar’i, tetapi juga program-program unggulan seperti pembinaan hafalan Al-Qur’an yang telah melahirkan banyak hafiz dan hafizah.
Jangan lewatkan kesempatan ini! Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah bagian dari generasi pencinta Al-Qur’an yang siap membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.
(STIBA.ac.id) Makassar – Ahsanul Khuluq, Ketua HMJ PBA STIBA Makassar yang akan dilantik, berkesempatan menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan bazar dan dialog kebahasaan bertema “Peran Himpunan dalam Pembentukan Integritas Mahasiswa Bahasa Arab di Sektor Sulawesi Selatan.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh ITHLA DPW V Makassar di Warkop Mau.Co, Jl. Abdul Razak.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 18 Januari 2025, menghadirkan lima Ketua Himpunan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dari berbagai institusi di Kota Makassar sebagai narasumber.
Himpunan yang berpartisipasi dalam acara ini meliputi ITLAH STIBA Makassar, HMJ BSA UINAM, HMJ PBA UINAM, HMJ PBA Unismuh, dan HMPS PBA ‘ARSY UNM.
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya berorganisasi, sehingga mereka dapat menjadi teladan baik di dalam maupun di luar kampus.
Dalam dialog kebahasaan tersebut, para narasumber diberikan beberapa pertanyaan oleh moderator yang berkaitan erat dengan tema yang diusung.
Diskusi dimulai dengan paparan narasumber pertama mengenai peran himpunan hingga berakhir pada narasumber terakhir, yakni perwakilan dari STIBA Makassar.
Dalam sesi dialognya, perwakilan STIBA menjelaskan strategi HMJ dalam mendidik mahasiswa agar berhasil menjadi individu yang berintegritas.
Mahasiswa yang saat ini menempuh semester 4 tersebut menjelaskan bahwa himpunan dapat menjadi sebuah acuan bagi himpunan yang lain, sehingga dapat berfungsi sebagai tempat studi banding.
Tak lupa ia juga menekankan pentingnya menonjolkan ciri khas dari setiap HMJ, agar menjadi nilai lebih yang membedakan dengan himpunan lainnya dan menjadikannya istimewa.
Acara ditutup dengan pemberian sertifikat kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka, dilanjutkan dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan tersebut.
(STIBA.ac.id) Makassar – Arabic Camp 2025 yang diselenggarakan oleh UKM Bahasa Al-Fusha STIBA Makassar resmi ditutup pada Rabu, 15 Januari 2025, setelah tujuh hari penuh dengan pengalaman belajar yang penuh kesan.
Kegiatan ini diikuti oleh 24 peserta yang bersemangat untuk menguasai bahasa Arab. Tujuan utama dari Arabic Camp ini adalah untuk memberikan dasar-dasar yang kuat dalam mempelajari kaidah bahasa Arab, serta meningkatkan pemahaman peserta dalam percakapan sehari-hari dengan kosa kata yang tepat.
Empat Metode Seru untuk Menguasai Bahasa Arab Selama kegiatan, para peserta tak hanya diberikan teori, tetapi juga dilatih secara langsung dalam berbagai keterampilan bahasa Arab.
Metode qirā’ah (membaca) diterapkan melalui sesi pembelajaran teks-teks berbahasa Arab yang menarik, sementara kemampuan kitābah (menulis) diperkuat dengan latihan menyusun kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar.
Tak kalah penting, peserta juga diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan muhādatsah (percakapan) melalui percakapan langsung dengan sesama peserta dan pengajar.
Hal ini membuat mereka semakin percaya diri untuk menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek istimā` (mendengar) juga tidak ketinggalan, di mana para peserta dilatih untuk mendengarkan dan memahami percakapan bahasa Arab melalui berbagai rekaman yang telah disiapkan.
Evaluasi yang Menyenangkan dan Penuh Tantangan Pembelajaran di Arabic Camp 2025 tidak hanya tentang teori, tapi juga soal keseruan dalam mengevaluasi kemampuan.
Setiap sesi diakhiri dengan permainan edukatif yang menyenangkan, seperti teka-teki bahasa Arab dan lomba menyusun kalimat.
Dengan cara ini, evaluasi terasa lebih seru dan tidak membosankan, serta semakin memperkuat keterampilan bahasa Arab yang telah dipelajari.
Kesan Mendalam di Penutupan Pada acara penutupan, Raehanah Salahuddin Guntung, Ketua Panitia, menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian para peserta.
“Kami berusaha memberikan pembelajaran yang menyeluruh dengan pendekatan yang menyenangkan. Harapannya, peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Dengan berakhirnya Arabic Camp 2025, diharapkan para peserta akan melanjutkan perjalanan belajar bahasa Arab mereka dengan lebih percaya diri dan memiliki pondasi yang kuat dalam empat keterampilan dasar bahasa.
Acara ini juga diharapkan bisa menjadi agenda tahunan yang terus meningkatkan minat dan kemampuan berbahasa Arab di kalangan generasi muda.
(STIBA.ac.id) Makassar – Departemen Ekonomi Dema STIBA Makassar bertekad untuk mewujudkan visi ekonomi yang produktif dan kreatif.
Bertempat di Saunk Coffee & Resto (Jl. Topaz Raya No. 9, Masale, Kecamatan Panakkukang), mereka mengadakan pertemuan sarat inspirasi dengan Ketua Ikatan Pengusaha Wahdah Islamiyah (IPWI), Ustaz H. Aprianto pada Rabu, 15 Januari 2025.
Pertemuan ini dihadiri oleh Andika Pratama, Ketua Departemen Ekonomi Dema STIBA Makassar; Andi Baharil Anwar, Sekretaris Umum; Muhammad Farhat Diza, staf anggota Departemen Ekonomi; serta Diki Pahudi, staf anggota Departemen Ekonomi.
Ustaz H. Aprianto sendiri hadir sebagai Ketua IPWI sekaligus pengusaha sukses di berbagai bidang, seperti Wisata Iman Tour and Travel, Hamdalah, Saunk Coffee and Resto, Swift Laundry, dan Manista.
Diskusi ini bertujuan untuk membangun kerja sama strategis dalam mendukung kewirausahaan dan ekonomi produktif di kalangan mahasiswa.
Salah satu pembahasan utama adalah peluang kolaborasi untuk memberikan program magang dan pelatihan bisnis yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dari para pengusaha sukses.
Selain itu, gagasan tentang penyelenggaraan seminar, workshop, dan pelatihan yang melibatkan mahasiswa, akademisi, serta pengusaha anggota IPWI, semakin memperkuat visi pengembangan ekonomi di lingkungan kampus.
Tidak ketinggalan, dukungan investasi dan pendanaan untuk startup mahasiswa menjadi salah satu poin penting yang dibahas.
Hal ini dianggap sebagai langkah konkret untuk mendorong mahasiswa menciptakan usaha kreatif yang mampu bersaing di dunia bisnis.
Diskusi berlangsung dengan penuh semangat, santai, namun produktif. Baik Departemen Ekonomi Dema STIBA maupun IPWI sepakat untuk segera merumuskan rencana kerja sama yang lebih detail demi menghasilkan dampak nyata bagi pengembangan kewirausahaan mahasiswa.
(STIBA.ac.id) Makassar – Sebuah kabar menggembirakan datang dari kampus STIBA Makassar. Sebanyak 48 alumninya berhasil lulus dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2024. Pengumuman resmi tersebut dirilis pada awal Januari 2025 ini.
Hal ini menunjukkan pencapaian yang menggembirakan dan menjadi bukti kualitas pendidikan di kampus berbasis ilmu syariat ini.
Alumni STIBA Makassar membuktikan bahwa selain berperan sebagai dai, mereka juga mampu berkiprah sebagai abdi negara yang mengemban tugas mulia melayani masyarakat dan memberikan bakti terbaik mereka kepada bangsa dan tanah air.
Formasi yang Beragam, Bukti Kompetensi Alumni
Alumni STIBA Makassar yang lolos CPNS tahun ini diterima di berbagai formasi penting, seperti:
Analis Kebijakan Ahli Pertama Kanwil: 1 orang
Asisten Ahli Dosen: 1 orang
Pengawas Jaminan Produk Halal Kanwil: 1 orang
Penghulu Kanwil: 27 orang
Penyuluh Agama Islam Kanwil: 17 orang
Guru: 1 orang
Total 48 alumni berhasil mengamankan posisi mereka di instansi Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
Apa Rahasianya?
Menurut Kepala Bagian Pemberdayaan Alumni STIBA Makassar, Ustaz Muhammad bin Yusran, S.H., M.H., keberhasilan ini tidak lepas dari dua faktor utama: kebutuhan pemerintah dan dukungan kampus.
“Alhamdulillah, tahun ini pemerintah banyak membuka formasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan alumni kami. Selain itu, STIBA Makassar juga memfasilitasi mereka selama proses seleksi. Rata-rata nilai alumni kami selalu berada di atas rata-rata dalam setiap formasi,” jelasnya.
Keunggulan Pendidikan di STIBA Makassar
Salah satu daya tarik STIBA Makassar adalah kurikulumnya yang unik. Para mahasiswa tidak hanya belajar ilmu syariat selama 4-5 tahun di ruang kelas, tetapi juga diwajibkan menjalani pengabdian masyarakat selama minimal satu tahun di medan dakwah.
Pengalaman ini memberikan bekal berharga bagi mereka, lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja, termasuk saat mengikuti seleksi CPNS.
Banyaknya alumni STIBA Makassar yang berhasil lolos seleksi CPNS tahun ini, juga tidak terlepas dari adanya peningkatan kebutuhan pemerintah, terutama di Kementerian Agama RI, untuk tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan keagamaan.
Program Studi Perbandingan Mazhab yang ditawarkan STIBA Makassar sangat relevan dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan, seperti S-1 keagamaan, sehingga memberikan peluang besar bagi para alumni.
Selain itu, pengalaman berorganisasi yang dimiliki oleh para alumni, terutama dalam kegiatan dakwah dan sosial, menjadi nilai tambah yang memperkuat posisi mereka dalam seleksi.
Dukungan dari pihak kampus juga berperan penting melalui berbagai program yang mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di masyarakat, hal ini memotivasi mereka untuk berkontribusi lebih besar melalui jalur ASN.
Inspirasi bagi yang Ingin Melanjutkan Studi di Perguruan Tinggi
Keberhasilan alumni STIBA Makassar ini dapat memberikan motivasi bagi para pelajar untuk mempertimbangkan STIBA Makassar sebagai pilihan melanjutkan studi setelah menyelesaikan studi di sekolah menengah atas.
Selain menjanjikan pendidikan yang berkualitas, STIBA Makassar juga membentuk karakter pemimpin yang siap berkontribusi bagi masyarakat.
(STIBA.ac.id) Papua Selatan — Sukirman, S.H., seorang alumni STIBA Makassar, melangkah ke jalan yang mungkin tidak banyak dipilih orang. Perjalanan dakwahnya ke Papua Selatan bukanlah kisah biasa, melainkan sebuah pengabdian penuh peluh dan keberkahan.
Awalnya ia ditugaskan ke Gresik, Jawa Timur, tetapi takdir Allah, membawa cerita ini ke arah yang berbeda. Kini, bersama istri dan anaknya yang masih kecil, Sukirman mengemban amanah besar di tanah Papua.
Awalnya, ia telah di-SK-kan untuk bertugas di Gresik. Dua bulan berlalu setelah pelepasan para dai, namun kabar tentang keberangkatan yang dinanti-nanti tak kunjung tiba.
“Kami sampai merasa sungkan,” kenangnya, “hampir setiap hari kami menghubungi Ketua DPW Jawa Timur untuk memastikan kesiapan tempat tugas.”
Tapi jawaban yang datang tetap sama: belum ada kepastian.
Waktu berjalan, dan kejenuhan mulai menyelimuti. Mengajar TK/TPA di kampung halaman memang tetap ladang pahala, tapi Sukirman ingin lebih. Melihat teman-teman seangkatannya sudah memulai pengabdian di masyarakat, rasa ingin berkhidmat di medan dakwah yang lebih luas tak bisa ia bendung. Ia mencoba menghubungi Ketua DPD Takalar, memohon agar ditempatkan di daerah asalnya saja. Tapi, lagi-lagi, jalan itu bukan untuknya. Takalar telah memiliki dai yang bertugas.
Di tengah kebimbangan, Allah membukakan jalan lain. Sebuah postingan di grup alumni STIBA Makassar menarik perhatiannya. Dibutuhkan seorang dai untuk bertugas di Papua Selatan. Tanpa berpikir lama, ia menghubungi kontak yang tertera dan mengajukan niatnya. Kesempatan ini adalah jawaban atas kebimbangannya.
Setelah berdiskusi dengan Ustaz Akino dan menunggu hasil musyawarah DPP Wahdah Islamiyah, ia diberikan tiga pilihan: Pangkep (Ponpes milik Ustaz Tamsil Linrung), sebuah daerah di luar Sulawesi yang namanya tak sempat ia ingat, atau Papua. Dengan keyakinan yang terpatri dalam hati, ia memilih Papua Selatan.
Hanya sepekan setelah keputusan itu, Sukirman berangkat. Bersama istri dan anaknya yang baru berusia satu tahun, ia meninggalkan kenyamanan untuk memulai perjalanan baru. Di tengah rindu akan kampung halaman, ia membawa harapan besar, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masyarakat yang kini menjadi ladang amalnya.
Kesan Pertama dan Tantangan di Papua Selatan
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Papua Selatan, Sukirman harus menghadapi realitas baru. Lingkungan yang berbeda dengan kampung halamannya di Takalar menuntutnya untuk beradaptasi, meski tak mudah.
“Ada sedikit perbedaan dengan daerah asal kami,” katanya singkat, seolah ingin menyimpan detailnya untuk dirinya sendiri.
Tapi di tengah semua itu, ada hal yang membuat perjalanan ini terasa lebih ringan: sambutan hangat. Para asatidz, pengurus, hingga santri binaan Wahdah Islamiyah Papua Selatan menerima kehadiran Sukirman dan keluarganya dengan tangan terbuka, menyelimuti mereka dengan rasa kekeluargaan yang tulus.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Ada rasa khawatir yang menyusup di hati, terutama terkait isu-isu konflik di Papua yang tak jarang terdengar. Sukirman mengakui, bukan hanya dirinya yang harus dikuatkan, tapi juga keluarganya.
“Kami terus berusaha melawan rasa khawatir tersebut dengan memperbanyak doa dan tawakal,” ungkapnya. Doa menjadi pegangan, dan tawakal menjadi kekuatan untuk tetap melangkah.
Diterima dengan Hangat oleh Komunitas
Dua pekan setelah kedatangannya, Sukirman diarahkan oleh Ketua DPW ke Masjid Al-Furqon, sebuah masjid binaan Wahdah Islamiyah. Di sana, ia bertugas sebagai imam rawatib sekaligus menjadi bagian dari kepengurusan masjid.
Sambutan hangat dari DKM Masjid Al-Furqon menjadi penguat semangatnya.
“Kami disambut dengan penuh kehangatan, bahkan diberi amanah tambahan sebagai naib khatib dan bendahara,” ujarnya dengan nada syukur.
Kehangatan itu menjadi motivasi tersendiri bagi Sukirman untuk terus berkhidmat. Tanggung jawab baru yang diembannya bukan beban, melainkan peluang untuk menanam amal lebih banyak di tanah yang kini ia sebut rumah kedua.
Program Dakwah yang Memberikan Dampak
Di tanah Papua, Sukirman menjalankan berbagai program dakwah yang membawa dampak nyata. Ia aktif dalam khotbah Jumat, menjadi imam rawatib, membina pondok, mengadakan program TahfizWeekend, mengajar di TK/TPA, hingga terlibat dalam tarbiah dan Dirosa. Selain itu, ia juga aktif dalam kepengurusan MUI distrik Merauke. Dari sekian banyak program, tarbiah dan Dirosah memiliki tempat tersendiri di hatinya.
“Program ini sangat berdampak,” ujarnya.
“Para binaan begitu antusias, bahkan khawatir jika kami pulang kampung nanti, tidak ada yang melanjutkan membina mereka.”
Ungkapan ini sekaligus menjadi pengingat tentang betapa pentingnya peran seorang dai di komunitas yang haus akan ilmu dan bimbingan.
Keputusan untuk Memperpanjang Masa Pengabdian
Masa pengabdian resminya sebenarnya telah usai. Namun, Sukirman memilih untuk tetap bertahan. Keputusan ini bukan tanpa alasan.
“Kami merasa keberadaan kami sangat dibutuhkan di sini,” tuturnya.
Meskipun isu-isu konflik kadang membayangi, tekad Sukirman tidak goyah. Ia terus berpegang pada doa dan keikhlasan, memohon kekuatan dan perlindungan dari Allah.
Di tanah Papua yang jauh dari kampung halaman, Sukirman menemukan arti dari pengabdian yang sesungguhnya—menjadi bagian dari perjuangan dakwah yang membawa manfaat bagi umat.
Momen Berkesan
“Alhamdulillah, banyak momen yang berkesan selama kami berdakwah di tanah Papua,” ujarnya dengan nada syukur yang tak bisa disembunyikan.
Salah satu momen paling berarti adalah ketika ia dipercaya menjadi bagian dari MUI di Merauke. Sebuah amanah yang menurutnya bukan sekadar tugas, tetapi juga kehormatan.
Selain itu, ada pula kebahagiaan yang terpancar saat ia dapat berbagi ke masyarakat asli Papua dalam program berbagi hewan kurban yang diinisiasi oleh DPW dan DPD.
“Melihat senyum mereka, merasakan hangatnya sambutan mereka—itu adalah kebahagiaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata,” katanya, menyiratkan betapa pengabdian ini adalah bagian dari perjalanan spiritualnya.
Namun, dari semua momen yang berkesan, hikmah terbesar justru datang dari interaksi dengan masyarakat Papua.
“Kami belajar tentang kerukunan dan toleransi yang luar biasa di sini,” ungkapnya dengan nada haru. Ia bercerita bahwa meskipun banyak isu negatif yang sering terdengar tentang Papua, realitas yang ia alami berbeda.
“Masyarakat asli Papua menunjukkan keramahan yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua seperti yang digambarkan dalam isu-isu yang beredar,” tambahnya.
Sukirman berharap harmoni itu akan terus terjaga, menjadi bukti nyata indahnya keberagaman dan toleransi di tanah Papua.
Harapan untuk Dakwah di Papua
Ketika ditanya tentang peran alumni STIBA lainnya dalam mendukung dakwah di Papua, Sukirman menyampaikan pandangannya.
“Papua, khususnya Papua Selatan, sangat membutuhkan dai,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa daerah ini mencakup empat kabupaten yang luas, dengan berbagai tantangan dalam merapikan kelembagaan Wahdah Islamiyah.
“Kami butuh personel yang berkompeten, perintis yang siap membangun program-program dakwah dan mencetak kader penerus di masa depan,” ujarnya dengan penuh harap.
Meski demikian, ia mengungkapkan sedikit keprihatinan.
“Sebagian ikhwan alumni atau dai enggan diutus ke Papua. Padahal, dakwah di sini adalah ladang amal yang besar,” ujarnya, mengingatkan.
Sukirman berharap agar STIBA Makassar atau DPP Wahdah Islamiyah dapat mengutus lebih banyak lagi dai ke tanah Papua, sehingga program-program dakwah dapat berjalan lebih efektif.
Inspirasi dari Bumi Papua
Dari pengalaman Sukirman, kita belajar bahwa dakwah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati.
Setiap langkah yang ia tempuh di Papua adalah cermin dari ketulusan seorang dai yang ingin membawa cahaya Islam ke pelosok negeri.
Dan di balik segala tantangan yang ada, ia telah menemukan pelajaran besar: tentang toleransi, kebersamaan, dan pentingnya peran seorang dai untuk membangun harapan di tanah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Sukirman mengakhiri dengan doa dan harapan.
“Semoga Allah selalu menjaga kita semua dalam dakwah ini, memberi kekuatan, dan meneguhkan langkah kita,” ujarnya.
Bagi Sukirman, Papua bukan sekadar tempat tugas, tetapi rumah kedua yang menyimpan banyak hikmah dan keindahan.
(STIBA.ac.id) Makassar – Ahad pagi, 12 Rajab 1446 H (12 Januari 2025), jadi momen seru bagi Departemen Ekonomi Dema STIBA Makassar. Mereka menghadiri Konsultasi Bisnis yang digelar Ikatan Pengusaha Wahdah Islamiyah (IPWI) sebagai langkah awal menyusun program kerja untuk periode kepengurusan 1446-1447 H/2024-2025 M.
Bertempat di Saunk Coffee & Resto (Jl. Topaz Raya No. 9, Masale, Kota Makassar), acara ini dipenuhi vibes positif dari para pengusaha berpengalaman, pebisnis pemula, hingga seluruh jajaran Departemen Ekonomi Dema STIBA Makassar. Dengan visi keren IPWI: “Satu Keluarga, Satu Pengusaha”, kegiatan ini menjadi wadah inspirasi bagi para peserta.
Belajar Bareng Mentor Bisnis
Acara ini makin seru dengan kehadiran dua mentor bisnis:
Ust. H. Aprianto Sebagai owner dari Swift Laundry, Saunk Coffee & Resto, dan sederet bisnis lainnya, ia berbagi tentang pentingnya mengevaluasi posisi bisnis di masyarakat. Plus, strategi jitu untuk bertahan dan tumbuh di tengah persaingan.
H. Khaidir Khaliq Sang pemilik Supermarket Laundry Makassar dan Saunk Coffee & Resto, membahas cara menetapkan target bisnis realistis di 2025. Ia juga mengupas strategi riset pasar dan audit kompetitor untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Semangat dan Optimisme Mengguncang Acara
Konsultasi ditutup dengan pesan penuh energi dari Ketua IPWI, Ustaz H. Aprianto, S.Pd.I. yang mengajak semua peserta terus semangat membangun bisnis berkah.
Foto bersama di akhir acara jadi momen spesial untuk mempererat hubungan antarpeserta dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
Semangat baru telah menyala. Departemen Ekonomi Dema STIBA Makassar siap melangkah dengan visi besar, menebar inspirasi, dan mendukung lahirnya pengusaha-pengusaha baru di masa depan.
(STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswi STIBA Makassar kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan dengan menjadi narasumber utama dalam kegiatan Tarbiyah Gabungan yang diadakan di SMAN 4 Bantimurung, Sabtu (11/01/2025).
Kegiatan yang bertujuan memperkuat pemahaman para siswi tentang pentingnya tarbiah dalam kehidupan ini, diikuti oleh 41 peserta dan berlangsung penuh semangat di aula sekolah.
Selain menyampaikan materi, mahasiswi STIBA Makassar juga memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan kampus STIBA Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis Islam.
Rangkaian Kegiatan
Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan guru SMAN 4 Bantimurung, yang menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif mahasiswi STIBA dalam kegiatan ini.
Sebagai narasumber, mereka menyampaikan materi-materi utama yang relevan, menyentuh aspek penting dalam kehidupan seorang Muslimah.
A. Annisa Fahda Husain membuka sesi dengan penekanan pada pentingnya memahami diri sebagai langkah awal untuk mengenal Allah.
Ia menjelaskan bahwa kesadaran ini adalah kunci untuk memperkuat tauhid dan membentuk orientasi hidup yang sejalan dengan syariat Islam.
Sesi berikutnya dibawakan oleh Satriani yang dengan lugas berbicara tentang cinta dalam perspektif Islam.
Ia menekankan bahwa cinta sejati harus dilandasi oleh iman dan syariat, dengan Allah sebagai prioritas utama.
Pesannya begitu kuat, mengingatkan para peserta bahwa setiap keputusan dalam cinta harus selaras dengan ketundukan kepada Allah dan menjauhkan diri dari hawa nafsu.
Mereka juga menegaskan pentingnya tarbiah sebagai pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslimah. Mereka menyampaikan bahwa tarbiah berperan penting dalam membantu seorang Muslimah mengenal Allah dan dirinya sendiri dengan benar, sekaligus menjadi panduan dalam setiap keputusan hidup agar tetap sesuai dengan syariat.
Lebih dari itu, tarbiah membentuk karakter yang kokoh, menjadikan seorang Muslimah berprinsip kuat dan mampu menjaga fitrahnya sebagai hamba Allah yang taat.
Tidak hanya menyampaikan materi, mahasiswi STIBA juga mengambil peran dalam sesi sosialisasi kampus.
Mereka memperkenalkan STIBA Makassar sebagai lembaga pendidikan yang fokus pada pembentukan generasi muslimah yang berilmu, berakhlak, dan tangguh.
Sosialisasi ini memberikan gambaran kepada para siswi tentang berbagai program studi, aktivitas kampus, dan dukungan yang diberikan untuk pengembangan diri mereka.
Antusiasme Peserta
Sebanyak 41 peserta hadir dengan penuh antusias. Selama sesi berlangsung, para peserta aktif bertanya dan memberikan tanggapan, menunjukkan ketertarikan mereka terhadap materi yang disampaikan.
Untuk menambah semangat peserta, panitia juga memberikan doorprize kepada siswi yang mampu menjawab pertanyaan dari pemateri.
Penutupan dan Harapan
Acara diakhiri dengan sosialisasi IPMI Maros serta penyerahan doorprize kepada peserta yang beruntung.
Harapan besar disampaikan oleh para narasumber agar tarbiyah ini tidak berhenti pada kegiatan semata, tetapi terus menjadi bagian dari proses pembelajaran diri setiap siswi.
“Tarbiah membimbing dalam mengenal Allah dan mengelola cinta dengan benar, agar hidup tetap terarah pada rida-Nya,” ujar salah satu narasumber menutup kegiatan.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan para siswi SMAN 4 Bantimurung semakin memahami pentingnya tarbiah dalam membentuk pribadi Muslimah yang tangguh dan berpegang teguh pada syariat.
(STIBA.ac.id) Makassar – Salah satu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, Azwar, S.E., M.Si., M.A.P., berhasil menerbitkan sebuah buku berjudul Membangun Ekosistem Industri Halal di Indonesia: Menelisik Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman serta Strategi yang Efektif.
Buku ini merupakan hasil dari Program Hibah/Bantuan Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agama Republik Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dengan Nomor 5395 Tahun 2024, tanggal 4 Oktober 2024, Azwar ditetapkan sebagai penerima bantuan dalam Klaster Penulisan dan Penerbitan Buku.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan memiliki ISBN 978-623-02-9765-6 dengan total 200 halaman ditambah xviii halaman pengantar, Kamis (09/01/2025).
Fokus Buku: Pengembangan Ekosistem Industri Halal
Buku ini menawarkan pembahasan mendalam tentang pengembangan ekosistem industri halal di Indonesia.
Dalam pengantarnya, Prof. Abdul Hamid Habbe, M.Si., Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, menekankan pentingnya integrasi antara subjek, objek, sistem, dan lingkungan dalam membangun ekosistem yang solid.
Menurutnya, buku ini membahas pengembangan ekosistem industri halal dengan mengacu pada pola interaksi yang terintegrasi antar empat komponen ekosistem tersebut.
Dalam membahas industri halal dan ekonomi syariah, penulis menempatkan Wakaf, UMKM, Perbankan Syariah, SDM, Pasar Modal Syariah, dan Ekonomi Digital, sebagai aspek lingkungan yang mendukung.
Buku ini berhasil menggambarkan peran keseluruhan elemen lingkungan dalam pengembangan segmen yang lagi berkembang dan mendapat dukungan dari pemerintah ini.
Melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), Azwar menyusun strategi yang komprehensif untuk mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang dalam pengembangan industri halal.
Pendekatan berbasis data dan kajian literatur yang kaya membuat buku ini relevan untuk berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, praktisi, hingga pembuat kebijakan.
Sebaran Buku dan Harapan
Sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat, buku ini akan didistribusikan di lingkungan akademik di Makassar, seperti STIBA Makassar, Universitas Hasanuddin (Unhas), UIN Alauddin, Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Penulis berharap karya ini dapat menjadi inspirasi dan panduan strategis bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam pengembangan industri halal di Indonesia.
“Program ini diharapkan tidak hanya mendukung literasi akademik tetapi juga memberikan dampak nyata dalam pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia,” ujar Azwar.
Dalam kata pengantarnya, Azwar menyampaikan rasa terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) dan pihak-ihak lainnya atas dukungan yang diberikan.
“Program ini memungkinkan saya untuk menyusun karya akademik yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi pengembangan literasi ekonomi syariah di Indonesia,” ungkapnya.
Melalui buku ini, ia berkomitmen untuk mendukung literasi keagamaan dan memberikan kontribusi positif dalam membangun ekosistem industri halal yang inklusif dan berdaya saing global.
Dengan terbitnya buku ini, STIBA Makassar semakin mengukuhkan perannya dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat, sejalan dengan visi institusi untuk menjadi pusat unggulan pendidikan Islam di Indonesia.