(STIBA.ac.id) Makassar – Ketua STIBA Makassar menyambut kunjungan Pembina Yayasan Universitas Megarezky Dr. H. Alimuddin, S.H., M.H., M.Kn. dan Dekan Fakultas Farmasi Dr. Jangga, S.Si., M.Kes. Apt. dikampus STIBA Makassar. Kehadiran dua pimpinan Unimerz tersebut sebagai narasumber kegiatan Workshop Penyusunan Renstra STIBA Makassar Tahun 2022–2027, Selasa (14/09/2021). Worskhop tersebut merupakan salah satu program kerja dari Pusat Penjaminan Mutu (P2M) STIBA Makassar.
Ada dua materi yang disampaikan oleh narasumber berbeda dalam lokakarya ini. Materi pertama yaitu Filosofi Perguruan Tinggi dan Pengembangannya disampaikan oleh Dr. H. Alimuddin, S.H., M.H., M.Kn. Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan bila STIBA ingin menjadi pusat studi Islam maka sebaiknya membuka prodi Islam terapan.
“Lima tahun ke depan kita mau jadi apa? Membuat pembeda dari kampus lain yang mungkin hanya dalam mata kuliah, tapi harus menjadi konsentrasi sebagaimana visi ingin menjadi pusat studi Islam dan bahasa Arab,” ujar pemilik Kampus Unimerz tersebut.
STIBA tidak perlu menjadi universitas umum, tetapi harus memiliki pembeda sehingga menjadi daya tarik lebih dari kampus semisal lainnya sperti UIN, UIM, UMI, dan sebagainya.
Ia berharap agar STIBA bisa menjadi alternatif lain dari Unida Gontor yang banyak diminati di Jawa, maka hadirnya STIBA menjadi alternatif di Sulawesi.
Terkait Program Kaderisasi Ulama (PKU) yang baru diluncurkan awal tahun ajaran ini, Dr. Alimuddin memberikan saran agar PKU menjadi profesi. Hal tersebut bisa direalisasikan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi profesi.
Penyusunan Rencana Strategis Perguruan Tinggi yang menjadi materi kedua dibawakan oleh Dr. Jangga, S.Si., M.Kes., Apt.
“Renstra yang baik adalah renstra yang berbasis SPMI yang mencakup kebijakan mutu, manual mutu, standar mutu, dan juga formulir mutu,” ujarnya di hadapan peserta lokakarya yang terdiri dari unsur-unsur pimpinan.
Ia juga mengatakan bahwa dalam tahapan penyusunan indikator kinerja, maka input harus berbasis impact (dampak). Maka sebuah kampus yang ingin mendapatkan nilai 4 maka saat pendafataran mahasiswa barunya ada 5 calon mahasiswa yang berebut mendapatkan satu kursi.
Menurutnya, renstra disusun juga untuk menjadi syarat akreditasi yang dinilai oleh tim asesor, maka misalnya dalam aspek eksternal maka format yang mencantumkan aspek penilaian, unggul (4), dan jenis dokumen sebagai bukti dari kegiatan berbasis PPEPP (penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan).
