(STIBA.ac.id) Makassar – Kepala Pusat Penjaminan Mutu STIBA Makassar, Ustaz Hendra Wijaya, Lc., M.H, menyampaikan khotbah di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar, Jumat (31/05/2024). Khotbah tersebut dimulai dengan ajakan untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat iman dan Islam, yang dianggap sebagai nikmat terbesar yang harus dijaga hingga akhir hayat. Ustaz Hendra menekankan pentingnya menjaga diri dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan sebagai cara untuk mempertahankan nikmat tersebut.
Dalam khotbahnya, Ustaz Hendra mengingatkan bahwa sejarah manusia, sejak zaman Nabi Adam hingga kini, menunjukkan bahwa dosa dan kemaksiatan adalah penyebab utama kehancuran dan azab yang diturunkan oleh Allah. Ia merujuk pada beberapa ayat Al-Quran yang menggambarkan berbagai bentuk azab yang menimpa umat terdahulu, seperti dihujani batu, suara mencekik, dibenamkan ke dalam bumi, dan ditenggelamkan di laut.
Contoh-contoh yang dikemukakan termasuk kaum Nabi Nuh yang keras kepala meskipun telah didakwahi selama 950 tahun, akhirnya ditenggelamkan oleh banjir besar. Juga, kaum Sodom yang dihancurkan karena penyimpangan seksual mereka yang menjijikkan. Ustaz Hendra menekankan bahwa semua kisah ini diabadikan dalam Al-Quran dan hadits untuk menjadi pengingat agar umat Islam tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Selain itu, Ustaz Hendra juga menyoroti maraknya kemaksiatan di zaman sekarang, terutama melalui media dan sosial media. Ia menyayangkan bahwa banyak orang kini tidak malu lagi memperlihatkan kemaksiatannya secara terang-terangan, bahkan bangga memamerkannya. Dalam hal ini, Ustaz Hendra mengingatkan hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa semua umatnya akan diampuni kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa, yaitu mereka yang dengan sengaja membagikan aib dan dosa mereka sendiri.
Ustaz Hendra menekankan bahwa meskipun manusia tidak mungkin lepas dari dosa, berbangga dengan dosa dan memfasilitasi kemaksiatan adalah hal yang berbeda. Diam terhadap kemaksiatan juga merupakan sebuah masalah yang perlu dihindari. Nasihat ini disampaikan dengan penuh penekanan mengingat bulan ini adalah bulan Zulkaidah, salah satu bulan haram dalam Islam di mana umat Islam dilarang keras menzalimi diri dengan kemaksiatan.
Ketua Yayasan Wakaf Indonesia Bersatu ini juga menjelaskan betapa bahayanya kemaksiatan yang dipertontonkan secara terang-terangan. Menurut Ustaz Hendra, tindakan ini bukan hanya berpeluang mendapatkan azab, tetapi juga sangat berpotensi mendatangkan hukuman dahsyat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengutip hadis dari Ibnu Majah yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Umar, Ustaz Hendra menyampaikan pesan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepada kaum Muhajirin. Rasulullah memperingatkan lima perkara yang jika dilakukan oleh suatu kaum, akan membawa bencana besar:
1. Penyebaran perbuatan keji, apabila perbuatan keji tersebar luas dan diumumkan, maka penyakit tha’un dan penyakit mematikan lainnya akan menimpa kaum tersebut, penyakit yang tidak pernah menimpa orang-orang sebelumnya.
2. Pengurangan timbangan, apabila suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan dalam jual beli, mereka akan mengalami kekeringan panjang dan kesewenang-wenangan dari penguasa.
3. Menahan zakat, jika suatu kaum menahan zakat, Allah akan menahan turunnya hujan. Jika bukan karena hewan ternak, maka hujan tidak akan turun.
4. Melanggar perjanjian, ketika suatu kaum melanggar perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, musuh-musuh mereka akan menguasai dan merampas hak milik mereka.
5. Tidak menjalankan hukum Allah, jika para pemimpin tidak menjalankan hukum Allah atau hanya memilah-milahnya, maka Allah akan menimpakan bencana di antara mereka.
Ustaz Hendra menegaskan bahwa kemaksiatan yang dibiarkan merajalela tanpa teguran dan peringatan akan mengundang azab dan hukuman Allah. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga telah memperingatkan bahwa akan terjadi banyak gempa bumi, tanah longsor, dan bencana lainnya di akhir zaman ketika pelacuran, alat musik, dan minuman keras merajalela.
Ustaz Hendra menyampaikan bahwa meskipun para ahli geologi dapat menjelaskan penyebab bencana dari sudut pandang ilmiah, semua itu tidak akan terjadi tanpa izin Allah, Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu, ia mengajak jemaah untuk bertobat kepada Allah dan memperbaiki kehidupan mereka untuk kebahagiaan di akhirat.
Pentingnya Amar Makruf Nahi Mungkar
Ustaz Hendra dalam khotbahnya juga menekankan bahwa sebagai muslim, kita memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebaikan dan mencegah kemungkaran, apapun bentuknya, baik yang kecil maupun besar, baik di sekitar kita maupun di belahan dunia lain seperti Palestina dan Gaza.
Ustaz Hendra mengingatkan bahwa kemungkaran yang dibiarkan akan berdampak buruk tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Beliau mencontohkan dengan fenomena klub malam yang dibuka di kota strategis seperti Makassar. Klub-klub malam tersebut, yang lebih tepat disebut sebagai sarang kemaksiatan, merupakan tempat yang dilaknat oleh Allah meskipun memberikan pendapatan daerah yang besar.
“Klub-klub malam semacam itu tidak perlu diperdebatkan lagi posisinya sebagai tempat kemaksiatan,” ujar Ustaz Hendra. Orang-orang yang mengunjungi tempat-tempat tersebut paham bahwa kehadiran mereka di sana tidaklah sama dengan berada di tempat umum seperti mal, gedung perkantoran, atau masjid.
Ustaz Hendra menyerukan kepada jemaah untuk menyatakan pengingkaran dan ketidaksetujuan terhadap tempat-tempat semacam itu. Bagi mereka yang memiliki jabatan dan kekuasaan, ia menekankan pentingnya menggunakan posisi tersebut untuk menentang kehadiran sarang kemaksiatan. Bagi mereka yang tidak memiliki wewenang, ia menganjurkan untuk setidaknya menyuarakan ketidaksetujuan melalui media yang ada.
“Tempat-tempat seperti inilah yang menghancurkan banyak rumah tangga kaum muslimin, menjadi alasan lahirnya banyak koruptor yang terpaksa korupsi untuk membayar kecanduan maksiatnya, dan merendahkan derajat serta martabat kaum wanita,” tegas Ustaz Hendra.
Mengakhiri khotbahnya, Ustaz Hendra mengajak seluruh jemaah untuk bergerak melakukan amar makruf nahi mungkar sesuai dengan kemampuan masing-masing, sebagai bentuk tanggung jawab di hadapan Allah.
Simak khotbah selengkapnya di Kanal Youtube STIBA TV:
