(STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar kembali mengadakan Liqa’ Maftuh (Pertemuan Terbuka) yang melibatkan mahasiswa penghuni asrama dengan para pembina keasramaan dan kepesantrenan. Acara ini dihadiri oleh Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan, Ustaz Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I., Kepala Bagian Kepesantrenan dan Keasramaan, Ustaz Sirajuddin Syarif, S.H., S.Pd., M.H., serta Ustaz Sirajuddin Qosim, Lc., M.H., selaku Kepala Bagian Pembinaan Karakter.
Dalam pembukaannya, Ustaz Sirajuddin Qosim menekankan pentingnya kehadiran di masjid sebagai bagian dari pembinaan karakter.
“Seringnya kita hadir di masjid adalah wujud dari pembentukan karakter seorang muslim sejati yang berani menampilkan identitasnya dengan bangga,” ungkapnya.
Menurutnya, karakter yang kuat dan akhlak mulia adalah pilar utama dalam syariat Islam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa yang paling dekat tempat duduknya dengan beliau di akhirat nanti adalah mereka yang paling baik akhlaknya, bukan yang paling tinggi ilmunya.
Ustaz Sirajuddin juga menekankan bahwa pembinaan karakter memiliki posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan Islam.
“Para ulama terdahulu selalu mendahulukan pembentukan akhlak sebelum memperdalam ilmu syar’i, karena tanpa akhlak yang baik, pencapaian ilmu akan sia-sia,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa seseorang yang tidak memiliki akhlak, meski berilmu, tidak akan mencapai kesuksesan dalam menuntut ilmu.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian dari Ustaz Muhammad Taufan Djafri yang membahas pentingnya Liqa’ Maftuh sebagai ruang untuk saling menguatkan antara mahasiswa.
“Liqa’ Maftuh bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi sebuah forum akhawiyah di mana mahasiswa dapat berbagi gagasan, usulan, dan saran demi perbaikan diri,” jelasnya.
Ustaz Taufan mengingatkan pentingnya introspeksi dan memperbaiki karakter sejak dini. “Jika masih ada di antara kita yang lemah atau mudah tergoda, di sinilah kita saling mengingatkan dan saling mendukung untuk menjadi generasi terbaik,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya persiapan mental dan spiritual selama satu semester ke depan.
“Mulailah perbaikan dari diri sendiri, kemudian perkuat karakter di kamar masing-masing. Pertemuan ini diharapkan menyatukan pemikiran dan kesiapan kita semua untuk satu semester ke depan,” harap Ustaz Taufan.
Setelah kedua penyampaian dari para pembina, sesi tanya jawab diadakan bersama Ustaz Sirajuddin Syarif dan para musyrif keasramaan. Ustaz Sirajuddin menggarisbawahi bahwa kehidupan di asrama adalah implementasi nyata dari tarbiah dan pembinaan karakter yang diterima oleh mahasiswa.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 20 September 2024 di Masjid Anas bin Malik, STIBA Makassar ini, dihadiri oleh seluruh mahasiswa.
Reporter: Muh. Abrar
