(STIBA.ac.id) Maros  – Setelah sebulan penuh di bulan Ramadan mengabdi di tengah masyarakat, mahasiswa dan mahasiswi KKN VIII STIBA Makassar resmi menutup seluruh rangkaian kegiatan besar mereka dengan menggelar Tablig Akbar Syawal, Ahad, 13 April 2025 lalu. Lokasinya di Masjid Jabal Aqsha, Desa Pucak, yang sore itu dipenuhi warga dari berbagai penjuru Kecamatan Tompobulu.

Bukan sekadar acara penutupan, Tablig Akbar ini jadi ajang silaturahmi dan penyegar iman setelah Ramadan. Temanya juga relevan: “Momentum Syawal Membangun Komitmen Istikamah dalam Menjaga Konsistensi Kebaikan.”

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Di antaranya Camat Tompobulu Bapak Hardiman Bakri, S.S.Tp., Kepala Desa Pucak Bapak Abdul Razak, perwakilan dari Kapolsek Tompobulu dan Babinsa, serta tentunya Ketua STIBA Makassar Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Narasumber utama dalam acara ini adalah Wakil Ketua I STIBA Makassar Ustaz Rachmat Badani, Lc., M.A.

Ketua Panitia, Akh M. Agus Suprianto, membuka acara dengan cerita yang cukup mengharukan. Ada yang istimewa dari penempatan di Tompobulu. Agus mengungkapkan bahwa penempatan mahasiswa STIBA di kecamatan ini adalah permintaan langsung dari Bupati Maros.

“Ini bukan sekadar penempatan biasa. Ini amanah sekaligus kehormatan. Maka kami datang bukan hanya dengan program, tapi juga dengan hati,” ucapnya.

Agus menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa KKN diterima dengan hangat oleh masyarakat. Bahkan, ada yang berharap masa KKN diperpanjang.

“Ada yang sampai berkata, ‘Coba tanggal 23 digeser sedikit, biar mereka bisa tinggal lebih lama.’ Ada juga yang sudah minta agar tahun depan STIBA kembali ditempatkan di sini,” ujarnya sambil tersenyum.

Menurutnya, respons itu jadi bukti bahwa mahasiswa STIBA bisa memberi kesan positif di tengah masyarakat.

“Kami merasa bersyukur dan bangga karena masyarakat tidak hanya menerima, tapi juga merindukan. Dan rasa rindu itu, Ibu Bapak sekalian, adalah hal yang mahal dalam pengabdian,” katanya.

Tak hanya Tablig Akbar, di hari yang sama juga dilaksanakan pengukuhan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Wahdah Islamiyah Tompobulu periode 2025–2030.

Pengukuhan dilakukan oleh perwakilan DPW Wahdah Islamiyah Sulsel, disaksikan oleh tokoh pemerintahan dan aparat setempat.

Dalam sambutannya, Camat Tompobulu menegaskan pentingnya menjaga komunikasi antara pengurus DPC yang baru dilantik dan pemerintah kecamatan. Ia berharap kerja sama ini tidak berhenti hanya di momen pelantikan.

Kepala Desa Pucak, Bapak Abdul Razak, memberikan apresiasi khusus untuk mahasiswa KKN STIBA Makassar.

Baginya, kehadiran mereka memberikan dampak nyata, mulai dari kegiatan Ramadan hingga Tablig Akbar yang bisa menyatukan seluruh desa dalam satu kegiatan bersama.

Sementara itu, Ketua STIBA Makassar mengungkapkan bahwa antusiasme seperti ini selalu mereka temui di daerah mana pun mahasiswa KKN ditempatkan.

Ia juga mengingatkan agar momentum Syawal dimanfaatkan untuk menjaga semangat penghambaan kepada Allah.

“Apa pun jabatan dan posisi kita, semua sama di hadapan Allah. Yang membedakan hanya seberapa istikamah kita menjalani peran sebagai hamba,” pesannya.

Pada sesi inti, Ustaz Rachmat Badani mengangkat dua kata kunci penting: Syawal dan istikamah. Menurutnya, Syawal bukan sekadar momen pasca-Ramadan, tapi juga pintu masuk untuk meneruskan kebiasaan baik yang sudah dibentuk sebelumnya.

Salah satunya adalah menikah, yang ternyata jadi amal saleh unggulan di bulan ini. Ia juga membagikan tip agar tetap istikamah: salat lima waktu tepat waktu, konsisten berbuat baik meski sedikit, memperkuat keyakinan dengan ilmu, dan hidup bersama Al-Qur’an.

Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh 264 peserta dari berbagai desa di Kecamatan Tompobulu, dan disiarkan live via YouTube yang ditonton hingga saat ini oleh 748 orang dari berbagai daerah.

Akhir kata, para mahasiswa KKN VIII berharap perpisahan ini bukan menjadi akhir, tapi awal dari hubungan yang terus terjaga. Karena sejatinya, pengabdian tidak selalu harus dalam bentuk program—kadang cukup dengan hadir dan peduli.

Loading