(STIBA.ac.id) Makassar – Ketua STIBA Makassar kembali menegaskan agar mahasiswa memiliki kesadaran tanpa perlu banyak arahan dan aturan. Hal itu disampaikannya dalam Kuliah Perdanan Semester Genap TA. 1442-1443 H/2021—2022 M, Senin (31/01/2022).
“Idealnya tidak perlu lagi banyak aturan. Kita hanya cukup memberikan kaidah-kaidah umum, arahan-arahan singkat. Tidak perlu didetailkan satu, dua, tiga hingga empat sampai akhir. Seperti ungkapan dalam bahasa Arab allabibu bilisyarati yafhamu. Harusnya Antum semua menjadi orang-orang Allabib (Ulul Albab) yang bil isyarati yafhamu, dengan isyarat saja sudah memahami apa yang kita maksud,” harapnya kepada para peserta acara yang berlangsung hybrid di Masjid Anas bin Malik dan melalui Kanal Youtube STIBA TV dan Zoom.
Kegiatan yang dihadiri Ratusan mahasiswa, dosen, dan pengelola ini dibuka oleh Ketua Senat STIBA Ustaz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. Dalam arahannya, ia menyampaikan pentingnya membentuk 5M yaitu musyarathah (membuat target capaian hidup), mujahadah (bersungguh-sungguh), muraqabah (pengontrolan), muhasabah (introspeksi), dan mu’atabah (kritik diri jika target tidak tercapai)
Kepala Program Kaderisasi Ulama (PKU) Ustaz Dr. Rustam Kolli menjadi narasumber dalam kuliah perdana kali ini. Tema yang diusung adalah أهمية اللغة العربية في طلب العلم الشرعي (Pentingnya bahasa Arab dalam menuntut ilmu syar’i).
Secara khusus bahasa Arab terbagi menjadi tiga, yaitu arabiyah baidah yaitu bahasa Arab yang sudah punah bersamaan dengan punahnya penuturnya seperti kaum Nabi Saleh, kaum ‘Aad, Ashhabul Aikah, Ashhaburras, Kaum Tubba’ dan Madyan. Mereka dihancurkan karena pengingkaran mereka terhadap rasul. Yang kedua adalah Arabul ‘Aaribah yang terletak di Semenanjung Yaman sampai ke Thaif. Dan yang ketiga adalah Al ‘Arab al Musta’ribah atau Arab Al-‘Adnaniyah yang pusatnya di Ummul Quro dan negeri-negeri yang berdekatan dengannya. Bahasa ini kemudian mengalami adaptasi lalu bergabung menjadi bahasa Arab.
“Sehingga bahasa Arab yang kita gunakan sekarang adalah bahasa Arab Hijaziyah karena peradabannya yang berpusat di Hijaz Makkah dan syu’ara berdatangan untuk meningkatkan kualitas bahasa mereka sehingga turunlah Al Qur’an dengan menggunakan bahasa Arab ini.
Setelah berakhirnya penyampaian dari narasumber kuliah perdana, acara dilanjutkan dengan uji hafalan Al-Qur’an dan matan-matan ilmiah mahasiswa Program Kaderisasi Ulama (PKU). Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Wakil Ketua I Bidang Akademik oleh Ustaz Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., Wakil Ketua II Bidang Umum oleh Ustaz Musriwan Muslimin, Lc., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan Ustaz Muh. Taufan Djafri, Lc., M.H.I., dan Wakil Ketua IV Bidang Kerja Sama Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I.,M.Pd.I.
Penulis: Muh. Akbar
