(STIBA.ac.id) Makassar – Pada Salat Jumat di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar (18/10/2024), Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menyampaikan khotbah tentang keteguhan dan optimisme dalam menghadapi ujian kehidupan, dengan merujuk pada peristiwa bersejarah Perang Uhud.
Ustaz Akhmad menyebut bahwa Perang Uhud sebagai salah satu ujian paling berat yang dialami oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat. Ustaz Akhmad menceritakan bagaimana Rasulullah mengalami luka, beberapa gigi beliau tanggal, dan sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada, termasuk di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Mus’ab bin Umair.
“Meskipun berita tersebar bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah gugur, peristiwa tersebut memberikan pelajaran penting tentang optimisme di tengah ujian,” ungkap Ustaz Akhmad. Ia kemudian membacakan ayat dari Surah Ali ‘Imran, ayat 139-140, yang mengingatkan umat Islam agar tidak merasa lemah dan tetap teguh dalam keimanan:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (١٣٩) إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (١٤٠)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada (mati syahid). Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” “ (QS. Ali ‘Imran: 139-140).
Ustaz Akhmad menjelaskan bahwa ayat-ayat tersebut turun sebagai penghibur bagi Rasulullah dan para sahabat, tetapi juga mengandung isyarat optimisme bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan memberikan kemenangan kepada orang-orang beriman.
Sebagai penutup, Ustaz Akhmad mengutip dialog yang terjadi dalam Perang Uhud ketika Abu Sufyan, yang saat itu masih dalam keadaan musyrik, berseru bahwa peperangan adalah siklus pergantian antara menang dan kalah. Namun, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menegaskan bahwa kaum muslimin memiliki pembeda yang sangat jelas: “Orang-orang yang gugur dari pihak kami akan dimasukkan Allah ke dalam surga, sedangkan orang-orang yang mati di antara kalian akan dimasukkan Allah ke dalam neraka.”
Dalam khotbahnya, Ustaz Akhmad juga mengingatkan jemaah bahwa ujian berat yang dialami oleh umat Islam di berbagai belahan dunia, terutama di Palestina, adalah bagian dari ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Saudara-saudara kita di Palestina sampai hari ini masih merasakan kesulitan yang sangat besar. Ribuan syuhada telah gugur, begitu banyak orang yang terluka, para wanita kehilangan orang tua, para istri kehilangan suami, para suami kehilangan istri, dan banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu,” ujar Ustaz Akhmad. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa kita harus tetap optimis bahwa Allah akan memenangkan agama-Nya, sebagaimana yang telah dijanjikan.
Ustaz Akhmad juga mengulas kembali peristiwa Perjanjian Hudaibiyah, di mana sebagian sahabat merasa isi perjanjian tersebut merugikan kaum muslimin. Salah satu klausul menyatakan bahwa kaum muslimin harus mengembalikan siapa pun dari Makkah yang datang ke Madinah setelah masuk Islam. Meskipun terasa tidak adil, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menegaskan bahwa ketaatan kepada Allah dan optimisme adalah kunci kemenangan.
“Saya adalah Rasulullah, dan saya tidak akan bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya, Allah pasti akan memenangkan saya,” tegas beliau kepada Umar bin Khattab.
Ustaz Akhmad mengajak jemaah untuk selalu konsisten dalam keimanan dan jangan pernah merasa lelah atau kalah dalam perjuangan. “Tapi apa kontribusi kita? Apa yang bisa kita lakukan?” tanyanya kepada jemaah. Ia menegaskan bahwa kemenangan hanya akan datang jika umat Islam berpegang teguh pada keimanan mereka.
Pada khotbah kedua, Ustaz Akhmad mengingatkan jemaah tentang keutamaan doa, terutama di hari yang mulia ini, di mana doa-doa kita akan diijabah oleh Allah. “Kita tidak memiliki kekuatan yang lebih dahsyat daripada kekuatan doa yang Allah berikan kepada kita,” katanya. Ia mengajak jemaah untuk memperbanyak doa bagi kebaikan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negeri.
Ustaz Akhmad juga menekankan pentingnya mendoakan saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza, yang terus menghadapi kesulitan besar.
“Doa-doa kita sangat berarti bagi mereka,” tegasnya. Beliau mengajak jemaah untuk bersama-sama memohon kepada Allah agar memberikan kekuatan, ketabahan, dan kemenangan kepada saudara-saudara kita yang tertindas.
Dengan khotbah yang penuh optimisme ini, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta menutup dengan doa, berharap agar Allah senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kaum muslimin di seluruh dunia, serta memberikan kemenangan bagi mereka yang berjuang demi agama-Nya.