(STIBA.ac.id) Makassar – Belajar akidah bukan sekadar membaca buku sendirian. Ada tradisi panjang dalam Islam yang dijaga para ulama: duduk di majelis, mendengar langsung penjelasan guru, dan menyambungkan ilmu dari sanad ke sanad.
Semangat inilah yang dihidupkan oleh Perhimpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (Ruwat IH) IAI STIBA Makassar melalui kegiatan Majelis Dirasah Kutub dan Mutun Ilmiah (Madinah).
Kegiatan Madinah digelar pada Sabtu (20/12/2025), sebagai program ilmiah yang dirancang untuk menghidupkan kembali tradisi kajian kitab dan talaqqi keilmuan, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat umum.
Pada penyelenggaraan perdananya, Madinah langsung mengangkat tema yang fundamental: akidah. Kitab yang dikaji adalah “Aqidah Asy-Syafi’i” karya Ustaz Dr. Maulana La Eda, yang membahas prinsip-prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berdasarkan manhaj Imam Asy-Syafi’i. Tema ini dipilih bukan tanpa alasan, di tengah derasnya arus pemikiran kontemporer, penguatan akidah yang lurus menjadi kebutuhan yang semakin mendesak.

Kegiatan ini diselenggarakan langsung oleh mahasiswa Ruwat IH dan menghadirkan Ustaz Dr. Maulana La Eda sebagai pemateri utama. Selain sebagai penulis kitab yang dikaji, beliau juga merupakan Ketua Program Studi Ilmu Hadis IAI STIBA Makassar, sehingga kajian berlangsung sangat hidup dan mendalam.
Madinah perdana ini berlangsung sejak pukul 08.00 Wita hingga menjelang Magrib, dengan jumlah peserta sekitar 200 orang, baik yang hadir secara langsung maupun yang mengikuti secara daring. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid:
- Offline di Masjid Anas bin Malik, Kampus IAI STIBA Makassar
- Online melalui platform Zoom Meeting
Format ini memungkinkan peserta dari berbagai daerah ikut serta, memperluas jangkauan manfaat majelis ilmu.
Sepanjang hari, peserta tampak antusias mengikuti kajian. Penjelasan pemateri disimak dengan penuh perhatian, mencerminkan semangat belajar yang serius namun tetap khidmat. Bukan sekadar mendengar materi, peserta diajak memahami akar pemikiran akidah secara runtut dan bertanggung jawab secara ilmiah.
Sebagai penutup, pemateri memberikan ijazah sanad kepada para peserta. Momen ini menjadi simbol penting dalam tradisi keilmuan Islam, sebuah pengikat keberkahan majelis sekaligus penegas kesinambungan ilmu dari guru kepada murid.
Melalui Madinah, mahasiswa Ruwat IH berharap dapat menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu syar’i, khususnya ilmu akidah dan hadis, sekaligus berkontribusi dalam menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang kokoh dan otentik.
Reporter: Musyarrif
