Penulis: admin

  • STIBA Mulai Pembangunan Empat Gedung Baru

    STIBA Mulai Pembangunan Empat Gedung Baru

    IMG-20170820-WA0009

    stiba.ac.id – Setelah peletakan batu pertama yang secara resmi dilakukan oleh Walikota Makassar Ir. Mohammad Ramdhan Pomanto didampingi Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. dan Sekjen DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Syaibani Mujio pada Sabtu (18/8/2017) berlangsung, proyek pembangunan empat unit gedung baru STIBA kini dimulai. Keempat gedung ini terdiri dari tiga unit bangunan di Kampus STIBA Putra yaitu rektorat, asrama, kelas, dan satu unit bangunan di Kampus STIBA Putri yaitu gedung kelas.

    Ketua STIBA Makassar dalam sambutannya pada seremoni peletakan batu pertama pembangunan mengungkapkan rasa syukurnya. Menurutnya pembangunan empat gedung ini menjadi salah satu solusi keterbatasan jumlah penerimaan mahasiswa dari tahun ke tahun di tengah terus meningkatnya animo masyarakat untuk mendaftarkan putra putri mereka di STIBA Makassar.

    Walikota Makassar turut mengapresiasi kemajuan STIBA ini, “Majunya STIBA bukan hanya menjadi keberkahan bagi kota Makassar, tapi kepada seluruh negeri ini,” ungkapnya.

    Proyek ini digadang-gadang akan menghabiskan waktu selama delapan hingga sepuluh bulan.

    WhatsApp Image 2017-09-07 at 10.05.29 WhatsApp Image 2017-09-07 at 10.04.50 WhatsApp Image 2017-09-07 at 10.04.32 WhatsApp Image 2017-09-07 at 10.00.07 WhatsApp Image 2017-09-06 at 14.26.29

  • Enam Belas Mahasiswa STIBA Diterima di Tiga Universitas Luar Negeri

    Enam Belas Mahasiswa STIBA Diterima di Tiga Universitas Luar Negeri

    mad

    stiba.ac.id – Ahad, 12 Dzulhijjah 1438 (3/9/2017) sejumlah mahasiswa STIBA Makassar yang telah dinyatakan lulus di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia mengadakan pertemuan khusus dengan Ketua STIBA Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. Dalam pertemuan itu, Ustadz Yusran memberikan arahan-arahan kepada para calon mahasiswa Madinah ini.

    Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa sembilan mahasiswa STIBA dinyatakan lulus di Universitas Islam Madinah. Kesembilan mahasiswa ini, Ahad kemarin telah bertolak menuju ibukota untuk menjalani tes kesehatan. Mereka adalah Abdullah Muhammad Yusran, Abdullah Azzam Bishri, Abdullah Muhammad Ali, Muhammad Ade Murphy, Muhammad Herianto Takko, Muhammad Restu, Muhammad Hammam Abdul Qayyim, Rahmatullah, dan Yoshi Putra Pratama.

    A. Wahyu

    Foto: A. Wahyu Gunawan berjaket merah

    Satu orang mahasiswa yang juga lulus di International Islamic University Islamabad Pakistan yaitu Andi Wahyu Gunawan, Ahad kemarin telah meninggalkan Makassar menuju Jakarta dan saat ini telah berada di Islamabad.

    Sementara enam orang mahasiswa juga dinyatakan lulus dan mendapat beasiswa di Universitas Internasional Afrika Sudan. Mereka adalah Dendi Rahmat Setiawan, Mar’ie Muhammad, Kifli Tanif, Rahmatullah, Nur Sandi Basri, dan Fadli. Saat ini keenamnya masih dalam tahap persiapan keberangkatan.

    Semoga Allah memudahkan urusan-urusan mereka hingga kelak kembali ke tanah air sebagai para dai dan memberi manfaat yang banyak bagi umat ini.

  • Universitas Sains Islam Malaysia Kunjungi STIBA Makassar

    Universitas Sains Islam Malaysia Kunjungi STIBA Makassar

    usim2

    STIBA Makassar menerima kunjungan sejumlah mahasiswa dan dosen Fakultas Pengajian Qur’an dan Sunnah Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) pada Kamis (31/8/2017), bertepatan dengan hari Arafah 9 Dzulhijjah 1438 H.

    Rombongan yang dipimpin Dr. Amiruddin Mohd. Sobali (Dosen Fakultas Pengajian Qur’an dan Sunnah USIM) ini disambut secara resmi oleh pimpinan STIBA Makassar di Aula Gedung Aisyah Kampus STIBA Putri.

    Dalam sambutannya terhadap rombongan USIM, Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. mengungkapkan rasa syukurnya atas kunjungan kehormatan ini. Apalagi diadakan bertepatan dengan hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan hari kemerdekaan Malaysia (31 Agustus).

    Momen bersejarah ini dimanfaatkan Ustadz Yusran untuk menjelaskan selayang pandang tentang STIBA Makassar. Menurutnya, walaupun dari segi fisik bangunan masih tampak sederhana, tapi kampus ini telah mengambil hati masyarakat Indonesia dan Indonesia Timur secara khusus.

    “Sejak awal didirikan, kita tidak mau jadi kampus yang mahasiswanya hanya belajar ilmu-ilmu Islam secara teori tanpa ada pengamalan, karena itu disiapkan asrama agar para mahasiswa bisa ditarbiyah di samping belajar di kelas. Karena itu, mahasiswa STIBA selain semangat belajar juga mengamalkan ilmu yang telah mereka pelajari baik dari sisi ibadah, akhlak, maupun semangat berdakwah insya Allah,” jelas Ustadz Yusran.

    Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ini menambahkan bahwa di samping sifat akhlak dan ibadah, juga ditekankan pembelajaran Alquran dan sunnah, karenanya ada kegiatan halaqah Alquran. Sebagian mahasiswa STIBA adalah hafizh. Bahkan tahun ini saja, STIBA menerima 56 mahasiswa baru penghafal Alquran 30 juz.

    “Di samping Alquran,” Ustadz Yusran menambahkan, “Juga pembelajaran tafsir dan ilmu-ilmu hadits. STIBA Makassar juga akan membuka prodi-prodi baru di antaranya adalah hadits. Ada pembelajaran shahih bukhari dan kitab-kitab hadits lainnya. Juga ditekankan pengamalan sunnah-sunnah yang sudah dipelajari.”

    Menurut Ustadz Yusran,  pembelajaran bahasa Arab diajarkan dengan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, kecuali matakuliah yang memang harus diajarkan dengan bahasa Indonesia. Mahasiswa sejak awal sudah diarahkan untuk bisa berbahasa Arab.  Bahkan ada sanksi bagi pelanggar aturan-aturan bahasa.

    Di akhir sambutannya, Ketua STIBA menegaskan bahwa meski berbeda suku bangsa tapi tetap perlu untuk saling kenal-mengenal. “Yang terbaik bukan karena ia Malaysia atau Indonesia. Sehingga ukhuwah yang kita bangun tidak perlu terpengaruh oleh isu-isu politik antara kedua negara,” ujarnya menutup sambutan.

    Turut memberikan sambutan adalah Pembantu Ketua I Bidang Akademik, Ustadz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. yang memaparkan tentang proses pembelajaran di STIBA Makassar. Sementara Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Ustadz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. menjelaskan proses pembinaan mahasiswa. Menurut Ustadz Taufan, tugas Bidang Kemahasiswaan adalah mengisi karakter dan jiwa para mahasiswa dengan tarbiyah. Karena menurutnya, tugas dosen bukan hanya sebagai pengajar di kelas tapi juga mengisi jiwa dan membina mahasiswa.

    Di akhiri sesi penyambutan, pimpinan rombongan USIM Dr. Amiruddin Mohd. Sobali  mengungkapkan bahwa sebagai sesama muslim semuanya sama di sisi Allah, yang membedakan hanyalah ketakwaannya.

    “Alhamdulillah, USIM adalah kampus ke dua di Malaysia yang  berkunjung ke STIBA ini setelah MEDIU,” ujarnya. Ia menyebutkan bahwa manhaj dakwah ma’had ini adalah manhaj yang salim, ahlussunnah waljamaah. Karenanya ia berinisiatif mengajak mahasiswanya ke kampus ini. “Maka ziarah ini selain sebagai silaturrahim juga untuk tazkiyatun nafs, agar para pelajar USIM bisa ambil pelajaran,” jelasnya.

    Pada kesempatan tersebut, Dr. Amiruddin menceritakan selayang pandang USIM dan dari mana ia mengenal STIBA Makassar. Menurutnya, ia banyak mengenal STIBA Makassar dari laman resmi STIBA http://stiba.ac.id.

     

    usim1

    DCIM100MEDIADJI_0010.JPG

  • STIBA Kurban 24 Ekor Sapi

    STIBA Kurban 24 Ekor Sapi

    kur

    stiba.ac.id – Hari Raya Idul Adha atau juga dikenal dengan hari raya Kurban menjadi salah satu momen berbagi di STIBA Makassar. Sesuai tagline yang diusung panitia kurban, “Berkurban Bersama Penuntut Ilmu”, daging kurban didistribusikan kepada 1.300 mahasiswa STIBA, baik yang tinggal di asrama maupun yang di luar kampus.

    Tak hanya kepada para mahasiswa, sebagian daging kurban juga didistribusikan kepada para tetangga kampus khususnya yang kurang mampu.

    Menurut keterangan Ustadz Imran Yunus, Lc. selaku ketua panitia Kurban 1438 H, jumlah hewan kurban sapi sebanyak 24 ekor dan 39 ekor kambing.

    Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. mewakili panitia Kurban mengaturkan permohonan maaf yang tulus kepada para mudhahhi jika terdapat kekurangan dari panitia dalam pengelolaan kurban tahun ini.

     

    kur1 kur2

  • Ketua STIBA Khatib Idul Adha di Lapangan Unhas

    Ketua STIBA Khatib Idul Adha di Lapangan Unhas

    kho

    stiba.ac.id – Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. pada lebaran Idul Adha kali ini didaulat sebagai khotib di Lapangan Universitas Hasanuddin Makassar. Unhas adalah perguruan tinggi negeri terbesar di Indonesia Timur dengan puluhan ribu mahasiswanya.

     

    kho2

    Sejumlah dosen STIBA Makassar juga menjadi khotib di beberapa tempat. Salah satu di antaranya adalah Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I. yang menjadi khotib di salah satu ikon di Kota Makassar, Lapangan Karebosi.

  • Ratusan Jamaah Hadiri Buka Puasa Arafah di Masjid Anas bin Malik

    Ratusan Jamaah Hadiri Buka Puasa Arafah di Masjid Anas bin Malik

    ara

    stiba.ac.id – Buka puasa 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah kembali digelar di Masjid Anas bin Malik. Buka puasa bersama ini dihadiri para mahasiswa, dosen, dan pengelola. Hadir pula masyarakat umum sekitar kampus atau yang datang khusus untuk menyimak taklim jelang berbuka yang dibawakan oleh ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A.

    “Kami mewakili segenap sivitas akademika STIBA Makassar mengucapkan syukran wajazakumullah khairan kepada seluruh donatur yang telah membantu pengadaan konsumsi buka puasa hari ini,” ujar Ustadz Yusran usai shalat Magrib di hadapan para jamaah.

    Ketua STIBA ini kemudian mengajak seribuan jamaah yang hadir untuk makan malam bersama.

    STIBA Makassar secara rutin mengadakan buka bersama di Masjid Anas bin Malik sebulan penuh di bulan Ramadhan, puasa Arafah (9 Dzulhijjah), puasa Asyura (10 Muharram), dan puasa Senin-Kamis setiap pekan untuk para mahasiswa.

    ara2

  • Kanit Binmas dan Babinsa Bekali Sekuriti STIBA

    Kanit Binmas dan Babinsa Bekali Sekuriti STIBA

    sat2

    Biro Kepegawaian STIBA Makassar mengadakan pelatihan sekuriti untuk kalangan STIBA. Pelatihan ini mengusung tema “Menjadi Energik dan Terdepan Menjaga Pemuda Shohwah”.

    Ustadz Askar Fatahuddin, S.Si. selaku Kepala Biro Kepegawaian mengemukakan bahwa kegiatan ini merupakan program semesteran dan bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan dan keterampilan para satpam STIBA Makassar. Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kepekaaan dan sensfitas satpam selama bertugas. “Sekuriti kita setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan lebih profesional dalam menangani kasus-kasus di lapangan,” tegasnya.

    Sementara Ustadz Tajuddin Dg. Tarru yang menjabat sebagai Kepala Biro Keamanan STIBA Makassar dalam laporannya menyebutkan bahwa pelatihan ini menghadirkan dua orang narasumber. Narasumber pertama adalah Kanit Binmas Polsek Manggala AKP Wahiduddin. Dalam materinya ia menyampaiakan beberapa poin, di antaranya:

    1. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sekuriti ketika dilakukan dengan profesional dalam lingkungan kerjanya maka 50% telah membantu tugas polisi.
    2. Sekuriti harus memahami fungsi dan tugasnya, terkhusus dalam penanganan kasus-kasus yang berhubungan dengan hukum pidana.
    3. Saat bertugas, satpam dibolehkan membawa kelengkapan-kelengkapan keamanan seperti sempritan, tongkat, sangkur, termasuk borgol sebagai alat untuk menjaga keamanan wilayah dan keamanan diri sendiri.
    4. Dibolehkan mengamankan pelaku dan barang bukti untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak berwajib.

    Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI yang tampil sebagai narasumber kedua turut menekankan karena beratnya tugas satpam maka penting pengadaan  kelengkapan alat keamanan, bahkan menganjurkan agar memiliki ilmu beladiri.  Dan sesegera mungkin dilaporkan kepihak polisi dalam setiap penanganan kasus yang berhubungan dengan tugas kepolisian.

    “Sedapat mungkin melakukan kerja sama dengan pihak keamanan setempat  (kantor polisi) terdekat agar setiap penanganan kasus bisa teratasi dengan cepat,” jelasnya.

    Dalam pelatihan ini juga pihak kepolisian  dan TNI memberikan pelatihan baris berbaris (PBB) dan dilanjutkan dengan pelatihan menerima tamu yang disosialisasikan langsung di lapangan.

    Kanit Binmas Manggala menyarankan agar tetap ada yang diikutkan dalam pelatihan sekuriti yang biasa dilakukan di Polda agar setiap satpam mampu bertugas dengan profesional dan mendapatkan sertifikat sekuruti.

    Dalam pelatihan ini juga turut hadir Bhabinkamtibmas Manggala Haji Rajamuddin yang siap memfasilitasi untuk mendaftarkan beberapa orang satpam STIBA untuk menjadi anggota Bankompol Merpati agar memudahkan komunikasi dengan pihak berwenang dalam setiap saat ketika dibutuhkan.

    sat3 sat1

  • Unik, Mapala STIBA Adakan Taklim Gunung dan Wakaf Alquran

    Unik, Mapala STIBA Adakan Taklim Gunung dan Wakaf Alquran

    taklim g

    stiba.ac.id – Mapala STIBA Makassar melaksanakan kegiatan Taklim Gunung di Lembah Ramma–Gunung Bawakaraeng, Malino–Gowa, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa-Kamis (01–03/8/2017) ini diikuti sekira 40 orang peserta.

    Pembukaan acara ini dilakukan di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar dan dibuka langsung oleh Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. setelah shalat Subuh.

    Para peserta dan panitia bertolak meninggalkan kampus pukul 09.15 Wita dan tiba di Lembah Ramma pada pukul 17.30 Wita.

    Rangkaian acara mulai dari shalat berjamaah, tilawah Alquran, taklim yang dibawakan oleh Ustadz Syandri, Lc., M.A., silatuhim dengan pendaki dari kampus-kampus lain berlangsung hingga keesokan harinya. Dan sebagai acara penutup adalah penyerahan wakaf Alquran yang berlangsung di Masjid Nurul Hasan Desa Lembanna.

    Wakaf Alquran ini merupakan buah kerja sama antara Mapala STIBA Makassar dengan LAZIS Wahdah. Sepatah kata mewakili STIBA Makassar disampaikan oleh Ustadz Tajuddin, S.Pd.I. selaku Pembina Mapala. Kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, pengurus Masjid Nurul Hassan, warga desa dan santri Rumah Tahfizh Darul Qur’an Bawakaraeng.

    taklim g2 taklim g1

  • Esensi Kepemimpinan Adalah Qudwah

    Esensi Kepemimpinan Adalah Qudwah

    r

    stiba.ac.id – Kuliah Perdana kembali digelar di Masjid Anas bin Malik pada Senin (7/8/2017). Acara ini menandai dimulainya Semester Ganjil sekaligus Tahun Ajaran baru. Acara  ini dihadiri oleh seluruh sivitas akademika STIBA Makassar.

     

    Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. sebagai narasumber dalam kuliah perdana kali ini menuturkan bahwa esensi kepemimpinan adalah qudwah (keteladanan).

    Berikut beberapa intisari kuliah Ustadz Rahmat:

     

    Sebagian ulama mengatakan bahwa makna firman Allah “Dan jadikanlah kami sebagai Imam bagi orang-orang yang beriman” adalah jadikanlah kami sebagai orang yang meneladani orang-orang yang shaleh sebelum kami dan menjadi teladan orang-orang yang shaleh setelah kami.

    Yang menjadi panutan dan teladan adalah konsistensi seseorang. Jadi siapa yang istiqomah maka dia adalah orang yang kuat dan patut jadi pemimpin.

    Yang paling kuat konsistensinya adalah para ulama. Sepanjang sejarah Islam yang memegang qiyadah atau kepemimpinan adalah kaum ulama.

    Lihatlah, rezim boleh berganti antara yang adil dan batil. Namun para ulama tetap konsisten menjadi penjaga kebenaran. Ketika kita membaca sejarah dari zaman salafus shalih hingga zaman kontemporer saat ini maka kita dapati bahwa qiyadah adalah untuk para penuntut ilmu dan ulama.

    Untuk itu kita patut bersyukur kepada Allah bahwa kita dipilih oleh Allah untuk meniti jalan para ulama. Sehingga tidak naif bila kita katakan bahwa kita adalah harapan ummat.

    Maka marilah kita mulai dengan mengikhlaskan niat. Sungguh ikhlas sangat sulit hingga Sufyan at Tsauri rahimahullah mengisahkan bahwa dia belajar untuk bisa ikhlas selama 40 tahun. Karena sungguh menuntut ilmu butuh kesabaran.

    Setelah ikhlas maka yang ke dua adalah selalu merasa diawasi oleh Allah. Seorang murid dari Sufyan at Tsauri pernah bertanya kepada gurunya ketika heran melihat gurunya yang selalu membawa kertas kecil yang selalu dilihatnya. Dan ketika melihat kertas tersebut dia merasa takut. Ketika gurunya Sufyan at Tsauri memperlihatkan kertas tersebut, ternyata tulisannya adalah “Wahai Sufyan sesungguhnya Allah melihatmu.”

    Setelah merasa takut kepada Allah maka yang perlu dihadirkan adalah kesungguhan. Karena ilmu tak akan kita dapatkan bila hanya bermalas -malasan.

    Kemudian yang juga perlu untuk diperhatikan adalah menjaga adab. Sungguh banyak ulama yang menuliskan kitab yang membahas tentang adab. Bahkan banyak di antara mereka yang menulis pembahasan tentang adab penuntut ilmu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hal ini.

    Lalu yang terakhir adalah memiliki visi yang jauh ke depan. Seorang penuntut ilmu harus memiliki visi untuk menjadi pemimpin. Ketika kita belajar hanya untuk mencerdaskan diri saja maka hal ini tidak akan memberikan pengaruh yang banyak di tengah ummat. Namun bila kita menuntut ilmu agar kita bisa menjadi pemimpin di tengah ummat, maka ini akan membawa perubahan dan perbaikan bagi ummat. (M. Idul Fitran, Foto: Munadil Haq).

    r1

  • Ustadz Yusran: Menjadi Bagian dari STIBA adalah Karunia Allah

    Ustadz Yusran: Menjadi Bagian dari STIBA adalah Karunia Allah

    yu1

    stiba.ac.id – Memulai semester sekaligus tahun ajaran baru, STIBA Makassar kembali mengadakan kuliah perdana. Acara yang berlangsung pada Senin (7/8/2017) di Masjid Anas bin Malik ini dihadiri oleh seluruh sivitas akademika STIBA Makassar.

    Dalam sambutannya ketika membuka Kuliah Perdana ini, Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan rutinitas yang menjadi pembuka kegiatan-kegiatan akademik di semester baru. Harapannya, para dosen dan mahasiswa mampu meningkatkan kualitasnya di semester ini.

    “Kita hadir di STIBA baik sebagai dosen, pengelola ataupun mahasiswa merupakan karunia  dari Allah Azza Wa Jalla. Ia telah memilih kita di antara hamba-hamba-Nya untuk berada di jalan thalabul ilmi dan dakwah, hal ini mengharuskan agar kita selalu memperbaharui dan memperbanyak rasa syukur kepada Allah agar nikmat ini tidak dicabut-Nya.”

    Ustadz Yusran melanjutakan, “Jangan ada di antara kita yang beranggapan bahwa keberadaannya di tempat ini karena STIBA menuntutnya atau membutuhkannya, namun hendaklah ia menanamkan dalam dirinya bahwa keberadaannya di atas jalan dakwah dan perjuangan ini hanyalah karena karunia pilihan Allah kepadanya.”

    Sementara Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. sebagai pemateri dalam kuliah perdana kali ini menuturkan bahwa esensi kepemimpinan adalah qudwah (keteladanan).

    “Sebagian ulama tafsir menafsirkan Firman Allah ‘menjadi pemimpin bagi orang-orang bertakwa’ ialah meneladani orang-orang saleh sebelum kami dan diteladani orang-orang saleh setelah kami”, terangnya.

    Beliau juga menuturkan 5 nasihat penting bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru. Yang pertama yaitu mengikhlaskan niat, bahkan dia menuturkan bahwa seorang ulama hadits bertutur akan dirinya yang membutuhkan 40 tahun untuk mengikhlaskan niat.

    Yang kedua dan ketiga, selalu merasa diawasi oleh Allah (muraqabatullah) dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena ini bukan hanya amanah orang tua dan diri sendiri, bahkan amanah umat ini.

    Keempat ialah menjaga adab dalam menuntut ilmu, baik adab kepada dosen maupun sesama mahasiswa, dan yang kelima ialah memiliki visi jauh ke depan. Dia menegaskan bahwa seorang ulama akan mampu menjadi pemimpin umat kalau dia bercita-cita menjadi pemimpin. (Ihsan Dahri, Foto: Munadil Haq).

    yu2