(STIBA.ac.id) Makassar – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STIBA Makassar tidak hanya sibuk mengurus program, tapi juga menjaga kebersamaan. Salah satu buktinya, mereka menggelar buka puasa bersama pada Selasa (11 Maret 2025) yang dihadiri oleh seluruh pengurus, mulai dari pengurus inti sampai pengurus harian dari setiap departemen.
Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Nurdiansyah, Ketua Departemen Dakwah. Setelah itu, Ketua Umum Dema, Irwansyah Syam memberikan tausiah dan evaluasi.
Ia menegaskan kalau Dema harus tetap solid menghadapi tantangan ke depan, termasuk transisi STIBA dari sekolah tinggi ke institusi.
“Jabatan itu bukan pembeda, cuma fungsi dalam organisasi. Dema dibangun atas asas kebersamaan. Tanpa Antum, sepi rasanya Dema,” ujarnya.
Setelah sesi tausiah, acara lanjut ke sharing session, di mana para pengurus bisa tukar pendapat dan evaluasi kepengurusan yang sudah berjalan.
Momen ini jadi ajang untuk refleksi, diskusi, dan tentunya, mempererat ukhuwah antaranggota.
Dan akhirnya, momen yang ditunggu-tunggu: buka puasa. Hidangan sudah siap, semua menyantap dengan penuh kebersamaan, lalu ditutup dengan salat Magrib berjemaah.
Semoga setelah acara ini, Dema STIBA Makassar makin kompak, makin semangat, dan siap menghadapi tantangan ke depan.
(STIBA.ac.id) Makassar – Panitia Amaliah Ramadan STIBA Makassar sukses menggelar Bazar Ramadan Perdana pada Senin-Selasa, 10-11 Maret 2025, di halaman depan Masjid Anas bin Malik. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 16.00 hingga menjelang berbuka ini disambut antusias oleh mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar.
Bazar ini bertujuan untuk mendorong semangat ekonomi kreatif, memudahkan masyarakat mendapatkan kebutuhan Ramadan dengan harga terjangkau, serta mempererat silaturahmi antar civitas academica dan masyarakat umum. Selain itu, bazar ini juga menjadi wadah berbagi dengan sesama melalui donasi dan pembagian takjil.
Ketua Pelaksana, Diki Pahudi, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dengan konsep yang lebih maksimal.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Muallim, mengapresiasi harga makanan dan minuman yang ramah kantong serta variasi produk yang ditawarkan.
Bazar ini diisi dengan berbagai stand yang menjual makanan, minuman, pakaian, serta perlengkapan Ramadan. Panitia berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berjualan, tetapi juga mempererat ukhuwah dan menambah keberkahan di bulan suci.
(STIBA.ac.id) Maros – Ramadan bukan cuma soal ngabuburit dan berburu takjil. Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar punya cara lain untuk membuat bulan ini lebih bermakna: Tilawah Harian Ramadan (THR).
Bukan THR yang ditunggu-tunggu saat Lebaran, tapi program tilawah yang membuat interaksi warga dengan Al-Qur’an makin erat.
Setiap hari, ibu-ibu dan remaja di Desa Purnakarya berkumpul di masjid-masjid setempat, ikut halakah tilawah setelah tarawih atau Subuh. Konsepnya simpel: tilawah bersama, saling menyimak, dan dapat bimbingan dari mahasiswa KKN.
“Kami sangat senang karena bisa tilawah bersama, saling menyimak, dan mendapatkan bimbingan dari anak-anak KKN,” kata salah satu peserta, Selasa (11/03/2025).
Buat mahasiswa KKN, ini lebih dari sekadar program harian. Mereka ingin Ramadan kali ini meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya lewat ibadah pribadi, tapi juga dengan mengajak masyarakat untuk ikut bersama memperbaiki bacaan Qur’an.
“Kami ingin Ramadan ini bukan sekadar berlalu begitu saja, tetapi juga menjadi momentum meningkatkan kedekatan dengan Al-Qur’an. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut bahkan setelah kami selesai KKN,” kata salah satu mahasiswi.
Dengan THR ala KKN VIII STIBA Makassar, Ramadan di Purnakarya jadi lebih dari sekadar puasa dan buka bersama. Ada momen berbagi ilmu, ibadah yang lebih khusyuk, dan semoga kebiasaan baik ini tidak berhenti di sini.
(STIBA.ac.id) Maros – Ramadan selalu punya vibe tersendiri. Bulan penuh berkah, penuh amalan, dan tentunya … penuh makanan enak pas buka puasa. Nah, di tengah suasana syahdu ini, pemerintah Desa Sudirman berkolaborasi dengan Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar mengadakan aksi bagi-bagi takjil bertajuk “Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadan”.
Hujan deras mengguyur Maros saat pembagian takjil berlangsung. Bukannya kocar-kacir cari tempat berteduh, tim KKN dan aparat desa malah makin semangat. Basah kuyup? Tidak masalah! Yang penting takjil sampai ke tangan masyarakat yang sedang siap-siap berbuka.
Lokasi pembagian takjil di Kantor Kepala Desa Sudirman, Jl. Poros Kariango, Bontoa, Kec. Tanralili, Maros.
Reaksi warga menyambut positif. Salah satu warga, Ibu Lia, bahkan langsung memberi testimoni serta saran buat mahasiswa KKN selanjutnya.
“Alhamdulillah… ini kegiatan luar biasa! Patut diacungi jempol. Semoga mahasiswa KKN STIBA berikutnya bisa bikin acara yang lebih keren lagi,” ujarnya dengan wajah sumringah, Ahad (9/3/2025).
Bagi mahasiswa KKN STIBA Makassar, Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga soal berbagi dan peduli.
(STIBA.ac.id) Makassar – Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadan, Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar kembali menggelar program berbagi takjil bagi mahasiswa yang menetap di asrama.
Seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa setiap tahunnya, kebutuhan akan takjil dan iftar juga mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu, Panitia Amaliah Ramadan STIBA Makassar mengajak masyarakat luas untuk turut berkontribusi dalam program ini guna memastikan tersedianya santapan berbuka puasa bagi para mahasiswa.
Wakil Ketua Panitia Amaliah Ramadan, Muzzammil, S.H., menjelaskan bahwa panitia telah menetapkan sejumlah langkah strategis dalam menyediakan takjil, di antaranya:
Menghubungi donatur sebelumnya. Panitia mengajak kembali para donatur yang telah berpartisipasi pada tahun-tahun sebelumnya untuk melanjutkan kontribusi mereka dalam menyediakan iftar bagi mahasiswa.
Penyebaran pamflet dan proposal. Panitia secara aktif menyebarkan pamflet serta proposal kepada berbagai institusi dan perusahaan yang berpotensi menjadi mitra dalam program ini.
Partisipasi internal, dosen, staf, dan tenaga kependidikan juga dilibatkan dalam penyediaan takjil melalui jadwal yang telah ditentukan.
Meskipun telah ada sistem internal, kebutuhan akan takjil tetap menjadi tantangan tersendiri. Dengan jumlah mahasiswa yang tinggal di asrama mencapai 1.230 orang, terdiri dari 453 mahasiswa dan 777 mahasiswi, persediaan takjil yang tersedia masih belum mencukupi.
Oleh karena itu, panitia juga harus memesan tambahan dari Dapur STIBA Makassar untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
Namun, upaya ini masih memerlukan dukungan lebih luas agar seluruh mahasiswa dapat berbuka puasa dengan layak setiap harinya.
Muzzammil menjelaskan bahwa masyarakat umum dapat berkontribusi dalam program ini melalui beberapa cara, di antaranya:
Mengirimkan takjil atau iftar secara langsung. Donatur dapat mengantarkan makanan langsung ke lokasi Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar.
Donasi melalui rekening atau amplop donasi. Panitia menyediakan rekening khusus bagi donatur yang ingin memberikan kontribusi dalam bentuk dana.
Bank BSI, nomor rekening: 717171 3034 (an. Buka Puasa dan Sahur STIBA), konfirmasi transfer di 085299959453.
Kerja sama dengan perusahaan dan lembaga. Panitia juga menyebarkan proposal kerja sama kepada pihak-pihak yang berpotensi menjadi mitra dalam program ini.
Partisipasi dalam program ini memiliki dampak yang signifikan, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung.
Bantuan berupa takjil dan iftar yang diberikan oleh para donatur dapat meringankan beban mereka selama menuntut ilmu di STIBA Makassar.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh donatur atas dukungan yang telah diberikan. Kami berharap silaturahmi ini dapat terus terjalin dan memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi seluruh komunitas STIBA Makassar,” ujar Muzzammil.
Sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadan merupakan kesempatan bagi setiap individu untuk berbagi dan meningkatkan amal ibadah.
Oleh karena itu, Panitia Amaliah Ramadan STIBA Makassar mengundang seluruh masyarakat untuk berkontribusi dalam program ini. Informasi lebih lanjut mengenai cara berdonasi dapat diperoleh dengan menghubungi panitia secara langsung.
(STIBA.ac.id) Makassar – Ada yang berbeda di Panti Asuhan Nurul Ummi sore itu, Sabtu (08/03/2025). Suasana yang biasanya tenang mendadak penuh semangat. Anak-anak panti duduk rapi, sebagian menghafal surah pendek, yang lain serius mengikuti sesi tahsin.
Mereka bukan hanya mengisi waktu, tapi benar-benar menikmati momen bersama kakak-kakak dari Departemen Tahsinul Qiraah UKM Raudhatul Huffaz STIBA Makassar, yang datang dalam rangka acara CANDU (Cahaya Ramadan untuk Umat).
Program ini bukan cuma soal bagi-bagi makanan buka puasa, tapi juga tentang berbagi ilmu, berbagi kebersamaan, dan berbagi kepedulian.
Mulai dari Pojok Tahsin (16:00 – 16:30), Hafalan Surah Pendek (16:30 – 17:00), Ngaji Bareng (17:00 – 17:30), sampai Tausiah (Nasihat Keislaman) (17:30 – 18:00). Semuanya dirancang agar anak-anak panti tak hanya kenyang secara fisik, tapi juga rohani.
Momen Haru dari Ketua Panti Ibu Hastuti Bustamin, Ketua Panti Asuhan Nurul Ummi, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. Dengan mata berkaca-kaca, ia berkata, “Kami seharusnya yang berterima kasih kepada adik adik dari STIBA Makassar. Tentunya dengan adanya adik-adik di panti asuhan ini bisa jadi harapan bagi kami untuk selalu semangat dalam membina anak anak kami di panti asuhan ini, karena ternyata masih banyak yang peduli dengan kami,” ucapnya.
Lebih dari Sekadar Kegiatan, Ini Soal Kesadaran Acara ini bukan hanya check-list program kerja UKM, tapi tentang kemanusiaan. Soal seberapa besar niat kita untuk selalu menyeru kepada kebaikan.
Di tengah dunia yang makin sibuk dengan urusan masing-masing, acara seperti ini mengingatkan kita jangan sampai hati kita jadi keras dan lupa berbagi.
Next? ARUS! Buat yang suka acara bermanfaat seperti ini, nantikan kegiatan mereka berikutnya. April nanti bakal ada ARUS (Al-Qur’an Rumah untuk Semua), program yang akan menyebarkan cahaya Al-Qur’an ke pelosok-pelosok pedalaman.
Ingin ikut berbagi kebaikan?
💰 Donasi via rekening: 📌 (451) 7219981923 a.n. Raudhatul Huffaz STIBA Makassar 📩 Konfirmasi donasi: WhatsApp Adib Wildan
Jangan sampai Ramadan ini berlalu begitu saja. Kalau bisa bantu, kenapa tidak?
(STIBA.ac.id) Maros — Media sosial di bulan Ramadan, lebih banyak manfaat atau malah bikin lalai? Itu yang jadi topik utama dalam Pesantren Kilat (Peskil) yang digelar di MTs dan MA JII Bantimurung, Desa Jenetaesa, pada 10 Maret 2025. Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar hadir bukan cuma buat sharing ilmu, tapi juga mengajak para siswa berdiskusi soal bagaimana medsos bisa jadi sarana kebaikan atau justru godaan.
Dalam sesi yang santai tapi berbobot, mahasiswa KKN membahas bagaimana media sosial bisa dimanfaatkan buat hal positif, mulai dari dakwah, berbagi inspirasi, sampai menambah ilmu agama.
Tapi di sisi lain, kalau tidak dikontrol, scrolling tanpa henti bisa membuat waktu terbuang percuma. Diskusi ini menjadikan para peserta makin sadar bahwa cara mereka memakai medsos selama Ramadan akan berpengaruh ke kualitas ibadah mereka.
Antusiasme siswa luar biasa. Mereka tidak cuma duduk diam mendengarkan, tapi juga aktif bertanya dan berbagi pengalaman soal penggunaan media sosial sehari-hari.
Kepala sekolah MA JII Bantimurung pun menyampaikan apresiasinya untuk mahasiswa KKN STIBA Makassar yang sudah berbagi wawasan penting ini.
Selain membahas tentang medsos, mahasiswa KKN juga sempat menyosialisasikan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) STIBA Makassar. Beberapa siswa dan guru terlihat antusias, bahkan ada yang langsung bertanya lebih lanjut tentang kampus ini.
Pesantren Kilat ini bukan cuma kegiatan tahunan, tapi diharapkan benar-benar bisa membentuk pola pikir siswa dalam memanfaatkan media sosial dengan lebih bijak. Karena di era digital, bukan lagi soal jauh atau dekatnya Ramadan dari gadget, tapi bagaimana kita menggunakannya dengan lebih bertanggung jawab.
(STIBA.ac.id) Maros – Tiga hari penuh cerita, ilmu, dan tawa akhirnya sampai di ujungnya. Pesantren Kilat yang diadakan oleh Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar di SDN 98 Inpres Kaluku, Maros, resmi ditutup.
Selama tiga hari, mulai 6 hingga 8 Maret 2025, adik-adik dari kelas 1 sampai 6 tidak hanya belajar agama, tapi juga menikmati momen seru bersama kakak-kakak mahasiswa. Dari cerita-cerita islami, kebiasaan ibadah, sampai games dan kegiatan interaktif, semuanya dikemas dengan fun.
Momen Penutupan
Penayangan video dokumentasi – yang menampilkan berbagai momen selama tiga hari kegiatan Pesantren Kilat berlangsung. Video ini menjadi refleksi sekaligus kenangan bagi para siswa dan mahasiswa KKN.
Surat haru dari adik-adik SD –Salah satu siswi menulis, “Selama ada KKN, aku senang sekali. Banyak hal dan kegiatan yang seru, separti bermain, belajar, bercerita bersama. Dan ada yang membuatku lebih senang lagi yaitu KKN-nya ramah dan menyenangkan. Tetapi sekarang aku mulai sedih karena tak lama lagi KKN sudah mau pulang lagi. Tak cuma aku yang sedih semua anak yang sudah akrab dengannya pun sedih.”
“Aku doakan semoga selamat, dan semoga kalian semua bisa ingat denganku dan aku juga akan mengingat kalian semua. TERIMA KASIH untuk semuanya. Kapan main lagi ke sekolah SDN Impres Kaluku 98.”
Penampilan dari siswa, penampilan ini menjadi bentuk apresiasi atas ilmu yang telah mereka pelajari selama Pesantren Kilat.
Buka puasa bersama sebagai momen kebersamaan antara mahasiswa KKN, para siswa, guru, dan pihak sekolah, yang menambah kehangatan acara penutupan.
Acara ini berjalan lancar, seru, dan penuh kehangatan. Para guru salut dengan dedikasi mahasiswa KKN, sementara anak-anak? Jelas, mereka udah berharap ada season 2 dari Pesantren Kilat ini.
Dan sekarang, yang tersisa adalah kenangan, pelajaran berharga, dan mungkin satu pertanyaan kecil di hati adik-adik SD: Kapan Pesantren Kilat lagi Kakak-kakak KKN?
(STIBA.ac.id) Makassar – Jam masih menunjukkan pukul 03.00 pagi. Kota Makassar belum sepenuhnya terbangun, tapi di beberapa sudut jalan, ada orang-orang yang tidak punya pilihan selain tetap terjaga, para pembersih jalan, bapak-bapak tukang becak yang melipat jaketnya jadi bantal, anak-anak kecil yang tidur beralaskan kardus.
Lalu datanglah sekelompok mahasiswa, bukan buat nongkrong atau hunting sahur murah, tapi dengan kantong-kantong makanan di tangan mereka.
UKM Kalam dan Hima KIP STIBA Makassar punya satu misi malam itu: berbagi sahur dengan mereka yang mungkin tidak punya pilihan menu, selain menunggu rezeki datang.
Alhasil, 60 paket makan sahur akhirnya berpindah tangan. Ada yang langsung menyantapnya dengan lahap, ada yang tersenyum lebar seolah ingin berkata, “Terima kasih, ini lebih dari sekadar nasi bungkus.”
“Bersyukur sekali kalau ada yang bagi-bagi begini. Terima kasih banyak, semoga dimudahkan urusan ta semua.” Itu bukan sekadar ucapan, tapi doa tulus dari seseorang yang hidupnya jauh dari kata nyaman.
Fajar Ahmad, Ketua Kalam, mengatakan bahwa ini bukan yang pertama dan insyaallah bukan yang terakhir.
“Minimal dua kali Ramadan ini, kita bakal turun lagi,” ujarnya.
Sementara Farid dari Hima KIP berharap, “Semoga ini jadi berkah, jadi ladang pahala buat kita semua.”
Malam itu, Makassar tetap dingin. Tapi ada sesuatu yang terasa lebih hangat—bukan dari teh manis atau sarung tebal, tapi dari kebaikan yang berpindah tangan.
Dan mungkin, itu sahur paling bermakna yang pernah ada bagi UKM Kalam dan Hima KIP STIBA Makassar.
(STIBA.ac.id) Maros – Masjid yang bersih bukan sekadar tempat ibadah yang nyaman, tetapi juga cerminan kepedulian umat terhadap rumah Allah.
Dengan semangat gotong royong, mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar bersama pengurus Masjid Jami’ An-Na’im, Kurusumange, Kec. Tanralili, menggelar aksi bersih-bersih untuk menciptakan lingkungan masjid yang lebih kondusif pada Jumat (7/3/2025).
Antusiasme mahasiswa dalam kegiatan ini begitu terasa. Mereka bekerja sama menyapu halaman, membersihkan tempat wudhu, hingga merapikan area sekitar masjid.
Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan, menyadari bahwa kebersihan masjid akan membawa kenyamanan bagi setiap jamaah yang datang beribadah.
Fathul Rahman, salah satu peserta KKN, mengungkapkan kebahagiaannya setelah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Masyaallah! Mumtaz! Kami sangat antusias bisa turut menjaga kebersihan rumah-Nya. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Akhmad Wahyu, pengurus masjid, menyampaikan rasa syukurnya atas kolaborasi ini.
“Alhamdulillah! Kehadiran mahasiswa KKN STIBA benar-benar membantu. Pekerjaan yang biasanya memakan waktu lama menjadi jauh lebih cepat dan ringan,” katanya melalui WhatsApp.
Aksi nyata ini menjadi bukti bahwa sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dapat membawa dampak positif.
Semangat kebersamaan dan kepedulian terus dihidupkan demi menciptakan lingkungan masjid yang bersih, nyaman, dan penuh berkah.
Reporter: Nur Imanullah Dokumentasi: Amal Syahputra, dkk.