Penulis: admin

  • Musyawarah Kerja, Momentum Menyusun Langkah Strategis Menuju Dema Eksis 2025

    Musyawarah Kerja, Momentum Menyusun Langkah Strategis Menuju Dema Eksis 2025

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STIBA Makassar baru saja menggelar Musyawarah Kerja (Musker) bertema “Sinergi Dakwah dan Eksekutif: Pilar Dema Eksis 2025” pada 6-7 Februari 2025 (7-8 Sya’ban 1446 H).

    Acara ini dihadiri oleh pengurus inti dan harian dari seluruh departemen yang siap menyusun strategi dan program kerja terbaik untuk satu periode ke depan. Musker ini menjadi ajang brainstorming, kolaborasi, dan pengambilan keputusan penting guna memastikan Dema semakin eksis, produktif, dan bermanfaat bagi mahasiswa, kampus, dan masyarakat luas.

    Arahan dari Pembina: Semangat Baru, Visi Baru!
    Hadir dalam acara ini, Ustaz Dr. Askar Patahuddin, S.Si., M.E., selaku Pembina Dema STIBA Makassar yang memberikan wejangan, ide, dan arahan strategis untuk membawa Dema ke level yang lebih tinggi.

    Dema Eksis 2025: Bukan Sekadar Tagline, Tapi Sebuah Misi!
    Ketua Umum Dema STIBA Makassar, Irwansyah Syam, dalam sambutannya menjelaskan bahwa “Dema Eksis 2025” bukan hanya slogan keren, tetapi sebuah harapan besar.

    Eksis di kalangan mahasiswa dengan menghadirkan program yang bermanfaat. Eksis di lembaga kemahasiswaan dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi. Eksis di tengah masyarakat dengan berbagai kontribusi nyata.

    Pemaparan Program Kerja: Saatnya Aksi!
    Setelah sambutan, setiap departemen memaparkan rencana program kerja (Ranproker) mereka. Sesi ini diwarnai dengan diskusi seru, kritik membangun, dan berbagai masukan kreatif agar program Dema benar-benar impactful.

    Bukan Sekadar Rapat, Tapi Juga Momen Menguatkan Ukhuwah!
    Lebih dari sekadar penyusunan program, Musker ini juga menjadi ajang mempererat kebersamaan dan semangat kerja tim. Dengan tekad yang lebih kuat, pengurus Dema siap menjalankan visi dan misi kepengurusan dengan energi penuh dan strategi jitu.

    💪 Bersama Dema Eksis 2025, Saatnya Bergerak dan Berkontribusi Lebih! 🚀

    Reporter: Agung Dwi Dharma

  • Kuliah Umum di STIBA Makassar, Prof. Arskal: Era Digital Butuh Ulama Berbasis Kitab Kuning

    Kuliah Umum di STIBA Makassar, Prof. Arskal: Era Digital Butuh Ulama Berbasis Kitab Kuning

    (STIBA.ac.id) Makassar – Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar kembali mendapat apresiasi atas perkembangannya yang pesat dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. Hal tersebut disampaikan dalam kuliah umum yang ia sampaikan di STIBA Makassar pada Senin (8/2/2025).

    Dalam sambutannya, Prof. Arskal mengungkapkan apresiasinya terhadap kemajuan STIBA Makassar, khususnya Prodi Perbandingan Mazhab yang hingga kini masih tercatat sebagai prodi PM dengan mahasiswa terbanyak di Indonesia.

    Meskipun baru mendapatkan izin resmi sejak tahun 2014, STIBA Makassar telah berhasil menarik ribuan mahasiswa, sebuah pencapaian yang luar biasa di antara ratusan perguruan tinggi Islam swasta di bawah Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.

    Rencana Penambahan Program Studi dan Institut

    Prof. Arskal juga menyoroti rencana STIBA Makassar untuk menambah program studi hingga enam jurusan. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk bertransformasi menjadi institut. Salah satu prodi yang akan dibuka adalah Program Magister (S-2) Perbandingan Mazhab dan merupakan yang pertama di Indonesia.

    Hal ini menurutnya menarik dan strategis, mengingat disiplin ilmu Perbandingan Mazhab mendorong pemikiran inklusif dan multikultural dengan kajian berbasis kitab kuning.

    “Saya sendiri adalah lulusan S-1 Perbandingan Mazhab, dan saya tahu betapa berat mata kuliahnya. Tetapi dengan adanya program ini, STIBA sejak awal telah menanamkan cara berpikir yang luas dan menghargai perbedaan,” ungkapnya.

    Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

    Dalam kuliah umum ini, Prof. Arskal juga mengingatkan para mahasiswa STIBA Makassar tentang peran strategis mereka dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, generasi Z yang saat ini menempuh pendidikan tinggi akan menjadi pemimpin di era keemasan Indonesia yang diproyeksikan masuk dalam tujuh besar ekonomi dunia.

    Namun, ia menegaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, generasi muda harus memiliki tiga pilar utama: potensi diri, karakter dan kepribadian yang kuat, serta keterampilan sosial yang baik.

    “Pintar saja tidak cukup. Banyak orang cerdas secara akademik tetapi tidak bisa berbagi ilmu atau memimpin orang lain menuju kemajuan. Oleh karena itu, keterampilan sosial dan kemampuan beradaptasi menjadi faktor kunci,” jelasnya.

    Menjaga Keberagaman dan Tantangan Era Digital

    Dalam kesempatan ini, Prof. Arskal juga mengingatkan pentingnya menjaga keberagaman di Indonesia yang memiliki lebih dari 300 suku bangsa dan 600 bahasa daerah. Menurutnya, toleransi dan persatuan harus terus diperkuat untuk menghindari konflik sosial yang pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

    Selain itu, ia menyoroti tantangan era digital yang membawa dampak besar terhadap cara masyarakat mengakses informasi, termasuk dalam bidang keagamaan. Dengan tingginya penetrasi internet di Indonesia, masyarakat harus lebih kritis dalam menyaring informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh berita hoaks.

    “Saat ini, kita hidup di era ‘post-truth’, di mana opini dan emosi lebih berpengaruh daripada fakta. Mahasiswa STIBA harus terbiasa melakukan verifikasi dan analisis terhadap setiap informasi yang diterima,” tambahnya.

    STIBA sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang Moderat

    Menutup kuliah umumnya, Prof. Arskal menegaskan bahwa STIBA Makassar memiliki peran besar dalam menjaga keilmuan Islam yang moderat dan berbasis ilmiah. Kehadiran program studi seperti Perbandingan Mazhab dan Hukum, Tafsir, serta Hadis menjadi bukti keseriusan STIBA dalam mengembangkan pemikiran keislaman yang inklusif dan akademik.

    Kuliah umum yang berlangsung di Aula STIBA Makassar ini dihadiri oleh pengurus DPP Wahdah Islamiyah, Ketua Senat, Ketua STIBA Makassar beserta jajarannya, serta ribuan mahasiswa dan mahasiswi STIBA yang antusias mengikuti acara secara hybrid hingga selesai.

    Sambutan Ketua STIBA Makassar

    Sebelum kuliah umum dimulai, Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menyampaikan sambutannya. Beliau menyambut baik kehadiran Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. yang dianggap sebagai tamu istimewa bagi STIBA Makassar.

    “Masyaallah, ahlan wa sahlan! Meskipun kunjungan ini sedikit mendadak, namun Alhamdulillah tidak mengurangi kebahagiaan dan kegembiraan kami. Bahkan, beberapa agenda internal kami geser sedikit demi menyambut kedatangan tamu istimewa kita hari ini,” ujarnya.

    Sebagai laporan kepada Prof. Arskal, Ketua STIBA Makassar menjelaskan bahwa STIBA Makassar meskipun masih tergolong muda dalam dunia pendidikan tinggi, telah berkiprah cukup panjang. Dari izin operasional pada tahun 2002 hingga berkembang dengan berbagai program studi, STIBA kini memiliki empat program studi aktif dengan tambahan tiga program studi baru yang diajukan.

    Beliau juga mengungkapkan harapannya agar STIBA Makassar dapat segera bertransformasi menjadi institut dan terus mendapatkan dukungan dari Kementerian Agama untuk semakin maju dan berkembang.

    “Sekali lagi, kami mengucapkan ahlan wa sahlan kepada Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. Semoga kehadiran beliau membawa keberkahan bagi STIBA Makassar dan menjadi motivasi bagi kita dalam menghadapi tantangan di masa depan,” tutupnya.

  • Jaga Sanad Ilmu, Prodi Ilmu Hadis STIBA Makassar Selenggarakan Kegiatan Qiraah Kitab al-Syamail al-Muhammadiyah

    Jaga Sanad Ilmu, Prodi Ilmu Hadis STIBA Makassar Selenggarakan Kegiatan Qiraah Kitab al-Syamail al-Muhammadiyah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ada yang istimewa di Masjid Anas bin Malik, STIBA Makassar, baru-baru ini (30/01 dan 06/02/2025). Puluhan mahasiswa dan dosen duduk khusyuk menyimak setiap untaian kata dari kitab al-Syamail al-Muhammadiyah karya Imam al-Tirmidzi rahimahullah. Program Qiraah Kutub al-Sunnah ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Hadis STIBA Makassar.

    Para peserta tak sekadar mendengar, tapi menyerap, memahami, dan menghidupkan kembali warisan ilmu yang telah mengalir sejak berabad-abad lalu.

    Syaikh Dr. Ibrahim Muhammad Nur Saif, seorang ulama hadis dari Kota Madinah Al-Munawwarah, hadir secara daring. Membimbing peserta dalam memahami keindahan fisik dan akhlak Rasulullah ﷺ.

    Bagi mereka yang hadir, ini bukan hanya sekadar kajian. Ini adalah jalan. Jalan yang menghubungkan mereka dengan sanad ilmu yang bersambung hingga Rasulullah ﷺ. Sebuah kehormatan, sebuah tanggung jawab.

    Dan sebagai bentuk pengakuan atas kesungguhan mereka, setiap peserta mendapatkan ijazah sanad pembacaan kitab ini. Sebuah bukti bahwa mereka kini menjadi bagian dari rantai keilmuan yang sahih.

    Bagi mahasiswa tingkat akhir, ini adalah bekal. Sebuah lentera yang akan menerangi jalan mereka ketika kelak menjadi penerus estafet ilmu Islam. Sebab ilmu bukan sekadar dihafal, tetapi dijaga. Bukan sekadar dipelajari, tetapi diamalkan.

    Di tengah zaman yang serba cepat ini, STIBA Makassar tetap teguh dalam misinya: menjaga, menyebarkan, dan menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang murni. Karena ilmu yang diwariskan dengan penuh kehati-hatian, akan tetap terjaga.

    Ketua Program Studi Ilmu Hadis, Ustaz Dr. Maulana La Eda, Lc., M.A., memberikan komentarnya atas terselenggaranya kegiatan ini.

    “Atas nama Prodi Ilmu Hadis, kami berterima kasih kepada seluruh peserta yang turut meramaikan kegiatan ini. Semoga ke depannya, kita akan terus melangsungkan kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai salah satu upaya merealisasikan Visi Prodi sebagai Prodi Ilmu Hadis yang unggul,” ujarnya.

    Jadilah Bagian dari Perjalanan Prodi Ilmu Hadis STIBA Makassar

    Bagi kamu yang ingin menjadi bagian dari perjalanan ilmu hadis yang penuh keberkahan ini, STIBA Makassar membuka pintunya lebar-lebar.

    Bersama STIBA Makassar, mari menapaki jalan ilmu, menjaga sanad, dan menjadi bagian dari generasi pembawa cahaya Islam yang terpercaya.

    Daftar sekarang di https://stiba.ac.id/pmb

    Reporter: Arfan

  • Musker Mapala STIBA Makassar Bersinergi dalam Ukhuwah dan Pengabdian

    Musker Mapala STIBA Makassar Bersinergi dalam Ukhuwah dan Pengabdian

    (STIBA.ac.id) Makassar – Unit Kegiatan Mahasiswa Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Mapala) STIBA Makassar kembali menggelar Musyawarah Kerja (Musker) pada Rabu, 5 Februari 2025. Bertempat di Gedung Rektorat Lantai 4, acara ini menjadi ajang strategis untuk menyusun program kerja kepengurusan ke depan.

    Musker kali ini dihadiri oleh para pengurus dan anggota UKM Mapala yang siap merancang langkah besar untuk setahun ke depan. Turut hadir Ustaz Miqdar Ar-Rayyan, S.H., selaku pendamping pembina UKM Mapala yang memberikan motivasi dan arahan bagi para peserta.

    “Kami berharap kalian bisa lebih bersemangat dalam mengemban amanah ini. Sebuah organisasi penuh dengan tantangan, tetapi justru di sinilah kalian bisa membentuk diri menjadi kader yang kuat dan penuh semangat,” ujarnya antusias.

    Setelah sesi sambutan, acara berlanjut dengan pemaparan program kerja (proker) dari pengurus inti dan masing-masing departemen. Setiap divisi menyampaikan ide-ide brilian mereka untuk membawa UKM Mapala ke level yang lebih tinggi.

    Musker kali ini juga menjadi momen untuk mempererat ukhuwah dan menyatukan visi demi mencetak kader-kader tangguh, bermental baja, dan amanah dalam menjalankan tugas mereka.

    Reporter: Jamaluddin

  • Rombongan Siswa Asy-Syatiby Gowa Study Tour ke STIBA Makassar, Sekolahmu Kapan?

    Rombongan Siswa Asy-Syatiby Gowa Study Tour ke STIBA Makassar, Sekolahmu Kapan?

    (STIBA.ac.id) Makassar – Lebih dari 50 siswa kelas XII MAS Tahfizhul Qur’an Imam Asy-Syatiby Wahdah Islamiyah Gowa menggelar Study Tour ke Kampus STIBA Makassar, Rabu (5/2/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat vibes kampus yang menjadi salah satu destinasi favorit bagi mereka yang ingin mendalami ilmu syar’i ini.

    Dipimpin langsung oleh Mudir Ponpes, Ustaz Siswandi Safari, Lc., S.Pd.I., serta Kepala SMA, Ustaz Afrianto, Lc., rombongan juga didampingi oleh beberapa guru, pembina, dan pengelola pondok.

    Setibanya di STIBA Makassar, mereka disambut oleh Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama, Ustaz Muhammad Istiqamah, Lc., M.H. Rombongan kemudian diajak berkeliling kampus oleh Kepala Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Ustaz Ahmad Amunir, Lc., yang sekaligus memberikan sosialisasi mengenai Penerimaan Mahasiswa Baru STIBA Makassar.

    Kunjungan ini semakin istimewa dengan penyambutan resmi oleh Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., di lantai 4 Gedung Rektorat.

    Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya mencetak ulama di tengah zaman yang semakin kompleks.

    “Banyak yang ingin dididik menjadi ini dan itu, tapi yang ingin dididik menjadi ulama masih sedikit. Insyaallah, STIBA Makassar hadir sebagai salah satu pilihan terbaik untuk mewujudkan itu,” ungkapnya.

    Acara diakhiri dengan sesi serah terima cendera mata dari kedua belah pihak, menandai jalinan ukhuwah yang semakin erat antara STIBA Makassar dan MAS Tahfizhul Qur’an Imam Asy-Syatiby Gowa.

    Kenali STIBA Lebih Dekat dengan Study Tour Sekolahmu

    STIBA Makassar membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah lain yang ingin mengadakan kunjungan serupa! Ini adalah momen yang tepat untuk mengenal lebih jauh STIBA Makassar, apalagi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) telah dibuka!

    Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Yuk, jadwalkan study tour sekolahmu ke STIBA Makassar dan ajak para siswa untuk mengenal lebih dekat kampus ini.

  • Kuliah Perdana STIBA Makassar Bersama Ustaz Syaiful Yusuf: Himmah ‘Aliyah Penuntut Ilmu dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi

    Kuliah Perdana STIBA Makassar Bersama Ustaz Syaiful Yusuf: Himmah ‘Aliyah Penuntut Ilmu dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  STIBA Makassar menggelar Kuliah Perdana Semester Genap yang diisi oleh Ustaz Syaiful Yusuf, Lc., M.A., salah satu pendiri STIBA Makassar. Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan, dosen, mahasiswa, serta orang tua yang mengikuti secara daring.

    Dalam tausiahnya, Ustaz Syaiful Yusuf menekankan pentingnya keseriusan dalam menuntut ilmu (thalabul ilmi). Menurutnya, belajar di STIBA Makassar bukan sekadar menghadiri pengajian, tetapi menuntut komitmen serius dan kesiapan menghadapi ujian ilmu.

    “Nikmat menuntut ilmu agama ini patut disyukuri karena tidak semua orang mendapat kesempatan seperti kalian,” ujarnya di Masjid Anas bin Malik, Senin (03/02/2025).

    Himmah ‘Aliyah dalam Menghadapi Tantangan Teknologi

    Mengusung tema “Himmah ‘Aliyah Penuntut Ilmu dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi”, Ustaz Syaiful Yusuf membahas dua sisi teknologi dalam dunia pendidikan: manfaat besar bagi penuntut ilmu serta potensi distraksi dan penyalahgunaan yang dapat mengganggu fokus belajar.

    Beliau mengelompokkan respons penuntut ilmu terhadap teknologi menjadi dua kategori. Pertama, kelompok yang menghindari teknologi sepenuhnya dan memilih metode tradisional seperti generasi salafush shalih. Kedua, kelompok yang memanfaatkan teknologi dengan bijak, mengambil manfaatnya sambil menghindari dampak negatifnya.

    “Penuntut ilmu harus memiliki strategi untuk mengoptimalkan teknologi sebagai alat bantu belajar, seperti mengakses literatur digital dan diskusi ilmiah daring, sekaligus menjaga diri dari efek negatif seperti ketergantungan pada media sosial dan konten tidak bermanfaat,” jelasnya.

    Tantangan Pertama: Hilangnya Qudwah (Keteladanan)

    Salah satu tantangan besar dalam era digital adalah hilangnya keteladanan (qudwah) dari guru. Menurut Ustaz Syaiful Yusuf, qudwah merupakan faktor penting dalam membentuk adab dan akhlak penuntut ilmu. Ia mencontohkan bagaimana para sahabat Rasulullah ﷺ mendapatkan ilmu langsung dari beliau, tidak hanya dalam bentuk teori, tetapi juga dengan menyaksikan keteladanan secara langsung.

    “Belajar hanya melalui gadget atau komputer dapat menyebabkan hilangnya interaksi langsung dengan guru. Ini berisiko menjadikan ilmu hanya sebatas informasi tanpa ruh,” tegasnya. Oleh karena itu, beliau menganjurkan agar mahasiswa STIBA Makassar tetap mengutamakan hadir di majelis ilmu secara fisik dan menjalin hubungan dekat dengan para asatidz.

    Tantangan Kedua: Ketergantungan pada Teknologi

    Ustaz Syaiful Yusuf juga mengingatkan bahwa ketergantungan berlebihan pada teknologi dapat menghambat semangat belajar, melemahkan interaksi langsung, serta mengurangi integritas akademik. Salah satu dampak negatifnya adalah kecenderungan untuk malas menghafal dan memahami ilmu secara mendalam.

    “Banyak yang lebih mengandalkan aplikasi digital untuk mencari dalil atau referensi tanpa benar-benar menghafalnya. Ini berbahaya, karena jika teknologi itu hilang, maka ilmu mereka pun ikut lenyap,” ungkapnya.

    Selain itu, beliau menyoroti fenomena berkurangnya kehadiran di majelis ilmu pasca-Covid-19, di mana banyak yang lebih memilih menonton kajian online dibandingkan hadir langsung. Hal ini berisiko menghilangkan adab dan kedisiplinan dalam menuntut ilmu.

    “Teknologi boleh dimanfaatkan, tetapi jangan sampai menggantikan qudwah. Tanpa keteladanan, ilmu hanya menjadi informasi kosong tanpa ruh,” pesannya.

    Tantangan Ketiga: Banjir Informasi

    Di era digital, arus informasi yang deras juga menjadi tantangan bagi penuntut ilmu. Tidak semua informasi yang tersedia bermanfaat, dan sering kali seseorang terjebak dalam berita palsu atau informasi yang menyesatkan.

    Ustaz Syaiful Yusuf mengingatkan akan pentingnya menyaring informasi yang benar dan relevan, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang berbunyi, “Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).

    Beliau juga menyoroti dampak kurangnya keterampilan bermasyarakat akibat ketergantungan pada dunia digital. Dai yang terlalu banyak berinteraksi di dunia maya dibandingkan dunia nyata dapat menjadi kurang efektif dalam menyampaikan dakwah.

    Tantangan Keempat: Kerusakan Moral
    Beliau juga mengingatkan akan bahaya pornografi dan konten negatif lainnya di dunia maya. “Ilmu adalah cahaya Allah, dan cahaya itu tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat,” ujarnya mengutip perkataan Imam Syafi’i.

    Definisi Himmah Aliyah
    Ustaz Syaiful Yusuf juga menjelaskan definisi himmah aliyah menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. “Himmah ‘Aliyah adalah keinginan yang sangat kuat, yang tidak hanya sekadar niat awal (hammu), tetapi juga mencakup tekad untuk merealisasikan tujuan tersebut. Keinginan ini meliputi kehendak, semangat, dan perwujudan nyata. Jika hanya sebatas niat tanpa realisasi, maka belum disebut sebagai Himmah ‘Aliyah,” tambahnya.

    Kisah Inspiratif dari Para Salaf
    Ustaz Syaiful Yusuf juga menyampaikan kisah-kisah inspiratif dari para salafus shalih yang memiliki himmah aliyah. Salah satunya adalah kisah Salman Al-Farisi yang berkelana mencari kebenaran hingga akhirnya bertemu dengan Rasulullah ﷺ. “Salman Al-Farisi adalah contoh nyata dari seseorang yang memiliki semangat tinggi dalam mencari kebenaran,” ujarnya.

    Beliau juga menceritakan peristiwa Perang Hamra’ul Asad, di mana para sahabat Rasulullah ﷺ yang masih terluka dan lelah setelah Perang Uhud tetap bersemangat menghadapi musuh. “Ini adalah bukti nyata himmah aliyah para sahabat. Mereka tidak mengalah pada rasa lelah atau sakit,” tegasnya.

    Empat Rukun Himmah Aliyah
    Ustaz Syaiful Yusuf menjelaskan bahwa himmah aliyah memiliki empat rukun utama:

    1. Tujuan yang besar: Penuntut ilmu harus memiliki cita-cita tinggi, seperti menghafal Al-Qur’an, menguasai ilmu hadis, atau menjadi ahli fikih.
    2. Semangat yang tinggi: Semangat untuk mencapai tujuan harus kuat dan tidak mudah pudar.
    3. Usaha yang sungguh-sungguh: Penuntut ilmu harus bekerja keras dan konsisten dalam belajar.
    4. Pantang menyerah: Kegagalan bukanlah akhir, tetapi motivasi untuk bangkit dan terus berusaha.

    Tantangan Perkembangan Teknologi
    Ustaz Syaiful Yusuf mengingatkan bahwa perkembangan teknologi memiliki dua sisi: manfaat dan dampak negatif.

    “Teknologi memudahkan kita mengakses ilmu, tetapi juga bisa membuat kita malas menghafal, tergantung pada mesin, dan kehilangan qudwah (teladan) dari guru,” ujarnya.

    Beliau menekankan pentingnya menjaga niat dan semangat dalam menuntut ilmu. “Ilmu adalah cahaya Allah. Jika niat kita tidak lurus, ilmu tidak akan memberikan manfaat,” tegasnya.

    Kiat Menumbuhkan Himmah Aliyah
    Untuk menumbuhkan himmah aliyah, Ustaz Syaiful Yusuf memberikan beberapa kiat:

    1. Memohon pertolongan Allah: Selalu berdoa dan memohon kekuatan kepada Allah dalam menuntut ilmu.
    2. Menjauhi sifat malas: Berlindung dari sifat malas dan lemah dengan membaca doa dan zikir.
    3. Membaca kisah para ulama: Mengambil inspirasi dari perjuangan dan semangat para ulama terdahulu.
    4. Pembiasaan dan pemaksaan diri: Membiasakan diri untuk disiplin dan memaksakan diri untuk terus belajar meskipun dalam kondisi sulit.
    5. Mulazamah dengan ulama: Berguru langsung kepada para ulama dan mengambil teladan dari mereka.

    Acara ini dihadiri oleh para pimpinan, dosen, mahasiswa, serta orang tua mahasiswa yang menyaksikan secara daring. Dengan materi yang disampaikan, diharapkan para penuntut ilmu di STIBA Makassar dapat menghadapi tantangan zaman dengan semangat dan keteguhan hati.

  • Upaya Pencegahan DBD, Klinik STIBA Makassar Adakan Fogging di Area Kampus

    Upaya Pencegahan DBD, Klinik STIBA Makassar Adakan Fogging di Area Kampus

    (STIBA.ac.id) Makassar – Kampus STIBA Makassar melaksanakan kegiatan fogging pada Senin, 3 Februari 2025, sebagai langkah pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Klinik STIBA Makassar bekerja sama dengan Puskesmas Perumnas Antang dan Dinas Kesehatan Kota Makassar.

    Fogging dilakukan di seluruh area kampus, mencakup ruang kelas, kantor, asrama, serta lingkungan sekitar STIBA Makassar. Proses ini menggunakan insektisida yang telah memenuhi standar kesehatan dan berlangsung dengan lancar tanpa kendala.

    Sebelum pelaksanaan fogging, Ustaz Ibrahim Rauf Mande selaku Kepala Klinik STIBA Makassar memberikan penyuluhan singkat kepada civitas academica mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum dan setelah proses pengasapan. Selain itu, ia juga mengedukasi warga kampus tentang pentingnya mencegah perkembangbiakan larva dan jentik nyamuk dengan menerapkan gerakan 3M+, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta membuang sampah pada tempatnya. Ditambah dengan penggunaan kelambu dan obat antinyamuk sebagai perlindungan tambahan.

    Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lingkungan kampus STIBA Makassar tetap bersih dan sehat, serta terbebas dari risiko penyebaran DBD. Seluruh civitas academica diimbau untuk terus menjaga kebersihan dan kesehatan guna menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

    Reporter: Azzam

  • Pesan Penting dari Kuliah Perdana STIBA Makassar: Ilmu, Kesungguhan, dan Masa Depan Umat

    Pesan Penting dari Kuliah Perdana STIBA Makassar: Ilmu, Kesungguhan, dan Masa Depan Umat

    (STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar menggelar Kuliah Perdana Semester Genap Tahun Akademik 1446-1447 H/2024-2025 M secara hybrid, dihadiri oleh civitas academica, orang tua mahasiswa, serta peserta yang mengikuti melalui Kanal Youtube STIBA TV.

    Acara yang berlangsung pada Senin (03 Februari 2025) ini dibuka dengan sambutan dari Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. yang menekankan esensi menuntut ilmu sebagai jalan penuh tantangan namun penuh kemuliaan.

    Dalam sambutannya, Ustaz Akhmad mengingatkan bahwa menuntut ilmu dalam Islam merupakan hal yang tidak mudah.

    “Ilmu disandingkan dengan jihad fisabilillah. Bahkan, sebagian ulama menyebutkan keutamaan ilmu melebihi jihad bersenjata,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa jalan menuntut ilmu adalah pilihan “sepi” dan penuh ujian, terutama di era modern yang penuh dengan godaan duniawi.

    Mengutip nasihat Umar bin Khattab, Ustaz Akhmad mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan masa muda mereka untuk menuntut ilmu sebelum tanggung jawab hidup lainnya, seperti kepemimpinan atau pernikahan, menyita waktu.

    Ustaz Akhmad juga mengapresiasi sistem pendidikan berbasis pesantren yang diterapkan di STIBA Makassar.

    “Sistem ini adalah bentuk istifa (pemilihan) Allah untuk melindungi kita dari distraksi,” ujarnya.

    Menyikapi tantangan global, ia mengapresiasi keteguhan rakyat Palestina dan Suriah yang tetap sabar dalam perjuangan mereka, dan mengajak mahasiswa untuk meneladani kesabaran dan konsistensi mereka dalam menuntut ilmu.

    Ketua Senat STIBA Makassar Buka Kuliah Perdana

    Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., dalam sambutannya saat membuka secara resmi Kuliah Perdana, menyerukan pentingnya memperbarui semangat menuntut ilmu (himmah aliyah) di tengah tantangan zaman.

    Ia menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah jihad intelektual yang setara dengan perjuangan di medan dakwah.

    Ustaz Yusran juga menyoroti penurunan kualitas pendidikan di beberapa institusi, termasuk di STIBA Makassar, dengan perubahan kurikulum yang semakin “diringankan”.

    Namun, ia menekankan bahwa meskipun tantangan zaman terus berkembang, mahasiswa STIBA Makassar tetap harus menjadi yang terbaik.

    “Kita harus tetap menjadi yang terbaik di zaman ini, layaknya ulama seperti Imam Asy-Syaukani yang bersinar di abad kegelapan,” paparnya.

    Di akhir sambutannya, Ustaz Yusran mengingatkan bahwa kemudahan teknologi seperti Zoom tidak boleh mengurangi semangat untuk hadir secara fisik di majelis ilmu.

    “Masjid dan kelas tetap pusat peradaban ilmu,” ujarnya.

    Ia juga mengajak mahasiswa untuk menjadikan surga sebagai tujuan tertinggi (himmah aliyah) dan menjadikan ilmu sebagai jihad untuk meraihnya.

    Kuliah Perdana ini menghadirkan Ustaz Syaiful Yusuf, Lc., M.A. selaku narasumber. Acara ditutup dengan pengumuman-pengumuman yang disampaikan oleh Ustaz Rachmat Badani Tempo, Lc., M.A. (Wakil Ketua I), Ustaz  Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. (Wakil Ketua III), dan Ustaz Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I. (Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan).

    Yuk, Ikutan Kuliah Perdana STIBA Makassar Semester Depan

    Sudah daftar di STIBA? Berarti kamu siap jadi bagian dari generasi pejuang ilmu yang tangguh!

    Kalau belum, ini kesempatan emas buat gabung!

    Dengan sistem pendidikan berbasis pesantren, kurikulum berkualitas, dan lingkungan yang super mendukung, STIBA Makassar adalah tempat terbaik buat kamu berkembang!

    Daftar sekarang di https://stiba.ac.id/pmb

  • Kontribusi Nyata Mahasiswa STIBA Makassar Asal Bone, Ajak Generasi Muda Cintai Bahasa Arab

    Kontribusi Nyata Mahasiswa STIBA Makassar Asal Bone, Ajak Generasi Muda Cintai Bahasa Arab

    (STIBA.ac.id) Bone – Antusiasme peserta terlihat jelas di Seminar Bahasa Arab yang diselenggarakan di Masjid Pondok Pesantren Ibnu Qayyim, Sabtu (01/02/2025). Acara yang digelar oleh FUAS Bone bekerja sama dengan FKMI Al-Balagh Bone yang tergabung di dalamnya mahasiswa STIBA Makassar ini, sukses menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari kader Wahdah Islamiyah Bone, peserta didik SMA, hingga santri dari berbagai pondok pesantren.

    Ketua Panitia, Fajar Hamzah, menegaskan pentingnya seminar ini dengan mengutip perkataan Umar bin Khattab:
    “Pelajarilah bahasa Arab, sesungguhnya bahasa Arab itu bagian dari agama kalian.”

    Menurutnya, di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, bahasa Arab seharusnya menjadi bahasa asing utama yang dipelajari, bukan justru kalah populer dengan bahasa Inggris, Korea, atau Jepang.

    “Seminar ini hadir untuk membangkitkan kembali semangat belajar bahasa Arab di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Bone,” tambahnya.

    Dua Sesi, Dua Ilmu Berharga

    Seminar ini dikemas dalam dua sesi utama dengan narasumber ahli di bidangnya.
    Sesi Pertama menghadirkan Ustaz Alif Salama Samsul, S.Pd., M.Pd. yang membahas “Bahasa Arab dan Kontribusinya dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum.”

    Ia menjelaskan bagaimana bahasa Arab telah menjadi sarana utama dalam transfer ilmu pengetahuan sejak zaman keemasan Islam.

    Sesi Kedua, Ustaz Fadlan Akbar, Lc., M.H.I. menyampaikan materi tentang “Bahasa Arab: Pilar Utama dalam Keberagaman Islam.”

    Dosen STIBA Makassar ini menegaskan bahwa memahami Islam dengan benar tidak bisa lepas dari bahasa Arab, karena Al-Qur’an, Hadis, dan kitab-kitab para ulama semuanya berbahasa Arab.

    Setiap sesi diakhiri dengan diskusi interaktif, di mana peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman mereka.

    Motivasi dan Tindak Lanjut

    Untuk memperkuat dampak seminar, acara ini tidak berhenti pada teori saja. Panitia mengadakan sesi follow-up berupa pembentukan halakah tarbiah, yang dipandu oleh Ustaz Ahmad Dhohir, S.Pd., M.Pd. dan dikelola oleh DPD Wahdah Islamiyah Bone.

    Tujuannya adalah agar peserta terus belajar dan mendalami Islam melalui kelompok belajar yang terstruktur.

    Kesan Peserta: Inspiratif dan Membuka Wawasan!

    Seorang peserta, Faza, menyampaikan kesan positifnya, “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur mengikuti seminar ini. Materinya sangat inspiratif dan memotivasi saya untuk mendalami bahasa Arab. Saya jadi semakin paham bahwa memahami agama dengan baik harus dimulai dari memahami bahasa Arab dengan baik pula.”

    Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 Wita ini ditutup dengan penuh khidmat oleh panitia. Para peserta pulang dengan ilmu baru, motivasi yang lebih kuat, serta semangat untuk terus belajar Bahasa Arab.

    Dengan suksesnya seminar ini, FUAS Bone dan FKMI Al-Balagh Bone berharap gerakan belajar bahasa Arab semakin berkembang dan menjadi budaya yang kuat di kalangan umat Islam, khususnya di Kabupaten Bone.

    Belajar Bahasa Arab di STIBA Makassar: Kesempatan Emas!

    Bagi yang ingin mempelajari bahasa Arab secara lebih mendalam, STIBA Makassar adalah tempat yang tepat! Dengan kurikulum yang berfokus pada penguasaan bahasa Arab dan studi Islam, STIBA Makassar membuka peluang bagi generasi muda untuk menjadi ulama dan dai yang siap berkiprah di berbagai bidang.

    Saat ini, STIBA Makassar sedang membuka pendaftaran mahasiswa baru. Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs web https://stiba.ac.id/pmb.

    Reporter: Muh. Aufin

  • Roadshow HIMMA STIBA ke Berbagai Sekolah, Sosialisasi Kampus Ajak Siswa Kuliah di STIBA Makassar

    Roadshow HIMMA STIBA ke Berbagai Sekolah, Sosialisasi Kampus Ajak Siswa Kuliah di STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Enrekang – Mahasiswa asal Enrekang memang keren. Mereka yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Massenrempulu (HIMMA) STIBA Makassar kembali bergerak! Kali ini, mereka menggelar roadshow sosialisasi ke berbagai sekolah di Kabupaten Enrekang untuk memperkenalkan kampus dakwah dan perjuangan, STIBA Makassar. Misi mereka jelas: mengajak generasi muda untuk menjadi bagian dari barisan pejuang syiar Islam di masa depan.

    Menyebar Semangat ke Lima Sekolah

    Sosialisasi ini menyasar siswa-siswi kelas 12 yang sedang bersiap melangkah ke jenjang perguruan tinggi.

    HIMMA STIBA Makassar hadir bukan sekadar memberi informasi, tapi juga membakar semangat para calon mahasiswa agar semakin mantap menuntut ilmu di STIBA Makassar.

    Mereka tidak hanya memperkenalkan kampus, tetapi juga membagikan motivasi, kisah inspiratif, serta keunggulan STIBA Islam yang berbasis nilai-nilai Islam.

    Para siswa juga mendapat informasi lengkap tentang pendaftaran dan bagaimana menjadi bagian dari kampus ini.

    Berikut lima sekolah yang dikunjungi dalam misi dakwah pendidikan ini:

    1. Pondok Pesantren Umar bin Abdul Aziz

    Pesantren ini menjadi destinasi wajib setiap tahun! Banyak alumninya yang kini menjadi mahasiswa STIBA, jadi suasana sosialisasi terasa lebih akrab. Para santri diberikan motivasi agar tetap bersemangat menuntut ilmu, meskipun kehidupan pesantren kadang terasa berat. Dengan penuh antusias, mereka menyimak pemaparan dari mahasiswa STIBA.

    2. SMAN 8 Enrekang, Kecamatan Bungin

    Perjalanan menuju sekolah ini bukan main-main. Butuh satu jam lebih menaklukkan medan licin dan jalanan rusak akibat longsor. Tapi apa pun rintangannya, mahasiswa STIBA tetap berangkat dengan semangat!

    Kepala sekolah, Ibu Kasmiati, S.Pd., M.Si., menyambut baik kehadiran mereka. Menurutnya, daerah Bungin masih minim dakwah, sehingga kehadiran STIBA Makassar sangat dibutuhkan. Sosialisasi pun berlangsung seru, dengan tim mahasiswa terbagi ke beberapa kelas sekaligus.

    3. MAN 1 Enrekang, Kecamatan Baraka

    Sosialisasi di MAN 1 Enrekang awalnya dijadwalkan hanya di jam terakhir sebelum Zuhur. Namun, beberapa guru justru memberikan jam mengajarnya kepada mahasiswa STIBA agar lebih banyak kelas yang bisa menerima sosialisasi.

    Yang lebih unik lagi, mahasiswa semester 2 dan bahkan program persiapan bahasa ikut berpartisipasi dalam sosialisasi ini! Mereka terbagi dalam 8 kelompok, masing-masing bertugas menyampaikan materi kepada lebih dari 240 siswa.

    4. SMAN 12 Enrekang

    Sosialisasi di sekolah ini beda dari yang lain! Kali ini, seluruh siswa kelas 12 dikumpulkan di masjid sekolah. Tidak hanya mendengarkan pemaparan materi, mereka juga diajak untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an melalui sesi tahsin. Hasilnya? Lebih dari sekadar mengenal STIBA Makassar, mereka juga mendapat pengalaman spiritual yang berharga.

    5. SMAN 1 Enrekang, Cakke, Kecamatan Anggeraja

    SMAN 1 Enrekang menjadi titik akhir perjalanan HIMMA STIBA sebelum mengakhiri masa liburan dan kembali ke Makassar. Karena banyak mahasiswa yang sudah pulang ke kampus, tim yang tersisa pun harus mengatur strategi. Mereka membagi diri menjadi empat kelompok untuk menjangkau sembilan kelas secara bergiliran.

    Kepala sekolah, Bapak Daharuddin, S.Pd., M.Pd., menyambut hangat kehadiran mahasiswa STIBA Makassar. Bahkan, ia mengusulkan agar ke depannya, STIBA Makassar menggelar event besar seperti lomba islami yang melibatkan seluruh sekolah di Enrekang! Wah, tantangan baru yang menarik!

    Misi Dakwah yang Tak Pernah Padam

    HIMMA STIBA Makassar memang bukan organisasi biasa. Dengan anggota yang tersebar luas di berbagai kecamatan di Enrekang, mereka kerap menggelar kegiatan dakwah secara serentak, seperti Safari Jumat, Daurah Syar’iyah, dan banyak lagi.

    Yang lebih keren lagi, kegiatan ini tidak hanya dijalankan oleh segelintir orang. HIMMA STIBA berusaha melibatkan seluruh mahasiswa asal Enrekang untuk berpartisipasi. Mereka sadar, dakwah bukan hanya tugas individu, tetapi semangat kolektif yang harus terus dinyalakan.

    Lewat sosialisasi ini, HIMMA STIBA Makassar berharap semakin banyak generasi muda yang bergabung dalam perjuangan dakwah, menuntut ilmu di STIBA Makassar, dan menyebarkan syiar Islam hingga ke pelosok negeri.

    Reporter: Muh. Tsaqif Muhadzdzib Gusti