Penulis: admin

  • Belajar Bahasa Arab Jadi Mudah dan Menyenangkan: UKM Al-Fusha Gelar Fathul Mu’jam

    Belajar Bahasa Arab Jadi Mudah dan Menyenangkan: UKM Al-Fusha Gelar Fathul Mu’jam

    (STIBA.ac.id) Makassar  – UKM Al-Fusha IAI STIBA Makassar kembali menggelar agenda rutin tahun ajaran baru yang selalu ditunggu-tunggu: Fathul Mu’jam dengan tema “القاموس مورد ثمين يثري معرفتك اللغوية” (Kamus adalah Sumber Berharga yang Memperkaya Pengetahuan Bahasamu). Kegiatan yang diselenggarakan Sabtu (20/9/2025) di Aula Ummu Aisyah ini berhasil menghadirkan 239 peserta mahasiswi baru dengan antusiasme tinggi.

    Mengubah Paradigma: Bahasa Arab Tidak Sesulit yang Dibayangkan

    Bagi sebagian mahasiswa, belajar bahasa Arab sering dianggap sulit karena banyaknya kaidah nahwu, sharaf, serta kosakata yang perlu dihafalkan. Namun, kegiatan Fathul Mu’jam ini membuktikan bahwa ada cara yang lebih menyenangkan sekaligus efektif untuk mempelajari bahasa Al-Qur’an ini.

    Acara dimulai dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan sambutan ketua panitia yang menekankan pentingnya memperluas wawasan dalam memahami dan menerapkan kosakata dengan tepat.

    Enam Keutamaan Bahasa Arab yang Menakjubkan

    Ustazah Ainil Maqsuroh sebagai pemateri menyampaikan enam keutamaan dan manfaat mempelajari bahasa Arab yang sangat menginspirasi:

    1. Bahasa Al-Qur’an yang Sempurna

    Al-Qur’an adalah buku pedoman berbahasa Arab yang paling sempurna dan dapat digunakan dari zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga sekarang, tanpa mengalami perubahan sedikitpun.

    2. Kekayaan Kosakata yang Luar Biasa

    Bahasa Arab memiliki 12 juta kosakata, menempatkannya di tingkatan tertinggi bahasa di dunia dari segi kekayaan vocabulary.

    3. Bahasa Tertua yang Bertahan

    Sebagai bahasa tertua di muka bumi, bahasa Arab terbebas dari “penyakit bahasa” (perubahan gradual yang merusak struktur asli bahasa) yang dialami bahasa-bahasa lain.

    4. Kedalaman Makna Setiap Huruf

    Setiap huruf dalam bahasa Arab memiliki simbol yang mencakup makna yang sangat mendalam dan filosofis.

    5. Pemersatu Umat di Seluruh Dunia

    Bahasa Arab menyatukan seluruh umat Islam di dunia dalam satu bahasa pemersatu yang universal.

    6. Kebanggaan dan Identitas

    Menguasai bahasa Arab memberikan kebanggaan tersendiri dan memperkuat identitas sebagai muslim.

    “Jangan pernah bermimpi kalau bukan hanya dengan bahasa Arab,” tegas Ustazah Ainil Maqsuroh, menekankan bahwa bahasa Arab adalah kunci utama bukan sekadar untuk pembelajaran kampus, tapi modal utama dalam menuntut ilmu.

    Kamus: Senjata Rahasia Para Pembelajar

    Ustazah Ainil kemudian memberikan penjelasan teknis yang sangat praktis mengenai cara menggunakan kamus bahasa Arab secara efektif. Mulai dari mencari akar kata hingga mengidentifikasi bentuk turunan kata yang menjadi ciri khas bahasa Arab.

    “Kamus adalah sumber utama bagi seseorang yang ingin mempelajari bahasa,” ucapnya.

    Beliau menekankan bahwa tanpa kebiasaan membuka kamus, seseorang akan kesulitan memperkaya kosakata, memahami variasi makna kata, serta menelusuri akar kata yang menjadi keunikan bahasa Arab.

    Praktik Langsung yang Menyenangkan

    Bagian paling seru dari kegiatan ini adalah sesi praktik langsung. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelas untuk melakukan praktik fathul mu’jam yang dibimbing oleh tujuh musyrifah berpengalaman.

    Selama kegiatan berlangsung, antusiasme peserta sangat terasa. Suasana belajar yang tercipta membuktikan bahwa mempelajari bahasa Arab bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tidak kaku, dan penuh semangat kebersamaan.

    Langkah Kecil Menuju Kemahiran Besar

    Kegiatan Fathul Mu’jam ini diharapkan dapat membuktikan kepada para mahasiswa bahwa belajar bahasa Arab bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Seperti membiasakan diri membuka kamus, menambah kosakata sedikit demi sedikit, dan berani mencoba menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

    Dari langkah kecil inilah akan lahir kemampuan besar, yakni kefasihan dan kemahiran dalam berbahasa Arab fusha yang dapat menghidupkan suasana akademik di lingkungan kampus.

    Komitmen Menjaga Tradisi Keilmuan

    Dengan suksesnya kegiatan ini, UKM Al-Fusha kembali membuktikan komitmen mereka dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keilmuan bahasa Arab di STIBA Makassar. Melalui pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, mereka berhasil mengubah paradigma bahwa bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.

    Para peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menjadi duta bahasa Arab di lingkungan masing-masing, sehingga penggunaan bahasa fusha semakin mengakar kuat di kehidupan sehari-hari mahasiswa STIBA.

    Reporter: Fatimah Az-Zahrah Izzuddin

  • Langkah Perdana yang Bersejarah: Ruwat IH Gelar Musyawarah Kerja Pertama

    Langkah Perdana yang Bersejarah: Ruwat IH Gelar Musyawarah Kerja Pertama

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Perhimpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (Ruwat IH) IAI STIBA Makassar baru saja menoreh sejarah dengan menyelenggarakan Musyawarah Kerja (Musker) perdana mereka, Jumat-Sabut (19-20/9/2025). Kegiatan yang berlangsung dua hari penuh ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan organisasi yang masih sangat belia.

    Pembukaan yang Menginspirasi

    Musyawarah kerja dibuka langsung oleh Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., salah satu dosen hadis di Program Studi Ilmu Hadis. Dalam tausiahnya, beliau memberikan arahan strategis kepada para pengurus muda Ruwat IH.

    “Program kerja yang direncanakan tidak hanya bermanfaat untuk internal mahasiswa hadis, tetapi juga memberi dampak positif bagi seluruh mahasiswa kampus serta masyarakat umum,” tegas Ketua Senat Akademik IAI STIBA Makassar tersebut.

    Yang paling menarik, Ustaz Yusran menekankan peran vital Ruwat IH sebagai wasilah dalam mensyiarkan sunah-sunah Rasulullah ﷺ di tengah masyarakat. Visi ini memberikan dimensi dakwah yang mendalam bagi organisasi mahasiswa yang baru lahir ini.

    Semangat Musyawarah yang Menggelora

    Setelah pembukaan yang inspiratif, suasana musyawarah kerja langsung memanas dengan diskusi yang penuh semangat. Para pengurus tidak canggung untuk saling mengemukakan ide, gagasan, dan rancangan program sebagai gambaran arah gerak himpunan ke depan.

    Yang mengesankan, semangat kebersamaan dan tekad kuat terlihat jelas dalam setiap sesi diskusi. Ini menunjukkan kesungguhan Ruwat IH dalam memulai langkah awal mereka dengan fondasi yang kokoh dan visi yang jelas.

    Komitmen Ketua yang Menyentuh

    Di akhir rangkaian acara, Ketua Ruwat IH, Musyarrif, menyampaikan refleksi yang sangat menyentuh. Ia menegaskan bahwa terlaksananya musyawarah kerja ini adalah bukti nyata bahwa perjalanan himpunan hadis di STIBA Makassar benar-benar baru saja dimulai.

    “Saya berharap seluruh pengurus diberikan kemudahan dan istikamah dalam menjalankan amanah selama satu periode kepengurusan ke depan,” harap Musyarrif.

    Visi Besar untuk Masa Depan

    Dengan berakhirnya musyawarah kerja perdana ini, Ruwat IH meneguhkan komitmen besar mereka. Organisasi ini tidak hanya ingin menjadi wadah pembinaan internal mahasiswa hadis, tetapi juga berkontribusi nyata dalam syiar sunah di masyarakat luas.

    Visi ini sangat ambisius namun realistis, mengingat ilmu hadis memiliki peran strategis dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif. Ruwat IH berpotensi menjadi garda depan dalam menyebarkan pemahaman sunah yang benar di tengah masyarakat.

    Harapan dan Tantangan ke Depan 

    Sebagai organisasi yang baru merintis, Ruwat IH tentunya menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan visi ambisius mereka. Namun, dengan semangat yang terlihat dalam musyawarah kerja perdana ini, ada optimisme besar bahwa mereka akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan.

    Program-program yang telah dirumuskan dalam musker diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan dampak positif yang nyata, baik bagi internal mahasiswa maupun masyarakat umum.

    Reporter: Musyarrif

  • Perkuat Arus Pembinaan, 60 Naqib Halakah Tarbiah STIBA Berkumpul untuk Penguatan Komitmen

    Perkuat Arus Pembinaan, 60 Naqib Halakah Tarbiah STIBA Berkumpul untuk Penguatan Komitmen

    (STIBA.ac.id) Makassar – Kampus IAI STIBA Makassar menjadi tempat berkumpulnya 60 Naqib halakan tarbiah dalam Pertemuan Naqib yang berlangsung pada Kamis, 26 Rabiulawal 1447 H (19/9/2025). Kegiatan strategis ini menghadirkan Ustaz Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I., selaku Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan, sebagai pemberi tausiah utama.

    Naqib sebagai Motor Penggerak Pembinaan

    Dalam arahannya, Ustaz Taufan menekankan peran vital para naqib dalam ekosistem pembinaan di STIBA.

    “Kita ingin menciptakan arus pembinaan yang kuat di kampus ini, dan salah satu pilar utama yang menggerakkan arus tersebut adalah para naqib halakah tarbiah,” ungkapnya.

    Pernyataan ini menunjukkan bahwa naqib bukan hanya berperan sebagai fasilitator biasa, tetapi sebagai penggerak utama yang menentukan kualitas dan konsistensi pembinaan karakter di lingkungan kampus.

    Sosialisasi Sistem Presensi

    Acara dilanjutkan dengan sosialisasi penting mengenai presensi tarbiyah yang disampaikan oleh Ustaz Sirajuddin Qasim, Lc., M.H., selaku Kepala Bagian Pembinaan Karakter. Beliau memberikan perspektif yang mendalam tentang makna kehadiran dalam pembinaan.

    “Presensi bukan hanya soal absensi, tapi cerminan tanggung jawab kita dalam memastikan pembinaan berjalan terarah,” tegasnya. Pandangan ini mengubah pemahaman tentang kehadiran dari sekadar rutinitas administratif menjadi komitmen spiritual dan moral.

    Konsistensi sebagai Kunci Pembinaan Berkualitas

    Ustaz Sirajuddin juga menegaskan bahwa kehadiran naqib dalam setiap halakah merupakan indikator konsistensi pembinaan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembinaan sangat bergantung pada komitmen dan kehadiran fisik serta mental para pembina.

    Konsistensi ini menjadi fondasi penting dalam membangun karakter mahasiswa yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki integritas dan komitmen yang kuat.

    Dampak Langsung terhadap Kaderisasi Masa Depan

    Pihak penyelenggara menekankan bahwa kesinambungan pembinaan akan berpengaruh langsung terhadap kualitas kaderisasi di masa depan. Ini menunjukkan visi jangka panjang STIBA dalam mempersiapkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia.

    Para naqib diharapkan dapat memahami bahwa peran mereka hari ini akan menentukan kualitas pemimpin dan dai masa depan yang dihasilkan STIBA.

    Penguatan Komitmen Kolektif

    Pertemuan yang dihadiri 60 naqib ini diharapkan mampu memperkuat komitmen kolektif dalam mengawal jalannya halakah tarbiah di STIBA. Jumlah peserta yang cukup besar ini menunjukkan antusiasme dan keseriusan dalam menjalankan amanah pembinaan.

    Komitmen kolektif ini menjadi kekuatan yang dapat mendorong terciptanya arus pembinaan yang kuat dan berkelanjutan di seluruh lini kampus.

    Sistem Pembinaan yang Terintegrasi

    Kegiatan ini menunjukkan bahwa STIBA memiliki sistem pembinaan yang terintegrasi dan terstruktur. Mulai dari tingkat pimpinan hingga naqib di tingkat grassroot, semua terlibat dalam satu visi besar untuk menciptakan lingkungan kampus yang kondusif bagi pembentukan karakter.

    Tanggung Jawab yang Mulia

    Para naqib diingatkan bahwa mereka memikul tanggung jawab yang sangat mulia dalam membina anggota mereka. Peran ini bukan hanya persoalan mengajar, tetapi juga tentang menjadi teladan dan pembimbing spiritual bagi para mahasiswa.

    Melalui pertemuan rutin seperti ini, STIBA menunjukkan komitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan sistem pembinaan. Masukan dari para naqib yang berada di garis depan pembinaan menjadi sangat berharga untuk pengembangan sistem yang lebih efektif.

    Harapan ke Depan

    Dengan berakhirnya pertemuan ini, diharapkan para naqib dapat kembali ke halakah masing-masing dengan semangat dan komitmen yang terbarui. Mereka diharapkan dapat menjadi katalisator perubahan positif dalam menciptakan arus pembinaan yang kuat di STIBA Makassar.

    Keberhasilan pembinaan karakter di STIBA sangat bergantung pada dedikasi dan konsistensi para naqib dalam menjalankan amanah mulia mereka.

    Reporter: UMID

  • Menjaga Hati, Merawat Jiwa Penuntut Ilmu: Liqa’ Maftuh Bersama Mahasiswa IAI STIBA Makassar

    Menjaga Hati, Merawat Jiwa Penuntut Ilmu: Liqa’ Maftuh Bersama Mahasiswa IAI STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar – Masjid Anas bin Malik kembali menjadi tempat berkumpulnya para penghuni asrama STIBA Makassar dalam kegiatan rutin Al-Liqā’ Al-Maftūḥ (Pertemuan Terbuka) pada Jumat malam (19/9/2025). Kegiatan yang dimulai selepas salat Isya ini dihadiri seluruh mahasiswa penghuni asrama, para musyrif keasramaan, serta pembina UKK Kepesantrenan dan Keasramaan.

    Tausiah yang Menyentuh Hati

    Ustaz Ir. Muhammad Taufan Jafri, Lc., M.H.I. selaku Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan membuka rangkaian acara dengan tausiah yang sangat menyentuh. Beliau menekankan pentingnya doa seorang penuntut ilmu agar senantiasa dikaruniakan ilmu yang bermanfaat dan jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang mengamalkan ilmunya.

    “Seorang penuntut ilmu harus senantiasa berdoa agar diberi ilmu yang bermanfaat dan dapat mengamalkannya di jalan yang benar,” ungkapnya dengan penuh khidmat.

    Hadis tentang Hati sebagai Raja Anggota Tubuh

    Momen paling berkesan adalah ketika Ustaz Taufan mengingatkan hadis Rasulullah ﷺ yang sangat fundamental:

    أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

    “Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

    Hadis ini menjadi pengingat mendalam tentang betapa pentingnya menjaga kesucian hati sebagai pusat kendali seluruh aktivitas manusia.

    Peringatan tentang Kerusakan Hati

    Ustaz Taufan kemudian memberikan penjelasan yang sangat aplikatif tentang bagaimana hati dapat rusak. Menurut beliau, hati dapat rusak ketika manusia lebih mengutamakan nafsu syahwat dan tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya.

    Beliau menekankan bahwa seorang penuntut ilmu semestinya memiliki rasa malu kepada Allah karena keyakinannya bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui. Kesadaran akan pengawasan Allah ini menjadi benteng penjagaan bagi para santri dalam menjalani keseharian.

    Tiga Tempat yang Harus Dirindukan

    Dalam bagian yang sangat inspiratif, beliau berharap agar para thullabul ‘ilm (penuntut ilmu) menjadikan tiga tempat di lingkungan kampus sebagai tempat yang dirindukan:

    Kelas – Tempat menimba ilmu dari para asatizah dan masyāyikh. Di sinilah para santri mendapat pencerahan intelektual dan spiritual melalui bimbingan langsung para pengajar.

    Masjid – Tempat bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah. Masjid menjadi oasis spiritual yang menyegarkan jiwa di tengah kesibukan belajar.

    Asrama – Sebagai wadah pembinaan karakter sekaligus pembiasaan ibadah-ibadah sirriyyah seperti tahajud dan amal ibadah lainnya. Asrama bukan sekadar tempat tinggal, tetapi laboratorium pembentukan karakter.

    Sesi Aspirasi yang Demokratis

    Setelah tausiah yang menggugah, acara berlanjut dengan sesi yang sangat penting: penyampaian aspirasi mahasiswa. Keluhan dan saran dihimpun dengan dua cara yang sangat demokratis:

    • Melalui formulir yang sebelumnya telah disebarkan kepada seluruh penghuni asrama
    • Secara langsung di Masjid Anas bin Malik dalam forum terbuka

    Pendekatan ini menunjukkan komitmen pihak keasramaan untuk mendengarkan suara para santri dan menciptakan pola asrama yang lebih ideal.

    Komitmen Perbaikan Berkelanjutan

    Yang menarik dari kegiatan ini adalah komitmen nyata pihak keasramaan bahwa seluruh masukan dari mahasiswa akan menjadi pertimbangan dalam membentuk pola asrama yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa pembinaan di STIBA bukan bersifat satu arah, tetapi melibatkan partisipasi aktif para santri.

    Ruang Dialog yang Sehat

    Al-Liqā’ Al-Maftūḥ membuktikan bahwa STIBA Makassar menciptakan ruang dialog yang sehat antara pembina dan santri. Forum ini memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang konstruktif untuk kemajuan bersama.

    Pembinaan Holistik

    Melalui kegiatan ini, terlihat jelas bahwa pembinaan di STIBA bersifat holistik, tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga spiritual, emosional, dan sosial. Kombinasi antara tausiah yang mendalam dan forum aspirasi menunjukkan pendekatan yang matang dalam membina karakter santri.

    Semoga kegiatan Liqa’ Mafuh ini dapat terus menjadi wadah yang efektif dalam membina para penuntut ilmu agar menjadi generasi yang berilmu, beramal, dan berakhlak mulia.

    Reporter: Muh. Abrar

  • Lahirkan Komunikator Andal, Pelatihan Public Speaking Sukses Bakar Semangat Peserta

    Lahirkan Komunikator Andal, Pelatihan Public Speaking Sukses Bakar Semangat Peserta

    (STIBA.ac.id) Makassar – Pelatihan Public Speaking yang digelar Kamis (18/9/2025) oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan UKM Kalam berhasil menarik perhatian para peserta yang hadir dengan semangat dan antusiasme untuk mengasah kemampuan berbicara di depan umum.

    Narasumber Berpengalaman Internasional

    Kegiatan ini diperkaya dengan kehadiran narasumber yang sudah qualified, H. Rahmat Aries, Ar.Dpl., S.E,. B.Ec., seorang Perencana di Kementerian Agama yang memiliki rekam jejak mengesankan. Beliau adalah Awardee Australia-Indonesia Muslim Exchange Program 2024 dan telah meraih lebih dari 10 beasiswa luar negeri.

    Pengalaman internasional dan prestasi akademik yang gemilang membuat materi yang disampaikan sangat berbobot dan aplikatif. Para peserta mendapat kesempatan langka untuk belajar langsung dari praktisi yang telah membuktikan kemampuannya di kancah internasional.

    Materi Lengkap dan Praktis

    Pelatihan ini tidak hanya memberikan teori kosong, tapi bekal praktis yang langsung bisa diterapkan. Tiga fokus utama yang disampaikan meliputi:

    1. Teknik berbicara yang baik dan percaya diri

    Peserta diajari bagaimana membangun kepercayaan diri saat berbicara di depan umum, mulai dari postur tubuh, intonasi suara, hingga bahasa tubuh yang mendukung.

    2. Cara mengatasi gugup di depan umum

    Salah satu tantangan terbesar dalam public speaking adalah mengatasi rasa gugup. Narasumber berbagi tip praktis dan teknik pernapasan yang terbukti efektif untuk menenangkan diri.

    3. Strategi menyusun pidato dan presentasi menarik

    Peserta diberikan formula jitu untuk menyusun pidato dan presentasi yang tidak hanya informatif, tapi juga engaging dan mudah diingat audiens.

    Suasana Interaktif dan Penuh Energi

    Yang membuat pelatihan ini berbeda adalah suasananya yang sangat interaktif dan penuh energi. Bukan sekadar duduk mendengarkan ceramah, para peserta aktif terlibat dalam berbagai aktivitas yang menantang.

    Mereka tidak hanya mendengarkan materi, tapi juga berani tampil langsung di depan peserta lain, berdiskusi dengan antusias, dan melatih kemampuan komunikasi mereka secara real-time.

    Praktik Langsung dan Feedback

    Salah satu kekuatan pelatihan ini adalah adanya kesempatan untuk praktik langsung. Para peserta mendapat giliran tampil dan menerima feedback konstruktif dari narasumber. Pengalaman ini sangat berharga karena mereka bisa merasakan langsung sensasi berbicara di depan umum dalam lingkungan yang suportif.

    Keberanian peserta untuk tampil dan berdiskusi menunjukkan antusiasme tinggi mereka untuk berkembang. Ini adalah modal penting untuk menjadi komunikator yang andal di masa depan.

    Pelatihan Public Speaking ini diharapkan menjadi langkah awal yang solid untuk melahirkan generasi komunikator andal dari STIBA Makassar. Dengan bekal ilmu dan praktik yang telah diperoleh, para peserta diharapkan dapat menjadi pemimpin yang percaya diri dan generasi inspiratif.

    Reporter: Muhammad Alkahfi

  • Cetak Sejarah Baru: Rektor IAI STIBA Makassar Lepas Peserta PLP PBA Angkatan Pertama

    Cetak Sejarah Baru: Rektor IAI STIBA Makassar Lepas Peserta PLP PBA Angkatan Pertama

    (STIBA.ac.id) Makassar – Hari Kamis (18/9/2025) menjadi hari bersejarah bagi Institut Agama Islam STIBA Makassar. Rektor IAI STIBA, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., secara resmi melepas peserta Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PPLP) Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) angkatan pertama ke sekolah-sekolah tempat tugas masing-masing.

    Angkatan Perintis yang Bersejarah

    Dalam sambutannya, Rektor menekankan keistimewaan momen ini sebagai yang pertama dalam sejarah IAI STIBA Makassar.

    “Ini menjadi sejarah buat institut kita, karena ini yang pertama. Seperti yang dikatakan, alfadhlu lilmubtadi wain ahsanl muqtadi, keutamaan itu dinisbatkan kepada yang memulai  walaupun orang yang datang setelahnya jauh lebih baik. Jadi kalian memiliki keuntungan di awal,” ungkapnya.

    Rektor menegaskan bahwa angkatan inilah yang akan mencatat tinta emas pertama kali dalam sejarah PPLP di STIBA Makassar, sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.

    Syaraf dan Tantangan Bersamaan

    “Ini satu syaraf (kemuliaan), tapi ingat ini juga satu tantangan dan amanah,” lanjut Rektor sambil mengutip kaidah “La yasluhu akhiru hadzihil ummah illa bima shaluhal biha awwaluha”, kebaikan generasi selanjutnya sangat bergantung pada kebaikan generasi awal.

    Beliau menekankan bahwa kesuksesan Program PLP ini akan banyak ditentukan dengan izin Allah kemudian kerja keras para peserta, karena angkatan-angkatan berikutnya pasti akan mengikuti jejak yang mereka buat.

    Empat Pesan Penting dari Rektor

    Rektor menyampaikan empat pesan penting untuk para peserta PLP:

    1. Amanah dan Tanggung Jawab

    “Yang pertama, ini adalah amanah dan tanggung jawab yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Pembekalan yang dilakukan dua hari ini akan diaplikasikan di sekolah penempatan masing-masing.”

    2. Persiapan Materi yang Matang

    Rektor mengingatkan pentingnya persiapan yang maksimal, “Apa yang kita mau berikan kalau kita kosong, tidak punya apa-apa? Maka persiapkan baik-baik materi pelajaran yang akan disampaikan.”

    Beliau mengutip pepatah Arab  “Faqidu syai’in la yu’thi”, orang yang tidak memiliki sesuatu tidak bisa memberikannya. Sama seperti khatib atau penceramah, jika tidak memiliki bekal, maka tidak akan mampu menyampaikan dengan baik.

    3. Membawa Nama Institusi

    Antum membawa nama institusi. Meskipun tempat penempatan rata-rata adalah sekolah kita, tapi sedikit banyaknya pasti tetap akan berimplikasi kepada institusi kita,” tegas Rektor.

    Para peserta tidak hanya membawa nama pribadi dan prodi PBA, tapi juga nama besar Institut Agama Islam STIBA Makassar. Ini menjadi peringatan penting setelah muraqabatullah yang harus selalu dihadirkan.

    4. Jangan Lupa Berdoa

    “Jangan lupa berdoa kepada Allah, mudah-mudahan pelaksanaan kegiatan ini dapat berlangsung sesuai dengan target yang diharapkan.”

    Program Tiga Bulan Penuh Tantangan

    Program PLP PBA ini akan berlangsung selama tiga bulan hingga Desember mendatang. “Lumayan, ini banyak tantangan, banyak rintangan, banyak halangan. Tapi mudah-mudahan semuanya jadi pengalaman berharga untuk menjadi bekal di kemudian hari,” harap Rektor.

    Permintaan Maaf dan Komitmen Institusi

    Dalam momen tersebut, Rektor meminta maaf atas nama institusi terkait pembiayaan PLP yang tidak diperhitungkan sejak awal.

    “Saya perlu memohon maaf atas nama institusi karena secara khusus terkait pembiayaan yang terluput untuk dibicarakan di awal.”

    Beliau menegaskan komitmen institusi, “Ke depan, khusus untuk PBA memang sudah termasuk biaya PLP ini. Meskipun namanya praktik pengabdian masyarakat memang perlu pembiayaan yang dibebankan kepada peserta didik.”

    Penutupan Resmi

    Dengan mengucapkan hamdalah, Rektor secara resmi menutup kegiatan pembekalan Ad-daurah at-tazwidiyah (Pembekalan Pengenalan Lingkungan Persekolahan) Prodi Pendidikan Bahasa Arab angkatan pertama.

    Pelepasan peserta PLP PBA angkatan pertama ini menandai babak baru dalam pengembangan kualitas calon pendidik di STIBA Makassar. Dengan bekal pembekalan yang matang, doa restu dari pimpinan institusi, dan semangat sebagai angkatan perintis, para peserta PLP siap menjalankan tugas mulia mereka di sekolah-sekolah penempatan.

    Keberhasilan program ini akan menjadi fondasi bagi angkatan-angkatan selanjutnya, sekaligus membuktikan komitmen IAI STIBA Makassar dalam mencetak pendidik yang berkualitas dan berintegritas tinggi.

  • HIMAKIP Gelar Master: Momen Muhasabah dan Motivasi di Akhir Periode

    HIMAKIP Gelar Master: Momen Muhasabah dan Motivasi di Akhir Periode

    (STIBA.ac.id) Makassar – Himpunan Mahasiswa Beasiswa KIP Kuliah (HIMAKIP) IAI STIBA Makassar sukses menggelar kegiatan Master (Musyawarah Awal Semester) pada Kamis malam (18/9/2025). Acara yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga selesai ini dihadiri seluruh pengurus HIMAKIP.

    Momentum Evaluasi dan Muhasabah

    Acara dibuka secara resmi oleh Kabag. Kegiatan Kemahasiswaan Ustaz Muhammad Ridwan, S.Pd., M.Pd., kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Umum HIMAKIP, Ahmad Farid. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya momen ini sebagai ajang evaluasi bersama.

    “Harapan besar kami selaku ketua, momentum ini dijadikan ajang untuk mengevaluasi kinerja kita bersama selama hampir satu periode. Mengingat pentingnya muhasabah bagi kita untuk mengetahui setiap kekurangan,” ungkap Ahmad Farid.

    Beliau juga mengingatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pentingnya konsistensi dalam beramal.

    “Amalan itu bukan hanya dilihat dari awalnya, namun ada hadis lain yang mengatakan amalan itu juga dilihat dari akhirnya. Maka besar harapan kami untuk kita membuat cerita indah di akhir kepengurusan yang akan kita kenang di suatu hari nanti.”

    Nasihat Mendalam tentang Pertumbuhan Sejati

    Sambutan kedua disampaikan oleh Ustaz Muhammad Ridwan yang memberikan refleksi mendalam tentang proses pertumbuhan dalam berorganisasi. Beliau menyampaikan perspektif yang sangat menarik tentang hakikat perkembangan diri.

    “Pertumbuhan sejati itu seringkali terjadi dalam kesunyian. Proses belajar, perjuangan, kerja keras itu tidak perlu dilihat orang lain,” tegas beliau.

    Ustaz Ridwan juga memberikan peringatan penting tentang betapa rapuhnya reputasi yang telah dibangun.

    “Kehancuran itu terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Contohnya seperti seseorang yang membangun reputasi baik dalam bertahun-tahun, akan tetapi dengan satu kesalahan fatal reputasi itu hancur dalam sekejap.”

    Beliau menekankan bahwa kehancuran jauh lebih tampak dibandingkan dengan proses pertumbuhan, sehingga para pengurus harus selalu berhati-hati dalam setiap tindakan.

    Antusiasme Tinggi Para Pengurus

    Sepanjang acara berlangsung, para pengurus HIMAKIP menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Mereka tampak sangat menghargai kesempatan untuk mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga dari amanah yang mereka emban.

    Suasana diskusi dan musyawarah berlangsung kondusif, menunjukkan kematangan para pengurus dalam menyikapi evaluasi dan masukan untuk perbaikan ke depan.

    Visi Membangun Generasi Berprestasi

    Dengan suksesnya kegiatan Master ini, HIMAKIP IAI STIBA Makassar berharap dapat terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan organisasi dan anggotanya.

    Acara Master ini tidak hanya bertujuan menghasilkan mahasiswa berprestasi yang siap bersaing dengan mahasiswa dari kampus lain, tetapi juga membangun komunitas mahasiswa dan pengurus himpunan yang berdaya saing tinggi serta berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan dan prestasi.

    Komitmen untuk Masa Depan

    Melalui kegiatan ini, HIMAKIP menegaskan komitmen mereka untuk terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi para penerima beasiswa KIP Kuliah di STIBA Makassar.

    Para pengurus diharapkan dapat mengambil hikmah dari setiap nasihat yang diberikan dan menerapkannya dalam menjalankan program-program organisasi ke depan.

    Reporter: Aldi Untung

  • “HP Bukan Musuh, Tapi Senjata Dakwah”: Tausiah Mendalam Ketua Senat IAI STIBA Makassar soal Kebijakan Smartphone

    “HP Bukan Musuh, Tapi Senjata Dakwah”: Tausiah Mendalam Ketua Senat IAI STIBA Makassar soal Kebijakan Smartphone

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dalam momen bersejarah pembolehan penggunaan smartphone di STIBA Makassar, Ketua Senat Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. memberikan tausiah yang sangat menyentuh tentang hikmah di balik perubahan kebijakan ini. Dengan gaya khas seorang akademisi sekaligus pendakwah, beliau mengajak seluruh civitas akademika untuk melihat teknologi dari kacamata yang lebih bijak dan islami.

    Generasi yang Lahir Bersama Teknologi

    Ustaz Yusran memulai tausiahnya dengan refleksi mendalam tentang perubahan zaman. “Kita sekarang menghadapi generasi yang lahir bersama lahirnya HP. Bahkan mungkin lebih duluan sedikit lahir sebelum mereka, maka mereka hadir bersama dengan fasilitas tersebut,” ungkapnya dengan nada yang penuh pemahaman.

    Beliau kemudian memberikan analogi yang mudah dipahami, “Kami pribadi merasa tidak terlalu tepat untuk kita melarang sesuatu yang hukum asalnya boleh. Seperti halnya kalau ada yang punya kemampuan beli mobil lalu dilarang jangan pakai mobil.”

    Pernyataan ini mencerminkan pendekatan fikih yang matang, di mana Ketua Senat tidak serta-merta melarang teknologi, melainkan lebih fokus pada bagaimana penggunaannya.

    Teknologi: Antara Senjata dan Bumerang

    Salah satu poin paling menarik dari tausiah Ustaz Yusran adalah analoginya tentang teknologi sebagai senjata.

    “Bagaimana kita menjadikan ini senjata bagi kita, bukan senjata yang menjadi bumerang atau yang bisa menghabisi kita,” jelasnya dengan penuh hikmah.

    Beliau melanjutkan dengan perspektif yang sangat dalam, “Senjata ini mungkin ditemukan dan dibuat oleh musuh kita, tapi secara umum fasilitas di dunia ini pada hakikatnya kita yang paling berhak.”

    Visi Mulia: Menyempurnakan Cahaya Allah

    Puncak dari tausiah Ustaz Yusran adalah visinya yang sangat mulia tentang penggunaan HP untuk dakwah. Dengan merujuk pada ayat Al-Quran, beliau menyatakan, “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah (yuriduna liyuthfi’u nurallah bi afwahihim), maka kita ingin menjadikan media ini justru untuk menyempurnakan cahaya Allah. Mereka ingin memadamkan cahaya Allah, kita justru akan menyempurnakan cahaya agama Allah dengan HP-HP kita.”

    Visi ini sangat revolusioner, mengubah pandangan tentang HP dari sekadar alat komunikasi menjadi media dakwah yang powerful. Beliau ingin mahasiswa STIBA menjadi garda terdepan dalam “perang digital” untuk menyebarkan kebaikan.

    Ketua Senat juga menyinggung hasil survei yang menunjukkan bahwa larangan HP menjadi salah satu faktor menurunnya minat calon mahasiswa. “Ada statement dari kepala sekolah Asy-Syathibi tentang kenapa jumlah alumninya yang masuk STIBA berkurang. Katanya, di STIBA dilarang pakai HP.”

    Konsep Kecerdasan dalam Berteknologi

    Ustaz Yusran menekankan bahwa penggunaan teknologi bukan hanya soal usia, tapi soal kecerdasan dan ketakwaan.

    “Allah melarang memberikan harta kepada as-sufahah (orang-orang yang belum cerdas dalam mengelola). Ini berarti perlu pengajaran,” jelasnya sambil merujuk ayat Al-Quran.

    “Ini masalah kecerdasan seseorang dalam memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Tidak dilihat hanya dari sisi umur, tapi juga dari ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

    Komitmen pada Musyawarah dan Evaluasi

    Beliau juga menegaskan bahwa keputusan ini bukan dibuat secara sepihak.

    “Keputusan tentang bolehnya menggunakan HP ini semua adalah hasil musyawarah kita, melalui berbagai diskusi dan musyawarah,” ungkap Ustaz Yusran.

    Yang lebih penting, beliau menunjukkan sikap yang sangat bijak dengan menyatakan, “Tentu saja ini adalah ijtihad dan aturan manusia. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, ternyata mudaratnya lebih besar dari manfaatnya, maka kita tidak akan susah untuk kembali melarangnya.”

    Tanggung Jawab Bersama

    Dalam tausiahnya, Ketua Senat menekankan bahwa aturan ini bukan hanya untuk mahasiswa, tapi untuk seluruh civitas akademika.

    “Sorotan kita tidak hanya kepada mahasiswa, bahkan kepada semuanya, tendik dan para dosen. Kita sama-sama manusia dengan mahasiswa kita.”

    Beliau bahkan dengan rendah hati mengakui, “Tidak menutup kemungkinan banyak di antara mereka yang lebih saleh, lebih tahu memanfaatkannya daripada kita.”

    Pesan Penutup yang Menyentuh

    Ustaz Yusran menutup tausiahnya dengan pesan yang sangat menyentuh, “Mari kita bersama untuk membuktikan bahwa anak-anak kita adalah anak-anak saleh yang cerdas, yang insyaallah bisa memanfaatkan HP mereka dengan baik dan bisa menjadi media dakwah bagi mereka.”

    Beliau juga mengingatkan pentingnya saling mendukung, “Kita harapkan kita saling menguatkan, saling mendoakan dalam HP ini, dan bukan untuk saling menyalahkan.”

    Refleksi dan Harapan

    Tausiah Ketua Senat ini memberikan perspektif yang sangat mendalam tentang bagaimana seorang muslim yang cerdas seharusnya menyikapi perkembangan teknologi. Bukan dengan menolak atau takut, melainkan dengan memanfaatkannya untuk kebaikan dan dakwah.

    Visi “menyempurnakan cahaya Allah dengan HP” yang disampaikan Ustaz Yusran bukan sekadar retorika, tapi sebuah panggilan untuk menjadikan mahasiswa STIBA sebagai digital dai yang mampu bersaing di era modern tanpa kehilangan nilai-nilai Islam.

    Dengan pendekatan yang sangat islami namun tetap kontemporer, tausiah ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh civitas akademika STIBA dalam menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

  • STIBA Makassar Resmi Bolehkan Mahasiswa Pakai Smartphone: Era Baru Kampus Pesantren di Tengah Digitalisasi

    STIBA Makassar Resmi Bolehkan Mahasiswa Pakai Smartphone: Era Baru Kampus Pesantren di Tengah Digitalisasi

    (STIBA.ac.id) Makassar – Setelah bertahun-tahun menjadi “kampus bebas smartphone” khususnya bagi mahasiswa di awal semester, Institut Agama Islam STIBA Makassar akhirnya membuka lembaran baru dengan secara resmi mengizinkan mahasiswa menggunakan smartphone. Keputusan yang cukup mengejutkan ini diumumkan dalam acara sosialisasi yang dipimpin langsung oleh Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. menandai babak baru dalam sejarah kampus berbasis pesantren tersebut. Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan.

    Dari Larangan Total ke Pembolehan Terbatas

    Perubahan kebijakan ini tentu bukan keputusan yang dibuat semalam. Rektor menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan hasil dari berbagai diskusi mendalam, termasuk Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak.

    “Ini sudah kita sering diskusikan bahkan di tingkat FGD. Dengan segala pertimbangan kekurangan dan kelebihan, kita melihat ada maslahat yang insyaallah dapat direalisasikan dengan penggunaan smartphone ini,” ungkap Rektor dalam sambutannya, Kamis (18/9/2025).

    Generasi Digital Native

    Ketua Senat STIBA, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D.  memberikan perspektif menarik soal perubahan generasi.

    “Kita sekarang menghadapi generasi yang lahir bersama lahirnya HP. Bahkan mungkin lebih duluan sedikit lahir sebelum mereka, maka mereka hadir bersama dengan fasilitas tersebut,” jelasnya.

    Menurutnya, melarang sesuatu yang hukum asalnya boleh justru kurang tepat. Yang terpenting adalah bagaimana mengarahkan penggunaan teknologi tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat.

    Pembacaan SK oleh Kabag Tata Usaha

    Acara dilanjutkan dengan pembacaan aturan penggunaan smartphone oleh Kepala Bagian Tata Usaha, Ustaz Musdirfan, S.H. Pembacaan SK Rektor ini menjadi momen penting yang menandai berlakunya kebijakan baru secara resmi.

    Aturan yang dibacakan mencakup berbagai ketentuan detail, termasuk larangan penggunaan di masjid dan kelas, serta mekanisme pengawasan yang akan diterapkan.

    Klarifikasi Kepala Sekretariat

    Kepala Sekretariat, Ustaz Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. yang membawahi Bagian Tata Usaha, memberikan klarifikasi penting mengenai proses pembuatan aturan ini. Beliau menegaskan bahwa keputusan ini bukan dibuat secara terburu-buru.

    “Saya khawatir ada anggapan bahwa peraturan ini dibuat setelah kita tidur kemudian bangun dapat ilham. Draf ini sudah masuk di saya mungkin tiga atau empat kali melalui berbagai tinjauan,” jelasnya.

    Ustaz Kasman menjelaskan bahwa draf telah diteliti dari tiga aspek: kebahasaan, normatif, dan yuridis, termasuk mempertimbangkan aspek hukum seperti UU ITE. Beliau juga menegaskan bahwa ada Pasal 11 dalam aturan yang memungkinkan pencabutan kembali SK jika diperlukan.

    “Jangan berprasangka bahwa ini sudah final. Ada masa evaluasi tiga bulan yang disebutkan di Pasal 11,” tegasnya.

    Pertanyaan dari Lapangan

    Beberapa dosen mengajukan pertanyaan praktis terkait implementasi aturan. Tentang penggunaan HP di masjid dan kelas untuk keperluan positif seperti mencatat atau merekam kajian. Termasuk aspek hukum terkait “equality before the law“, mempertanyakan apakah aturan ini bisa berpotensi menimbulkan masalah hukum jika ada pihak yang mempermasalahkan.

    Tanggapan dan Arahan Rektor

    Menanggapi berbagai pertanyaan, Rektor menekankan bahwa implementasi aturan ini sangat bergantung pada kekuatan semua pihak untuk memberikan arahan yang baik.

    “Tiga bulan pertama ini bergantung pada kekuatan kita untuk mengarahkan. Kalau ternyata kita tidak kuat mengarahkan, maka kita bisa evaluasi setelah tiga bulan,” jelasnya.

    Rektor juga menegaskan bahwa aturan ini berlaku untuk seluruh civitas akademika, termasuk dosen dan tenaga kependidikan. “Para dosen diminta menjadi contoh yang baik dalam menampilkan konten-konten yang bermanfaat,” tambahnya.

    Beliau juga menyinggung pentingnya mempertimbangkan maslahat dan mudarat sebelum memosting sesuatu, mengingat akses mahasiswa yang semakin terbuka dengan kebijakan baru ini.

    Sistem Pengawasan dan Hisbah Digital

    Salah satu aspek penting yang dibahas adalah sistem pengawasan. Rektor menjelaskan bahwa akan diterapkan konsep hisbah atau pengawasan sebaya di kalangan mahasiswa.

    “Salah satu bentuk hisbah kita saat ini adalah hisbah terkait dengan media sosial,” ungkapnya, sambil menyebutkan bahwa STIBA juga memiliki aturan khusus tentang etika bermedia sosial yang akan mendampingi aturan smartphone ini.

    Harapan dan Evaluasi Mendatang

    Rektor menutup acara dengan harapan besar bahwa kebijakan ini dapat membuktikan bahwa mahasiswa STIBA mampu menggunakan teknologi dengan bijak. Beliau optimis bahwa dengan akses yang lebih luas, kebaikan yang disebarkan mahasiswa juga bisa lebih masif.

    “Selama ini posting yang bermanfaat mungkin hanya dilihat 5-10 orang. Kalau mahasiswa kita dibolehkan semua, bisa sampai seribu yang melihat dan kebaikan itu bisa tersebar luas,” harapnya.

    Namun beliau juga mengingatkan agar tidak memosting hal-hal sepele yang tidak bermanfaat karena bisa menjadi contoh buruk bagi mahasiswa lain.

    Periode Percobaan Tiga Bulan

    Kebijakan ini akan berlaku dalam masa percobaan selama tiga bulan dengan evaluasi menyeluruh di akhir periode. Jika ternyata mudarat yang timbul lebih besar daripada manfaatnya, STIBA siap untuk meninjau kembali atau bahkan mencabut kebijakan ini.

    “Kita bertawakkal kepada Allah, semoga apa yang kita pilih ini menjadi sesuatu yang membawa maslahat bagi kita semuanya,” tutup Rektor dalam doa penutup acara.

  • Bangun Kepemimpinan Asrama, UKK Kepesantrenan Gelar Konsolidasi Ketua Kamar

    Bangun Kepemimpinan Asrama, UKK Kepesantrenan Gelar Konsolidasi Ketua Kamar

    (STIBA.ac.id) Makassar  – UKK Kepesantrenan dan Keasramaan IAI STIBA Makassar mengadakan kegiatan Konsolidasi Ketua Kamar pada Rabu sore (17/9/2025), selepas salat Zuhur di Gedung Muadz bin Jabal lantai 1. Acara yang dihadiri seluruh Ketua Kamar, para musyrif, dan pembina keasramaan ini bertujuan memperkuat peran strategis para pemimpin kamar dalam pembinaan santri.

    Motor Penggerak di Garda Terdepan

    Ustaz Taufan Jafri membuka acara dengan arahan yang menginspirasi tentang peran vital ketua kamar.

    “Ketua kamar harus mampu menjadi motor penggerak. Bukan hanya dalam menjaga ketertiban kamar, tetapi juga dalam membina nilai, hafalan, dan kedisiplinan harian. Mereka adalah teladan pertama bagi teman-temannya,” tegas beliau.

    Arahan ini menegaskan bahwa ketua kamar memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar dari sekadar urusan administratif. Mereka adalah agen perubahan yang berperan strategis dalam membentuk karakter dan kebiasaan santri sehari-hari.

    Aturan Baru dan Perkenalan Tim Musyrif

    Sesi dilanjutkan oleh Ustaz Sirajuddin Syarif yang memaparkan aturan terbaru keasramaan. Beliau menekankan pentingnya memahami aturan sebagai panduan bersama untuk menciptakan lingkungan belajar dan beribadah yang kondusif.

    Yang tidak kalah penting, beliau juga memperkenalkan para musyrif baru keasramaan beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini memungkinkan Ketua Kamar mengetahui dengan jelas siapa yang akan menjadi mitra mereka dalam pembinaan kamar.

    “Kita ingin memastikan bahwa setiap kamar memiliki pembinaan yang terarah. Dengan sinergi antara ketua kamar, musyrif, dan pembina, insyaallah keasramaan akan berjalan lebih baik,” jelas Ustaz Sirajuddin.

    Dialog Terbuka dan Solusi Bersama

    Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang sangat interaktif. Para ketua kamar mendapat kesempatan emas untuk menyampaikan masukan dan berbagi kendala yang mereka hadapi di lapangan. Sesi ini menjadi jembatan komunikasi penting antara pelaksana di garis depan dengan para pembina.

    Pemimpin Kecil dengan Peran Besar

    Melalui konsolidasi ini, para ketua kamar semakin memahami posisi strategis mereka sebagai pemimpin kecil di lingkungan kamar. Peran mereka tidak terbatas pada menjaga ketertiban, tapi juga membimbing, menasihati, dan memberikan teladan bagi sesama santri.

    Dengan bekal arahan yang jelas dan tim yang solid, diharapkan kehidupan keasramaan STIBA akan semakin berkualitas dan kondusif untuk pembinaan karakter santri yang unggul dan berintegritas.

    Reporter: Muh. Abrar