Kategori: Feature

  • Bekali Mahasiswa  Jiwa Entrepreneurship, UKM STIBA Makassar Adakan Diklat Wirausaha

    Bekali Mahasiswa  Jiwa Entrepreneurship, UKM STIBA Makassar Adakan Diklat Wirausaha

    WhatsApp Image 2018-02-03 at 13.52.45

    (stiba.ac.id) Makassar – Unit Kegiatan Mahasiswa Sekolah tinggi ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar adakan Diklat Wirausaha di ruang rapat STIBA Makassar, Sabtu, 15 Jumadal Ula 1439 (3 Februari 2018).

    Kegiatan dibuka dengan sambutan ketua IKatan Pengusaha Wahdah Islamiyah (IPWI) Bapak Saiful Parewangi. Dilanjutkan narasumber selanjutnya Ustadz Akhyar Amnur. Ia membawakan materi “Selayang Pandang Ikatan Pengusaha Wahdah Islamiyah”. Dan ditutup oleh Ustadz Ariesman dengan materi “Budi Daya Jamur Tiram” sebagai narasumber terakhir.

    Diklat wirausaha ini diadakan dalam rangka membekali mahasiswa pengetahuan tentang kewirausahaan sehingga kelak dapat bermanfaat saat menapaki jalan dakwah. Setali tiga uang dengan tujuan ini, Ustadz Ariesman juga mengatakan, ”Dengan Diklat Wirausaha ini diharapkan mahasiswa STIBA tidak hanya berkhidmat untuk umat dengan dakwah, namun bisa memenuhi kebutuhan finansialnya dengan meniti karir di bidang wirausaha, ” ujarnya pada pengantar materi.

    Sebelum memasuki inti pembahasan, Ariesman mengawali materi dengan memperkenalkan keluarga nabi dan rasul yang tugas pokoknya sebagai dai dan juga bergelut di bidang wirausaha dengan keahlian masing-masing. Ia juga menyertakan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Assunnah sebagai fakta ilmiah dari kisah tersebut.

    Ustadz Ariesman memberikan tips-tips jalan sukses wirausaha di antaranya:

    1. Niat semata-mata mengharapkan Ridha Allah.
    2. Jujur

    ‎أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183) وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ (184)

    “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu.” (QS. Assyuaro: 181-183).

    “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. Arrahman: 9).

    “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.” (QS. Al-An’am: 152).

    1. Menjual barang berkualitas.
    2. Mengambil keuntungan sewajarnya.
    3. Disiplin.
    4. Profesional.
    5. Tidak mudah putus asa.
    6. 3S = sapa, senyum, salam dan bersikap ramah.
    7. Kesenangan atau pembawaan hobi.

    Kegiatan berlangsung dari pukul 08:00 pagi dan berakhir pada pukul 12:15. Di akhir kegiatan Ustadz Ariesman menampilkan beberapa kisah inspiratif dalam meniti karir di bidang wirausaha khususnya budidaya jamur tiram. (Muh. Syafaat_UKM Pers)

    WhatsApp Image 2018-02-03 at 13.53.05

     

     

  • Perkenalkan Sunnah, Mahasiswa KKN STIBA Adakan Shalat Gerhana di 20 Masjid

    Perkenalkan Sunnah, Mahasiswa KKN STIBA Adakan Shalat Gerhana di 20 Masjid

    shalat gerhana1

    Foto: Shalat Khusuf di salah satu masjid lokasi KKN Mahasiswa STIBA

    (stiba.ac.id) Makassar – Rabu (31/1/2018) sebagian penduduk bumi menyaksikan salah satu fenomena alam langka yaitu gerhana bulan total. Untuk wilayah Indonesia bagian tengah, awal gerhana bulan mulai terjadi pada pukul 19:48 dan berakhir pada pukul 23:11.

    Salah satu sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika terjadi peristiwa alam seperti ini adalah melaksanakan shalat Khusuf. Shalat Khusuf atau shalat Gerhana Bulan dilakukan sebanyak dua raka’at. Setiap rakaat dilakukan dengan dua kali ruku’ dan dua kali sujud.

    Beberapa tahun terakhir, sunnah ini semakin banyak diamalkan oleh kaum muslimin. Tak hanya ormas-ormas Islam maupun MUI yang mengeluarkan imbauan shalat Gerhana Bulan, Kemenag dan sejumlah pemerintah kota pun mengeluarkan imbauan resmi ke warganya untuk melaksanakan shalat Gerhana Bulan ini.

    Tak ketinggalan, mahasiswa-mahasiswa STIBA Makassar yang saat ini sedang berada di lokasi KKN turut mengagendakan pelaksanaan sunnah yang mulia ini. Berdasarkan data yang masuk ke redaksi stiba.ac.id, sebanyak 20 masjid yang mengadakan shalat Khusuf imam dan khotibnya adalah mahasiswa KKN STIBA Makassar.

    “Ternyata banyak jamaah yang belum mengetahui sunnah shalat Gerhana, dan mereka berterima kasih karena kita telah mengadakan shalat gerhana ini,” ujar Syahrial Paputungan salah seorang mahasiswa KKN yang menjadi khotib di Masjid Babuttaqwa Kecamatan Mariso.

    Ia menambahkan bahwa salah seorang jamaah bertutur kepadanya, “Ustadz, saya sudah 80 tahun dan sering melihat gerhana, tapi baru kali ini melaksanakan shalat Gerhana karena saya baru tahu kalau ada yang disebut shalat sunnah Gerhana itu.”

    Lain lagi yang diungkapkan oleh Muhammad Nashruddin, menurut mahasiswa yang ditempatkan di Tana Toraja ini bahwa masyarakat di lokasi KKN-nya pernah melakukan shalat Gerhana Matahari sekitar tahun 70-an, tapi mereka shalat dua rakaat seperti halnya shalat sunnah biasa.

    Berikut ini daftar masjid yang menyelenggarakan shalat Gerhana Bulan dengan imam dan khotib mahasiswa KKN STIBA Makassar:

    Berikut ini daftarnya:

    1. Masjid Al-Muzaini DPD Wahdah Islamiyah Kab. Barru

    Khatib: Abid Al-Faruq

    1. Masjid Muthmainnatul Qulub Kec. Somba Opu Gowa

    Imam: Jurais Siskarli

    Khotib: Nanda Kiki

    1. Masjid Al Fajri Kec. Somba Opu Gowa

    Imam: Yunus Adam Al Jihad

    Khatib: Muhammad Hulaimi

    1. Masjid Darul Al-Taqwa Pon-Pes SMP Islam Tahfizhul Qur’an Wahdah Islamiyah Sinjai

    Khotib : Fikrul Hidayat

    1. Masjid Nurul Bahari Kelurahan Mariso, Kec. Mariso, Makassar

    Khotib: Hadianto

    1. Masjid Babut Taqwa: Kelurahan Bontorannu, Kec. Mariso Makassar

    Imam: Muhammad Gustami

    Khotib: Syahrial Paputungan

    1. Masjid H. Mahmud, Perumahan Bosowa. Desa Baruga Kecamatan Bantimurung Kab. Maros

    Imam: Nurdin Rahim

    Khotib: Habiburrahman

    1. Masjid DPD WI Tana Toraja

    Imam : Muh. Nashruddin

    1. Masjid Nurul Muhammad, Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso, Makassar

    Imam: Maulana Ahmad

    Khotib: Abdullah Mubarak

    1. Masjid Baiturrahman Desa Marioriaja, Kecamatan Marioriwawo, Kab. Soppeng

    Imam dan Khotib: Deny Fathurrahman

    1. Masjid Darul Istiqamah, Kelurahan Kunjung Mae, Kec. Mariso, Makassar.

    Imam: Sarlan

    Khotib: Erul Gusnandar

    1. Masjid Nurul Falah, Kelurahan Tombolo, Kec. Somba Opu Gowa

    Khatib : Muh. Idul Fitran

    Imam : Muhammad Faisal

    1. Masjid Al Khattaby Masamba

    Imam: Miftahul Khoir

    1. Masjid Imam Muslim, Palu Barat, Sulawesi Tengah

    Khatib: Ismail bin Azis

    1. Masjid Nurul Hikmah, Lambara Harapan

    Imam : Adi Farham

    1. Masjid Jami’ Madandan, Toraja Utara

    Imam dan Khotib: Muh. Heri Ja’far

    1. Masjid: Darussalam Pulau Kodingareng, Makassar

    Imam: Irwan Mustafa

    1. Masjid : Ar Rahmah Tabaria

    Imam : Ifan Pramudya

    1. Masjid Nurul Muttaqin Sinjai Tengah

    Imam dan Khotib: Taufiq

    1. Masjid : al-Wahdah Kota Palopo

    Imam dan Khotib: Mursyid Anshar

    WhatsApp Image 2018-02-02 at 07.44.55 shalat gerhana

  • Selenggarakan Shalat Gerhana Bulan, Ribuan Jamaah Padati Masjid Anas bin Malik

    Selenggarakan Shalat Gerhana Bulan, Ribuan Jamaah Padati Masjid Anas bin Malik

    WhatsApp Image 2018-01-31 at 20.51.08

    (stiba.ac.id) Makassar – Seharian beraktivitas ternyata tidak menghalangi tekad dua ribuaan jamaah menghadiri shalat Gerhana Bulan di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar. Masjid berlantai dua dengan kapasitas 1.500 jamaah ini tak mampu menampung jamaah sivitas akademika STIBA dan masyarakat sekitar yang sudah mulai berdatangan usai shalat Magrib.

    Jamaah meluber hingga ke halaman masjid.

    WhatsApp Image 2018-02-01 at 10.05.33 WhatsApp Image 2018-02-01 at 10.05.33(1) WhatsApp Image 2018-01-31 at 20.51.54 WhatsApp Image 2018-01-31 at 20.51.52  WhatsApp Image 2018-01-31 at 20.52.46

    Bahkan beberapa ruang kelas di belakang masjid pun ikut dipadati jamaah shalat.

    WhatsApp Image 2018-01-31 at 20.51.18

    Pemandangan mengharukan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang satu ini. Di saat sebagian manusia menjadikan momen gerhana sebagai ajang rekreasi dan hiburan, maka para jamaah ini lebih memilih mengagungkan Rabb Pencipta dan Pengatur alam semesta, termasuk fenomena gerhana bulan.

    Shalat Gerhana Bulan atau Khusuf dilaksanakan di Masjid Anas bin Malik usai shalat Isya. Setelah sebelumnya Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat Khusuf. Ustadz Yusran juga memperkenalkan imam yang akan memimpin shalat yaitu Ustadz Yasir Massi, Lc. alumni Sudan dan pernah menjadi imam tetap  di salah satu Masjid di negeri tersebut.

    Ustadz Yasir membaca sebanyak satu juz, yaitu  surah Ali Imran: 1—152. Bacaan sepanjang itu, disertai rukuk dan sujud yang lama menghabiskan durasi waktu satu jam dua menit hanya dalam dua rakaat. Bisa dibayangkan lamanya berdiri dalam setiap rakaatnya.

    Usai pelaksanaan shalat, Ustadz Fadlan Akbar, Lc., M.H.I. membacakan khotbah seragam berikut ini:

     

    ‎إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

    ‎مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

    ‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

    ‎يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

    ‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

    ‎أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

     

    Kaum Muslimin rahimakumullah

    Bintang yang gemerlap di langit malam.

    Bulan yang cahayanya menawan .

    Matahari yang terang  benderang .

    Semuanya hanyalah makhluk ciptaan Allah Azza wa Jalla , yang tunduk dalam kekuasaanNya , yang beredar dengan pengaturanNya ,yang takkan bergeser sedikitpun jua , kecuali dengan izin dariNya .

    Allah Ta’aala berfirman :

    أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

    “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. ( QS .Al-Hajj : 18 )

    Tanda – tanda alam sejatinya adalah isyarat Ilahiyah  dari waktu ke waktu untuk mengembalikan eksistensi kehambaan kita kepada Allah yang tergerus oleh rutinitas kehidupan.

    Allah Subhanahu wata’ala berfirman , mengingatkan kita semua :

    سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

    Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di semua penjuru semesta dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushilat: 53).

     

    Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman :

    إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآَيَاتٍ ِلأُولِي الْأَلْبَابِ(190)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imran 190-191).

    Tajamnya pengamatan terhadap alam semesta yang terbingkai iman akan mengantar kepada dzikir dan kedalaman iman  itu sendiri .

    Bahkan menyatu pada tasbih semesta dan ketundukan alam raya kepada Allah Jalla Jalaluh .

    سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

    Bertasbih ( mensucikan ) Allah segala apa yang di langit dan Bumi dan Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . ( QS. Al Hadid :1)

    Terkhusus pada fenomena gerhana yg kita alami ini , maka sesungguhnya ia membawa pesan Ilahi sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam :

    إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله، لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته، ولكن الله تعالى يخوف بها عباده

    Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah, tidak terjadi gerhana pada keduanya disebabkan kematian dan kelahiran seseorang, sungguh Allah menjadikan (gerhana) pada keduanya agar hamba-hambaNya merasa takut. (HR. Bukhari No. 1048 dan Muslim No. 911)

    Peristiwa ini mengantar kita pada suatu keadaan jiwa yang sadar dengan sesungguhnya bahwa kita dengan berbagai pencapaian ilmu pengetahuan , ternyata tidak berdaya apa-apa di hadapan ke Maha Kuasaan Allah Tabaraka Wa Ta’ala .

     

    Allahu Akbar

    Bahwa kita dengan segala kemajuan teknologi ternyata hanya bagai sebutir pasir  pada padang sahara alam raya ciptaanNya , atau bagai setetes air dalam lautan ilmuNya yang tiada berbatas .Subhanallah .

    Kaum Muslimin – Rahimakumullah

    Al Khauf atau rasa takut , sesungguhnya adalah rasa yang membuat seorang hamba dapat mengendalikan diri dalam kehidupan ini .

    Dengannya manusia sadar bahwa setiap saat jika Allah menghendaki keadaan yang stabil dapat berubah menjadi prahara , langit yang terang bisa menjadi gelap gulita , bumi yang tenang bisa tiba- tiba bergoncang bahkan terbalik dan terbelah … semuanya tunduk kepada kehendak dan pengaturan Allah Rabbul Izzati .

    Betapa pandir dan naifnya seorang manusia yang tiada berdaya di hadapan kekuasaan Allah jika ia ponggah ingin mengatur hamba- hamba Allah dengan aturan – aturan yang bertentangan dengan hukum dan aturan Allah yang telah diturunkannya justru untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia dalam kehidupan ini.

    ‎أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ

    حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

    Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? ( QS. Al Maidah :50)

    Betapa tidak tahu dirinya manusia , saat semua fasilitas hidup telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala , justru kemudian ia gunakan untuk bermaksiyat dan bangga dengan dosa- dosanya .

    Astaghfirullah

    Dunia ini pasti berakhir , kehidupan ini pasti akan berujung pada penghabisan …

    Semua kita pasti akan mencicipi yang bernama Al MAUT  , kematian ….kemudian akhirnya kita akan berdiri di hadapan pengadilan Allah mempertanggung jawabkan semuanya .

    Segalanya akan sirna …

    Rupa yang cantik dan rupawan akan lepuh termakan usia dan akan lebur bersama tanah .

    Harta yang melimpah bisa habis dan sirna dalam sesaat dan yang pasti ia tak akan setia menemani kita di alam kubur.

    Jabatan , popularitas , relasi dan semua kemewahan dunia , semuanya sementara takkan ada yang kekal dan abadi .

    Jika demikian halnya dan nurani kita menyadari hal ini , lalu mengapa kita mengejar semua itu tanpa henti ?!

    Lalu mengapa kita dibuat berlari liar oleh obsesi- obsesi fatamorgana ini ?!

    Ingatlah akan Allah , ingatlah akan nikmat ketaatan yang dijanjikan olehnya .

    Allah ta’ala berfirman :

    ‎‫أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

    “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’ (tunduk) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS. Al-Hadiid : 16].

    Ya ,,, sungguh telah tiba saatnya

    hati  ini ini ditundukkan ,

    dielus dan dikendalikan untuk taat kepada Allah .

    Dimerdekakan  dari gelitik syahwat yang menyengsarakan.

    Dituntun untuk berjalan dalam cahaya terang syariatNya .

    Sungguh kehidupan yang tertata dengan aturan Ilahi adalah kehidupan yang indah dan bahagia .

    Syariat ini diturunkan semata untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia , bukan untuk menyulitkan dan menyengsarakan .

    Alangkah indahnya pertobatan itu, saat dahi ditundukkan dalam sujud- sujud yang khusyu’ .

    Alangkah indahnya saat- saat tangan menengadah dalam munajat- munajat penuh harap .

    Alangkah indahnya saat tangan- tangan dermawan berbagi rezki Allah pada sesama , anda takkan bisa membahasakan bahagiamu  saat senyum merekah dari mereka yang selama ini menangis kelaparan saat anda berbagi sesuap nasi pada mereka.

    Alangkah indahnya persaudaraan dalam ketaatan , saat berjalan seiring dalam derap dakwah mengajak hamba- hambah Allah ke rumah- rumah Allah , seakan bercengkrama hendak masuk ke pintu- pintu Syurga .

    Alangkah indahnya ketaatan , alangkah indahnya ketaqwaan , alankah indahnya hidup dalam bimbinganNya , dalam hidayahNya

    Selama hayat masih dikandung badan , jangan terlambat untuk kembali kepadaNya .

    Karena Dia , Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang itu telah menyiapkan kebahagian , kemenangan yang sejati di balik rukuk dan sujudmu kepadaNya.

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

    “Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudhah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. ( QS. Al-Hajj : 77)

     

  • Pesan Lurah: Jangan Seperti Mahasiswa KKN Kebanyakan

    Pesan Lurah: Jangan Seperti Mahasiswa KKN Kebanyakan

    ridwan

    (stiba.ac.id) Makassar – STIBA Makassar mengutus 45 orang mahasiswanya untuk menjalankan program KKN di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Ke-45 mahasiswa ini dibagi dalam delapan tim, tiga tim putra dan lima tim putri. Satu tim terdiri dari lima sampai enam orang.

    Acara serah terima mahasiswa KKN I STIBA Makassar diadakan secara resmi di Kantor Camat Bantimurung pada hari Rabu (24/1/2018). Dihadiri oleh Sekretaris Camat Bantimurung dan PK. I STIBA Makassar Ustadz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. Hadir pula Ketua DPD Wahdah Islamiyah Maros yang merupakan salah seorang alumni STIBA Makassar, Ustadz Dody Priambodo.

    Penyambutan di BantimurungPenyambutan di Bantimurung1

    Salah satu tim yang terdiri dari Muhammad Ridwan B, Zulkahfi, Zaenuddin, Abdullah Mujahid al Haqq, dan Muliadi Syam ditugaskan di Kelurahan Leang Leang. Kelurahan ini terdiri dari dua RW, yaitu Leang Leang dan Panaikang. Serta 11 RT dengan enam buah masjid.

    Tim yang dipimpin oleh Muhammad Ridwan B. selaku Kordes ini tiba di lokasi pada Rabu jelang Magrib. Kehadiran mereka disambut hangat oleh masyarakat setempat. Dari pembicaraan santai mereka malam itu disepakati dua program awal yaitu mengajar TPA dan Dirosa Diniyah.

    Keesokan harinya, tim berkunjung ke kantor lurah. Oleh Pak Lurah kehadiran mereka disambut dengan sangat baik. Pak Lurah bahkan mengapresiasi agenda utama mereka selama di lokasi, yaitu memberantas buta aksara Alquran untuk semua kalangan masyarakat.

    “Kegiatan kalian jangan seperti mahasiswa KKN pada umumnya yang hanya mencat rumah, buat tugu pembatas desa, membuat tempat duduk di pinggir jalan, dan semisalnya,” seloroh Pak Lurah.

    Ia juga berharap agar ada perbaikan untuk bacaan-bacaan Alquran para imam masjid. Termasuk para staf kantor lurah dan pak lurahnya sendiri.

    Hingga berita ini diturunkan, berbagai kegiatan telah mereka laksanakan, mulai dari mengajar di TPA-TPQ-Dirosah Diniyah (bahasa Arab, Fikih, Hadits, Tafsir, Aqidah) yang berlangsung setiap hari, khotbah Jumat, bersilaturrahim ke para tokoh masyarakat seperti Ketua RW, ketua Karang Taruna, pengurus Lembaga Permberdayaan Masyarakat,  imam masjid, ketua remaja masjid, kepala sekolah, dan lain-lain. Dan semuanya memberikan respons positif terhadap agenda-agenda yang mereka tawarkan.

    ridwan1

  • Departemen Diklat DEMA STIBA Adakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah

    Departemen Diklat DEMA STIBA Adakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah

     

    WhatsApp Image 2018-01-29 at 05.41.43

    (stiba.ac.id) Makassar – Departemen Pendidikan dan Pelatihan Dewan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (Dep. DIKLAT DEMA STIBA)  Makassar kembali mengadakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah yang dikuti oleh 150 mahasiswa STIBA di Masjid Anas bin Malik, Ahad (28/01/2018).

    Dalam pelatihan penyelenggaraan jenazah kali ini, Dep. Diklat menghadirkan Ustad Abdurrahman Laica. S.H.I, M.M.Pd., sebagai pemateri ke-1 dan Ardiansyah sebagai pemateri ke-2.

    Mewakili Kepala UKM, Abdullah K Daud saat membuka kegiatan ini menerangkan bahwa pihak idarah sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti pelatihan jenazah karena sangat dibutuhkan oleh penuntut ilmu dan masyarakat secara umum.

    Kemudian pelatihan dilanjutkan dengan praktik penyelenggaraan jenazah oleh Ustadz Abdurrahman sebagai pemateri 1. Ia menjelaskan bahwa tidak cukup hanya sekali mengikuti pelatihan, karena pengurusan jenazah jarang diterapkan. Perlu diadakan kegiatan-kegiatan serupa agar pemahaman tentang penyelenggaraan jenazah makin mantap.

    Kemudian Ardiansyah sebagai pemateri ke-2 menjelaskan tata cara menggali kuburan,  kedalaman galian,  lebar galian serta kendala-kendala dalam menggali kuburan.

    Terakhir, pelatihan penyelenggaraan jenazah diakhiri dengan sesi tanya jawab. (Muhammad Alwi_UKM Pers)

    WhatsApp Image 2018-01-28 at 17.34.15

  • Tiba di Lokasi KKN Nasrul Alfian Dirikan TPA, Kini Santrinya 40-an

    Tiba di Lokasi KKN Nasrul Alfian Dirikan TPA, Kini Santrinya 40-an

    nas1

    Foto: Hari pertama pembukaan TK-TPA yang dirintis Muhammad Nasrul Alfian

    (stiba.ac.id) Makassar – Muhammad Nasrul Alfian, mahasiswa asal Konawe yang sedang menempuh semester akhir di STIBA Makassar diutus ke Buton Utara Sulawesi Tenggara untuk menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pemilihan lokasi ini adalah penetapan dari DPP Wahdah Islamiyah, ormas yang menaungi STIBA Makassar.

    Buton Utara termasuk daerah rintisan dakwah Wahdah Islamiyah Sulawesi Tenggara. Belum banyak ikhwan di daerah ini. Pun tidak ada dai utusan lembaga yang tinggal dan menetap di sana. Karenanya, dipilihnya daerah ini sebagai salah satu lokasi KKN mahasiswa STIBA sangat tepat.

    Setiba di lokasi, Nasrul Alfian bertemu ketua DPD Wahdah Islamiyah Buton Utara. Ia pun didaulat untuk membawakan taklim perdana hari itu juga.

    Sederet kegiatan lain terjadwal dalam agenda Nasrul Alfian selama berada di sini. Mulai dari khotbah Jumat, taklim di beberapa masjid, pengajian khusus untuk remaja, hingga mengisi tarbiah para pengurus DPD Wahdah Islamiyah.

    Hari ke-2 berada di lokasi, Nasrul berinisiatif merintis pendirian TPA. DPD WI Buton Utara termasuk DPD yang belum lama dikukuhkan oleh pengurus pusat Wahdah Islamiyah sehingga belum mempunyai lembaga pendidikan, baik setingkat SD, SMP, SMA bahkan TPA sekalipun.

    Animo masyarakat terhadap pembentukan TPA ini terbilang cukup tinggi. Terbukti dengan berkumpulnya lebih dari dua puluh anak, mulai tingkat TK sampai SMP di hari pertama. Hingga kini, TPA tersebut telah membina 40-an anak. Harapan Nasrul, TPA ini bisa menjadi cikal bakal berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Wahdah Islamiyah untuk jenjang lebih tinggi.

    nas

  • DEMA STIBA Adakan Pembekalan Dakwah Kampus

    DEMA STIBA Adakan Pembekalan Dakwah Kampus

    WhatsApp Image 2018-01-22 at 09.57.19

    (stiba.ac.id) Makassar – Departemen Diklat DEMA STIBA Makassar mengadakan kegiatan Pembekalan Dakwah Kampus. Kegiatan yang berlangsung Ahad (21/1/18) di masjid Anas bin Malik kampus STIBA ini diikuti puluhan mahasiswa yang terdiri dari pengurus lembaga kemahasiswaan dan perwakilan kelas.

    Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Kepala UKM dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar Mahasiswa STIBA tidak mencukupkan diri dengan belajar di ruang kuliah. Lebih dari itu, track akademik dan track kepemimpinan kata beliau harus berjalan berimbang.

    Ustadz Syamsuar Hamka sebagai panelis pertama membawakan materi manajemen syiar. Ia mengemukakan bahwa syiar Islam bertujuan melindungi pemikiran mahasiswa dari penyelewengan. Lebih lanjut, penulis buku Api Tarbiyah ini menjelaskan alur syiar yang meliputi POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling dan Evaluating).

    Pemateri kedua, Ustadz Arisman menjelaskan seluk beluk Lembaga Dakwah Kampus serta kaitannya dengan metode pengaderan yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada para sahabatnya.

    Acara yang berlanjut setelah Dzuhur hingga menjelang Maghrib ini lebih disempurnakan dengan kehadiran tiga pemateri lainnya, masing-masing  dr. Syukri Mawardi yang membawakan materi Public Speaking dan Negosiasi, Ustadz Andi Muhammad Akhyar dengan materi Manajemen Kaderisasi, dan ditutup dengan Focus Group Discussion yang dipandu oleh ustaz Andi Irwanto. Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap pemateri. (Ihsan Dahri)

  • Sepekan di Lokasi KKN, Ini yang Dilakukan Muhammad Heri

    Sepekan di Lokasi KKN, Ini yang Dilakukan Muhammad Heri

    heri3

    Foto: Muhammad Heri Ja’far ketiga dari kiri

    (stiba.ac.id) Makassar – Mahasiswa KKN STIBA Makassar tak menunggu lama untuk mulai beraktivitas di lokasi KKN. Sejak dilepas secara resmi Sabtu (13/1) lalu, sejumlah mahasiswa yang diutus ke daerah dalam program Tebar Dai telah memulai aktivitas dakwah mereka.

    Sebutlah Muhammad Heri Ja’far, mahasiswa asal Bulukumba yang diutus berdakwah ke masyarakat Tana Toraja. Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan.

    Toraja yang terdiri dari Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara itu, memiliki lebih dari 280 ribu penduduk dengan lima agama yang berkembang. Kementerian Agama Tana Toraja, yang juga membawahi Kabupaten Toraja Utara, mencatat, tahun 2011 mayoritas penduduk kedua kabupaten ini menganut agama Kristen Protestan. Jumlahnya 190.858 orang atau 64,63 persen dari seluruh penduduk. Sebanyak 49.967 orang menganut agama Katolik, atau 18,84 persen. Sementara penduduk beragama Islam 31.854 orang atau 12,78 persen. Selebihnya adalah Aluk To Dolo (Hindu) 9.572 orang, dan Alutta (Budha) sebanyak 19 orang atau 0,01 persen.

    Di sinilah, tepatnya di Rantepao Toraja Utara, Heri menebarkan dakwah Islam. Bersedekah adab-adab islami dan ilmu-ilmu syar’i  yang telah diserap dari para gurunya selama di STIBA Makassar.

    Kehadirannya disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat muslim Rantepao. Karenya, banyak program dakwah yang ditawarkan dan telah terlaksana dan mendapat respons baik dari masyarakat setempat. Seperti pengajian tafsir setelah shalat Ashar setiap hari, membina dua halakah tahsin untuk kalangan pemuda dan orang tua.

    Selain itu, setiap Jumat, mantan ketua Mapala STIBA ini juga dijadwalkan mengisi khotbah Jumat. Mengadakan baksos berupa pengobatan syar’i, tadabbur alam bersama para asatidz dan ikhwan Tator dan Toraja Utara. Sebanyak tiga kali dalam sepekan, setelah shalat Magrib ada jadwal mengisi taklim, dan bersama dua pengajar TPA lainnya menangani santri sebanyak 40 orang.

    Safari dakwah ke beberapa kecamatan juga menjadi program dakwahnya. Kecamatan pertama yang dikunjunginya adalah Kecamatan Balusu. Di kecamatan ini, ia mengunjungi salah satu masjid yang dulu jamaahnya terbilang ramai. Namun sekarang masjid itu lengang karena salah seorang dai yang dulu membina di daerah ini telah habis masa tugasnya.

    Salah seorang warga yang merupakan mantan ketua remaja masjid menjadikan momen kunjungan Heri ini untuk menyampaikan keluh kesahnya. Ia sedih menyaksikan warganya yang tak lagi punya perhatian terhadap agamanya. Dan kesedihannya makin bertambah karena tak ada yang bisa ia lakukan untuk mendakwahi mereka karena keterbatasan pengetahuan ilmu agama yang ia miliki.

    Salah seorang peserta taklim dan tahsin yang dibawakan oleh Muhammad Heri Ja’far adalah Wakapolsek Rantepao. Ia bahkan menyatakan kesiapannya untuk mengutus personilnya mengawal safari dakwah dan pengobatan syar’i yang akan diadakan Heri di daerah Madandan.

    “Masyarakat Toraja Utara sangat berharap kepada STIBA dan terkhusus Wahdah Islamiyah agar pengiriman dai terus bėrlangsung,” ucap kepala KUA Rantepao dalam salah satu momen silaturahim yang diadakan Heri.

    “Dekati hatinya maka jasadnya akan mendekatimu”, pesan Ketua STIBA Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. inilah yang menjadi bekal pembina Mapala STIBA ini untuk terus berdakwah dan mengambil hati masyarakat muslim Rantepao yang sebagiannya telah dimurtadkan oleh gerakan masif kristenisasi.

    heri4 heri2 heri1

  • Pekikan Takbir Warnai Pelepasan Mahasiswa KKN Gel. I STIBA Makassar

    Pekikan Takbir Warnai Pelepasan Mahasiswa KKN Gel. I STIBA Makassar

    Pelepasan Mahasiswa KKN Gel. I

    (stiba.ac.id) Makassar – Hari terakhir pembekalan mahasiswa KKN Gel. I STIBA Makassar dirangkaikan dengan pelepasan 182 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan yang berlangsung di Masjid Anas bin Malik pada Sabtu (13/1/2018) ini dihadiri oleh unsur-unsur pimpinan STIBA Makassar.

    Ustadz Muh. Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. selaku ketua STIBA Makassar membuka kegiatan ini sekaligus memberikan sambutan. “Sentuh hati mereka, maka jasad mereka akan ikut dengan kalian,” ujarnya.

    Pada sesi terakhir pelepasan, mahasiswa menerima arahan-arahan dasar dari para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Para dosen pembimbing inilah yang akan mengontrol kegiatan-kegiatan mahasiswa peserta KKN selama di lokasi.

    Wilayah KKN I STIBA berfokus pada tiga wilayah yaitu, Kecamatan Mariso Makassar, Kecamatan Somba Opu Gowa, dan Kecamatan Bantimurung Maros dengan total peserta KKN sebanyak 182 orang.

    Para mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, ditandai dengan pekikan takbir mereka ketika pembacaan nama-nama mahasiswa beserta lokasi penempatan masing-masing. (Syandri)

    WhatsApp Image 2018-01-18 at 16.54.52 WhatsApp Image 2018-01-18 at 16.54.50

  • LP2M Bekali Mahasiswa KKN Gel. I STIBA Makassar

    LP2M Bekali Mahasiswa KKN Gel. I STIBA Makassar

    pem

    (stiba.ac.id) Makassar – Jelang pengutusan mahasiswa Prodi Perbandingan Mazhab semester VII ke lokasi Kuliah Kerja Nyata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) STIBA Makassar mengadakan pembekalan kepada 182 mahasiswanya.

    Pembekalan bagi mahasiswa yang akan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gel. I  1439 H/2018 M ini dilaksanakan di Masjid Anas bin Malik, Sabtu (13/2).

    Menurut Ketua LP2M Ustadz Syandri Syaban, Lc., M.A., selama pembekalan, mahasiswa yang akan mengikuti program KKN disuguhi dua bekal utama. Pertama, pembekalan yang sifatnya penguatan spiritual dan moral, di mana dengan ini diharapkan para peserta KKN bisa tetap konsisten dengan menjaga diri dari pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan di tengah masyarakat.

    Kedua, pembekalan yang sifatnya pengembangan skill praktis yang diharapkan dengan skill ini peserta KKN bisa memberikan sumbangsih terbaik mereka dalam masyarakat.

    Pembekalan yang berlangsung sepekan penuh ini diisi dengan beberapa materi:

    Filosofi KKN, oleh Ustadz Kasman Bakry

    Membangun Citra Lembaga, oleh Ust. Syaibani (Terpisah Ikhwan & Akhwat)

    Cara menyusun program kerja & Proposal oleh Ust. Iskandar Kato

    Pemberdayaan Masyarakat Desa (Daerah Binaan) oleh. Ust Syamsuddin Kurru

    Manajemen Masjid/Pengelolaan TPA oleh Ust. Hendra Ismail

    Metode Dirosa oleh Ust. Qomari (Terpisah Ikhwan Akhwat)

    Akhlaq Dai oleh Ust. Sofyan Nur

    Orientasi Dakwah oleh Ust. Irwan Fitri

    Etika Pergaulan, Komunikasi, dan Public Speaking oleh Ust. Qasim Saguni (Terpisah Ikhwan Akhwat)

    Latihan penyelenggaraan jenazah oleh Tim Depsos DPP WI (Terpisah Ikhwan Akhwat)

    Format laporan akhir KKN, oleh Ust. Syandri

    Sosialisasi dan taujihat Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar

    Sementara materi khusus untuk mahasiswi diisi oleh:

    Membangun Citra Lembaga oleh Ustadzah Faridah Aprianti, S.TP.,M.Si.

    Etika Pergaulan dan Komunikasi oleh Ustadzah dr. Muhyina

    Pelatihan Pelenggaraan Jenazah oleh Ustadzah Hj. Herlinda,  S.S.

    Potensi Dakwah Daerah oleh Ustadzah Luthfah Djabrud,  S.Si.