Kategori: Feature

  • Dosen STIBA Makassar Pembicara dalam Simposium Internasional di Universitas Islam Madinah

    Dosen STIBA Makassar Pembicara dalam Simposium Internasional di Universitas Islam Madinah

    altAll0og0RX7X01vCvmkKdsJ7KzoeYGP94vaE00kZXeHeT  Ilham Jaya Abdul Rauf, salah seorang dosen STIBA Makassar menjadi salah satu pembicara dalam simposium yang diselenggarakan oleh Kursiy Samahah al-Syaikh Abdul Aziz ibn Baz li Dirasaat al-Hikmah fii al-Da’wah, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia (12-13/3).

    Simposium yang akan berlangsung selama dua hari tersebut mengundang Syaikh Dr. Abdul Rahman al-Sudais, Imam Masjidil Haram Makkah serta Ketua Komite Tinggi Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sebagai keynote speaker sekaligus moderator dalam panel perdana.

    Dalam simposium yang bertajuk “al-Hikmah fii Tajdid al-Khitab al-Da’awi” ini, Kursiy Samahah al-Syaikh Abdul Aziz ibn Baz menghadirkan 24 peneliti dari tujuh negara termasuk dari Saudi Arabia. Dua puluh empat peneliti tersebut dipilih berdasarkan seleksi terhadap paper yang diajukan

    Kursiy Samahah al-Syaikh Abdul Aziz ibn Baz merupakan salah satu pusat proyek Universitas Islam Madinah untuk kajian hikmah dalam dakwah yang menyelaraskan antara orisinalitas Islam dan tuntutan kontemporer.

    Ilham Jaya Abdul Rauf yang memperkenalkan diri sebagai utusan STIBA Makassar adalah satu-satunya pembicara yang lolos dari Indonesia bahkan Asia Tenggara. Dalam presentasinya di panel pertama, mantan Ketua STIBA Makassar ini membawakan paper berjudul “al-Hikmah fii Khithab al-Imam ibn Baz al-Da’awi: Khasha’ish wa Ma’alim.”***

    altAo8Q4KfbDziwAsYbvJp1EBRgR8cuN_RVUa_xyAmLcrjC

    Foto: Ustadz Ilham Jaya Abdurrauf, Lc., M.A. saat menerima plakat dari Imam Masjid Haram Syaikh Abdurrahman as-Sudais dan Rektor Universitas Islam Madina Saudi Arabia.

  • Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam Sang Suri Teladan

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam Sang Suri Teladan

    nabiœ      Apakah Anda telah kehilangan salah satu dari kedua orangtua Anda?

    Renungkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hidup tanpa ibu dan Ayah.

     œ      Apakah Anda kehilangan salah seorang Anak Anda?

    Bandingkan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang semasa hidup  ditinggal seluruh anaknya terkecuali Sayyidah Fathimah, yang wafat beberapa bulan sepeninggal Rasulullah.

     œ      Pernahkah kehormatan Anda tercemarkan?

    Aisyah, istri Rasulullah dicemarkan kehormatannya. Lalu Allah membungkam tuduhan tersebut dari atas langit yang ketujuh.

     œ      Apakah Anda terlilit utang?

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat sedangkan baju besi beliau tergadai di tangan seorang Yahudi.

     œ      Apakah Anda hidup melarat hingga tak punya makanan dalam sehari?

    Bulan-bulan berlalu sementara api tak pernah menyala di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

     œ      Adakah keluarga Anda yang diceraikan?

    Dua orang putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diceraikan.

     œ      Apakah Anda pernah mengasingkan diri dari negeri Anda dalam keadaan suka atau terpaksa?

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan diusir oleh kaumnya.

     œ      Pernahkah Anda terancam dengan upaya pembunuhan berencana?

    Rasulullah pernah dihadapkan pada konspirasi pembunuhan dari pihak Yahudi dan orang-orang musyrik.

     œ      Tetangga Anda mengusik kenyamanan Anda?

    Rasulullah diganggu oleh tetangganya yang beragama Yahudi namun beliau tetap menjenguknya di kala sakit.

     œ      Apakah orang yang Anda cintai menyelisihi Anda dan justru lebih mendengar perkataan musuh Anda?

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diselisihi oleh pamannya Abu Thalib dan justru mematuhi Abu jahl

     œ      Pernahkah Anda menuai penghinaan dari seseorang?

    Rasulullah dicela oleh kaumnya bahkan mereka mencampakkan usus kambing di atas punggung beliau.

     œ      Anda merasa rezki Anda sempit atau orang-orang di sekitar Anda memboikot Anda?

    Rasulullah diboikot oleh kaumnya di tengah masyarakat 3 tahun lamanya.

     œ      Apakah Anda sedang terbebani oleh sebuah urusan?

    Rasulullah memikul beban dakwah dan risalah.

     œ      Adakah orang yang mendustai Anda dan menolak apa yang Anda ucapkan?

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didustakan oleh kaumnya dan menolak perkataannya.

     œ      Apakah sakit gigi Anda menyiksa Anda?

    Gigi seri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan patah (pada peristiwa Uhud).

     œ      Apakah Anda pernah dituduh dengan perkara yang tidak pernah Anda perbuat?

    Rasulullah dituduh dengan perbuatan sihir dan gila.

     œ      Apakah Anda merasa letih melakukan ibadah kepada Allah?

    Kedua kaki Rasulullah bahkan bengkak lantaran lama berdiri ketika beliau shalat.

     œ      Di antara beban hidup di atas mungkin ada yang pernah menimpa Anda, satu atau lebih, lalu hidup Anda menjadi gelisah dan suram. Maka bagaimana lagi dengan orang yang didera dengan semua beban hidup di atas?

     œ      Meski dengan segala cobaan ini,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap bahagia dan bersikap optimis, karena dengan menyembah Rabb-nya ia merasa tenang (seperti ketika beliau menyeru kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan), “Wahai, Bilal! Istirahatkanlah kami dengan shalat.”

     œ      Untaian risalah ini ditujukan bagi siapa saja yang ada duka dalam hidupnya. Tidakkah seharusnya Anda ridha dengan seluruh yang menimpa hidup Anda dan mengharap karenanya pahala di sisi Allah, dan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suri teladan dan contoh yang terbaik bagi Anda?

    اللهم صل وسلم  على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

    Alih bahasa oleh Fadli Multazam Ilham, dari artikel berbahasa Arab berikut ini,

    هل فقدت أحد والديك ؟
    رسول الله نشأ يتيم الأب والأم !!
    °° هل فقدت أحد أولادك ؟
    رسول الله توفي كل أولاده في حياته باستثناء السيدة فاطمة توفيت بعده بأشهر قليلة!!
    °° هل فقدت أحد أولادك ؟
    رسول الله توفي كل أولاده في حياته باستثناء السيدة فاطمة توفيت بعده بأشهر قليلة!!
    °°هل اتهمت في عرضك ؟
    رسول الله اتهم في عرض زوجته عائشة رضي الله عنها. وبرأها الله من فوق سبع سموات !!
    °°هل أنت مديون ؟
    رسول الله مات ودرعه مرهونة عند يهودي !
    °°هل ضاق بك الحال فلا تملك قوت يومك ؟
    بيت الرسول تمر عليه شهور لم يوقد فيه نار !!
    °°هل تطلقت أحدى قريباتك ؟
    رسول الله تطلقت ابنتيه !!
    °°هل تغربت من بلدك مختارا او مجبورا ؟
    رسول الله طرده قومه.
    °°هل تعرضت لمحاولة قتل متعمدة ؟
    رسول الله تعرض لها من اليهود والمشركين !!
    °°هل آذاك أحد جيرانك ؟
    رسول الله آذاه جاره اليهودي ومع ذلك زاره حين مرض !!
    °°هل عصاك من تحب وسمع كلام اعدائك ؟
    رسول الله عصاه عمه أبو طالب وأطاع أبا جهل !!
    °°هل تعرضت لإهانة من أحد ؟
    رسول الله شتمه قومه ووضعوا فوقه سلا الجزور
    °°هل شعرت بتضييق الرزق عليك ومحاصرة من حولك؟
    رسول الله حاصره قومه في الشعب مدة ثلاث سنين !!
    °°هل تحمل هم وعناء أمر ما ؟
    رسول الله حمل هم الدعوة والرسالة !!
    °°هل كذبك أحد ورد قولك ؟
    رسول الله كذبه قومه وردوا قوله !!
    °°هل تؤلمك أسنانك ؟
    رسول الله كسرت رباعيته !!
    °°هل اتهمت بشيء لم تفعله ؟
    رسول الله اتهم بالسحر والجنون !!
    °°هل تعبت من عبادة الله ؟
    رسول الله تفطرت قدماه من طول القيام !!
    °°قد يكون أصابك واحدا أو اكثر من هذه المتاعب،، فحملت ما حملت من الهموم والكدر !!
    فكيف بمن اجتمعت فيه جميعها ؟؟
    °°ومع هذا كله ، كان رسول الله صلى الله عليه وسلم سعيداً متفائلاً لأنه وجد راحته في طاعة ربه (أرحنا بها يا بلال)
    °°فهذه رسالة لكل مهموم مسه الضر :
    هلا رضيت بما أصابك واحتسبته عند الله ،، واتخذت من رسول الله صلى الله عليه وسلم قدوة ومثالاً حسنا ؟؟؟
    °°صلوا على نبينا محمد ﷺ اللهم صلي وسلم وبارك على سيدنا محمد صلاة ملئها السموات والارض وملء مابينهما وعلى اله وصحبه وسلم تسليما كثيرا…….

  • Ustadz Muhammad Ikhwan: Sosok Pemuda Dalam Kebangkitan Islam

    Ustadz Muhammad Ikhwan: Sosok Pemuda Dalam Kebangkitan Islam

    DSC03218 copy

    “Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, pada umurnya yang baru menginjak 18 tahun telah diangkat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panglima perang melawan pasukan Romawi”, demikian kutipan kalimat yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc. pada Seminar Kepemudaan yang digelar di gedung Pascasarjana Lantai 5 Universitas Negeri Makassar, Sabtu 8 Maret 2014 pagi hari hingga menjelang Zhuhur.

    Kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga dakwah bernama Study Club Raudhatun Ni’mah Fakultas Ilmu Pendidikan atau disingkat SCRN FIP UNM ini bertajuk “Seminar Kepemudaan, Generasi Harapan” dan diikuti oleh 500 lebih peserta dari berbagai universitas di Makassar. Bertindak sebagai keynote speaker adalah rektor UNM sendiri Bapak Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd.

    Narasumber pertama pada kegiatan ini adalah Bapak Syamsu Rizal MI, S.Sos., M.Si. yang merupakan Wakil Wali Kota Makassar terpilih periode 2014-2019. Narasumber yang masih merupakan pengurus ICMI Pusat ini membawakan materi dengan tema “Pemuda Harapan”.

    “Sosok Pemuda dalam Kebangkitan Islam” dipaparkan oleh narasumber kedua, Ustadz Muhammad Ikhwan Abd. Jalil, Lc. dosen Prodi Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH) STIBA Makassar bidang studi Aqidah.  Dalam materinya, ustadz yang juga menjabat sebagai Sekretaris MUI Makassar ini memaparkan bagaimana membentuk karakter islami pada diri para pemuda dengan dua kunci, yaitu pendidikan al-Qur’an dan Iman. Dan hal tersebut hanya bisa diterapkan dengan bercontoh pada pendidikan karakter islami dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.

    Kegiatan ini dirangkaikan dengan pengumuman juara lomba pada Islamic Education Fair (IEF 2014) yang merupakan rangkaian dsri semarak kegiatan Muktamar SCRN FIP UNM XIV yang akan diselenggarakan di Soppeng 14-16 Maret 2014 mendatang. (IA)

  • Ustadz Agus Salim, dari Madinah Kembali ke STIBA

    Ustadz Agus Salim, dari Madinah Kembali ke STIBA

    altApRhC737mhM1iUzHrLo6nuYCwkZEfXs4Owoo60MeJwH-stiba.net : Satu lagi alumni STIBA Makassar yang telah menyelesaikan kuliah di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia menjadi dosen STIBA. Bergabung dengan sejumlah pendahulunya yang telah lebih dulu menyelesaikan studi di Madinah. Ikut dalam barisan para pejuang yang telah menginfakkan waktu dan tenaga untuk melahirkan para duat rabbani. Yang kelak pada masanya akan terlibat dalam kancah dakwah, mencerahkan umat yang tengah dibalut gulita kejahilan.

    H. Agus Salim, Lc., ustadz muda kelahiran Samarinda 03 Agustus 1987 ini adalah alumni Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah angkatan 1430 H/2009 M.  Menyandang gelar alumni luar negeri tentu tak sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan standar yang ia inginkan. Tapi keinginannya untuk membaktikan ilmu yang telah dituntutnya akhirnya menuntun langkahnya kembali ke STIBA, kampusnya dulu.

    Selain mengajar di kelas, Ustadz yang masih bujang ini juga mendapat amanah sebagai narasumber tetap dirasah ta’shiliyah Sirah Nabawi di Masjid al-Ihsan STIBA Makassar. Membahas kitab al-Urjuzah al-Miiyah fi Dzikri Hali Asyraf al-Bariyyah, Ustadz Agus telah memulai taklim perdananya Selasa pekan ini.

    Sementara Ustadz H. Surahman Yati, Lc. alumni Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah yang dulu sekelas dengan Ustadz Agus Salim di STIBA, juga dijadwalkan akan tiba dalam waktu dekat dan akan turut bergabung bersama sivitas akademika STIBA.

    Saat ini, jumlah mahasiswa asal STIBA Makassar yang tengah melanjutkan studi di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia baik S1, S2, maupun S3 sekira 29 orang. Tiga orang mahasiswa yang dinyatakan lulus akhir tahun lalu saat ini masih menunggu keluarnya visa. Sementara puluhan yang lain telah menyelesaikan studinya. (sq)

  • Ustadz Zaitun: Jadilah Singa-singa Bersayap

    Ustadz Zaitun: Jadilah Singa-singa Bersayap

    tabligh akbarAhad, 02 Maret 2014/29 Rabiul Akhir 1435 H, Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah Makassar kembali menggelar Tabligh Akbar dengan tema “Meraih Berkah Hidup dengan Pengorbanan”. Dengan menghadirkan pemateri al-Ustadz H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. hafidzahullah. Beliau adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah, ormas yang merupakan induk dari STIBA Makassar.

    Dalam Tabligh Akbar yang dihadiri tak kurang dari seribu kaum muslimin ini, Ustadz yang juga direktur utama Ummat TV ini menekankan pentingnya bermujahadah dalam menutut ilmu syar’i. Dengan asumsi bahwa ilmu adalah kunci dari segala kebaikan. Di sana ada ilmu mendasar yang wajib untuk dipelajari dan diketahui oleh setiap muslim. Ilmu yang berkaitan dengan pokok-pokok agama mulia ini, di mana orang yang tidak tahu akan perkara tersebut tidak akan diampuni.

    Umat yang ingin maju adalah umat yang memiliki dan memerhatikan ilmu syar’i, karena untuk meraih kebangkitan dan kejayaan harus dimulai dengan ilmu. Sekadar berilmu tentu tak cukup, tapi harus dibarengi dengan tarbiyah yang sungguh-sungguh. Dengan demikian akan mengokohkan keyakinan, memantapkan ibadah, dan akan membentuk karakter muslim dan mukmin yang ideal.

    Maka dari itu, sangatlah tepat jika beliau menyerukan kepada kaum muda, dan kaum muslimin pada umumnya, “Kalian adalah singa, maka jadilah singa-singa yang bersayap.” Dengan kekuatan dan keperkasaan yang dimilikinya, singa didaulat sebagai raja hutan, maka bagaimana lagi jika singa itu bersayap? Itulah perumpamaan pemuda yang dibekali ilmu.

    Selanjutnya poin penting yang beliau sebutkan adalah sebab-sebab yang dapat mendatangkan berkah dalam syariat islam, di antaranya:

    1. Iman dan takwa kepada Allah.
    2. Istiqamah di jalan Allah.
    3. Bersyukur akan nikmat-nikmat Allah.
    4. Berinfak di jalan Allan.
    5. Mempelajari dan mentadabburi Al-Qur’an
    6. Menyambung silaturahim.
    7. Banyak berdoa kepada Allah.

    Dari sebab-sebab datangnya berkah di atas akan bertemu pada suatu intersection atau titik koordinat yang disebut pengorbanan. Karena segala sesuatunya memerlukan pengorbanan. Baik itu pengorban waktu, tenaga, pikiran, perasaan, harta, dan pengorbanan yang lainnya. Namun pengorbanan yang paling menonjol adalah pengorbanan harta. Terkadang orang tidak menganggap yang lainnya sebagai bentuk pengorbanan. Meskipun sebenarnya pengorbanan waktu tidak kalah pentingnya. Yang mana waktu ini lebih berharga daripada uang.

    Di sisi lain, anggota MUI Pusat ini menyebutkan bahwa pengorbanan yang melebihi pengorbanan harta yaitu pengorbanan jiwa. Ini merupakan pengorbanan tertinggi. Walaupun sebenarnya kedua pengorbanan ini harus berjalan beriringan. Karena pentingnya pengorbanan harta, maka hampir semua ayat yang berkaitan dengan dua hal ini selalu ditonjolkan pengorbanan harta kemudian pengorbanan jiwa. Kecuali dalam satu ayat dalam surah at-Taubah, karena memang konteks ayat jihad tersebut bermakna peperangan.

    Adapun pengorbanan yang dibutuhkan untuk saat ini adalah pengorbanan waktu, tenaga dan harta dalam menuntut ilmu syar’i, menyebar syiar Islam, dan memperjuangkan tegaknya panji-panji Islam. Semua itu hanya akan menjadi sebuah ilustrasi yang tidak akan pernah terwujud jika tidak dibarengi dengan sikap rela berkorban di jalan Allah Jalla wa ‘Alaa. (sarmin)

     

  • Shalat Tak Diterima, Ini Penyebabnya

    Shalat Tak Diterima, Ini Penyebabnya

    shalat-ilustrasi-_110616190732-516

    Bisa jadi seseorang telah mengerjakan shalat selama 60 tahun
    Tapi shalatnya tak diterima
    Tahukah Anda apa sebabnya?

    Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata,
    “Ada seseorang yang mengerjakan shalat selama 60 tahun, akan tetapi shalatnya tidak diterima.” Lalu ia ditanya tentang orang tersebut, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
    Abu Hurairah berkata, “Dia tidak pernah menyempurnakan rukuk, sujud, berdiri dan khusyuk dalam shalatnya.”

    Adapun ‘Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ada orang yang sampai beruban memeluk agama Islam, tapi ia belum pernah menyempurnakan satu rakaat shalatpun demi mengharap ridha Allah.”
    Lalu ditanyakan tentang hal tersebut, “Bagaimana hal tersebut bisa terjadi, ya Amirul Mu’minin?”
    Umar berkata, “Dia tidak pernah menyempurnakan rukuk dan sujud dalam shalatnya.”

    Berkata pula Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, “Akan tiba suatu zaman yang mana manusia sedang melaksanakan shalat, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidak melaksanakan shalat. Dan aku sangat khawatir jika zaman itu adalah zaman sekarang ini.”
    Maka apa (yang akan Anda katakan) jika Anda datang kepada kami lalu melihat keadaan kami saat ini wahai Imam?

    Berkata Imam al-Gazali rahimahullah, “Ada seseorang yang sujud dengan sebenar-benarnya sujud, mengira bahwa dengan melakukan hal itu ia telah mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, demi Allah, seandainya dosa sujud tersebut dibagi kepada seluruh penduduk negerinya maka mereka semua akan binasa.”
    Lalu ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana bisa seperti itu?”
    Imam Gazali menjawab, “Ia sujud di hadapan Tuhannya dengan kepalanya, akan tetapi ia sibuk dengan hiburan, maksiat, syahwat dan cinta kepada dunia.”
    Sujud macam apakah ini?

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
    (( وَجُعِلَتْ قُرَّةَ عَيْنِيْ فِيْ الصَّلاَةِ))
    “Dan dijadikan kecintaanku ada dalam shalat.”

    Demi Allah, pernahkah Anda menjadikan kecintaan Anda terhadap 2 rakaat shalat Anda?
    Dan pernahkah Anda rindu untuk segera pulang hanya demi melaksanakan shalat 2 rakaat karena Allah?

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya),
    “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (QS. Al-Hadid: 016).

    Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Belum genap empat tahun antara keislaman kami dengan turunnya ayat tersebut, akan tetapi Allah telah memperingatkan kami. Maka kami menangis karena kurang khusyuknya kami dan dengan peringatan Allah kepada kami.”
    Maka pada saat itu kami keluar dan saling mengingatkan satu sama lain.
    Kami berkata, “Apakah Anda tidak mendengar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Belum tibakah waktunya bagi orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” ….
    Maka tersungkurlah salah seorang di antara kami lalu menangis atas peringatan Allah kepada kami…

    Wahai saudara-saudariku!
    Pernahkah Anda merasakan bahwa Allah memperingatkan Anda dengan ayat ini?
    Janganlah Anda melihat kepada kecilnya suatu maksiat.
    Akan tetapi lihatlah kepada kebesaran Allah yang Anda bermaksiat kepadanya.

    Alih bahasa : Arif Ahmadi Yusuf
    Diterjemahkan dari artikel berbahasa Arab berikut ini,

    ما سبب عدم قبول الصلاه
    قد تصلى 60 سنة ولا تقبل صلاتك هل تعرف ما السبب

    أبو هريرة رضي الله عنه يقول
    إن الرجل ليصلي ستين سنة ولا تقبل منه صلاته
    فقيل له : كيف ذلك؟
    فقال: لا يتم ركوعها ولا سجودها ولا قيامها ولا خشوعها
    ويقول عمر بن الخطاب رضي الله عنه
    إن الرجل ليشيب في الاسلام ولم يكمل لله ركعة واحدة
    قيل : كيف يا أمير المؤمنين قال : لا يتم ركوعها ولا سجوده
    ويقول الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله
    يأتي على الناس زمان يصلون وهم لا يصلون ,
    وإني لأتخوف أن يكون الزمان هو هذا الزمان !!!!!!!
    فماذا لو أتيت إلينا يا إمام لتنظر أحوالنا ؟؟؟

    ويقول الإمام الغزالي رحمه الله :
    إن الرجل ليسجد السجدة يظن أنه تقرب بها إلى الله سبحانه وتعالى ,
    ووالله لو وزع ذنب هذه السجدة على أهل بلدته لهلكوا ،
    سئل كيف ذلك ؟؟
    فقال : يسجد برأسه بين يدي مولاه ,
    وهو منشغل باللهو والمعاصي والشهوات وحب الدنيا …

    فأي سجدة هذه ؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟
    النبي عليه الصلاة والسلام يقول : (( وجعلت قرة عيني في الصلاة))
    فبالله عليك هل صليت مرة ركعتين فكانتا قرة عينك؟؟؟؟
    وهل اشتقت مرة أن تعود سريعا إلى البيت كي تصلي ركعتين لله؟؟؟
    هل اشتقت إلى الليل كي تخلو فيه مع الله؟؟؟؟؟؟

    يقول سبحانه وتعالى :
    (( ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله ))

    يقول ابن مسعود رضي الله عنه : لم يكن بين إسلامنا وبين نزول هذه الآية إلا أربع سنوات ,,
    فعاتبنا الله تعالى فبكينا لقلة خشوعنا لمعاتبة الله لنا ….
    فكنا نخرج ونعاتب بعضنا بعضا نقول:
    ألم تسمع قول الله تعالى :
    ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله ……
    فيسقط الرجل منا يبكي على عتاب الله لنا
    فهل شعرت أنت يا أخي ويااختي أن الله تعالى يعاتبك بهذه الآية ؟
    لا تنظر إلى صغر المعصية .. ولكن انظر لعظمة من عصيت

  • Kembali Ulama Sudan Berkunjung ke STIBA

    Kembali Ulama Sudan Berkunjung ke STIBA

    altAiGPsPD8qCR-54S17QrCQ0Yj5O1LaU_ropbfus0i8k0q

    stiba.net: Makassar dan Ormas Wahdah Islamiyah secara khusus patut bersyukur karena kembali kedatangan seorang tamu yang mulia, Syaikh Fakhruddin Utsman hafizhahullah.
    Asy-Syaikh Fakhruddin Utsman adalah seorang dai dan ulama Sudan berasal dari kota Ummu Durman. Hingga saat ini, beliau masih tercatat sebagai salah seorang anggota ar-Rabithah asy-Syar’iyah lil ‘Ulama wa ad-Du’at fi as-Sudan dan Rabithah Ulama al-Muslimin. Untuk kedua kalinya beliau berkunjung ke Indonesia, namun ini adalah kunjungan perdananya ke Makassar.

    Selasa, 24 Rabi’ul Akhir 1435 H/25 Februari 2014 M pada Pkl. 10—17.00 WITa, Syaikh mengisi taklim tentang “Kehidupan Akhirat “ yang diterjemahkan oleh Ustadz Fakhrurrozi di Kantor DPP Wahdah Islamiyah, Jl. Antang Raya No. 48 Makassar.
    Jelang Maghrib, Syaikh bertolak ke Kampus STIBA Makassar. Selanjutnya mengisi taklim selepas Maghrib-Isya tanpa penerjemah di masjid Kampus STIBA al-Ihsan. Beliau membahas hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
    Dalam muhadharahnya, beliau memaparkan bentuk-bentuk ujian yang pernah dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dianggap gila, penyair, pendusta, tukang sihir, dan sebagainya. Tak lupa beliau memotivasi para mahasiswa akan keutamaan menuntu ilmu syar’i.

    Seusai shalat Isya yang dipimpin sendiri oleh Syaikh, beliau mengadakan ramah tamah bersama para pengelola STIBA Makassar di ruang musyawarah. (muallim)

  • SERIAL ALUMNI  Beratnya Berdakwah kepada Pemimpin Kaum

    SERIAL ALUMNI Beratnya Berdakwah kepada Pemimpin Kaum

    altAiZD-iJftkUMnZBzTdocLpq-P2CpxMyOBuOBYlbVgLui

    Usai menamatkan kuliahnya di STIBA Makassar, Abdullah Syahrul, pemuda asal Flores Manggarai Timur NTT ini memboyong istri dan anaknya meninggalkan Kota Makassar. Kota yang telah memberinya banyak kenangan, suka maupun duka. Di Makassar inilah ia mulai menuntut ilmu agama tak kurang dari enam tahun. Tujuannya kali ini adalah kembali ke kampung asalnya, berdakwah dan memberikan pencerahan kepada handai taulan dan masyarakat pada umumnya.

    Tiba di Kupang, ia mulai gencar melakukan silaturrahim kepada masyarakat sekitarnya. Dari silaturahim ini, ia mulai dipercaya untuk membina dan mengisi taklim untuk remaja masjid.

    Salah satu fenomena yang cukup mengusik perasaaan Abdullah adalah terkait dengan penunjukan imam masjid yang diangkat karena senioritas atau memiliki peran dalam pembangunan masjid tempatnya berdomisili, atau mampu melayani kebutuhan masyarakat seperti ketika diundang tahlilan maka dia siap hadir dan memimpin tahlilan. Kenyataan ini bagi Abdullah sangat menyedihkan. Apalagi dengan sedikit banyaknya pengetahuan ilmu Nahwu yang telah ia dapatkan di STIBA dulu. Terlebih, surah al-Fatihahnya pun tak luput dari kesalahan-kesalahan.

    Padahal Alquran adalah Kalamullah Yang Mahamulia, diturunkan melalui malaikat yang mulia kepada manusia termulia, Muhammad bin Abdillah, shollallahu alaihi wa sallam. Olehnya itu, Allah sangat suka Alquran dibaca sebagaimana dia diturunkan, dan oleh karenanya pula Rasul-Nya yang mulia meletakkan syarat yang paling pertama seseorang menjadi imam adalah yang terbanyak hafalannya dan paling baik bacaannya.

    Sayangnya, masyarakat umum utamanya warga masyarakat Kupang, tidak memerhatikan hal ini. Melihat kenyataan ini, hati Abdullah Syahrul pun tergerak, ia mulai mengambil langkah. Tentu langkah yang paling pertama bukan menghalangi sang imam untuk melakukan sederet praktik bid’ah yang telah dianggap biasa di masyarakat.

    Dengan berharap kepada Allah, Abdullah mendatangi rumah sang imam untuk dialog dan pendekatan persuasif. Kunjungan pertama mendapat sambutan baik. Alhamdulillah sejak itu mulai ada perubahan, meski tak banyak. Lalu pada kunjungan selanjutnya, Abdullah mulai memberanikan diri untuk menyampaikan beberapa kesalahan fatal yang berakibat pada perubahan arti ayat yang dibacanya.

    Meski demikian, ternyata belum cukup bagi pak imam untuk memetik hikmah agar berhati-hati dalam membaca ayat Allah yang lain.
    “Ini tak boleh dibiarkan,” ungkap Abdullah membatin. Sembari berdoa semoga dakwahnya dapat diterima, disertai perasaan hati yang berdebar kuat, Abdullah tetap berupaya menasihati tanpa diketahui orang lain.

    Sebagaimana biasa, sang imam yang juga mantan Kepala KUA itu, setiap Subuh biasa membaca surat ar-Rum ayat tentang pernikahan, kemudian pada rakaat kedua surah al-Jumu’ah. Banyak ayat yang diubah harakatnya dan berdampak pada perubahan makna ayat. Belum lagi makhrajnya yang tidak karuan. Allahul Musta’an, hati Abdullah menangis kala itu.

    Di suatu Subuh, Abdullah bergegas berangkat lebih awal ke masjid. Sang imam biasanya langsung duduk di shaf pertama tanpa shalat sunnah terlebih dahulu. Abdullah langsung menuju shaf pertama tidak jauh dari sang imam. Mungkin shalat sunnah Shubuhnya saat itu sedikit terganggu karena jantung yang deg-degan, mengingat sebentar lagi akan memberanikan diri untuk mendakwahi sang imam. Usai shalat, ia beringsut mendekati pak imam yang sedang menanti iqomat dikumandangkan.

    “Assalamualaikum Abah*”, sapa Abdullah dengan suara lirih agar tak terdengar jamaah lain. “Wa alaikum salam,” jawab sang imam.
    “Maaf, Bah, saya ganggu,” lagi-lagi sapa Abdullah dengan suara pelan.
    “Oh, tidak apa-apa. Bagaimana, bagaimana…?” Sambutnya.
    “Gini Abah, maaf e…, beberapa ayat yang Abah baca dalam surat ar-Rum dan al-Jumu’ah itu kurang tepat Abah. E…., kalau bisa baca surat yang lain aja Abah,” sambung Abdullah sedikit lebih tenang meski bibirnya tetap saja kaku.
    “Ya Abdullah…. Saya menerima saran Pak Abdullah, tapi Pak Abdullah tidak berhak mengatur saya,” hardik sang imam dengan suara tinggi. Akhrinya semua jamaah pun ikut mendengar.

    Seakan Abdullah tak lagi menginjak bumi saat itu.
    “Kalau kamu gak suka cara saya, silakan cari masjid lain…”
    Dengan tetap menahan perasaan, Abdullah menimpali, “Ya… Abah kan menginginkan kebaikan pada saya, saya juga menginginkan kebaikan pada Abah. Maaf, ya Bah, kalau saya ada salah.” [SQ]
    ================================

    Foto beberapa kegiatan dakwah yang dikelola oleh Ustadz Abdullah Syahrul, mulai dari TK/TPA, Dirosa, Pelatihan di sekolah, majelis taklim, dll.
    altAqKmdT7Px3RxYArYFkspJx93ke9z8BQ6cLIlAS5tMhpv

    altAq8rtPivCnrGMKNm2V4cls8A1k-A-PIwkmeDhGbkhval

    altAp0ryFyogIwa6LIl_gvTfbRIjEsScZrMsqYhpZ-3sopN

    altAmcK9N7ChdEy555NYFZUGxL7jRNVUrCe4lzph3GPy7zV

    altAkJqKDec78IjBpQp-U6v3pI1eqti6-IpCg0ybvOzEvYR

    altAg-grn6wgpb0nIv67V6y7MSOKKyXV9yFbcr_3FdzW7Er

  • Panjang Angan-angan

    Panjang Angan-angan

    anganKetika aku membuka lembaran-lembaran file pegawai yang telah pensiun, kutemukan catatan berikut ini:

    Dahulu aku berangan-angan….
    Andai aku menjadi seorang pegawai kantoran…
    Dan benar saja, akhirnya akupun bekerja sebagai pegawai
    Sehingga akupun terobsesi untuk segera menikah.

    Dahulu aku berangan-angan …
    Kiranya aku dapat menikah..
    Dan benar saja, akupun menikah.
    akan tetapi hidup ini demikian sepi tanpa kehadiran anak.

    Akupun berangan-angan…
    kiranya aku dikaruniakan anak
    dan benar saja, akupun diberikan karunia anak -anak.
    Akan tetapi ,tidak berselang beberapa lama akhirnya aku jenuh dengan dinding2 apartemenku sendiri.

    Akupun kembali berangan-angan.
    Andai aku memiliki rumah pribadi
    Terdapat halaman dan tamannya…
    Dan benar saja, setelah berusaha keras akupun memiliki rumah itu, akan tetapi… anak anak ku sudah pada  dewasa..

    Akupun kembali berangan-angan
    Duhai kiranya aku dapat menikahkan mereka…
    Dan benar saja, akhirnya merekapun telah menikah.
    Tapi aku jenuh dengan pekerjaanku dengan segala kesulitannya, semuanya terasa sangat melelahkanku.
    Akupun kembali berangan-angan
    Andai aku segera pensiun agar aku dapat beristirahat.
    Benar saja, akupun akhirnya pensiun
    Akan tetapi akupun tinggal seorang diri persis seperti kala aku baru lulus kuliah dahulu.

    Akan tetapi ketika baru lulus kuliah dahulu
    Saat itu aku tengah menyongsong kehidupan
    sementara saat ini aku sedang menyongsong akhir kehidupan
    Namun meskipun demikian, aku masih saja memiliki setumpuk angan -angan…

    Kini aku berangan-angan
    Untuk menghafalkan Al Qur’an
    Tapi… ingatanku telah mengkhinatiku (cepat lupa)

    Aku juga berangan-angan
    Untuk berpuasa mendekatkan diri kepada Allah
    Tapi kesehatanku tidak lagi mendukungku.

    Aku juga berangan-angan
    Untuk bangun shalat malam
    Tapi kakiku tak mampu lagi menahan beban tubuhku

    Sunggu benarlah Sabda Rasulullah al-Musthafa,
    “Pergunakanlah sebaik-baiknya 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara:
    1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu
    2. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu
    3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu
    4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu
    5. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu

    Ya Allah! Bantulah kami untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu dan melakukan ibadah sebaik-baiknya kepada-Mu.

    Saudaraku…
    Jika dalam aktivitas harianmu tidak terdapat
    Dua rakaat Shalat Duha,

    Atau 1 hizb bacaan Qur’an

    Atau shalat Witir di malam hari,

    Atau ungkapan kalimat baik yang kau ucapkan,

    Atau sedekah yang dapat memadamkan kemurkaan Allah,

    Atau amalan rahasia yang tak diketahui melainkan Allah.

    Maka masih adakah nikmat hidup tersisa untukmu?

     

    Diterjemahkan oleh Fadlan Akbar, Lc. dari artikel berbahasa Arab berikut ini:

    قلبت أوراق متقاعد
    فوجدت فيها
    ( تمنيــــــــــت ) ..

    -أن أتوظف وفعلآ توظفت
    وأصبح هاجسي أن أتزوج

    تمنيــــــــــت
    أن أتزوج و فعلاً تزوجت
    ولكن الحياه موحشه بﻻ أوﻻد ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أرزق بالأطفال
    وفعلآ رزقت بالأطفال ..

    لكنني ما لبثت إلا وقد سئمت
    من جدران الشقة ..

    فتمنيــــــــــت
    أمتلك منزﻵ
    به حديقه وفعلآ وبعد عناء
    أمتلكت المنزل والحديقة
    ولكن اﻷوﻻد كبروا ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أزوجهم وفعلآ
    تزوجوا لكنني سئمت
    من العمل ومن مشاقه
    أصبح يتعبني ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أتقاعد
    لأرتاح وفعلآ تقاعدت وأصبحت
    وحيداً كما كنت بعد
    تخرجي تمامآ ..

    لكن بعد تخرجي كنت مقبل
    على الحياة والآن أنا مدبر
    عن الحياة ..

    ولكن لا زالت لدي أماني ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أحفظ القرآن
    لكن ذاكرتي خانتني ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أصوم لله
    لكن صحتي لم تسعفني ..

    فتمنيــــــــــت
    أن أقوم الليل
    لكن قدماي لم تعد تقوى
    على حملي ..

    وصدق المصطفى صلى الله
    عليه وسلم عندما قال :

    ( إغتنم خمساً قبل خمس
    شبابك قبل هرمك، و صحتك
    قبل سقمك وغناك قبل فقرك
    وفراغك قبل شغلك وحياتك
    قبل موتك ) ..

    اللهم أعنا على ذكرك
    وشكرك وحسن عبادتك ..

    إن لم يكن في برنامجك اليومي
    ركعتا الضحى وحزب من القرآن
    ووتر من الليل وكلمة طيبة
    وصدقة تطفيء غضب الرب
    وخبيئة لايعلمها إلا الله
    فأي طعم للحياة بقي ..

  • Dosen STIBA Makassar Narasumber Bedah Buku Nasional

    Dosen STIBA Makassar Narasumber Bedah Buku Nasional

      IMG_20140222_112607

    Indonesia merupakan negara yang sangat subur, “Di mana padi ditanam di situlah rumput akan tumbuh”, begitulah sebuah pepatah yang menggambarkan tentang betapa suburnya Indonesia. Fenomena kesuburan dapat ditemui di manapun di belahan negeri ini, di antaranya kesuburan aliran-aliran aqidah yang menyimpang. Bahkan para da’i yang mendakwahkan kebenaran akan selalu dirintangi dengan berbagai aliran-aliran dan penyimpangan aqidah yang kian menjamur di tengah masyarakat, salah satunya adalah aliran sesat Syi’ah Rafidhah.

    Untuk membendung semua itu, LIDMI (Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia) kerja sama dengan FMDK (Forum Muslimah Dakwah Kampus) menggelar sebuah kegiatan yang bertajuk Bedah Buku Nasional dengan membedah sebuah buku yang telah diterbitkan oleh MUI Pusat ”Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”.

    Kegiatan ini menghadirkan tiga pembedah buku dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan latar belakang yang berbeda-beda.

    Pembedah buku pertama adalah Ustadz Fahmi Salim, M.A. yang merupakan Wakil Sekertaris Komisi Pengkajian MUI Pusat, beliau memaparkan tentang sejarah Syi’ah dan Respon MUI tentang paham Syi’ah”. Beliau adalah alumni S1 dan S2 Fak. Ushuluddin di Al-Azhar University di Kairo Mesir.

    Pembedah buku kedua Dr. H. Yusri Arsyad, M.A. alumni S1 hingga S3 Al-Zaytoonah University of Tunisia. Beliau memaparkan tentang “Penyimpangan Ajaran Syi’ah”.

    Dan Pembedah buku ketiga adalah salah seorang Dosen STIBA Makassar Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. sebagai Pengurus Komisi Fatwa MUI Makassar. Dosen dan da’i yang baru saja menyelesaikan studi S3 Konsentrasi Hukum Islam di Pascasarjana UIN Alauddin ini memaparkan tentang “Pergerakan Syi’ah di Indonesia dan Penyebarannya”.

    Bertempat di Masjid Kampus UNHAS kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu, 21 Rabiul Akhir 1435 H/22 Februari 2014 M ini dihadiri lebih dari 1200 peserta laki-laki dan 800 lebih peserta perempuan dari kalangan pelajar hingga orangtua.

    Kegiatan akbar ini dirangkaikan dengan pembacaan deklarasi “Gerakan Makassar Sunni” yang dibacakan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Makassar KH. Said Abdul Shomad, Lc. diikuti oleh seluruh peserta bedah buku dengan pekikan takbir yang membahana. [IA]

    IMG_20140222_112534

    IMG_20140222_112504