Kategori: Kegiatan Kampus

  • Generasi Z dan Tantangan Kesehatan: Mengapa Rentan Penyakit Orang Tua?

    Generasi Z dan Tantangan Kesehatan: Mengapa Rentan Penyakit Orang Tua?

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Coba pikirkan kembali rutinitas kita hari ini: bangun tidur langsung meraih ponsel, duduk berjam-jam di depan laptop, lalu malamnya menatap layar sambil rebahan hingga larut. Kalau iya, Anda tidak sendiri. Pola ini ternyata cukup umum di kalangan Gen Z—dan diam-diam menyimpan risiko kesehatan yang tidak main-main.

    Inilah yang dibahas dalam acara Sosialisasi Kesehatan yang diselenggarakan oleh UKM Kesehatan STIBA Makassar di Masjid Anas bin Malik, Kamis (29/5/2025), dengan tema “Masalah-Masalah Kesehatan yang Mengintai Gen Z.”

    Menghadirkan narasumber utama dr. Ihsan Jaya, AKP., M.H., Ketua Program Studi FKIK UNISMUH Makassar, kegiatan ini mengajak mahasiswa melihat lebih dekat gaya hidup mereka sendiri, dari sudut pandang medis.

    Dr. Ihsan mengulas langsung kebiasaan-kebiasaan sederhana namun berdampak besar: duduk terlalu lama, minim aktivitas fisik, terlalu akrab dengan gawai, dan kurang interaksi sosial yang nyata.

    Menurutnya, pola hidup pasif ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga menjadi pintu masuk berbagai penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, bahkan diabetes yang kini mulai mengincar generasi muda.

    Namun, bukan hanya masalah yang diangkat. Dalam penyampaiannya yang komunikatif dan penuh solusi, dr. Ihsan juga memberikan tip sederhana dan praktis: cukup lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per pekan, atau sekitar 20–25 menit per hari. Tidak harus nge-gym, jalan kaki, naik tangga, atau peregangan ringan juga sudah sangat bermanfaat.

    Yang menarik, acara ini tidak hanya menyoroti fisik, tetapi juga kesehatan mental. Dr. Ihsan mengajak mahasiswa lebih peka terhadap gejala stres, burnout, dan gangguan emosional lainnya yang kerap muncul akibat tekanan akademik atau sosial. Ia mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara tubuh dan jiwa, serta tidak ragu mencari bantuan jika merasa kewalahan.

    Salah satu pesan beliau yang paling membekas adalah, “Kita ini punya potensi besar. Tapi kalau tubuh dan jiwa tidak dijaga, potensi itu bisa hilang. Mahasiswa harus mulai peduli dengan kesehatannya, karena itu adalah modal utama untuk jadi generasi yang kuat dan siap menghadapi masa depan.”

    Pesan ini menjadi penutup yang kuat dari sesi penuh wawasan tersebut. Para peserta pun pulang tidak hanya dengan pengetahuan baru, tetapi juga dorongan untuk mulai berubah meskipun dari langkah kecil.

    UKM Kesehatan STIBA berharap kegiatan semacam ini bisa menjadi pemantik kesadaran lebih luas di kalangan mahasiswa. Sebab kesehatan bukan sekadar urusan pribadi, melainkan fondasi untuk berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa.

    Reporter:  Muhammad Azzam

  • Porsani XVIII STIBA Makassar Resmi Ditutup: Lebih dari Sekadar Ajang Lomba, Ini Tentang Menempa Karakter Mahasiswa

    Porsani XVIII STIBA Makassar Resmi Ditutup: Lebih dari Sekadar Ajang Lomba, Ini Tentang Menempa Karakter Mahasiswa

    (STIBA.ac.id) Makassar — Dua pekan penuh semangat, peluh, dan kebersamaan akhirnya resmi ditutup dalam ajang Penutupan Porsani XVIII STIBA Makassar yang digelar Ahad malam, 25 Mei 2025. Tapi seperti yang ditekankan oleh Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Porsani bukan sekadar perlombaan.

    “Porsani ini bukan hanya pertandingan, tapi bagian dari pembinaan. Di sinilah karakter dibentuk, kejujuran, sportivitas, kebersamaan. Ini semua bagian dari nilai-nilai yang kita bangun di kampus ini,” ujar beliau dalam sambutannya.

    Lomba Meriah, Antusiasme Tinggi

    Tahun ini, Porsani menghadirkan total 29 cabang lomba, terdiri dari 18 cabang lomba indoor dan 11 cabang olahraga outdoor.

    Lomba indoor mencakup berbagai bidang akademik dan keterampilan, seperti:

    • Pidato Bahasa Arab: 18 peserta
    • Pidato Bahasa Indonesia: 23 peserta
    • Cipta dan Baca Puisi: 13 peserta
    • Hadits Arba’in: 13 peserta
    • Matan Al-Bayquniyah: 12 peserta
    • Matan Tuhfatul Athfal: 19 peserta
    • Syi’ir Arabi: 11 peserta
    • Desain Poster: 26 peserta
    • Videografi: 22 peserta
    • Menulis Esai: 16 peserta
    • Debat Bahasa Indonesia: 22 tim
    • Debat Bahasa Arab: 8 tim
    • Cerdas Cermat Islam: 25 tim
    • Musabaqah Syarhil Qur’an: 6 tim
    • Terjemahan Muhadharah: 12 peserta
    • Ranking Satu Nahwu Sharaf: 18 peserta
    • Khat Kaligrafi: 26 peserta
    • Qiraatul Kutub: 15 tim

    Sementara itu, cabang olahraga outdoor pun tak kalah seru dengan jumlah peserta yang membeludak:

    • Sepak Bola, Futsal, Voli, Tarik Tambang, Takrau: masing-masing 33 tim
    • Basket: 32 tim
    • Tenis Meja: 66 peserta ganda, 33 peserta tunggal
    • Badminton: 33 tim ganda, 33 tim tunggal
    • Panahan: 18 peserta

    Saking ramainya, Ketua STIBA Makassar sampai berkelakar, “Jangan-jangan nanti STIBA berubah jadi Institut Olahraga STIBA Makassar,” yang langsung disambut tawa hadirin.

    Evaluasi dan Harapan

    Meski begitu, Ustaz Akhmad juga menyoroti pentingnya menjaga identitas kampus sebagai pusat pembelajaran Bahasa Arab. Salah satu catatan pentingnya adalah masih minimnya peserta di lomba debat Bahasa Arab.

    “Padahal kampus ini dikenal dengan ciri khas bahasa Arab. Ini perlu menjadi evaluasi,” tegasnya.

    Lebih dari itu, beliau menekankan pentingnya menjadikan setiap kegiatan sebagai perhatian dan prioritas.

    “Kalau sesuatu sudah jadi perhatian, dibicarakan, dan diperjuangkan, insyaallah hasilnya akan maksimal.”

    Beliau juga mengingatkan bahwa semangat yang ditunjukkan di Porsani harus menular ke kegiatan-kegiatan lain.

    “Kenapa di Porsani kita bisa tepat waktu? Bisa kompak? Bisa semangat? Telat 10 menit WO (walkover)? Kenapa itu tidak terjadi di kegiatan lain, bahkan untuk salat berjemaah?” tantangnya kepada para mahasiswa.

    Penghargaan dan Apresiasi

    Dalam acara penutupan, diumumkan juga para peraih juara umum:

    Juara Umum III: Kelas PBA 6A (2 emas, 2 perak, 2 perunggu)

    Juara Umum II: Kelas PM 4D (3 emas, 3 perak)

    Juara Umum I: PM 8 (12 emas, 2 perak, 4 perunggu)

    Penyerahan Piala Bergilir kepada Juara Umum I (PM 8) oleh Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A.

    Adapun penghargaan individu terbaik:

    Peserta Terbaik Indoor: Alfabhean Mahdani (3 medali emas)

    Peserta Terbaik Outdoor: Indra Kurniawan

    Tak lupa, Ustaz Hanafi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh panitia dan civitas academica STIBA Makassar.

    “Dua pekan ini sangat berkesan. Dari dosen, pegawai, sampai Ketua STIBA dan cleaning service, semua terlibat dan bertanding. Ini atmosfer yang luar biasa,” ujarnya.

    Ketau STIBA pun menutup dengan kutipan yang sudah akrab di telinga para mahasiswa, faidza faraghta fanshab (selesai satu kebaikan, segera lanjut ke kebaikan berikutnya).

    “Besok sudah ada kegiatan baru bersama Syaikh Abdullah ibn Hammad Azzaidani. Semoga semangat kalian di Porsani menular ke kegiatan-kegiatan lainnya juga,” harap beliau.

    Porsani mungkin telah selesai, tapi semangat, nilai, dan pembelajaran darinya akan terus menjadi bagian dari perjalanan setiap mahasiswa STIBA Makassar.

  • Sinergi DKM dan UKK BRTM Anas bin Malik untuk Masjid yang Ramah dan Terbuka untuk Umum

    Sinergi DKM dan UKK BRTM Anas bin Malik untuk Masjid yang Ramah dan Terbuka untuk Umum

    (STIBA.ac.id) Makassar – Sekitar 25 orang pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) dan UKK BRTM (Unit Kegiatan Khusus Biro Rumah Tangga Masjid) duduk bersama dalam sebuah musyawarah. Acara ini berlangsung di Lantai 2 Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar, Selasa malam (27/5/2025).

    Tujuannya? Satu visi: memakmurkan masjid, bukan hanya untuk internal STIBA Makassar, tapi juga untuk masyarakat luas.

    Acara dimulai pukul 18.45 Wita, dibuka dengan arahan dari Ketua DKM, Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. Tak lama, giliran Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., menyampaikan tausiah yang mengena di hati.

    “Mengurus masjid itu amanah besar. Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah. Jadi, kita layani para tamu Allah dengan sebaik-baiknya, baik dari sisi pelayanan maupun sajian ilmunya,” pesan beliau.

    Salah satu hasil penting dari musyawarah ini adalah tekad bersama untuk membuka lebar-lebar pintu Masjid Anas bin Malik. Masjid ini tidak akan eksklusif hanya untuk civitas academica STIBA. Semua umat Islam, siapa pun mereka, boleh merasakan hangatnya ibadah dan ilmu di sini.

    “Mulai sekarang, kita akan lebih aktif mengajak masyarakat sekitar buat ikut salat berjemaah dan kajian. Masjid ini milik bersama,” ujar Ketua DKM.

    Selain itu, DKM dan UKK BRTM juga sepakat membentuk grup komunikasi gabungan, agar koordinasi makin lancar dan program kerja bisa saling topang.

    Ada juga semangat baru yang diangkat malam itu: 3S – Salam, Sapa, Senyum. Sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Diharapkan, siapa pun yang datang ke masjid bisa merasakan sambutan yang ramah dan suasana yang hangat.

    Ketua DKM juga menegaskan bahwa tugas sebagai pengurus masjid tidak mengenal masa pensiun.

    “Tidak ada kata pensiun bagi pengurus masjid, seperti halnya Pak Jusuf Kalla yang tetap aktif memakmurkan masjid hingga saat ini,” ujarnya.

    Musyawarah malam itu ditutup dengan sesi tanya-jawab ringan antarpengurus, lalu makan malam bersama sebagai penutup.

    Reporter: Sa’id Muhaimin

  • Seru-seruan Belajar Bekam Ala UKM Kesehatan STIBA Makassar: Batch 2 Makin Mantap!

    Seru-seruan Belajar Bekam Ala UKM Kesehatan STIBA Makassar: Batch 2 Makin Mantap!

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Siapa bilang belajar pengobatan tradisional itu membosankan? Di STIBA Makassar, para anggota UKM Kesehatan justru makin semangat dengan diadakannya Pelatihan Bekam Batch 2. Setelah sukses dengan batch pertama, kali ini mereka kembali berkumpul untuk mengasah kemampuan dalam seni pengobatan Nabawi yang satu ini.

    Pelatihan yang berlangsung di Markaz Kesehatan STIBA Makassar pada Jumat (23/5/2025) ini bukan sekadar mengulang materi lama. Para peserta diajak mendalami lebih jauh tentang seluk-beluk pembekaman, mulai dari teori hingga praktik langsung. Yang bikin menarik, pelatihan ini langsung dibimbing oleh Ustaz Ibrahim Rauf Mande, yang juga menjabat sebagai Kepala Klinik STIBA dan Pembina UKM Kesehatan.

    Materi yang dibahas cukup lengkap, mencakup hal-hal mendasar seperti mengenali titik-titik bekam yang tepat, syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan bekam, sampai pengenalan berbagai alat bekam. Tapi yang paling ditunggu-tunggu tentu saja sesi praktik langsungnya!

    Nah, di sinilah serunya! Para peserta tidak cuma mendengarkan teori, tapi juga langsung mencoba sendiri bagaimana cara melakukan bekam yang benar. Dengan pengawasan ketat dari Ustaz Ibrahim, mereka bisa merasakan langsung bagaimana teknik-teknik dasar pembekaman diterapkan. Momen ini jadi sangat berharga karena memberi pengalaman nyata sekaligus membangun rasa percaya diri mereka.

    Yang membuat suasana makin hidup adalah sesi tanya jawab di akhir acara. Para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari teknik bekam yang aman, cara menentukan titik bekam yang pas, sampai tip menghadapi kondisi pasien yang berbeda-beda. Ustaz Ibrahim dengan sabar menjawab semua pertanyaan, memberikan penjelasan yang mendalam dan mudah dipahami.

    “Bekam adalah salah satu metode pengobatan yang diajarkan oleh Rasulullah. Maka sangat penting bagi para mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam UKM Kesehatan, untuk mempelajarinya dengan baik dan tidak sembarangan dalam praktiknya,” pesan Ustaz Ibrahim yang langsung mengena di hati para peserta.

    Pelatihan ini bukan sekadar menambah skill, tapi juga diharapkan bisa melahirkan generasi terapis bekam muda yang tidak cuma jago dalam teknik, tapi juga punya integritas dan tanggung jawab moral dalam mengamalkan ilmunya untuk masyarakat.

    Reporter: Muhammad Azzam

  • STIBA Makassar Sambut Santri MA Markaz Imam Malik (MIM) dalam Library Tour Seru

    STIBA Makassar Sambut Santri MA Markaz Imam Malik (MIM) dalam Library Tour Seru

    (STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar jadi tujuan kunjungan edukasi. Santri MA Markaz Imam Malik (MIM) Makassar datang untuk Library Tour pada Selasa (21/5/2025). Rombongan puluhan santri kelas X–XII ini diajak jelajah kampus sambil mengenal lebih dekat dunia literasi Islam.

    Ditemani guru dan pengurus pesantren, para santri disambut hangat oleh Humas dan pengelola Perpustakaan Fathul Mu’in STIBA. Acara dibuka dengan pengenalan profil kampus, mulai dari visi keilmuan, program studi, sampai atmosfer akademik yang kental dengan bahasa Arab dan Al-Qur’an.

    Jelajah Kampus dan Kitab Klasik
    Tidak cuma dengar-dengar saja, santri diajak keliling melihat fasilitas STIBA Makassar, dan tentunya—yang paling ditunggu—Perpustakaan Fathul Mu’in. Di sini, mereka bisa menyusuri koleksi kitab turats dan literatur Islam klasik yang jadi andalan mahasiswa STIBA Makassar.

    Ustaz Iswahyudi, S.Pd.I., pendamping santri, mengatakan bahwa kunjungan ini bagian dari program tahunan MA MIM untuk meningkatkan minat baca dan mengenalkan santri pada kitab-kitab berbahasa Arab.
    “Kami mau santri merasakan langsung suasana keilmuan di kampus Islam seperti STIBA. Semoga ini memotivasi mereka untuk lanjut studi ke jenjang lebih tinggi,” ujarnya.

    Perpustakaan Bukan Cuma Tempat Baca
    Ustaz Islahuddin Gunawan, S.H., Ketua Perpustakaan STIBA, juga sempat memberikan pesan.
    “Kami menyambut baik kunjungan dari santri MA MIM ini. Perpustakaan Fathul Mu’in memang tidak hanya difungsikan sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai ruang belajar dan interaksi ilmiah bagi siapa pun yang mencintai ilmu, khususnya kitab-kitab rujukan Islam klasik.”

    Ustaz Islah juga berharap agar kunjungan ini dapat menjadi pengalaman awal yang menginspirasi para santri untuk lebih dekat dengan dunia literasi Islam dan membangun semangat belajar kitab sejak dini.

    “Semoga ke depannya, lebih banyak sekolah dan pesantren yang menjadikan STIBA Makassar sebagai rujukan kunjungan ilmiah mereka,” pungkasnya.

  • Cerita Suporter PSM di Madinah hingga Nasihat Juara: Sambutan Seru Walikota di Porsani ke-18 STIBA Makassar

    Cerita Suporter PSM di Madinah hingga Nasihat Juara: Sambutan Seru Walikota di Porsani ke-18 STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Pekan Olahraga dan Wawasan Keislaman (Porsani) ke-18 resmi dibuka oleh Walikota Makassar, H. Munafri Arifuddin, S.H., di Lapangan Uhud STIBA Makassar pada Sabtu malam (10/5/2025). Sementara mahasiswi menyimak melalui Kanal Youtube STIBA TV di Aula Gedung Aisyah.

    Dalam sambutannya, walikota menyoroti nilai-nilai sportivitas, kedisiplinan, dan persiapan maksimal sebagai kunci kesuksesan, baik di lapangan maupun kehidupan. 

    Olahraga sebagai Guru Kehidupan 

    Walikota Makassar membagikan pengalamannya sebagai mantan pengurus sepak bola. “Olahraga mengajarkan kita fair play, kepemimpinan, dan cara mengambil keputusan,” ujarnya. Ia juga bercerita tentang kebersamaan dengan suporter PSM di Madinah, yang menurutnya menunjukkan bagaimana olahraga bisa mempersatukan orang dari berbagai latar belakang. 

    Walikota menekankan, juara bukanlah tujuan utama. “Yang penting proses persiapan maksimal. Kalau cuma mau juara, tinggal sogok wasit selesai,” candanya namun serius. Ia mengingatkan agar peserta berkompetisi dengan jujur, karena karakter yang dibangun selama berlomba akan menjadi modal di masyarakat. 

    Generasi Emas vs Era Robot 

    Tak hanya olahraga, walikota juga menyebut wawasan keislaman dan intelektual sebagai pondasi penting. “Kita tak hanya bersaing dengan sesama manusia, tapi juga dengan robot. Kita ciptaan Allah, masa kalah sama ciptaan manusia?,” ucapnya memicu semangat hadirin. 

    Dibuka dengan Semangat 

    Walikota menutup sambutannya dengan pembukaan resmi Porsani ke-18 yang diiringi takbir. Beliau sempat memohon izin undur diri karena agenda lain, namun sempat berfoto bersama dengan jajaran pimpinan STIBA Makassar, termasuk Ketua Senat STIBA Makassar, Sekretaris Jenderal Wahdah Islamiyah, dan Camat Manggala. 

  • Porsani Terakhir STIBA? Ustaz Akhmad Hanafi: Jaga Badan, Panjang Umur Dakwah

    Porsani Terakhir STIBA? Ustaz Akhmad Hanafi: Jaga Badan, Panjang Umur Dakwah

    (STIBA.ac.id) Makassar — Suasana Porsani XVIII makin seru. Tapi ada satu momen yang membuat adem: sambutan dari Ketua STIBA Makassar, Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. Beliau hadir dengan gaya khasnya yang tenang tapi mengena audiens.

    Sambil menyapa hadirin yang masih setia duduk di tempat, Ustaz Akhmad membuka dengan pujian dan harapan. “Lihat ketua panitia dan ketua Dema tadi, masyaallah, calon-calon ustaz orator masa depan ini. Insyaallah KKN nanti langsung jadi rebutan warga,” candanya, disambut tawa.

    Tapi dari situ, pembicaraan mulai masuk ke poin penting: jaga kesehatan!

    Ustaz Akhmad memberi contoh langsung dari Rasulullah ﷺ. Di usia 63 tahun, beliau masih sangat fit, bahkan mampu menyembelih 63 unta saat haji. Luar biasa! Beliau juga ikut sembilan perang besar, dan semuanya bukan di usia muda.

    “Makanya, kita harus jaga badan. Bukan cuma bersyukur dikasih sehat, tapi juga wajib kita rawat,” tegasnya.

    Beliau sempat nyebut fakta-fakta mengejutkan, makin banyak anak muda kena penyakit berat di usia muda. Ada yang kena diabetes, ada juga yang bahkan udah cuci darah di bawah 40 tahun. “Ada info, anak SD pun ada yang cuci darah. Penyebabnya? Pola makan berantakan, kurang gerak, dan istirahat tidak teratur.

    Jadi, menurut beliau, Porsani itu bukan cuma seru-seruan. Tapi ini bagian dari dakwah juga, membangun kekuatan fisik buat perjalanan dakwah yang panjang. “Muslim yang kuat itu lebih Allah cintai,” katanya sambil mengutip hadits Nabi ﷺ.

    Dan… ada kabar yang membuat deg-degan, ini mungkin Porsani terakhir atas nama STIBA Makassar! Beliau mengatakan, proses perubahan status STIBA Makassar ke Institut Agama Islam STIBA Makassar sudah jalan.

    “SK-nya dari Kementerian Agama kabarnya sudah ditandatangani. Tinggal tunggu diserahkan resmi. Jadi insyaallah, wisuda nanti sudah pakai nama institut.”

    Di akhir sambutan, Ustaz Akhmad menyampaikan rasa terima kasih ke panitia, sponsor, dan semua yang sudah berkontribusi.

    “Tapi ini semua bagian dari pengorbanan kita demi kegiatan yang bermanfaat. Jadi, nikmati prosesnya dan jaga sportivitas. Porsani ini dari kita, oleh kita, untuk kita,” tutup beliau dengan semangat.

  • Porsani ke-18 Resmi Dibuka! Ketua Panitia dan Ketua Dema Sepakat: Ini Ajang Latihan Jadi Dai Kuat dan Solid

    Porsani ke-18 Resmi Dibuka! Ketua Panitia dan Ketua Dema Sepakat: Ini Ajang Latihan Jadi Dai Kuat dan Solid

    (STIBA.ac.id) Makassar — Suasana lapangan Uhud STIBA Makassar Sabtu malam (04/05/2025) itu, beda. Ramai, semangat, dan penuh harapan. Porsani ke-18 resmi dibuka!

    Dua tokoh mahasiswa tampil dan menyulut semangat semua yang hadir: Ketua Panitia Muhammad Rezky Alfahrezy dan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Irwansyah. Meski gaya mereka beda, pesan mereka sama: Porsani bukan sekadar lomba. Ini ajang latihan jadi dai yang tangguh!

    Solidaritas ala Bangunan Kokoh

    Rezky, sang ketua panitia, mengawali sambutan dengan aura tenang. Ia mengatakan, Porsani bukan cuma soal menang-kalah. Ini latihan mental, fisik, dan kerja tim, semua hal yang dibutuhkan saat nanti turun ke masyarakat.

    “Kita semua ini calon dai. Jadi harus siap lahir batin, kuat secara ilmu, juga siap fisik dan mental,” ujarnya.

    Ia juga sedikit curhat soal tim panitia. “Kami yang paling dapat pelajaran. Capek, iya. Uang habis? Kadang. Tapi manfaatnya luar biasa. Belajar sabar, belajar komunikasi, belajar ikhlas.”

    Sebelum mengakhiri video sambutannya, Rezky sempat mengutip sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa mukmin itu seperti bangunan yang saling menguatkan. “Nah, PORSANI ini kesempatan untuk bangun ukhuwah sekuat bangunan. Saling topang, saling jaga, sampai ajal memisahkan,” tutupnya.

    Pintar, Kuat, dan Jangan Ribut!

    Gantian, giliran Ketua Dema, Irwansyah, naik ke atas mimbar. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, mukmin yang kuat lebih Allah cintai. Tapi jangan hanya kuat, harus cerdas juga,” katanya kepada para peserta.

    Irwansyah menekankan, Porsani bukan cuma ajang adu fisik dan wawasan, tapi juga tempat membangun karakter dan kebersamaan.

    Tahun ini, katanya, ada yang beda. Porsani tidak digarap Dema sendirian. Semua himpunan mahasiswa ikut terlibat.

    “Mulai dari Himpunan PBA, Perbandingan Mazhab, sampai HES, semua turun tangan. Ini bukti kalau kita itu bukan kampus kompetisi, tapi kampus kolaborasi,” tegasnya.

    Ia juga sempat menyinggung hal sensitif tapi penting, “Kalau sesama lembaga saling sindir, saling adu ego, buat apa? Kita ini satu misi. Satu atap. Mari, saling menjaga.”

    Ditunggu Penutupan yang Lebih ‘Meledak’

    Sebelum turun, Irwansyah berpesan ke panitia, “Ini baru pembukaan! Tantangan sesungguhnya ada di dua pekan ke depan. Kami tunggu penutupan yang lebih spektakuler!”

    Selama dua pekan ke depan, Porsani XVIII akan jadi ajang unjuk gigi. Tapi bukan cuma buat dapat piala, melainkan untuk melatih diri, agar nanti ketika sudah terjun berdakwah ke masyarakat, semua mahasiswa STIBA Makassar siap jadi dai yang kuat, cerdas, dan saling mendukung.

  • Pembekalan Ketua Kamar: Pemimpin Kecil dengan Dampak Besar

    Pembekalan Ketua Kamar: Pemimpin Kecil dengan Dampak Besar

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Acara inspiratif bertajuk “Ketangguhan Pemimpin: Bertahan, Bangkit, dan Maju” sukses diselenggarakan oleh Bidang Ibadah UKK Keasramaan dan Kepesantrenan Putri STIBA Makassar, Rabu (7/5/2025).

    Kegiatan ini diikuti oleh 58 peserta yang hadir dengan penuh semangat. Dua narasumber yang sarat pengalaman turut hadir untuk berbagi ilmu, yakni Ustazah Arlifia Resky Adinda, S.H. dan Ustazah Almunawwira, Lc.

    Sejak awal hingga akhir, suasana kegiatan berlangsung meriah dan penuh antusias. Program ini dirancang khusus bagi para ketua kamar, yang meskipun memimpin dalam lingkup kecil, memiliki peran yang sangat penting.

    Tujuannya adalah membekali mereka agar semakin tangguh secara mental, stabil secara emosional, dan siap menghadapi berbagai tantangan, baik dalam memimpin diri sendiri maupun orang lain. Harapannya, para ketua kamar dapat menjadi agen perubahan positif di lingkungan masing-masing.

    Para narasumber tidak sekadar menyampaikan materi biasa. Mereka menggunakan pendekatan yang santai namun penuh makna. Banyak kisah inspiratif yang dibagikan, mulai dari aspek psikologis, pentingnya ketahanan mental, hingga upaya menciptakan lingkungan yang sehat.

    Salah satu poin penting yang ditekankan adalah karakter dasar seorang pemimpin yang baik: amanah, bertanggung jawab, dan mampu menjadi teladan.

    Salah satu kutipan dari Ustazah Arlifia yang begitu membekas di benak para peserta adalah: “Berdakwah harus dimulai dari cinta. Bagaimana mungkin kita berdakwah kepada orang lain jika kita belum bisa mencintai diri sendiri?”

    Melalui pernyataan tersebut, para ketua kamar diajak untuk menyadari bahwa ketangguhan seorang pemimpin berawal dari kemampuan mencintai dan menerima diri sendiri.

    Kegiatan ini menjadi momen berharga bagi para ketua kamar. Mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga diajak untuk melakukan refleksi diri agar semakin siap menjadi pemimpin yang kuat dan membawa pengaruh positif bagi anggota kamar mereka.

    Terus semangat, para calon pemimpin tangguh!

  • ITLAH Teguhkan Komitmen Keorganisasian Lewat Taklim Kepengurusan

    ITLAH Teguhkan Komitmen Keorganisasian Lewat Taklim Kepengurusan

    (STIBA.ac.id) Makassar – Bagi para pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (ITLAH) STIBA Makassar, Rabu (7/5/2025) menjadi hari yang penuh semangat. Diadakan Taklim Pengurus di Lantai 4 Gedung Rektorat STIBA Makassar sebagai upaya meningkatkan motivasi dan kapasitas dalam menjalankan amanah kepengurusan.

    Mengangkat tema “Penguatan Semangat Keilmuan dan Keorganisasian untuk HMJ PBA yang Progresif, Kreatif, dan Amanah,” acara ini bukan sekadar agenda formalitas, melainkan dirancang secara khusus untuk membentuk sosok pengurus yang aktif, amanah, dan memberi kontribusi nyata. Khususnya bagi mahasiswa PBA, kegiatan ini menjadi ruang untuk mengembangkan diri sekaligus mempererat ukhuwah antarpengurus.

    Semangat dari Ketua HMJ PBA

    Ketua Umum HMJ PBA, Ahsanul Khuluq, turut memberikan sambutan hangat yang membakar semangat para peserta, “Taklim ini kita adakan untuk membangun solidaritas dan semangat kontribusi bagi HMJ, khususnya mahasiswa PBA STIBA. Ini juga merupakan wujud nyata dari visi ITLAH: memperkuat ukhuwah di antara kita semua!”

    Tip Produktif ala Ustaz Dr. Askar

    Menghadirkan narasumber utama, Ustaz Dr. Askar Patahuddin, S.Si., M.E., para peserta mendapat banyak pencerahan tentang esensi menjadi pengurus HMJ:
    “Menjadi pengurus bukan sekadar memegang jabatan, tapi merupakan ajang pengembangan diri. Di sini kalian belajar memahami karakter orang lain, membangun komunikasi yang efektif, mengambil keputusan yang tepat, dan belajar ikhlas ketika keputusan tidak sesuai dengan harapan,” ungkap beliau.

    Antusiasme yang Menginspirasi

    Seluruh peserta terlihat antusias dan serius menyimak materi. Diharapkan kegiatan ini menjadi pemicu semangat agar para pengurus ITLAH lebih progresif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam mengemban tugas organisasi.

    Penutup yang Bermakna

    Sebagai simbol komitmen bersama, acara ditutup dengan sesi foto bersama seluruh pengurus dan narasumber. Ke depan, ITLAH siap melangkah lebih solid dan memberikan dampak nyata di lingkungan kampus dan masyarakat.

    Laporan: Khaerun Hidayat