Kategori: Kegiatan Kampus

  • Organisasi Butuh Vitamin Semangat, Himmah HES Gelar Sesi Penyegaran

    Organisasi Butuh Vitamin Semangat, Himmah HES Gelar Sesi Penyegaran

    (STIBA.ac.id) Makassar – Siapa bilang organisasi mahasiswa tidak butuh “me time”? Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah (Himmah HES) IAI STIBA Makassar membuktikan sebaliknya dengan menggelar kegiatan Penyegaran Pengurus  di Lantai 4 Rektorat, Selasa (16/9/2025). Dengan tema “Segarkan Semangat, Kokohkan Perjuangan,” acara ini jadi momen spesial buat para pengurus untuk isi ulang energi dan memperkuat keakraban tim.

    Pembukaan yang Menginspirasi

    Kegiatan dibuka langsung oleh sang Ketua Umum Himmah HES, Yusphan, yang berhasil mencuri perhatian dengan sambutan yang memberi motivasi. Bukan sekadar basa-basi, ia langsung pada intinya mengingatkan pentingnya menjaga semangat kebersamaan.

    “Organisasi ini harus menjadi rumah bersama yang memperkokoh peran kita dalam mendukung perkembangan mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah,” ungkapnya.

    Kolaborasi Epik dengan Dema

    Sesi kolaborasi dengan Dema yang dipandu oleh tim solid: Ketua Umum Dema, Irwansyah Syam, Wakil Ketua Umum Guntur Dg. Pasanrang, dan Sekretaris Departemen Kaderisasi Muh. Afdhal.

    Para narasumber dari Dema sukses menjelaskan peran dan fungsi organisasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Mereka juga menekankan betapa pentingnya sinergi antarorganisasi mahasiswa.

    Para pengurus Himmah HES tidak mau kalah aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Mulai dari mekanisme kerja organisasi sampai tantangan koordinasi yang sering bikin pusing. Semuanya dibahas tuntas dengan atmosfer yang santai tapi serius.

    Sesi Hati ke Hati: Curhat dan Solusi Bareng

    Memasuki sesi inti, inilah saatnya para pengurus Himmah HES melakukan “terapi kelompok” alias evaluasi bersama yang mendalam. Setiap pengurus dari berbagai departemen berkesempatan untuk berbagi tantangan yang mereka hadapi.

    Yang keren dari sesi ini adalah suasananya yang sangat saling mendukung. Setiap pengurus bisa menyampaikan laporan singkat departemennya, kendala-kendala yang bikin mereka overthinking, plus brainstorming solusi kreatif untuk upgrade performa kerja tim.

    Atmosfernya benar-benar zona tanpa menghakimi. Semua pengurus bisa berbagi dengan bebas, baik pengalaman yang bikin bangga maupun perjuangan yang masih butuh dihadapi bareng-bareng.

    Cek Suasana: Tingkat Energi Maksimal

    Kegiatan ini berhasil menciptakan atmosfer yang benar-benar positif dan membangkitkan energi. Para pengurus terlihat antusias mengikuti setiap sesi, membuktikan bahwa mereka memang berkomitmen untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik.

    Melalui diskusi yang konstruktif dan penuh wawasan, setiap pengurus berhasil menemukan motivasi baru untuk menjalankan amanah mereka. Mereka juga merencanakan program-program segar dan inovatif yang bisa membuat Himmah HES makin eksis di kancah kemahasiswaan STIBA.

    Tujuan Pembangunan Tim Tercapai

    Salah satu tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat koordinasi internal dan membangun kecocokan yang solid antaranggota pengurus. Dan misi tercapai. Terlihat jelas bahwa keakraban tim semakin kuat, komunikasi semakin lancar, dan yang paling penting, semangat kolektif untuk memajukan organisasi semakin menggebu-gebu.

    Para pengurus juga berhasil memetakan strategi ke depan dengan lebih matang, termasuk program-program terobosan yang bakal memperkuat pemosisian Himmah HES sebagai organisasi mahasiswa yang benar-benar relevan dan berdampak.

    Hasil yang Memuaskan

    Kegiatan Penyegaran Pengurus Himmah HES ini benar-benar menghasilkan hasil yang melampaui harapan. Partisipasi penuh dari seluruh pengurus, digabung dengan suasana yang santai tapi produktif, menciptakan hasil yang memuaskan.

    Dengan berakhirnya sesi penyegaran ini, ekspektasi untuk peningkatan kualitas kepengurusan Himmah HES semakin tinggi. Solidaritas yang makin solid diharapkan jadi modal utama untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan dengan lebih percaya diri.

    Yang paling penting, semangat perjuangan organisasi diharapkan tetap terus menyala terang demi tercapainya tujuan mulia Himmah HES sebagai wadah pengembangan mahasiswa yang berkualitas dan berintegritas tinggi.

    Kegiatan seperti ini juga jadi bukti nyata bahwa organisasi kemahasiswaan di STIBA Makassar selalu berupaya mencapai keunggulan dan tidak pernah berhenti berinovasi demi memberikan pelayanan terbaik bagi para anggotanya.

    Reporter: Andi Ahmad Mappangaja

  • Bahasa Arab sebagai Benteng Penjagaan: UKK P2B Gelar Master Semester Baru

    Bahasa Arab sebagai Benteng Penjagaan: UKK P2B Gelar Master Semester Baru

    (STIBA.ac.id) Makassar – Unit Kegiatan Khusus (UKK) Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab (P2B) STIBA Makassar mengawali semester baru dengan Musyawarah Awal Semester (Master) pada Senin malam. Kegiatan yang berlangsung di Ruangan Rapat Lama mulai pukul 20.30 Wita ini dihadiri seluruh pengurus sebagai forum penting dalam menyusun strategi semester mendatang.

    Visi Besar Menuju Kampus Terbaik Indonesia Timur

    Kepala Bagian Pembinaan dan Pengawasan Bahasa (P2B) Ustaz Surahman, Lc., M.H. dalam sambutan pembukanya menegaskan peran strategis UKK P2B dalam mendukung visi besar Institut.

    “UKK P2B merupakan lembaga penting di lingkungan kampus, sejalan dengan visi besar Institut untuk masuk dalam deretan lima kampus terbaik di Indonesia Timur berbasis ilmu Islam dan bahasa Arab pada tahun 2030,” ungkapnya.

    Beliau menekankan bahwa capaian mulia ini tidak mungkin diraih tanpa kesungguhan, kerja sama yang solid, serta doa yang tulus kepada Allah untuk meraih rida-Nya. Visi ini menuntut dedikasi penuh dari seluruh civitas akademika, termasuk para pengurus UKK P2B.

    Pelajaran Mendalam dari Kisah Nabi Sulaiman

    Yang paling menginspirasi dari sambutan Ustaz Surahman adalah analogi mendalam yang beliau sampaikan dengan mengutip kisah dalam Al-Qur’an. Beliau merujuk pada kisah Nabi Sulaiman bersama pasukan semut dalam Surah An-Naml yang memberikan pelajaran berharga tentang penjagaan diri.

    “Sebagaimana para semut yang ketika melihat kedatangan pasukan Nabi Sulaiman diperintahkan untuk segera masuk ke lubang agar selamat, begitu pula seorang penuntut ilmu yang memasuki kampus ini dengan tujuan utama agar terhindar dari fitnah di luar,” jelasnya dengan penuh hikmah.

    Penjagaan Berlapis dalam Menuntut Ilmu

    Ustaz Surahman kemudian memberikan panduan praktis yang sangat aplikatif. Beliau mengingatkan bahwa meski berada di dalam kampus, para mahasiswa tetap membutuhkan tambahan penjagaan diri melalui berbagai cara:

    • Memperbanyak belajar di kelas dengan sungguh-sungguh
    • Aktif menghadiri majelis-majelis ilmu
    • Istikamah menghafalkan Al-Qur’an
    • Memahami Al-Qur’an melalui bimbingan para asatidz dan masyayikh.

    Yang menarik, beliau menegaskan bahwa para pengajar banyak menggunakan bahasa Arab dalam memberikan bimbingan. “Karena itu, belajar bahasa Arab adalah hal yang sangat penting bagi setiap penuntut ilmu,” tegasnya.

    Peran Strategis Para Pengurus

    Di penghujung acara, Ketua Umum UKK P2B, Irgi Dwi Susanto, memberikan semangat sekaligus tantangan kepada seluruh pengurus. Ia menegaskan tiga peran utama yang harus diemban para pengurus:

    Mengawasi penggunaan bahasa Arab di lingkungan kampus dengan penuh tanggung jawab.

    Mengingatkan teman-teman mahasiswa untuk konsisten berbahasa Arab dalam keseharian.

    Menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Arab sebagai contoh nyata bagi mahasiswa lain.

    Doa dan Keistikamahan sebagai Kunci

    Irgi menutup sambutannya dengan pesan yang sangat menyentuh tentang pentingnya dimensi spiritual dalam menjalankan amanah.

    “Para pengurus senantiasa berdoa kepada Allah untuk diberikan kemudahan dan keistikamahan dalam menjalankan amanah besar ini,” ucapnya.

    Pesan ini mengingatkan bahwa tugas pengembangan bahasa Arab bukan hanya kerja teknis, tetapi juga ibadah yang membutuhkan dukungan spiritual dari Allah.

    Fondasi Kuat untuk Semester Baru

    Master UKK P2B ini berhasil meletakkan fondasi yang kuat untuk aktivitas semester baru. Dengan bekal sambutan yang penuh hikmah dari Ustaz Surahman dan semangat yang diberikan oleh Ketua Umum, para pengurus siap menjalankan tugas mulia mengembangkan budaya berbahasa Arab di lingkungan STIBA Makassar.

    Komitmen Mewujudkan Visi 2030

    Melalui kegiatan ini, UKK P2B menegaskan komitmen mereka untuk berkontribusi nyata dalam mewujudkan visi STIBA sebagai salah satu dari lima kampus terbaik di Indonesia Timur. Dengan fokus pada pengembangan bahasa Arab sebagai alat untuk memahami khazanah keilmuan Islam, mereka siap menjadi motor penggerak perubahan positif di kampus.

    Semangat yang terbangun dalam Master ini diharapkan dapat terjaga sepanjang semester dan menghasilkan program-program inovatif yang berdampak nyata bagi kemajuan kemampuan berbahasa Arab seluruh mahasiswa STIBA Makassar.

    Reporter: Muh. Abrar

  • Dewan Eksekutif Mahasiswa IAI STIBA Makassar: Evaluasi Kinerja untuk Dakwah yang Lebih Berdampak

    Dewan Eksekutif Mahasiswa IAI STIBA Makassar: Evaluasi Kinerja untuk Dakwah yang Lebih Berdampak

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ketika 66 pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Putri IAI STIBA Makassar berkumpul dalam satu ruangan, bukan hanya untuk rutinitas administratif. Mereka hadir untuk melakukan introspeksi mendalam melalui Laporan Pertanggungjawaban Semesteran (LPJS), sebuah momentum penting yang menentukan arah pergerakan organisasi ke depan.

    Kepemimpinan yang Solid di Bawah Sarfiana

    Di bawah kepemimpinan Ketua Dema, Sarfiana, tim yang terdiri dari 66 personil ini menunjukkan komitmen serius terhadap tugas dan tanggung jawab mereka. Angka ini bukan semata statistik, tetapi cerminan dari kekuatan kolektif yang siap berkontribusi untuk kemajuan kampus dan dakwah.

    Transparansi dalam Setiap Pencapaian

    Forum evaluasi ini berlangsung dengan pendekatan yang sangat komprehensif. Setiap divisi diberikan kesempatan untuk memaparkan program kerja yang telah terealisasi, hambatan yang dihadapi, serta rencana tindak lanjut yang strategis. Suasana yang tercipta sangat unik, penuh kekeluargaan namun tetap profesional, mencerminkan kedewasaan organisasi yang memahami pentingnya evaluasi berkelanjutan.

    Fokus Strategis: Optimalisasi Mad’u

    Yang menarik dari evaluasi yang digelar Jumat (12/9/2025) ini adalah penekanan khusus pada aspek mad’u atau objek dakwah yang menjadi sasaran kegiatan mahasiswa. Para pengurus menyadari bahwa pendekatan konvensional perlu dievaluasi untuk menciptakan strategi yang lebih efektif dalam berinteraksi, membina, dan memberikan manfaat kepada mad’u.

    Kesadaran ini menunjukkan kematangan berpikir bahwa kegiatan Dema tidak boleh hanya berjalan secara administratif belaka. Lebih dari itu, setiap program harus mampu menyentuh langsung kebutuhan dakwah di lapangan dan memberikan impact yang nyata bagi masyarakat.

    Bimbingan Strategis dari Pembina

    Kehadiran Ustazah Mardiani, S.H., selaku pembina, memberikan dimensi baru dalam diskusi evaluasi ini. Beliau tidak hanya hadir sebagai pengawas, tetapi sebagai mentor yang memberikan wejangan berharga tentang pentingnya menjaga amanah, semangat kebersamaan, dan profesionalisme dalam berorganisasi.

    Nasihat dari pembina ini menjadi reminder penting bahwa organisasi mahasiswa bukan hanya tentang menjalankan program, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan kepribadian yang Islami.

    Penutupan yang Penuh Harapan

    LPJS yang ditutup dengan doa bersama ini bukanlah akhir dari sebuah agenda, tetapi awal dari semangat baru untuk terus meningkatkan peran Dema. Komitmen mereka jelas: menjadikan Dema sebagai wadah aspirasi yang responsif, tempat pengembangan minat bakat yang optimal, serta penggerak dakwah kampus yang efektif.

    Dengan evaluasi menyeluruh ini, Dema IAI STIBA Makassar siap melangkah ke periode berikutnya dengan strategi yang lebih matang, visi yang lebih jelas, dan semangat dakwah yang semakin menggelora.

    Reporter: Alya To’oly

  • HMJ PBA STIBA Gelar Musyawarah Tengah Semester: “Jangan Sampai Bercerai-berai!”

    HMJ PBA STIBA Gelar Musyawarah Tengah Semester: “Jangan Sampai Bercerai-berai!”

    (STIBA.ac.id) Makassar – Siapa bilang musyawarah itu membosankan? Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (HMJ PBA) STIBA Makassar membuktikan sebaliknya dalam acara musyawarah pertengahan semester yang digelar pada 12 September 2025 lalu.

    Bertempat di Gedung Direktorat lantai 4, acara ini terasa lebih berkesan dengan kehadiran langsung Kaprodi PBA, Ustaz Rustam Koly, Lc., M.A., Ph.D. yang memberikan sambutan kepada para pengurus HMJ.

    Pesan Mendalam dari Kaprodi

    Dalam sambutannya, Ustaz Rustam mengawali dengan kutipan ayat dari Surah Ali Imran ayat 103 yang maknanya begitu relevan, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…”

    “Jangan sampai bercerai-berai, apalagi saat ditimpa cobaan. Setelah musyawarah, jangan ada lagi yang berselisih,” tegas beliau. Pesan ini seperti reminder penting bagi para mahasiswa untuk tetap solid dan kompak.

    Ustaz Rustam juga menekankan dua pegangan utama yang harus dipegang teguh oleh himpunan: membangun organisasi yang maju dan berdaya saing.

    “Ketika kalian keluar dari kampus nanti, masyarakat akan berkata, ‘Ini mahasiswa STIBA yang akan mengajarkan kami ilmu Islam yang benar dan bahasa Arab,’” ungkapnya dengan penuh harapan.

    Evaluasi Program Kerja yang Produktif

    Setelah sambutan yang inspiring tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi Musyawarah Kerja (Master) yang fokus pada evaluasi. Para pengurus dari setiap departemen mempresentasikan hasil program kerja mereka, membahas apa yang sudah tercapai dan apa yang perlu diperbaiki ke depannya.

    Sesi evaluasi ini menjadi momen penting untuk refleksi bersama dan merancang strategi yang lebih efektif untuk periode selanjutnya.

    Reporter: Makkah Al Mukarram

  • Menghidupkan Jiwa Pengurus Masjid: Taklim Inspiratif tentang Keutamaan Memakmurkan Baitullah

    Menghidupkan Jiwa Pengurus Masjid: Taklim Inspiratif tentang Keutamaan Memakmurkan Baitullah

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Departemen Pendidikan dan Latihan di bawah Unit Kegiatan Khusus (UKK) Biro Rumah Tangga Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar kembali menggelar kegiatan Taklim Pengurus. Kali ini, fokusnya adalah pada keutamaan memakmurkan masjid dan peran strategis para pengurus dalam menjaga fungsi masjid sebagai pusat kehidupan umat Islam.

    Kegiatan yang diselenggarakan pada Jumat, 19 Rabiul Awal 1447 H (12/9/2025) ini, para pengurus diajak untuk merenungkan kembali makna mendalam dari tugas mulia yang mereka emban, memakmurkan rumah Allah dengan penuh keikhlasan.

    Kisah Inspiratif dari Masa Nabi

    Ustaz Dr. Maulana La Eda, M.A. sebagai narasumber berhasil menyentuh hati para peserta dengan penyampaian materi yang sangat menyentuh. Beliau memulai dengan mengingatkan bahwa Allah sendiri memuji orang-orang yang memakmurkan masjid, dan Rasulullah ﷺ adalah teladan sempurna yang ikut langsung dalam pembangunan dan pemakmuran masjid.

    Yang paling menyentuh adalah kisah Ummu Mihjan, seorang wanita sederhana yang bertugas membersihkan Masjid Nabawi. Siapa sangka, tugas yang tampak sepele ini ternyata sangat dicintai oleh Rasulullah ﷺ. Bahkan ketika wanita ini meninggal dan beliau tidak sempat menyalatkannya di masjid, Rasulullah ﷺ dengan penuh kasih sayang datang ke kuburannya untuk menyalatkannya.

    Subhanallah, betapa mulianya profesi pengurus masjid di mata Allah dan Rasul-Nya.

    Janji Surga untuk Pemakmur Masjid

    Ustaz Maulana kemudian menyampaikan hadis yang membuat hati bergetar:

    مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

    “Barang siapa yang membangun masjid walaupun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan bangunkan untuknya rumah di surga.”

    Bayangkan, hanya dengan membangun masjid sekecil sarang burung saja, Allah menjanjikan rumah di surga! Apalagi bagi mereka yang setiap hari mengurus dan memakmurkan masjid dengan penuh dedikasi.

    Masjid: Lebih dari Sekadar Tempat Salat

    Materi kemudian berkembang membahas fungsi masjid yang ternyata sangat luas dan komprehensif. Bukan hanya sebagai tempat salat, tapi masjid memiliki peran yang jauh lebih mendalam:

    1. Pusat Ibadah Utama

    Tentu saja, fungsi primer masjid adalah sebagai tempat beribadah kepada Allah. Di sinilah umat berkumpul lima waktu dalam sehari untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

    2. Tempat Kembali Saat Terpuruk

    Yang menarik, masjid juga berfungsi sebagai tempat kembali bagi orang-orang beriman, khususnya saat mendapat musibah. Ketika dunia terasa gelap, masjid menjadi pelabuhan tenang yang memberikan kedamaian.

    3. Pusat Persatuan dan Ilmu

    Masjid juga berperan sebagai tempat berkumpul kaum muslimin, baik untuk ibadah (jāmi’) maupun menuntut ilmu (jāmi’atan). Di sinilah persaudaraan terjalin dan ilmu berkembang.

    Keutamaan Luar Biasa Para Pengurus Masjid

    Ustaz Maulana kemudian menguraikan keutamaan-keutamaan menakjubkan yang diperoleh para pengurus masjid:

    1. Prioritas Utama dalam Keutamaan

    Para pengurus menjadi orang pertama yang berhak atas keutamaan memakmurkan masjid, sebagaimana disebutkan dalam Surah At-Taubah. Mereka adalah garda terdepan dalam meraih rida Allah.

    2. Mendapat Naungan di Hari Kiamat

    Salah satu keutamaan paling istimewa adalah termasuk dalam golongan yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat karena hati mereka terpaut dengan masjid. Di hari yang sangat mengerikan itu, mereka akan mendapat perlindungan khusus dari Allah.

    3. Dicintai Allah dan Rasul-Nya

    Subhanallah, para pengurus masjid termasuk dalam golongan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah kehormatan yang tidak bisa dinilai dengan apapun di dunia ini.

    4. Menjadi Teladan Umat

    Para pengurus diharapkan memiliki akhlak dan ibadah yang baik sebagai teladan bagi jemaah. Posisi mereka bukan hanya sebagai pelayan, tapi juga sebagai pemimpin spiritual yang menginspirasi.

    Muazin: Profesi Mulia yang Terlupakan

    Dalam sesi yang sangat menarik, narasumber juga menyinggung tentang peran muazin yang ternyata memiliki keutamaan luar biasa. Banyak ulama bahkan menyebut bahwa keutamaan seorang muazin lebih besar dibandingkan seorang imam, berdasarkan banyak dalil yang menunjukkan keistimewaan profesi ini.

    Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa setiap peran dalam memakmurkan masjid, sekecil apapun, memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah.

    Hukum Praktis Kehidupan Masjid

    Ustaz Maulana juga menyampaikan beberapa hukum praktis yang sering ditanyakan:

    • Tidur di masjid pada dasarnya diperbolehkan, sehingga para pengurus yang kadang harus bermalam di masjid tidak perlu khawatir.
    • Bernasyid di masjid juga diperbolehkan dengan syarat tidak dilakukan terlalu sering, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah.

    Masjid sebagai Pusat Kehidupan Umat

    Kegiatan ditutup dengan penegasan yang sangat penting: masjid harus dijaga bukan hanya sebagai tempat salat, tetapi juga sebagai pusat ibadah, ilmu, dan persaudaraan kaum muslimin. Visi ini menuntut para pengurus untuk terus berinovasi dan kreatif dalam mengembangkan program-program yang bermanfaat bagi umat.

    Komitmen Berkelanjutan

    Taklim Pengurus ini merupakan salah satu program kerja semester yang konsisten dijalankan oleh Departemen Pendidikan dan Pelatihan UKK BRTM Anas bin Malik. Komitmen untuk terus membina para pengurus ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga kualitas pengelolaan masjid.

    Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pengurus UKK BRTM Anas bin Malik ini berhasil membakar semangat para peserta untuk terus berkhidmat dengan penuh keikhlasan dan profesionalisme.

    Reporter: Irsyad Ahmad

  • UKK Kepesantrenan dan Keasramaan Gelar Musyawarah: “Akhir Kepengurusan yang Manis”

    UKK Kepesantrenan dan Keasramaan Gelar Musyawarah: “Akhir Kepengurusan yang Manis”

    (STIBA.ac.id) Makassar – Menjelang penghujung masa kepengurusan, Unit Kegiatan Khusus (UKK) Kepesantrenan dan Keasramaan IAI STIBA Makassar menggelar momen penting melalui Musyawarah Awal Semester pada Kamis, 11 September 2025.

    Bertempat di lantai 4 Gedung Rektorat, kegiatan ini mengangkat tema: “Musyawarah untuk Perbaikan, Sinergi untuk Kebaikan”. Sebuah refleksi mendalam tentang pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.

    Gathering yang Penuh Semangat

    Acara ini berhasil mempertemukan seluruh stakeholder UKK Kepesantrenan dan Keasramaan dalam satu ruang. Mulai dari para pengurus, musyrif, hingga pembina hadir dengan antusias, menunjukkan komitmen mereka terhadap misi kepesantrenan dan keasramaan di kampus.

    Suasana kebersamaan yang tercipta mencerminkan semangat gotong royong dalam membangun koordinasi yang lebih solid, terutama dalam mengawal tugas-tugas strategis di lingkungan kampus IAI STIBA Makassar.

    Pesan Ketum yang Menyentuh Hati

    Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum UKK Kepesantrenan dan Keasramaan, Muhammad Ikhwan Mursadi memberikan reminder penting kepada seluruh pengurus.

    “Kita sedang berada di penghujung kepengurusan. Diharapkan seluruh pengurus benar-benar menjalankan tugasnya sebaik mungkin, karena yang kita harapkan adalah akhir kepengurusan yang manis,” ungkapnya dengan penuh harapan.

    Pesan ini seperti wake-up call bagi semua pengurus untuk memberikan yang terbaik di sisa masa kepengurusan.

    Lebih dari Sekadar Evaluasi

    Musyawarah kali ini bukan hanya forum evaluasi biasa. Para peserta juga aktif berdiskusi untuk merumuskan strategi dan program yang lebih inovatif untuk semester mendatang.

    Melalui brainstorming session yang produktif, setiap pengurus diharapkan dapat menyatukan visi, mencari solusi atas berbagai kendala yang dihadapi, dan melahirkan ide-ide fresh yang mampu meningkatkan kualitas pembinaan santri serta pengelolaan asrama mahasiswa.

    Sinergi dan Silaturahmi

    Yang tak kalah penting, kegiatan ini juga menjadi momentum berharga untuk memperkuat ikatan silaturahmi. Para pengurus UKK, musyrif, dan pembina semakin solid dalam menjalankan misi bersama.

    Hal ini sejalan dengan tema yang diusung, pentingnya perbaikan berkelanjutan dan kerja sama yang kompak untuk mencapai goals yang telah ditetapkan.

    Closing dengan Semangat Baru

    Musyawarah ditutup dengan energi positif dari seluruh peserta. Mereka berkomitmen untuk menjalankan amanah organisasi dengan penuh tanggung jawab hingga akhir masa kepengurusan.

    Diharapkan hasil musyawarah ini dapat menjadi fondasi kuat bagi UKK Kepesantrenan dan Keasramaan untuk menutup periode kepengurusan dengan prestasi membanggakan dan kontribusi nyata bagi perkembangan kampus IAI STIBA Makassar.

    Reporter: Muh. Abrar

  • Ketika Hati Dilatih Seluas Samudra: Perjalanan UKK Kepesantrenan dalam Membentuk Karakter

    Ketika Hati Dilatih Seluas Samudra: Perjalanan UKK Kepesantrenan dalam Membentuk Karakter

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ada momen istimewa ketika 134 personil UKK Kepesantrenan dan Keasramaan Putri IAI STIBA Makassar berkumpul untuk melakukan evaluasi terhadap perjalanan mereka selama satu semester pada Kamis (11/9/2025). Laporan pertanggungjawaban semester 2025 ini bukan hanya formalitas, tetapi refleksi dari sebuah organisasi yang memiliki misi mulia dalam mendukung visi dan misi kampus.

    Kekuatan di Balik Layar

    Organisasi yang terdiri dari lima pengurus inti dan dua staf pembina ini mengelola empat bidang strategis: ibadah, kebersihan, keamanan, dan kesehatan. Angka 134 personil bukan hanya statistik, tetapi cerminan dari dedikasi luar biasa para mahasiswi yang rela berkorban untuk kemajuan bersama.

    Sambutan yang disampaikan Ustazah Dewi, Ketua Pembina Keasramaan Putri, memberikan perspektif yang sangat menyentuh tentang esensi menjadi pengurus. Beliau menegaskan bahwa menjadi pengurus bukanlah perkara mudah, tetapi sebuah amanah yang dijalani dengan penuh keikhlasan meski tanpa imbalan materi.

    “Menjadi pengurus itu tidak digaji, namun ia melatih hati kita agar seluas samudra,” ungkapnya.

    Kalimat sederhana ini mengandung filosofi mendalam tentang bagaimana tanggung jawab dapat menjadi sarana pembentukan karakter dan keluasan hati.

    Landasan Spiritual dalam Setiap Langkah

    Yang membuat pendekatan UKK Kepesantrenan istimewa adalah integrasinya dengan nilai-nilai spiritual. Para pembina menekankan pentingnya menjaga kebersihan asrama dengan mendasarkannya pada sabda Nabi ﷺ:

    “Iman itu ada tujuh puluh lebih cabang… yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

    Pendekatan ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas, sekecil apapun, memiliki dimensi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar.

    Prestasi Gemilang: Program Pembekalan Imam

    Salah satu pencapaian yang patut dibanggakan adalah program pembekalan imam yang berhasil mencapai tingkat keberhasilan 90%. Program ini tidak main-main, para calon imam dibina langsung oleh pemateri berkompeten yang memastikan mereka tidak hanya menguasai teknis ibadah, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

    Keberhasilan ini membuktikan keseriusan UKK Kepesantrenan dalam menyiapkan kader imam yang berilmu dan berakhlak, sebuah investasi jangka panjang untuk kualitas spiritual mahasiswi.

    Visi Holistik: Asrama sebagai Pusat Pembinaan

    Komitmen UKK Kepesantrenan dan Keasramaan Putri sangat jelas: menjadikan asrama bukan hanya sebagai tempat tinggal biasa. Dengan semangat kebersamaan yang kuat, mereka berusaha mewujudkan asrama sebagai pusat pembinaan ruhiyah dan akhlak yang komprehensif bagi seluruh mahasiswi.

    Visi ini menunjukkan pemahaman mendalam bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di asrama yang dikelola dengan penuh amanah dan kasih sayang.

    Reporter: Mufidatul Izzah

  • LPJS UKM Al-Fusha: Misi Memperkuat Lahjah Arab di Kampus

    LPJS UKM Al-Fusha: Misi Memperkuat Lahjah Arab di Kampus

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Aula Ummu Salamah menjadi saksi momen penting bagi UKM Bahasa Al-Fusha Putri IAI STIBA Makassar. Mereka menggelar Laporan Pertanggungjawaban Semester Ganjil Tahun Akademik 2025-2026 yang penuh dengan insight menarik tentang perkembangan bahasa Arab di kampus, Senin siang (9 September 2025).

    Kehadiran yang Representatif

    Kegiatan siang ini berhasil mengumpulkan berbagai elemen penting kampus. Hadir tidak hanya para pengurus UKM Bahasa Al-Fusha, tetapi juga para pembina yang memberikan arahan berharga, serta pengurus inti dari UKM lain di lingkungan kampus. Kolaborasi lintas UKM ini menunjukkan betapa seriusnya komitmen kampus terhadap pengembangan bahasa Arab.

    Tantangan yang Perlu Segera Diatasi

    Dalam presentasi laporannya, UKM Bahasa Al-Fusha mengungkap berbagai pencapaian selama satu semester terakhir. Namun, ada satu permasalahan krusial yang mencuri perhatian: belum konsistennya penerapan lahjah (logat) bahasa Arab yang benar dalam percakapan sehari-hari.

    Fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di internal UKM, tetapi juga dalam interaksi antarmahasiswi secara umum. Para pembina dan pengurus menegaskan bahwa hal ini perlu mendapat perhatian serius, mengingat anggota UKM Al-Fusha diharapkan menjadi role model dalam penggunaan lahjah bahasa Arab yang baik dan benar.

    Strategi Inovatif: Back to Basic dengan Pendekatan Modern

    UKM Bahasa Al-Fusha tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga menawarkan solusi konkret. Mereka merancang program perbaikan internal yang fokus pada peningkatan kualitas lahjah para anggotanya terlebih dahulu.

    Langkah strategis yang akan diimplementasikan meliputi pembiasaan mendengarkan rekaman berbahasa Arab fusha dari penutur asli secara rutin, menonton video edukatif berbahasa Arab untuk meningkatkan exposure, dan praktik pengucapan yang lebih intensif dan konsisten.

    Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengucapan dan penyerapan lahjah dengan lebih efektif dan efisien.

    Peran Sebagai Kontrol Sosial Bahasa

    Diskusi juga menyoroti fenomena pelanggaran penggunaan bahasa Arab oleh mahasiswi yang dinilai masih kurang konsisten di lingkungan kampus. Merespons hal ini, UKM Bahasa Al-Fusha diminta menjalankan program kerja unggulannya secara optimal untuk memberikan edukasi sekaligus kontrol sosial terhadap penggunaan bahasa Arab di kalangan mahasiswi.

    Visi Menjadi Garda Terdepan

    Evaluasi mendalam dalam LPJS ini melahirkan optimisme besar. UKM Bahasa Al-Fusha diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kualitas bahasa Arab di lingkungan kampus. Lebih dari itu, mereka diharapkan menjadi teladan dalam penerapan bahasa Arab fusha secara konsisten dan berkesinambungan.

    Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang terukur, UKM Bahasa Al-Fusha siap mengemban tanggung jawab mulia ini untuk mewujudkan lingkungan kampus yang kaya akan nuansa bahasa Arab yang autentik dan berkualitas.

    Reporter: Andini Dwi Rezky

  • LPJS Raudhatul Huffazh Putri: Refleksi dan Solusi untuk Tingkatkan Minat Tahfiz Mahasiswi

    LPJS Raudhatul Huffazh Putri: Refleksi dan Solusi untuk Tingkatkan Minat Tahfiz Mahasiswi

    (STIBA.ac.id) Makassar – UKM Raudhatul Huffazh Putri IAI STIBA Makassar kembali menggelar agenda rutin semesternya yang dinanti-nanti: Laporan Pertanggungjawaban Semester (LPJS), Senin (8/9/2025).

    Antusiasme Tinggi di Balik Keprihatinan

    Kegiatan siang hari ini berhasil menarik perhatian sekitar 35 anggota tetap UKM Raudhatul Huffazh, ditambah beberapa calon anggota baru yang turut berkontribusi memastikan kelancaran acara. Yang membuat suasana semakin hidup adalah kehadiran para ustazah dan tamu undangan dari UKM lain yang siap memberikan tanggapan konstruktif terhadap laporan yang dipresentasikan.

    Namun, di balik antusiasme tersebut, muncul satu isu yang cukup menggelitik perhatian semua pihak. Terungkap bahwa terdapat penurunan minat sebagian mahasiswi untuk mengikuti agenda kerja harian dan pekanan UKM Raudhatul Huffazh.

    Solusi Inovatif: Dari Kewajiban Menuju Kesadaran

    Menanggapi fenomena ini, para ustazah memberikan perspektif yang menarik. Alih-alih mempertahankan standar yang kaku, mereka menyarankan agar UKM Raudhatul Huffazh melakukan pendekatan yang lebih fleksibel, menyesuaikan diri dengan kondisi mahasiswi.

    “Dia akan tumbuh dari kesadaran, bukan karena kewajiban,” ungkap ustazah, menekankan pentingnya motivasi intrinsik dalam menghafal Al-Qur’an.

    Respons Terhadap Isu Penghapusan Mata Pelajaran Al-Qur’an

    Tidak hanya fokus pada evaluasi internal, LPJS kali ini juga membahas isu hangat mengenai kemungkinan penghapusan mata pelajaran hafalan Al-Qur’an di kelas. Roisah Rasliana, Ketua Umum UKM Raudhatul Huffazh, dengan tegas menyampaikan aspirasinya.

    “Diharapkan agar mata kuliah hafalan Al-Qur’an tetap dijalankan karena dilihat dari kurangnya kesadaran mahasiswi terhadap tahfizh yaumiy (hafalan harian),” ujar Roisah Rasliana, menegaskan pentingnya dukungan institusional untuk program tahfiz.

    Optimisme untuk Semester Mendatang

    Dengan berakhirnya LPJS ini, harapan besar tertumpu pada kemampuan UKM Raudhatul Huffazh untuk mengimplementasikan program dan agenda kerja secara lebih optimal. Target utamanya jelas: meningkatkan minat dan interaksi mahasiswi dengan Al-Qur’an melalui pendekatan yang lebih humanis dan adaptif.

    Refleksi mendalam yang dilakukan dalam LPJS ini diharapkan dapat menjadi titik balik positif bagi UKM Raudhatul Huffazh dalam menjalankan misi mulianya: menjadikan mahasiswi IAI STIBA Makassar lebih dekat dengan kitab suci Al-Qur’an.

    Reporter: Andini Dwi Rezky

  • Pendiri STIBA Klarifikasi Pertemuan dengan Presiden: “Bukan Pemadam Kebakaran, Tapi Kewajiban Ulama”

    Pendiri STIBA Klarifikasi Pertemuan dengan Presiden: “Bukan Pemadam Kebakaran, Tapi Kewajiban Ulama”

    (STIBA.ac.id) Makassar — Dalam Tablig Akbar Tebar Dai Nusantara 2025 di Kampus IAI STIBA Makassar, Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah yang juga salah satu tokoh pendiri STIBA, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. menyampaikan klarifikasi tentang pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di tengah situasi kerusuhan yang terjadi belakangan ini. Dengan tegas namun santun, beliau merespons berbagai sinisme dan kritik yang muncul di masyarakat.

    Kronologi Pertemuan: Inisiatif dari Ulama, Bukan Panggilan Darurat

    Ustaz Zaitun menjelaskan bahwa pertemuan dengan Presiden bukanlah respons reaktif terhadap kerusuhan, melainkan inisiatif yang sudah direncanakan sejak lama.

    “Pertemuan itu inisiatifnya dari kami, dari pimpinan-pimpinan ormas Islam yang sejak beberapa waktu lalu mencari jalan untuk bisa bertemu dengan Presiden membicarakan masalah Palestina,” jelasnya di hadapan ratusan jemaah.

    Yang menarik, pesan untuk bertemu dengan Presiden baru sampai pada hari Kamis, sedangkan kerusuhan terjadi pada hari Jumat.

    “Presiden serta-merta mengatakan ketemu besok Sabtu,” ungkap Ustaz Zaitun.

    Merespons Sindiran “Pemadam Kebakaran”

    Dengan analogi yang mudah dipahami, Ustaz Zaitun menanggapi kritik bahwa ulama hanya dijadikan “pemadam kebakaran” saat situasi memanas.

    “Ada yang bilang, ‘Ustaz, ketua ormas para ulama coba dijadikan pemadam kebakaran.’ Saya jawab dengan gampang, memang ulama tidak boleh ikut memadamkan kebakaran kalau terjadi kebakaran?”

    Beliau melanjutkan dengan contoh yang konkret, “Misalnya ada kepala desa kurang menyapa kita. Bahkan kadang-kadang kepala desa itu menzalimi kita. Lalu ada kebakaran, kita diminta ikut memadamkan. Apa kita bilang? Ah, biarkan saja. Begitu sikap orang Islam? Apalagi ulama tentu tidak.”

    Prinsip Ahlussunnah wal Jamaah dalam Berpolitik

    Ustaz Zaitun menegaskan bahwa sikap tersebut berakar dari manhaj Ahlussunnah wal Jamaah.

    Ahlussunnah wal Jamaah mengajarkan pada kita bahwa andaikan pun kita terzalimi tetapi kita bisa melakukan kebaikan, maka kita harus melakukan kebaikan itu. Kita tidak menyimpan dendam, karena kita selalu dituntut syariat.”

    Beliau menyinggung teladan ulama klasik, seperti Imam Ahmad rahimahullah yang tetap tidak memusuhi khalifah meski pernah disiksa. Ketika murid-muridnya mengajak memberontak, Imam Ahmad berkata, “Bukan begitu yang diperintahkan kepada kita.”

    Lebih dari Sekadar Menenangkan Situasi

    Ustaz Zaitun menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukan hanya untuk menenangkan keadaan, melainkan juga untuk memberikan masukan dan nasihat kepada Presiden.

    “Kami bertemu Presiden bukan semata-mata untuk menenangkan, bukan semata-mata memberi efek positif menenangkan situasi, di samping tujuan utama menyampaikan masalah Palestina. Tapi kami juga memberikan masukan, memberikan nasihat kepada beliau.”

    Pentingnya Memperkuat Posisi Pemimpin

    Dengan perspektif fikih yang mendalam, Ustaz Zaitun menjelaskan mengapa memperkuat posisi kepala negara itu penting.

    “Kalau pemimpin kita, dengan segala kekurangan atau kelebihannya, mengalami masalah, mengalami keguncangan atau mendapatkan ketidakpercayaan, itu keadaan sangat berbahaya. Bisa terjadi fitnah yang lebih besar lagi.”

    Beliau mengutip pandangan para ulama, “Para ulama kita menjelaskan bahwa adanya pemimpin yang banyak kekurangan atau ada kezaliman itu lebih baik daripada tidak ada pemimpin.”

    Presiden Sudah Menunjukkan Itikad Baik

    Ustaz Zaitun juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo sebenarnya sudah beberapa kali mengirim sinyal ingin bertemu dengan tokoh umat dan para ulama.

    “Presiden Prabowo itu sudah mengirim sinyal beberapa kali ingin bertemu dengan tokoh-tokoh umat dan para ulama. Saya sendiri sebagai saksi, Menteri Pertahanan Pak Syafri Syamsuddin mengirim utusan menemui saya beberapa bulan lalu.”

    Pesan untuk Para Dai di Daerah

    Secara khusus, Ustaz Zaitun membekali 464 dai yang akan bertugas di daerah untuk menghadapi pertanyaan serupa.

    “Para dai kita yang akan bertugas nanti ke daerah, sampai di sana kemudian dibilang, ‘Dari mana?’ ‘Dari Wahdah.’ ‘Oh, dari Wahdah yang kemarin ketua umumnya ikut ketemu Presiden ya, dijadikan pemadam kebakaran saja.’”

    Beliau menyarankan para dai menjawab dengan lembut, “Dijawab dengan bertanya, jangan marah-marah. Jangan bilang sok tahu. Jawab dengan baik, dengan lembut. Bahwa kalau bisa ikut memadamkan kebakaran, bukankah itu kebaikan?”

    Prinsip: Berbaik Sangka dan Amal Saleh

    Ustaz Zaitun menekankan prinsip dasar yang harus dipegang para dai, “Kita di sini sebagai orang Islam, apalagi sebagai pemimpin Islam, sebagai dai, kita selalu berbaik sangka dan selalu berusaha beramal saleh, berbuat kebaikan, apalagi yang menyangkut keselamatan umat, bangsa, dan negara kita.”

    Intinya: Ulama Harus Berani Ambil Sikap

    Klarifikasi Ustaz Zaitun ini memberi perspektif penting tentang peran ulama dalam situasi politik yang kompleks. Beliau menunjukkan bahwa ulama tidak boleh apatis terhadap kondisi bangsa, bahkan ketika harus berhadapan dengan kritik dan sinisme.

    Sikap ini mencerminkan kedewasaan berpolitik dan komitmen terhadap kemaslahatan umat, bukan popularitas sesaat. Bagi para dai yang akan bertugas di daerah, penjelasan ini menjadi bekal penting dalam menghadapi berbagai pertanyaan dan tantangan dari masyarakat.

    Pada akhirnya, pertemuan dengan Presiden bukan tentang “pemadam kebakaran” atau “pendorong mobil mogok”, melainkan tentang kewajiban seorang Muslim—terlebih ulama—untuk selalu berbuat kebaikan demi kemaslahatan bersama.