Kategori: Kegiatan Kampus

  • Kembali Ulama Sudan Berkunjung ke STIBA

    Kembali Ulama Sudan Berkunjung ke STIBA

    altAiGPsPD8qCR-54S17QrCQ0Yj5O1LaU_ropbfus0i8k0q

    stiba.net: Makassar dan Ormas Wahdah Islamiyah secara khusus patut bersyukur karena kembali kedatangan seorang tamu yang mulia, Syaikh Fakhruddin Utsman hafizhahullah.
    Asy-Syaikh Fakhruddin Utsman adalah seorang dai dan ulama Sudan berasal dari kota Ummu Durman. Hingga saat ini, beliau masih tercatat sebagai salah seorang anggota ar-Rabithah asy-Syar’iyah lil ‘Ulama wa ad-Du’at fi as-Sudan dan Rabithah Ulama al-Muslimin. Untuk kedua kalinya beliau berkunjung ke Indonesia, namun ini adalah kunjungan perdananya ke Makassar.

    Selasa, 24 Rabi’ul Akhir 1435 H/25 Februari 2014 M pada Pkl. 10—17.00 WITa, Syaikh mengisi taklim tentang “Kehidupan Akhirat “ yang diterjemahkan oleh Ustadz Fakhrurrozi di Kantor DPP Wahdah Islamiyah, Jl. Antang Raya No. 48 Makassar.
    Jelang Maghrib, Syaikh bertolak ke Kampus STIBA Makassar. Selanjutnya mengisi taklim selepas Maghrib-Isya tanpa penerjemah di masjid Kampus STIBA al-Ihsan. Beliau membahas hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
    Dalam muhadharahnya, beliau memaparkan bentuk-bentuk ujian yang pernah dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dianggap gila, penyair, pendusta, tukang sihir, dan sebagainya. Tak lupa beliau memotivasi para mahasiswa akan keutamaan menuntu ilmu syar’i.

    Seusai shalat Isya yang dipimpin sendiri oleh Syaikh, beliau mengadakan ramah tamah bersama para pengelola STIBA Makassar di ruang musyawarah. (muallim)

  • Dalam Semalam Empat Syaikh Bawakan Muhadharah di STIBA

    Dalam Semalam Empat Syaikh Bawakan Muhadharah di STIBA

    dr sulaimanstiba.net : Syaikh Prof. Dr. Sulaiman al-Audah, guru besar Sejarah Islam di Universitas Qassim KSA bersama tiga orang masyaikh dan beberapa dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) berkunjung ke STIBA (Senin, 17 Rab. Akhir/17 Feb.). Dikawal satu mobil patroli polisi, rombongan yang didampingi langsung oleh Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin tiba di kampus saat Magrib dan langsung menuju ke masjid untuk shalat Magrib berjamaah.

    Usai shalat, Syaikh Prof. Dr. Sulaiman al-Audah bersama Ust. Muhammad Zaitun dan Ketua STIBA Makassar meninjau beberapa lokasi dan gedung di wiliyah kampus STIBA. Sementara Syaikh Dr. Ali Ibrahim al-Yahya dan dua orang masyaikh lainnya secara bergantian menyampaikan muhadharah dan taushiyah kepada para mahasiswa di masjid kampus. Ba’da Isya, muhadharah dilanjutkan oleh Syaikh Prof. Dr. Sulaiman al-Audah.

    Agenda utama kedatangan para masyaikh adalah dalam rangka pendirian Markaz al-Lughah al-Arabiyah di Universitas Negeri Makassar. [SQ]

  • Kuliah Umum Bersama Ustadz Budi Ashari, Lc.

    Kuliah Umum Bersama Ustadz Budi Ashari, Lc.

    altAnpD3MT5B53VJC0SdosXmW5oGFxUSj8BhqU2p2gD5e8oStiba.net : Jumat, 14 Rabiul Akhir 1435 H/14 Februari 2014 M, masih dalam rangkaian kuliah perdana semester Genap Tahun Ajaran 1434 H—1435 H/2013—2014 M, STIBA Makassar menghadirkan Ustadz Budi Ashari, Lc. sebagai narasumber. Ustadz Budi Ashari adalah salah seorang pakar sejarah Islam dan pendidikan yang wajahnya kerap menghiasi layar televisi dalam acara “Khalifah” di Trans 7.

    Dalam kuliah umum di Masjid Kampus STIBA Makassar kali ini, Ustadz Budi menguraikan posisi ilmu dengan mengaitkannya dengan sirah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maupun sahabat radhiyallahu ‘anhum. Beliau menyebutkan bahwa ada dua kondisi yang menunjukkan bagaimana posisi seorang ahli ilmu.

    Pertama, ahli ilmu (ulama) yang tinggal dan menetap di suatu tempat untuk menasihati kaum muslimin dan para mujahid jika kembali dari medan jihad. Kisah ini terjadi pada pengutusan pasukan Usamah oleh Khalifah Abu Bakar radhiyallahu anhu. Ketika itu, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu meminta kepada Usama bin Zaid radhiyallahu anhuma agar mengizinkan Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu untuk tinggal di Madinah menemaninya menjalankan pemerintahan. Saat itu, Umar diangkat sebagai seorang qadhi (hakim).

    Lebih jauh tentang kisah pengutusan pasukan Usamah bin Zaid, Ust. Budi menyebutkan beberapa hikmah dan keberkahan dari pasukan ini.

    Kedua, ahli ilmu yang mengadakan rihlah untuk mencari ilmu. Saat pulang dari menuntut ilmu, mereka memberi peringatan kepada kaum muslimin, termasuk para mujahidin. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat.

    Salah satu lulusan terbaik dengan predikat cumlaude dari Fakultas Hadits dan Studi Islam di Universitas Islam Madinah ini banyak memberi motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi para ahli ilmu, sebab merekalah para tokoh di balik kebangkitan suatu bangsa. Beliau mencontohkan beberapa ahlu ilmu, seperti tiga ulama Andalus/Spanyol yang mampu membangkitkan Andalus pada kebangkitan keduanya yaitu Imam Ibnu Abdil Barr, Imam Ibnu Hazm, dan Imam Abul Walid al-Baaji rahimahumullah.

    “Baca biografi para ahli ilmu, agar Antum tahu bagaimana mereka belajar, dan dari mana mereka mulai belajar,” ujarnya.

    Adapun untuk sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ayah tiga anak ini merekomendasikan kitab ar-Rahiiq al-Makhtuum karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury rahimahullah.

    Pada bagian terakhir dari kuliah umum ini, Ustadz Budi Ashari menutup kuliahnya dengan dua nasihat untuk para mahasiswa:

    Pertama, belajar adab sebelum belajar Islam, sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Mubarak bahwa adab adalah 2/3 bagian dari ilmu. Yang sangat bertentangan dengan hal ini adalah kegiatan Ospek yang diadakan di beberapa kampus untuk menyambut para mahasiswa baru. Ospek adalah bentuk penghinaan terhadap para penuntut ilmu. Sejatinya, ospek adalah ajang untuk memperkenalkan kepada para mahasiswa baru bagaimana adab-adab yang baik seorang penuntut ilmu.

    Kedua, kepakaran dalam salah satu bidang ilmu, bukan sekadar wawasan, tapi perlu mengakar dan kokoh.

    “Pelajarilah salah satu cabang ilmu sampai benar-benar mendalam. Belajar di kelas pasti tidak cukup. Mulailah dari ilmu yang Antum suka. Apa kecenderungan Antum, maka dalami itu. Adapun untuk cabang ilmu lainnya juga tetap dipelajari dan tidak diabaikan.”

    Beliau mengarahkan agar para mahasiswa membuat target , “Belajarlah salah satu ilmu dengan mendalam, hingga Anda menjadi salah satu referensi utama di Indonesia.”

    Sebelum menjadi narasumber kuliah umum di STIBA pada Jumat pagi, Ustadz Budi sempat membawakan taklim rutin di Masjid Umar bin Khattab DPP Wahdah Islamiyah. Taklim rutin ini diadakan setiap malam Jumat dan diisi oleh Ketua STIBA Makassar, Ustadz Muhammad Yusran Anshar. Di masjid ini pula Ustadz Budi dijadwalkan mengisi khotbah Jumat. [SQ]

  • Kuliah Perdana STIBA Makassar Hadirkan Ketua BAN-PT sebagai Narasumber

    Kuliah Perdana STIBA Makassar Hadirkan Ketua BAN-PT sebagai Narasumber

    altAgGOPG4X4B4Z2vMYPscaUeKPAOmxO0QMQeRkBMovieyPKuliah Perdana yang diagendakan di setiap awal semester kali ini terasa lebih spesial. Sebuah kehormatan yang dirasakan oleh segenap sivitas akademika STIBA Makassar ketika seorang tokoh sekaliber Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, S.E., M.Si. yang merupakan Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berkenan hadir menjadi narasumber dalam kuliah perdana ini.

    Memulai kuliahnya, Prof. Mansyur Ramli memberikan ucapan selamat atas keberhasilan STIBA meraih peringkat akreditasi B. Beliau kemudian banyak berkisah tentang proses penetapan nilai dan peringkat STIBA Makassar oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

    “Selamat untuk Prodi Perbandingan Hukum dan Mazhab (PMH) STIBA Makassar atas keberhasilannya meraih akreditasi B. Nilai B ini adalah hasil yang obyektif, merupakan penilaian yang telah dilakukan oleh para pakar. Hal ini menunjukkan bahwa STIBA Makassar selama ini telah terselenggara dengan mutu yang baik,” ujarnya.

    Mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia ada sekira 20 ribu Program Studi. Hanya 20-30% di antaranya yang terakreditasi B, sementara yang terakreditasi A tak lebih dari 10%. 50% lainnya terakreditasi C, dan selebihnya belum terakreditasi. Prodi PMH STIBA sudah termasuk 20-30% prodi terbaik di Indonesia.

    Namun beliau mengingatkan agar STIBA tak terlena dengan akreditasi ini, sebab meraih hasil yang baik terkadang lebih mudah ketimbang mempertahankan hasil baik yang telah dicapai. Beliau memotivasi segenap sivitas akademika STIBA agar bersungguh-sungguh meningkatkan prestasi, sehingga lima tahun ke depan bisa memperoleh nilai yang lebih baik.

    Dalam kuliahnya yang bertema “Peran Strategis Institusi Pendidikan Islam Swasta dalam Sistem Pendidikan Nasional” ini, Prof. Mansyur Ramli memaparkan bahwa sistem pendidikan kita masih fokus pada pembentukan intelektualitas. Padahal parameter keunggulan manusia tidak hanya diukur dari sisi tersebut. Kemudian beliau menjelaskan The Iceberg Theory (teori gunung es) dan The Islamic Iceberg Theory untuk menunjukkan karakter sebenarnya dari manusia unggul.

    iceberg theoryislamic iceberg

    Al-Islamu ya’lu walaa yu’laa ‘alaih, sistem Islam pastilah yang paling unggul, dan ini yang saya yakini dan saya imani. Di luar sistem Islam pasti tidak akan unggul. Kalau pun ia unggul maka itu sifatnya sementara”, tegas Prof. Mansyur Ramli.

    Karena itu, beliau mendukung penuh jika STIBA Makassar memberikan perhatian besar terhadap bahasa Arab, “Sebab dengan mengetahui bahasa Arab, seseorang akan bisa belajar Islam yang utuh, langsung dari sumber-sumber aslinya.”

    Entah serius atau hanya bercanda, beliau menyatakan niatnya untuk mengikuti jejak Prof. Dr. Ahmad Munir—salah seorang guru besar Universitas Hasanuddin yang sampai saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa kelas sore di STIBA—untuk belajar bahasa Arab dengan menjadi mahasiswa STIBA.

    “Jika ada yang kurang, saya tunggu undangan selanjutnya,” ujarnya menutup kuliah perdana semester ini. [SQ]

  • Penandatanganan MoU antara STIBA Makassar dengan Yayasan Kalla di Kuliah Perdana

    Penandatanganan MoU antara STIBA Makassar dengan Yayasan Kalla di Kuliah Perdana

     

    altAjQ3jWlIhia4RKQB3H9_3Wf3Adty9wWNEi5BavXBlRF-Senin, 10 Rabi’ul Akhir 1435 H/10 Februari 2014 M, Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar mengadakan kuliah perdana. Kuliah perdana kali ini sedikit lebih istimewa dibandingkan kuliah-kuliah sebelumnya, pasalnya, inilah kuliah perdana yang pertama kali diadakan semenjak terbitnya SK Akreditasi B oleh BAN-PT atas STIBA Makassar. Terlebih lagi narasumbernya adalah Prof. Dr. Mansyur Ramly, M.Si sendiri selaku ketua BAN-PT.

    Pada pertengahan Tahun Ajaran ini (Semester Genap), STIBA Makassar kembali menerima 36 orang mahasiswa. Jumlah yang memang terbilang sedikit jika dibandingkan mahasiswa baru yang diterima di awal tahun ajaran (Semester Ganjil) yang mencapai 250-an orang.

    Kegiatan yang berlangsung di Masjid Kampus ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara STIBA Makassar dengan Yayasan Kalla. Yayasan Kalla selama ini telah menjalin kerjasama yang baik dengan STIBA Makassar, khususnya dalam hal pemberian bantuan konsumsi gratis kepada mahasiswa STIBA. Kali ini, Yayasan Kalla kembali memilih STIBA Makassar sebagai salah satu mitra kerjanya dalam ruang lingkup kerjasama yang  meliputi bidang sosial dan dakwah bagi masyarakat kawasan tertinggal. Pihak Yayasan Kalla dalam MoU ini diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Kalla, Syarmil, S.T., M.Pd.

    Usai penandatangan naskas MoU, Ketua STIBA Makassar menyerahkan cenderamata kepada pihak Yayasan Kalla

  • Pengumuman dan Jadwal UAS 2013-2014 Ganjil STIBA Makassar

    Pengumuman dan Jadwal UAS 2013-2014 Ganjil STIBA Makassar

    المعهد العالي للدراسات الإسلامية واللغة العربية

    الاخـتـبـــــار النهائي

    للفصل الدراسي الأول عام 1434-1435 هـ

    Disampaikan kepada seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, bahwa ujian UAS Tahun Ajaran 2013-2014 Semester Ganjil akan berlangsung mulai tanggal 13 Januari 2014 s.d 24 Januari 2014.

    (lebih…)

  • Ketua BAN-PT Serahkan Langsung SK Akreditasi STIBA Makassar

    Ketua BAN-PT Serahkan Langsung SK Akreditasi STIBA Makassar

    SK Akreditasi STIBA2Sabtu, 24 Shafar 1435 H/28 Desember 2013 M, rombongan Pengelola STIBA Makassar yang terdiri dari Ketua STIBA dan para Pembantu Ketua didampingi Wakil Ketua Umum Wahdah Islamiyah bersilaturrahim ke kediaman Ketua BAN-PT Prof. Dr. Mansyur Ramli, M.Si. di Jalan Racing Center Makassar.

    Kunjungan ini merupakan jawaban atas undangan Prof. Mansyur Ramli yang ingin memberikan SK Akreditasi STIBA Makassar secara langsung. Bagi segenap sivitas akademika STIBA Makassar, penyerahan SK Akreditasi secara langsung oleh Ketua BAN-PT dirasakan sebagai sebuah penghargaan yang patut disyukuri.

    SK Akreditasi STIBA Makassar nomor: 237/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013 tentang Nilai dan Peringkat Akreditasi Program Studi pada Program Sarjana Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi memutuskan Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar mendapatkan peringkat B dengan nilai 306.

    Dalam ramah tamah singkat dengan Prof. Mansyur, mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini memberikan ucapan selamat kepada segenap sivitas akademika STIBA Makassar. “Tidak mudah mendapatkan akreditasi B,” ujar beliau. Beliau juga memotivasi para pengelola untuk segera membuka program studi baru seperti Prodi Hukum Ekonomi Syariah dan Prodi Perbankan Syariah. Menurut beliau, Perbankan Syariah bahkan diminati oleh non-Islam sekalipun.

    Sekira setengah jam kemudian, rombongan dengan membawa SK Akreditasi STIBA Makassar bertolak meninggalkan kediaman Prof. Mansyur Ramli—hafizhahullah.

  • STIBA Kembali Menggelar Daurah Syar’iyah

    STIBA Kembali Menggelar Daurah Syar’iyah

    Spanduk Daurah Az-Zaydani

    Daurah Syar’iyah, itulah kegiatan perkuliahan umum yang baru ini diselenggarakan oleh pihak STIBA Makassar. Kuliah ini melibatkan peserta dari para Mahasiswa di Prodi Syariah (PMH-Perbandingan Madzhab dan Hukum) dan Mahasiswa semester 3 & 4 yang duduk di Prodi I’dad Lughowy (Persiapan Bahasa).

    Pada Daurah kali ini dibahas tuntas Kitab “Masaa`ilul Jahiliyah” dengan pengarang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, dibawakan langsung oleh Dosen Tamu dari Saudi Arabia Syaikh Abdullah bin Hamad Az-Zaydani hafizhahullah yang merupakan murid Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah. Kegiatan ini berlangsung dari hari Jumat hingga Senin, 09-12 Safar 1435 H / 13-16 Desember 2013 M bertempat di Masjid Al-Ihsan Kampus STIBA Makassar.

    Selain kesibukan Syaikh mengisi kuliah umum di STIBA, beliau juga menyempatkan diri untuk berbagi ilmu di kampus dan masjid di luar STIBA. Di antaranya di Masjid Kampus UNHAS pada ba’da Magrib hari Jumat, 09 Safar 1435 H / 13 Desember 2013 M yang dihadiri oleh jamaah masjid yang terdiri dari masyarakat dan mahasiswa kampus, ceramah syaikh pada ta’lim ini diterjemahkan oleh Ust. Jasri Mahari, Lc. alumni LIPIA Jakarta dan dosen STIBA Makassar.

    Dan pada Sabtu ba’da Magrib, 10 Safar 1435 H / 14 Desember 2013 M di Masjid Wihdatul Ummah Jl. Abdullah Dg. Sirua, ta’lim ini diterjemahkan oleh Ust. Akrama Hatta, Lc. alumni Universitas Islam Madinah. Dan ceramah beliau dimanfaatkan dengan baik oleh warga Makassar dengan melihat antusias warga yang besar untuk menghadiri ta’lim tersebut.

    Kunjungan Syaikh di Makassar pada umumnya dan di Kampus STIBA pada khususnya ditutup dengan malam ramah tamah yang berlangsung di Kampus STIBA, pada malam itu digelar pentas seni islami dan beberapa penampilan mahasiswa STIBA dari berbagai daerah. (IA)

  • Dinas Kesehatan Kab. Maros Resmikan Klinik STIBA

    Dinas Kesehatan Kab. Maros Resmikan Klinik STIBA

    Penyerahan Cinderatamata oleh Ketua STIBA Makassar kepada Perwakilan Kabid Kesehatan Kab. Maros
    Penyerahan Cinderatamata oleh Ketua STIBA kepada Perwakilan Kabid Kesehatan Kab. Maros

    Hari sabtu, 19 Muharram 1435 H / 23 November 2013 M merupakan hari yang bersejarah bagi kampus STIBA Makassar, pasalnya sebuah bangunan baru telah diresmikan pemanfaatnnya yaitu Klinik STIBA.

    Acara Peresmian Klinik STIBA tersebut berlangsung khidmat yang dihadiri oleh Bapak  Agus Hamang, S.K.M.,M.Kes. mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kab. Maros dan beberapa dokter simpatisan yang telah diundang sebelumnya. Walaupun secara geografis kampus STIBA masih terletak di kota Makassar, namun kliniknya telah berdiri di lahan pemerintah kab. Maros sehingga secara administratif klinik STIBA masuk di bawah kordinasi Dinas Kesehatan Kab. Maros.

    Dalam sambutannya, Ketua STIBA Makassar menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para panitia penyelenggara dan seluruh unsur yang terlibat di dalamnya terkhusus kepada bapak drg. Kamaruddin Wahab selaku Penanggung Jawab Klinik yang telah di-SK-kan secara resmi beberapa hari sebelumnya.

    Sambutan kedua disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muh. Ikwah Abdul Jalil, Lc. Beliau menyampaikan bahwa selain Kesehatan Ruhani yang digalakkan selama ini di kampus STIBA berupa ilmu-ilmu syar’i dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, juga harus diimbangi dengan kesehatan jasmani yang untuk merealisasikannya diambil langkah untuk membuat klinik pelayanan kesehatan bagi mahasiswa STIBA pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.

    Sambutan terakhir oleh Bapak Agus Hamang, S.K.M.,M.Kes. mewakili Kadis Kesehatan Kab. Maros mengatakan bahwa ada tiga hal yang beliau dapatkan pada kunjungan beliau yang kedua di kampus STIBA ini: Pertama, pemberlakuan bahasa arab bagi mahasiswa di wilayah kampus STIBA; kedua, Pembangunan Klinik; Ketiga, kepedulian terhadap lingkungan dengan banyaknya pohon-pohon hijau yang tumbuh dengan lebat dan rindang, dan ini menjadi nilai plus dan daya tarik tersendiri untuk sebuah institusi pendidikan.

    Beliau juga menambahkan bahwa tersedianya klinik di sebuah kampus dapat menjadi nilai tambah dalam proses visitasi untuk akreditasi sebuah Perguruan Tinggi kedepannya dan juga sangat relevan dengan berlakunya sistem jaminan kesehatan nasional. Di akhir sambutannya beliau membuka pemanfaatan klinik STIBA secara resmi.

    Kegiatan ini dirangkaikan dengan Cek Kesehatan seluruh mahasiswa STIBA dan beberapa masyarakat dan tokoh masyarakat yang hadir.

    “Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya” pesan Ketua STIBA mengutip hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. (IA)