Kategori: Kegiatan Mahasiswa

  • Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah Pertama di Tompobulu: Inisiatif Mahasiswi KKN STIBA yang Bikin Ibu-Ibu Makin Siap

    Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah Pertama di Tompobulu: Inisiatif Mahasiswi KKN STIBA yang Bikin Ibu-Ibu Makin Siap

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswi KKN VIII STIBA Makassar lagi-lagi membuat gebrakan di Desa Tompobulu. Kali ini, mereka mengadakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah (PPJ) khusus buat ibu-ibu. Acara yang digelar Selasa (3/4/2025) ini bener-bener istimewa karena jadi pelatihan jenazah pertama sepanjang sejarah desa ini. 

    Kenapa Penting? 

    Di desa, urusan jenazah sering jadi tanggung jawab ibu-ibu. Tapi, banyak yang belum tahu tata caranya sesuai syariat Islam. Nah, mahasiswi KKN STIBA Makassar punya misi: bekali ibu-ibu dengan ilmu yang benar agar tidak bingung lagi kalau ada yang meninggal. 

    Serunya Suasana Acara

    Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Muslimah Wahdah Cabang (MWC) Tompobulu. Beliau mengucapkan terima kasih ke mahasiswi KKN karena sudah mebuat pelatihan jenazah pertama di desanya. 

    “Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada KKN dari STIBA Makassar yang membuat acara PPJ ini. Ini pelatihan pertama di Tompobulu,” tuturnya.

    Teori dan Praktik Langsung 

    Pemateri dari MWC mengajarkan cara memandikan dan mengafani jenazah sesuai sunah. Tidak cuma teori, peserta langsung praktik menggunakan boneka peraga. Mahasiswi KKN juga ikut mendampingi agar semua peserta bisa paham. 

    Total ada 17 peserta yang ikut. Semuanya serius menyimak dan aktif saat praktik. Banyak dari mereka mengatakan bahwa baru kali ini mereka belajar langsung dan mendalam soal penyelenggaraan jenazah.

    Dengan pelatihan ini, para ibu di Tompobulu kini punya bekal penting yang bisa dipraktikkan kapan pun dibutuhkan. Dan yang paling keren, ilmu ini bisa jadi amal jariah—baik untuk para peserta, maupun para mahasiswi KKN yang memfasilitasi.

    Salut untuk tim KKN STIBA Makassar. Nggak cuma hadir di desa, tapi juga meninggalkan jejak yang nyata dan bermakna.

    Reporter: Muthi’ah Amaliah

    Foto: Husnul Khotimah

  • Puluhan Mahasiswa STIBA Makassar Menjadi Khatib dan Imam Salat Idulfitri 1446 H

    Puluhan Mahasiswa STIBA Makassar Menjadi Khatib dan Imam Salat Idulfitri 1446 H

    (STIBA.ac.id) Makassar – Puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar kembali mengemban tugas dakwah di tengah masyarakat dengan menjadi khatib dan imam salat Idulfitri 1446 H.

    Para mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta mahasiswa aktif dari semester 2 hingga 6 ditugaskan ke berbagai kecamatan untuk memimpin ibadah di hari raya.

    Berdasarkan data sementara, sebanyak 45 mahasiswa KKN STIBA bertugas sebagai khatib dan 50 mahasiswa lainnya menjadi imam salat Idulfitri.
    Mereka tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Maros, di antaranya:
    Kecamatan Simbang: 10 khatib, 12 imam
    Kecamatan Tompobulu: 21 khatib, 26 imam
    Kecamatan Tanralili: 14 khatib, 12 imam.

    Selain mahasiswa yang menjalankan KKN, terdapat pula mahasiswa dari semester 2 hingga 6 yang ikut serta dalam tugas ini.
    Dari kelompok ini, 11 mahasiswa bertugas sebagai khatib dan 48 lainnya sebagai imam, sehingga total mahasiswa yang berkontribusi dalam pelaksanaan salat Idulfitri tahun ini mencapai 154 orang.

    Menariknya, para mahasiswa ini tidak secara khusus ditugaskan oleh STIBA Makassar untuk menjadi khatib dan imam, melainkan mereka diminta langsung oleh masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka, baik di lokasi PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) seperti Makassar, Gowa, dan Maros, maupun di kampung halaman masing-masing.

    Menurut Kepala Bagian Kepesantrenan dan Keasramaan STIBA Makassar, Ustaz Sirajuddin, S.Pd.I., S.H., M.H., keterlibatan mahasiswa dalam peran keagamaan ini merupakan hasil dari pembekalan keterampilan yang telah diberikan sebelumnya.

    Mahasiswa semester 4 dan 5 telah diwajibkan mengikuti berbagai pelatihan, termasuk diklat khatib dan imam, sebagai persiapan sebelum memasuki program PkM di semester 6 dan 7.

    “Kami tidak menugaskan mereka secara khusus, karena mereka memang sedang dalam masa liburan. Namun, masyarakat yang mengenal mereka mempercayakan tugas ini kepada mereka. Ini menunjukkan bagaimana pelatihan yang diberikan di STIBA membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat,” ungkapnya.

    Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Orang tua mahasiswa merasa bangga melihat anak-anak mereka berperan aktif dalam pembinaan keagamaan di kampung halaman.

    Meskipun ada sedikit tantangan, seperti adanya beberapa imam desa atau dai yang merasa tersaingi, hal ini terjadi dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak menjadi hambatan yang berarti.

    Tak hanya pada salat Idulfitri, mahasiswa STIBA juga mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat dalam ibadah lainnya. Tahun ini, sebanyak 213 mahasiswa diminta oleh masyarakat di sekitar Makassar, Gowa, dan Maros untuk menjadi imam tarawih, belum termasuk mahasiswa KKN yang berjumlah sekitar 200 orang.

    Dengan terlaksananya tugas ini, STIBA Makassar terus berkomitmen untuk membentuk kader-kader ulama dan dai yang dapat berkontribusi dalam pembinaan umat, baik di dalam negeri maupun di berbagai belahan dunia Islam.

  • 413 Mahasiswa STIBA Makassar Jadi Imam Tarawih Selama Ramadan 1446 H

    413 Mahasiswa STIBA Makassar Jadi Imam Tarawih Selama Ramadan 1446 H

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ramadan bukan sekadar sahur, lalu berpuasa, kemudian berbuka, lalu lanjut salat Tarawih. Bagi 413 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, bulan suci ini berarti tantangan baru: menjadi imam salat Tarawih di berbagai masjid.

    Selama Ramadan penuh, mereka bertugas sebagai imam tetap di masjid-masjid yang tersebar di Makassar, Gowa, dan Maros, kawasan sekitar kampus mereka.


    Penugasan ini disesuaikan dengan jadwal perkuliahan mereka agar tetap bisa menjalankan tugas akademik sekaligus berkontribusi bagi masyarakat.


    Selain memimpin salat, sebagian dari mereka juga menyampaikan ceramah pendek (kultum), membimbing jemaah dalam membaca Al-Qur’an, hingga ikut menghidupkan suasana Ramadan di masjid-masjid setempat.

    Program ini bukan hal baru bagi STIBA Makassar. Setiap tahun, kampus yang dikenal sebagai pusat pengaderan dai dan ulama ini mengirim mahasiswa untuk menjadi imam selama Ramadan.

    Tujuannya adalah memberikan pengalaman nyata dalam mengamalkan ilmu yang mereka pelajari sekaligus memenuhi kebutuhan masjid-masjid yang kekurangan imam.

    “Ada total 413 mahasiswa yang diamanahkan sebagai imam tetap, tapi ada lagi yang diamanahkan sebagai naib ‘am setelah libur, dan ini jumlahnya sangat banyak,” ujar Ustaz Sirajuddin, S.Pd.I., S.H., M.H., Kepala Bagian Kepesantrenan dan Keasramaan STIBA Makassar.

    Setelah memasuki masa liburan dan mahasiswa yang tidak bertugas sebagai imam tetap kembali ke kampung halaman, jumlah imam dari STIBA Makasssr bertambah lebih banyak lagi.

    Banyak di antara mereka yang kemudian ditugaskan menjadi imam di masjid-masjid di kampung mereka.

    Program ini tidak hanya melatih mahasiswa dalam kepemimpinan ibadah, tetapi juga membentuk karakter mereka sebagai calon pemimpin umat. STIBA Makassar terus berkomitmen untuk melahirkan generasi yang tak hanya cakap di dunia akademik, tapi juga siap mengabdi di masyarakat.

    Bagi mahasiswa STIBA Makassar, Ramadan tahun ini bukan sekadar bulan penuh berkah, tapi juga waktu untuk mengasah ilmu, mental, dan kepemimpinan. Siapa tahu, di masa depan, salah satu dari mereka akan menjadi imam besar di masjid-masjid ternama.

  • Program “BERKAH” Himakip STIBA: Dari Berbagi Nasi hingga Menyebarkan Ilmu di Bulan Ramadan

    Program “BERKAH” Himakip STIBA: Dari Berbagi Nasi hingga Menyebarkan Ilmu di Bulan Ramadan

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ramadan tahun ini, Himakip STIBA Makassar kembali menghadirkan program spesial yang tak hanya mempererat kebersamaan, tetapi juga menebar manfaat bagi masyarakat. Program ini diberi nama “BERKAH” (Bersama Eratkan Kebaikan, Amal, dan Harapan), sebuah inisiatif yang mencakup tiga kegiatan utama:

    1. Sahur On The Road – Berbagi makanan sahur kepada masyarakat yang membutuhkan.
    2. Buka Bersama Himakip – Momen kebersamaan dan refleksi di antara pengurus.
    3. Safari Dakwah Ramadan – Mengirim dai ke berbagai daerah untuk menyampaikan pesan Islam.

    Kegiatan ini berlangsung sepanjang bulan Ramadan. Sahur On The Road dan Buka Bersama diadakan dalam dua pekan pertama, sementara Safari Dakwah Ramadan berjalan di dua pekan terakhir dengan cakupan daerah Makassar, Bulukumba, Gorontalo, dan Banten.

    Membawa Dakwah hingga ke Pelosok

    Dalam Safari Dakwah Ramadan, Himakip mengirimkan para dai muda untuk berdakwah di berbagai daerah:

    Ahmad Faried – Bulukumba

    Abdul Mafruh Hasan – Gorontalo

    Fuad Khairi – Makassar

    Said Muhaimin – Banten

    Tujuannya jelas: memperluas jangkauan dakwah dan menghadirkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

    Lebih dari Sekadar Berbagi

    Ketua Umum Himakip STIBA, Ahmad Faried, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar ajang berbagi makanan atau ceramah semata, tetapi bagian dari tanggung jawab moral mahasiswa STIBA sebagai penerima Beasiswa KIP dan calon dai masa depan.

    “Sebagai penerima KIP, kami merasa punya tanggung jawab lebih untuk berkhidmat kepada masyarakat. Program BERKAH ini adalah langkah nyata kami untuk menumbuhkan kepedulian dan semangat berbagi, sekaligus menjalankan peran sebagai dai yang turun langsung ke lapangan,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, program ini juga dirangkaikan dengan iktikaf di bulan Ramadan, menjadikannya sebagai bentuk pembinaan ruhiyah bagi para pengurus Himakip sendiri.

    Kegiatan BERKAH masih berlangsung, dan semangat berbagi serta berdakwah ini diharapkan terus menyala, tak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

    Laporan Departemen Infokom Himakip

  • Mahasiswi KKN STIBA Makassar Gagas Program THR, Hidupkan Semangat Al-Qur’an di Desa Jenetaesa

    Mahasiswi KKN STIBA Makassar Gagas Program THR, Hidupkan Semangat Al-Qur’an di Desa Jenetaesa

    (STIBA.ac.id) Maros – Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, mahasiswi KKN VIII Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menggagas Program THR (Tahfiz dan Tadarus Harian Ramadan) di Masjid Babussalam, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.

    Program ini dilaksanakan selama Ramadan setiap Selasa Subuh setelah salat berjemaah dan bertujuan untuk meningkatkan interaksi masyarakat dengan Al-Qur’an melalui dua kegiatan utama: tadarus bersama dan tahfiz (menghafal Al-Qur’an).

    Antusiasme Remaja dalam Program Tahfiz

    Salah satu fokus utama Program THR adalah kegiatan tahfiz, yang dikhususkan bagi remaja agar terbiasa menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an. Program ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta.

    “Kegiatan THR memberi pengalaman berharga bagi saya. Dari sekadar membaca surah, kini saya memahami tajwid dengan lebih baik—mulai dari penyebutan hingga panjang pendek bacaan. Lebih dari itu, saya bersyukur bisa mengikuti majelis setiap hari, bangga menjalankan puasa dengan penuh pahala, dan senang dipertemukan dengan kakak-kakak serta teman-teman yang luar biasa. Kebersamaan dan ilmu yang didapat menjadikan kegiatan ini begitu berarti,” ujar salah satu peserta tahfiz dengan penuh semangat.

    Tadarus Bersama Ibu-Ibu: Menumbuhkan Semangat Belajar Al-Qur’an

    Selain tahfiz untuk remaja, Program THR juga mengadakan tadarus harian yang melibatkan ibu-ibu. 

    Setelah salat Subuh, para ibu diajak membaca Al-Qur’an bersama, sementara mahasiswi menyimak dan membantu memperbaiki bacaan mereka.

    Kegiatan ini disambut dengan rasa syukur dan kebahagiaan oleh para peserta.

    “Kami sangat berterima kasih dengan adanya program tadarus ini. Baru kali ini ada orang yang mau mengajarkan kami cara membaca Al-Qur’an dengan benar, sebelumnya tidak ada,” ujar salah satu ibu yang mengikuti program tersebut.

    Salah seorang mahasiswi pengajar pun turut menyampaikan harapannya.

    “Kami berharap ibu-ibu semakin bersemangat mempelajari Al-Qur’an meskipun usia sudah tidak muda lagi, serta menyadari betapa pentingnya memahami bacaan Al-Qur’an dengan baik,” tuturnya.

    Hidupkan Semangat Al-Qur’an untuk Semua Generasi

    Dengan adanya Program THR, diharapkan generasi muda di Desa Jenetaesa semakin mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. 

    Program ini bukan sekadar agenda Ramadan, tetapi menjadi langkah nyata dalam membangun kebiasaan berinteraksi dengan Al-Qur’an di tengah masyarakat.

    Reporter: Safitri A. Ismail

  • Belajar, Bermain, dan Berbagi: Keseruan Pesantren Kilat KKN STIBA di Desa Bontomatinggi

    Belajar, Bermain, dan Berbagi: Keseruan Pesantren Kilat KKN STIBA di Desa Bontomatinggi

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN STIBA Makassar Desa Bontomatinggi, Kecamatan Tompobulu, sukses menggelar Pesantren Kilat di SMP PGRI 7 Maros dan SDN 130 Inpres Gantarang dari 10 hingga 13 Maret 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman serta meningkatkan kecintaan siswa terhadap ilmu agama dengan cara yang seru dan mudah dipahami.

    Belajar Agama dengan Cara Asyik

    Acara ini dihadiri oleh kepala sekolah, guru-guru, serta para siswa yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

    Foto: Suasana kelas di SDN 130 Inpres Gantarang

    Dalam sambutannya, kepala sekolah masing-masing sekolah berharap ilmu yang didapat bisa jadi bekal bagi para siswa dalam kehidupan sehari-hari.

    Mahasiswa KKN STIBA menyajikan berbagai materi, mulai dari pembelajaran Al-Qur’an, fikih ibadah, akhlak, hingga motivasi menjadi generasi Muslim yang berakhlak mulia. Tidak hanya belajar, ada juga sesi interaktif dan diskusi yang membuat materi makin mudah dipahami.

    Foto: Suasana kelas SMP PGRI 7 Maros

    Keseruan yang Bikin Betah

    Tak hanya belajar, Pesantren Kilat ini juga penuh tantangan seru. Salah satunya adalah lomba Rangking 1, di mana para siswa saling adu pengetahuan dalam suasana kompetitif tapi tetap menyenangkan. Lomba ini membuat suasana makin ramai dan penuh semangat para siswa.

    Sebagai penutup, seluruh peserta, guru, dan mahasiswa KKN STIBA Makassar berkumpul dalam momen buka puasa bersama.

    Kebersamaan yang terjalin selama empat hari ini jadi kenangan manis yang sulit dilupakan.

    Semoga ilmu dan pengalaman yang didapat dari Pesantren Kilat ini bisa menjadi bekal berharga untuk para siswa dalam perjalanan mereka menuntut ilmu dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

    Reporter: Fauzan Abdillah

  • Pesantren Kilat Ala Mahasiswa KKN Desa Samangki, Berkesan dan Bikin Siswa Betah

    Pesantren Kilat Ala Mahasiswa KKN Desa Samangki, Berkesan dan Bikin Siswa Betah

    (STIBA.ac.id) Maros – Tiga hari yang penuh kesan. Dari tanggal 10 sampai 12 Maret 2025, mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar Desa Samangki menggelar Pesantren Kilat di dua lokasi: UPTD SDN 244 Pangia, Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, dan Aula MI/MA Darul Rasyidin. Dalam kegiatan ini, para siswa tidak hanya belajar agama, tapi juga diajarkan kebiasaan baik dalam ibadah dengan cara yang asyik dan tidak membosankan.

    Belajar Islam dengan Cara yang Asik

    Selama tiga hari, para siswa tidak hanya duduk manis mendengar materi, tapi juga diajak main sambil belajar. Materi keislaman disampaikan dengan metode yang interaktif, mulai dari diskusi ringan, praktik ibadah, sampai permainan edukatif yang membuat mereka semakin semangat.

    Rangkaian Kegiatan yang Bikin Makin Seru

    Banyak aktivitas yang berlangsung selama Pesantren Kilat ini. Beberapa di antaranya:

    1. Pembukaan, di mana Kepala MTs Darul Rasyidin membuka acara dengan apresiasi tinggi buat mahasiswa KKN yang sudah merancang kegiatan ini.
    2. Pemaparan materi, mahasiswa KKN berbagi ilmu dengan siswa dari berbagai tingkatan, mulai dari MI, MTs, MA Darul Rasyidin, sampai anak-anak SDN 244 Pangia.
    3. Penampilan siswa, sebagai bentuk apresiasi, beberapa siswa unjuk kebolehan di acara penutupan. Ada yang melantunkan ayat suci, ada juga yang menyampaikan pelajaran yang mereka dapatkan selama Pesantren Kilat.
    4. Surat kesan dan pesan, ini bagian yang membuat haru. Siswa SDN 244 Pangia menulis surat untuk mahasiswa KKN sebagai tanda terima kasih. Salah satu surat berbunyi, “Selama ada KKN aku senang sekali. Banyak kegiatan seru seperti bermain, belajar, dan bercerita. Tetapi sekarang aku mulai sedih karena KKN akan pulang. Semoga kita bisa bertemu lagi.”
    5. Penyerahan sertifikat dan penghargaan, mahasiswa KKN memberikan sertifikat ke kepala madrasah serta hadiah untuk siswa yang paling aktif, paling teladan, dan paling favorit.
    6. Buka puasa bersama, momen kebersamaan makin terasa di penghujung acara. Semua peserta, mahasiswa KKN, guru, dan pihak sekolah berkumpul menikmati buka puasa bersama.

    Bukan hanya siswa yang antusias, para guru dan kepala madrasah juga memberikan apresiasi besar kepada mahasiswa KKN. Kepala MA Darul Rasyidin, Syahril, S.Pd.I., berharap kegiatan seru ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

    Pesantren Kilat ini jadi pengalaman berharga buat siswa dan mahasiswa KKN. Harapannya, ilmu yang ditanamkan semoga bisa terus membekas dan menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari.

    Redaksi: Namira Putri Tanisha, Filvy Fatimah Ali, Muhammad Wahyu Haris
    Dokumentasi: Muhammad Akram, Muhammad Wahyu Haris

  • Tingkatkan Solidaritas, Dema STIBA Makassar Adakan Bukber dan Sharing Session

    Tingkatkan Solidaritas, Dema STIBA Makassar Adakan Bukber dan Sharing Session

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STIBA Makassar tidak hanya sibuk mengurus program, tapi juga menjaga kebersamaan. Salah satu buktinya, mereka menggelar buka puasa bersama pada Selasa (11 Maret 2025) yang dihadiri oleh seluruh pengurus, mulai dari pengurus inti sampai pengurus harian dari setiap departemen.

    Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Nurdiansyah, Ketua Departemen Dakwah. Setelah itu, Ketua Umum Dema, Irwansyah Syam memberikan tausiah dan evaluasi.

    Ia menegaskan kalau Dema harus tetap solid menghadapi tantangan ke depan, termasuk transisi STIBA dari sekolah tinggi ke institusi.

    “Jabatan itu bukan pembeda, cuma fungsi dalam organisasi. Dema dibangun atas asas kebersamaan. Tanpa Antum, sepi rasanya Dema,” ujarnya.

    Setelah sesi tausiah, acara lanjut ke sharing session, di mana para pengurus bisa tukar pendapat dan evaluasi kepengurusan yang sudah berjalan.

    Momen ini jadi ajang untuk refleksi, diskusi, dan tentunya, mempererat ukhuwah antaranggota.

    Dan akhirnya, momen yang ditunggu-tunggu: buka puasa. Hidangan sudah siap, semua menyantap dengan penuh kebersamaan, lalu ditutup dengan salat Magrib berjemaah.

    Semoga setelah acara ini, Dema STIBA Makassar makin kompak, makin semangat, dan siap menghadapi tantangan ke depan.

    Reporter: Agung Dwi Dharma

  • Kolaborasi dengan Pemerintah Desa Sudirman, Mahasiswa KKN Bagi-Bagi Takjil: Hujan Deras Bukan Halangan

    Kolaborasi dengan Pemerintah Desa Sudirman, Mahasiswa KKN Bagi-Bagi Takjil: Hujan Deras Bukan Halangan

    (STIBA.ac.id) Maros – Ramadan selalu punya vibe tersendiri. Bulan penuh berkah, penuh amalan, dan tentunya … penuh makanan enak pas buka puasa. Nah, di tengah suasana syahdu ini, pemerintah Desa Sudirman berkolaborasi dengan Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar mengadakan aksi bagi-bagi takjil bertajuk “Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadan”.

    Hujan deras mengguyur Maros saat pembagian takjil berlangsung. Bukannya kocar-kacir cari tempat berteduh, tim KKN dan aparat desa malah makin semangat. Basah kuyup? Tidak masalah! Yang penting takjil sampai ke tangan masyarakat yang sedang siap-siap berbuka.

    Lokasi pembagian takjil di Kantor Kepala Desa Sudirman, Jl. Poros Kariango, Bontoa, Kec. Tanralili, Maros.

    Reaksi warga menyambut positif. Salah satu warga, Ibu Lia, bahkan langsung memberi testimoni serta saran buat mahasiswa KKN selanjutnya.

    “Alhamdulillah… ini kegiatan luar biasa! Patut diacungi jempol. Semoga mahasiswa KKN STIBA berikutnya bisa bikin acara yang lebih keren lagi,” ujarnya dengan wajah sumringah, Ahad (9/3/2025).

    Bagi mahasiswa KKN STIBA Makassar, Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga soal berbagi dan peduli.

    Reporter: Nur Imanullah Aminuddin

    Dokumentasi : Ammar Abdul Muhaimin, dkk.

  • Raudhatul Huffaz Bersama Anak Panti, Belajar Berbagi di Bulan Suci

    Raudhatul Huffaz Bersama Anak Panti, Belajar Berbagi di Bulan Suci

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ada yang berbeda di Panti Asuhan Nurul Ummi sore itu, Sabtu (08/03/2025). Suasana yang biasanya tenang mendadak penuh semangat. Anak-anak panti duduk rapi, sebagian menghafal surah pendek, yang lain serius mengikuti sesi tahsin.

    Mereka bukan hanya mengisi waktu, tapi benar-benar menikmati momen bersama kakak-kakak dari Departemen Tahsinul Qiraah UKM Raudhatul Huffaz STIBA Makassar, yang datang dalam rangka acara CANDU (Cahaya Ramadan untuk Umat).

    Program ini bukan cuma soal bagi-bagi makanan buka puasa, tapi juga tentang berbagi ilmu, berbagi kebersamaan, dan berbagi kepedulian.

    Mulai dari Pojok Tahsin (16:00 – 16:30), Hafalan Surah Pendek (16:30 – 17:00), Ngaji Bareng (17:00 – 17:30), sampai Tausiah (Nasihat Keislaman) (17:30 – 18:00). Semuanya dirancang agar anak-anak panti tak hanya kenyang secara fisik, tapi juga rohani.

    Momen Haru dari Ketua Panti
    Ibu Hastuti Bustamin, Ketua Panti Asuhan Nurul Ummi, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. Dengan mata berkaca-kaca, ia berkata,
    “Kami seharusnya yang berterima kasih kepada adik adik dari STIBA Makassar. Tentunya dengan adanya adik-adik di panti asuhan ini bisa jadi harapan bagi kami untuk selalu semangat dalam membina anak anak kami di panti asuhan ini, karena ternyata masih banyak yang peduli dengan kami,” ucapnya.

    Lebih dari Sekadar Kegiatan, Ini Soal Kesadaran
    Acara ini bukan hanya check-list program kerja UKM, tapi tentang kemanusiaan. Soal seberapa besar niat kita untuk selalu menyeru kepada kebaikan.

    Di tengah dunia yang makin sibuk dengan urusan masing-masing, acara seperti ini mengingatkan kita jangan sampai hati kita jadi keras dan lupa berbagi.

    Next? ARUS!
    Buat yang suka acara bermanfaat seperti ini, nantikan kegiatan mereka berikutnya. April nanti bakal ada ARUS (Al-Qur’an Rumah untuk Semua), program yang akan menyebarkan cahaya Al-Qur’an ke pelosok-pelosok pedalaman.

    Ingin ikut berbagi kebaikan?

    💰 Donasi via rekening:
    📌 (451) 7219981923 a.n. Raudhatul Huffaz STIBA Makassar
    📩 Konfirmasi donasi: WhatsApp Adib Wildan

    Jangan sampai Ramadan ini berlalu begitu saja. Kalau bisa bantu, kenapa tidak?

    Reporter : Yusphana