Akhbar Terbaru

  • Santriwati Ponpes Ibnu Rajab Maros Jelajahi Kampus Putri STIBA Makassar

    Santriwati Ponpes Ibnu Rajab Maros Jelajahi Kampus Putri STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  STIBA Makassar menerima kunjungan sembilan santriwati dari Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Putri Ibnu Rajab Kabupaten Maros, Selasa (18/02/2025).

    Mereka datang untuk mengenal lebih dekat suasana akademik dan kehidupan kampus.

    Didampingi oleh Hanifah, mahasiswi aktif STIBA Makassar dari Prodi Pendidikan Bahasa semester 4, mereka menjelajah dan menggali inspirasi dari para penghuni kampus.

    Sambutan dan Sosialisasi Kampus

    Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Kelompok, Shofiyyah, disambut oleh Wakil Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama, Ustazah Nurfia, S.H., S.Pd., M.Pd. serta Wakil Kepala Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru, Ustazah Jujuri Perdamaian Dunia, S.Pd., S.H., M.H.

    Bertempat di lantai 1 Gedung Ummu Salamah, para santriwati langsung diajak menyimak sosialisasi kampus.

    Dipandu oleh Ustazah Jujuri Perdamaian Dunia dan Ustazah Ummu Kultsum, mereka diperkenalkan dengan sistem perkuliahan, kehidupan mahasiswi, serta berbagai kegiatan seru di STIBA Makassar.

    Ternyata, beberapa dari mereka sudah mengenal STIBA melalui acara Muslimah Event, bahkan ada yang pernah mengikuti lomba di event tersebut.

    Eksplorasi Kampus: Dari Kelas hingga Perpustakaan

    Setelah sesi sosialisasi, giliran Campus Tour yang ditunggu-tunggu! Rombongan diajak berkeliling kampus, mulai dari Gedung Ummu Salamah, kemudian menuju Gedung Aisyah yang berfungsi sebagai asrama dan ruang kelas.

    Di dalamnya, mereka juga berkesempatan melihat langsung Perpustakaan Kampus Putri, tempat mahasiswi memperdalam ilmu dengan berbagai koleksi buku berkualitas.

    Harapan dan Motivasi untuk Masa Depan

    Sebagai penutup, Ustazah Jujuri Perdamaian Dunia menyampaikan apresiasi atas kunjungan santriwati Ponpes Ibnu Rajab Maros.

    Ia berharap pengalaman ini bisa menjadi motivasi bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi di STIBA Makassar, kampus yang dikenal dengan tagline Kampus Dakwah dan Perjuangan.

    Kunjungan singkat, tapi penuh inspirasi. Semoga beberapa tahun ke depan, mereka kembali ke STIBA bukan lagi sebagai tamu, tapi sebagai mahasiswi baru.

  • Tesis Magister Alumni STIBA Makassar Ungkap Pemikiran Ulama Minang yang Berpengaruh di Dunia Islam

    Tesis Magister Alumni STIBA Makassar Ungkap Pemikiran Ulama Minang yang Berpengaruh di Dunia Islam

    (STIBA.ac.id) Arab Saudi – Akram Alim Said, Lc., M.A., salah seorang alumni STIBA Makassar, baru saja menyelesaikan sidang tesisnya dalam program magister di Universitas Qashim, Arab Saudi, pada 17 Februari 2025.

    Dalam penelitiannya, ia mengupas pemikiran Syaikh Abdul Hamid Al-Khatib, seorang ulama besar berdarah Minangkabau yang memiliki pengaruh luas dalam dunia dakwah Islam.

    Syaikh Abdul Hamid adalah putra dari Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang ulama tersohor yang pernah menjadi guru bagi tokoh-tokoh besar seperti KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dan K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

    Meskipun berkewarganegaraan Arab Saudi, darah Indonesia mengalir dalam dirinya.

    Mengapa Memilih Topik Ini?

    Dalam wawancara eksklusif, Akram mengungkapkan bahwa alasan utama ia memilih topik ini adalah karena keterikatan sejarah yang kuat antara Syaikh Abdul Hamid dengan Indonesia. Selain itu, ia ingin menyoroti peran besar sang ulama dalam menyebarkan dakwah Islam di Nusantara.

    “Banyak yang belum mengetahui perjuangan beliau dalam menyampaikan kebenaran dan membimbing umat Islam di berbagai negara,” ungkap Akram.

    Pemikiran Syaikh Abdul Hamid: Relevan untuk Umat Saat Ini

    Dalam tesisnya, Akram menemukan bahwa pemikiran Syaikh Abdul Hamid sangat luas, terutama dalam bidang akidah.

    “Beliau membahas secara komprehensif tentang rukun iman, konsep bidah, kedudukan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketaatan kepada waliul amr. Bahkan, beliau juga memiliki bantahan terhadap pemikiran-pemikiran menyimpang seperti Syiah,” jelasnya.

    Menurut Akram, kajian terhadap pemikiran ulama seperti Syaikh Abdul Hamid sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

    “Kita perlu mengenal dan meneladani para ulama yang memiliki garis keturunan Indonesia namun berpengaruh di dunia Islam, agar dapat menjadi rujukan bagi kebangkitan umat,” tambahnya.

    Salah satu poin penting yang ditekankan dalam tesis ini adalah perlunya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunah serta meneladani jejak para ulama salaf dalam menjalani kehidupan.

    Akram juga menyoroti bagaimana berbagai kemajuan teknologi di era modern, seperti alat komunikasi dan inovasi medis, seharusnya semakin memperkuat keyakinan seorang muslim kepada Allah sebagai satu-satunya Pencipta.

    Peran Besar Sang Ayah, Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi

    Selain membahas Syaikh Abdul Hamid, tesis ini juga menyinggung peran besar sang ayah, Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Lahir di Sumatera Barat, beliau dikenal sebagai sosok ulama yang cerdas dan zuhud. Kesungguhannya dalam menuntut ilmu mengantarkannya menjadi imam dan guru besar Mazhab Syafi’i di Masjidil Haram.

    “Pengangkatannya sebagai imam dan pendidik di Tanah Suci memiliki dampak besar, tidak hanya bagi umat Islam di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia Islam. Banyak pemuda Indonesia yang datang ke Mekkah untuk menimba ilmu langsung darinya,” kata Akram.

    Pengaruhnya di dunia Islam, terutama di Indonesia, sangat signifikan. Murid-muridnya kelak menjadi tokoh-tokoh besar dalam pembaruan agama dan sosial di tanah air.

    Warisan Ilmu yang Terus Hidup

    Melalui penelitiannya, Akram berharap bahwa pemikiran dan perjuangan Syaikh Abdul Hamid Al-Khatib dapat lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia.

    “Kita perlu mengambil hikmah dari perjalanan hidup para ulama, agar tetap teguh dalam meniti jalan kebenaran,” pungkasnya.

  • Tiga Mahasiswa STIBA Makassar Melaju ke Final Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan IT

    Tiga Mahasiswa STIBA Makassar Melaju ke Final Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan IT

    (STIBA.ac.id) Makassar – Prestasi membanggakan kembali diukir oleh mahasiswa STIBA Makassar. Tiga mahasiswa berhasil lolos ke babak final dalam ajang Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan Indonesia Timur.

    Kompetisi ini diselenggarakan oleh Islamic Center Mu’adz bin Jabal Kendari, bekerja sama dengan Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia.

    Ketiga mahasiswa STIBA Makassar yang siap berlaga di babak final adalah Mafruh Hasan pada kategori hafalan 10 Juz, Muh. Arham untuk kategori hafalan 30 Juz, dan Ikhlasul Amal kategori Hadis Umdatul Ahkam.

    Perjalanan Menuju Final

    Keberhasilan tiga mahasiswa STIBA Makassar ini tidak diraih dengan mudah. Mereka harus melewati beberapa tahapan seleksi yang ketat. Mafruh Hasan menjelaskan bahwa untuk kategori Hafalan 10 Juz, proses seleksi dimulai dari tahap kualifikasi, diikuti dengan babak penyisihan, semifinal, hingga final. Dari 70 peserta awal, kini hanya 10 finalis terbaik yang tersisa. Peserta yang lolos berasal dari berbagai daerah seperti Sulawesi Tenggara, Bali, Sulawesi Selatan, dan daerah lainnya di kawasan Indonesia Timur.

    Sementara itu, Muh. Arham yang berlomba di kategori Hafalan 30 Juz, harus berhadapan dengan 26 peserta lainnya dari berbagai daerah seperti Kolaka, Bali, Papua, Makassar, Sidrap, dan daerah lainnya. Kini, lawan-lawannya di babak final masih didominasi oleh peserta dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

    Di kategori Hadits Umdatul Ahkam, Ikhlasul Amal melewati dua tahap seleksi ketat, yaitu penilaian video hafalan 10 hadis serta babak semifinal via Zoom dan disiarkan langsung melalui YouTube. Dari 14 peserta awal, kini hanya 8 orang yang tersisa untuk bertanding di babak final.

    Foto: Dari kiri ke kanan Abdul Mafruh Hasan, Ikhlasul Amal, dan Muhammad Arham Gymnastiar Amran

    Harapan dan Motivasi Para Finalis

    Bagi mereka, kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tetapi juga ladang berkah, pengalaman, dan pengabdian.

    Mafruh Hasan berharap lomba ini bisa melahirkan generasi huffazh yang akan menyebarkan Al-Qur’an di Nusantara.

    Sementara itu, Muh. Arham menilai kompetisi ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan, menambah pengalaman, dan belajar dari peserta lain.

    “Selain itu, saya juga ingin membanggakan kedua orang tua saya ketika mendapatkan hasil yang terbaik, dan menjadikannya sebagai motivasi untuk terus berkembang di kegiatan-kegiatan selanjutnya,” ujarnya.

    Bagi Ikhlasul Amal, kompetisi ini adalah sarana untuk lebih dekat dengan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sekaligus mengasah bakat, memperluas relasi, dan membangun jejaring dengan sesama pecinta ilmu.

    Hingga saat ini, belum ada informasi apakah juara dari kompetisi ini akan melaju ke tingkat selanjutnya.

  • Diklat Murabbiyah 2025: 214 Mahasiswi Siap Menjadi Pembina Umat

    Diklat Murabbiyah 2025: 214 Mahasiswi Siap Menjadi Pembina Umat

    (STIBA.ac.id) Makassar – Selama dua hari, 15-16 Februari 2025, 214 mahasiswi semester 6 mengikuti Diklat Murabbiyah—sebuah perjalanan untuk menempa diri, mempersiapkan langkah, dan mengokohkan tekad dalam medan dakwah.

    Di sebuah ruangan yang dipenuhi semangat, mereka duduk menyimak materi, berdiskusi dengan penuh antusias, dan melakukan simulasi peran sebagai seorang murabbiyah—pembina yang tak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk jiwa dan karakter.

    Di antara sesi yang berkesan, Ustazah Risna Rina menyampaikan satu kalimat yang menancap kuat dalam benak para peserta:

    “Salah satu tugas murabbiyah adalah memberikan pemahaman akidah yang benar kepada mad’u, karena semua orang berakidah, tetapi tidak semua orang bertauhid,” ujarnya.

    Dan di situlah letak amanah yang kini ada di pundak mereka—tugas yang tak ringan, tetapi begitu mulia.

    Mereka, 214 mahasiswi ini tidak hanya menghadiri sebuah pelatihan, mereka sedang mempersiapkan diri untuk menjadi penjaga cahaya. Cahaya yang akan mereka bawa ke mana pun mereka pergi, membina umat, menguatkan generasi, dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

    Karena sejatinya, dakwah bukan sekadar kata-kata di atas kertas. Ia adalah langkah nyata, ia adalah keberanian untuk turun ke lapangan, dan ia adalah keyakinan bahwa setiap ilmu yang diamalkan akan menjadi cahaya yang tak padam.

  • MAHABBA 2025: Musyawarah Akbar  Menyatukan Visi Mahasiswa PBA

    MAHABBA 2025: Musyawarah Akbar Menyatukan Visi Mahasiswa PBA

    (STIBA.ac.id) Makassar – Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (HMJ PBA) STIBA Makassar, atau yang lebih dikenal dengan ITLAH, sukses menggelar Musyawarah Akbar Mahasiswa PBA (MAHABBA) 2025 pada Sabtu, 16 Februari 2025/7 Sya’ban 1446 H.

    Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Prodi PBA dari berbagai angkatan yang datang dengan semangat untuk memahami lebih dalam arah dan transparansi program kerja HMJ PBA.

    MAHABBA menjadi wadah utama bagi mahasiswa untuk mengetahui, mengkritisi, serta memberikan masukan terhadap agenda dan program yang akan dijalankan selama satu periode ke depan.

    Ketua Umum HMJ PBA, Ahsanul Khuluq, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam mendukung program kerja organisasi.

    “MAHABBA bukan sekadar acara tahunan, tetapi momentum bagi kita untuk bersama memahami visi besar organisasi ini. Forum ini membuka peluang bagi setiap mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dan mengambil peran nyata dalam berbagai kegiatan,” ujarnya.

    Acara berlangsung hidup dan interaktif di mana setiap divisi memaparkan hasil kerja mereka serta rencana ke depan. Suasana penuh semangat terlihat dari antusiasme peserta yang tak segan memberikan tanggapan dan ide-ide konstruktif.

    Sebagai penutup, seluruh peserta dan pengurus HMJ PBA mengabadikan momen dengan sesi foto bersama—simbol komitmen untuk terus bergerak maju dalam mewujudkan Prodi PBA yang lebih progresif dan berkualitas!
    📝 Reporter: M. Dzul Mahgrib. A

  • HMJ PBA dan HIMPS PM Bergerak! Bersihkan Kompleks Ikhwah Pasca-Banjir

    HMJ PBA dan HIMPS PM Bergerak! Bersihkan Kompleks Ikhwah Pasca-Banjir

    (STIBA.ac.id) Makassar – Aksi nyata! HMJ PBA STIBA Makassar bersama HIMPS PM turun langsung ke Kompleks Ikhwah, Jl. Inspeksi PAM, Kecamatan Manggala untuk membantu warga yang terdampak banjir.

    Sabtu (15/2/2025) atau 6 Sya’ban 1446 H, mereka bergerak cepat membersihkan rumah dan fasilitas umum yang masih dipenuhi lumpur dan sampah.

    Pasca banjir, kondisi di lokasi cukup parah
    Dinding rumah masih berbekas rendaman air, aroma lembab menyelimuti udara, dan banyak perabotan rusak.

    Tapi mahasiswa HMJ PBA dan HIMPS PM tak tinggal diam! Mereka langsung turun tangan membersihkan empat rumah warga dan dua sekolah taman kanak-kanak.

    Dari angkut lumpur, sapu jalan, hingga cuci bersih ruangan, semuanya dilakukan dengan penuh semangat dan kebersamaan.

    Bakti sosial ini bukan sekadar bersih-bersih
    Seorang pengurus HMJ PBA menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata pengamalan nilai-nilai Islam dalam kepedulian terhadap sesama.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kepedulian dan kebersamaan. Bakti sosial ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga tentang membangun ukhuwah dan rasa tanggung jawab sosial.”

    Hasilnya? Warga makin semangat
    Senyum dan rasa syukur terpancar di wajah mereka setelah melihat lingkungan kembali bersih. Dari yang tadinya bingung harus mulai dari mana, kini mereka merasa lebih ringan berkat bantuan para mahasiswa relawan!

    Kegiatan ditutup dengan foto bersama karena solidaritas seperti ini harus diabadikan.

    Inilah bukti bahwa mahasiswa bukan hanya akademisi, tetapi juga pejuang sosial!

    Mari terus tebarkan kebaikan dan tunjukkan bahwa kepedulian itu nyata!

    Reporter: M. Dzul Mahgrib.A

  • UKM Mapala Siap Sambut Petualang dan Relawan Kemanusiaan Baru

    UKM Mapala Siap Sambut Petualang dan Relawan Kemanusiaan Baru

    (STIBA.ac.id) Makassar – UKM Mapala STIBA Makassar kembali membuka pintu bagi para petualang baru. Rekrutmen Calon Anggota Baru Angkatan 2025 resmi digelar pada Jumat-Sabtu (14-15/02/2025) dengan serangkaian tes yang menantang.

    Tahap pertama: Wawancara
    Jumat malam, para calon anggota diuji di Gedung Mu’adz bin Jabal untuk mengukur kesiapan mental dan motivasi mereka dalam bergabung dengan keluarga besar Mapala.

    Sabtu Pagi, Waktunya Uji Fisik
    Lapangan Badar STIBA Makassar menjadi saksi perjuangan para peserta yang harus melewati berbagai rintangan fisik, mulai dari lari cepat, push up, sit up, jalan jongkok, tiarap, pull up, hingga guling di tanah.

    Dari pagi hingga menjelang siang, para calon anggota berjuang keras menunjukkan semangat dan ketangguhan mereka.

    Akhirnya, kegiatan ini ditutup langsung oleh Pembina Mapala, Ustaz Syandri, Lc., M.Ag.

    Dalam pesannya, ia mengucapkan selamat kepada seluruh calon anggota muda yang telah berhasil menyelesaikan proses seleksi.

    Selamat datang, para calon petualang sekaligus relawan kemanusiaan! Kalian bukan hanya akan menaklukkan alam, tapi juga akan turun langsung membantu sesama dalam aksi-aksi kemanusiaan—dari rescue bencana alam, bakti sosial, hingga misi lingkungan.

    Bersiaplah untuk perjalanan seru bersama UKM Mapala STIBA Makassar, di mana petualangan dan kepedulian berjalan beriringan!

    Reporter: Ubaidillah

  • Musker Himmah HES 2025, Strategi Baru Hadapi Tantangan Ekonomi Syariah di Era Digital

    Musker Himmah HES 2025, Strategi Baru Hadapi Tantangan Ekonomi Syariah di Era Digital

    (STIBA.ac.id) Makassar – Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Himmah HES) STIBA Makassar resmi menggelar Musyawarah Kerja (Musker) pada Jumat, 14 Februari 2025. Acara ini bukan sekadar rutinitas organisasi, tetapi momentum bagi para pengurus untuk menyusun program kerja yang inovatif, kreatif, dan berdampak nyata.

    Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Program Studi HES, Ustaz Muhammad Shiddiq Abdillah, B.A., M.A., Ketua Dema STIBA Makassar Irwansyah Syam, serta Ketua Departemen Kaderisasi Dema, Surahmat.

    Motivasi dari Para Tokoh: Standar Tinggi untuk Generasi Penerus

    Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan dari Ustaz Muhammad Shiddiq Abdillah yang juga merupakan Pembina Himmah HES. Dalam pesannya, ia  menekankan pentingnya memiliki Himmah ‘Aliyah—semangat dan standar tinggi dalam bekerja.

    “Jadilah pengurus yang menetapkan standar tinggi! Dengan begitu, generasi setelah kalian akan berusaha mengejar dan bahkan melampauinya. Itu yang akan membuat Himmah HES terus berkembang dan tidak pernah stagnan,” ungkapnya.

    Pernyataan ini sontak membakar semangat para peserta Musker.

    Menyelami Peran Mahasiswa di Era Ekonomi Global

    Sebelum masuk ke inti acara, peserta mendapatkan pembekalan materi dengan tema “Kepemimpinan di Tengah Tantangan Ekonomi Global, Peran Mahasiswa di Masa Kini” yang disampaikan oleh Ustaz Ihwan Wahid Minu, S.Pd., M.E.

    Materi ini membuka wawasan para pengurus Himmah HES bahwa perubahan ekonomi global adalah tantangan besar, dan mahasiswa harus siap menjadi bagian dari solusi. Bukan hanya menguasai ilmu hukum ekonomi syariah, tetapi juga mampu mengambil peran strategis dalam dunia nyata.

    Pesan Ketua Dema: Akademik, Dakwah, dan Perjuangan Harus Sejalan!

    Sebelum memasuki sesi musyawarah, Ketua Dema STIBA, Irwansyah Syam, juga memberikan pesan berharga bagi seluruh pengurus Himmah HES.

    “Tugas kita bukan hanya meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa HES, tapi juga memperkuat dakwah dan perjuangan. Inilah yang membuat STIBA dikenal luas di masyarakat!”

    Dengan pernyataan ini, para pengurus semakin termotivasi untuk menyusun program kerja yang bukan hanya akademik-oriented, tetapi juga punya dampak sosial yang lebih luas.

    Musyawarah: Strategi, Ide, dan Kesepakatan

    Selanjutnya, sidang musyawarah kerja dimulai. Setiap departemen memaparkan program kerja mereka, diikuti dengan sesi diskusi, kritik, dan saran dari peserta sidang. Suasana semakin seru ketika berbagai gagasan segar mulai bermunculan.

    Hasilnya? Sejumlah program kerja strategis berhasil dirumuskan dan disepakati bersama. Acara kemudian ditutup dengan pengesahan program-program yang telah dirancang dengan penuh dedikasi.

    Dengan semangat baru ini, Himmah HES siap membawa gebrakan besar dan menjadi motor perubahan dalam dunia Hukum Ekonomi Syariah.

    Reporter: Khalilurrahman Yusuf

  • Musker BRTM V: Anggota Baru, Semangat Baru

    Musker BRTM V: Anggota Baru, Semangat Baru

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Unit Kegiatan Khusus Biro Rumah Tangga Masjid (UKK BRTM) Anas bin Malik STIBA Makassar baru saja menyalakan mesin perubahan lewat Musyawarah Kerja (Musker) V yang digelar pada 14 Februari 2025 di Masjid Anas bin Malik, lantai 2, Kampus STIBA Makassar.

    Musker kali ini bukan sekadar agenda tahunan biasa. Ini adalah momen krusial bagi para pengurus lama dan anggota baru untuk menyusun strategi besar, inovasi baru, serta mengevaluasi program kerja (proker) di setiap departemen.

    Semua peserta hadir dengan satu tujuan: membuat BRTM lebih solid, lebih inovatif, dan lebih impactful bagi mahasiswa serta masyarakat.

    Sambutan Motivasi dari Ketua BKM

    Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua BKM Anas bin Malik, Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I., yang langsung membakar semangat para peserta.

    “Kami harap Antum semua bisa berinovasi, menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi masjid ini. Mahasiswa dan masyarakat harus merasa nyaman di Masjid Anas bin Malik,” tegasnya.

    Pesan singkat tapi penuh makna ini menjadi pemicu bagi seluruh pengurus untuk terus berpikir kreatif dalam mengelola dan mengembangkan peran masjid sebagai pusat aktivitas keislaman di STIBA Makassar.

    Aksi, Diskusi, dan Gagasan Besar

    Setelah sambutan, Musker resmi dimulai. Para pengurus dan calon pengurus dari berbagai departemen langsung bergerak cepat dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menyempurnakan program kerja mereka.

    Di setiap sudut ruangan, diskusi berjalan serius tapi tetap seru. Dari proyek kebersihan, program kajian, hingga layanan jemaah—semua dibahas dengan detail dan penuh pertimbangan.

    Setiap proker diuji kelayakannya, dikritisi, dan diperbaiki agar lebih efektif, efisien, dan berdampak luas.

    Semangat Baru, Perubahan Nyata!

    Musker BRTM kali ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah awal dari perubahan besar. Dengan semangat anggota baru dan motivasi tinggi dari seluruh peserta, BRTM siap menghadirkan inovasi baru dan menjadikan Masjid Anas bin Malik sebagai pusat kegiatan yang lebih aktif, nyaman, dan inspiratif.

  • UKK P2B, Garda Depan Pengawal Bahasa Arab di STIBA Makassar

    UKK P2B, Garda Depan Pengawal Bahasa Arab di STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab (P2B) STIBA Makassar sukses menggelar Musyawarah Kerja (Musker) dengan semangat baru untuk mengembangkan kecintaan terhadap Bahasa Arab.

    Dengan mengusung tema “Bersama Menuju Kebanggaan terhadap Bahasa Arab”, acara yang digelar 14 Februari 2025 ini dihadiri oleh seluruh pengurus, baik yang lama maupun yang baru.

    Kegiatan ini menandai awal perjalanan strategis untuk memperkuat eksistensi bahasa Arab di lingkungan kampus.

    Bertempat di Gedung Abdullah bin Abbas lantai dua, musyawarah ini dibuka langsung oleh Ustaz Sirajuddin Qosim, Lc., M.H., selaku Kepala Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab.

    Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa bahasa Arab bukan sekadar bahasa komunikasi, tetapi juga bahasa peradaban dan kunci kejayaan Islam di masa lalu.

    Oleh karena itu, upaya menghidupkan kembali kejayaan Islam harus dimulai dengan memperkuat dan menyebarluaskan bahasa Arab di kalangan mahasiswa STIBA Makassar.

    Menambah semangat dalam acara ini, Andi Muhammad Aras, selaku perwakilan dari Majelis Syuro Organisasi (MSO), memberikan pengingat kepada seluruh pengurus P2B.

    Menurutnya, menjadi bagian dari pengurus bukan sekadar amanah organisasi, tetapi juga tanggung jawab besar dalam menjaga atmosfer berbahasa Arab di kampus.

    Para pengurus harus siap menjadi teladan dalam berbahasa, membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mereka, serta memastikan bahasa Arab tetap menjadi identitas utama di STIBA Makassar.

    Tak ketinggalan, Ketua Dema STIBA Makassar, Irwansyah Syam, turut menyampaikan pesan pentingnya kolaborasi antar lembaga.

    “Setiap Lembaga Kemahasiswaan memiliki tujuan yang sama: membentuk mahasiswa STIBA yang lebih baik. Oleh karena itu, sinergi dan kerja sama yang erat antarpengurus harus menjadi prioritas utama dalam menjalankan program kerja,” tegasnya.

    Usai sesi sambutan, acara berlanjut ke agenda inti, yaitu Sidang Pleno yang terdiri dari enam pleno utama:

    1. Pembahasan Tata Tertib
    2. Pengurus Inti
    3. Divisi Advokasi
    4. Divisi Ansyitoh
    5. Divisi Medikom
    6. Divisi PSDM

    Musyawarah kerja ini menjadi momentum strategis bagi P2B STIBA Makassar untuk merancang program unggulan yang tidak hanya memperkuat eksistensi bahasa Arab, tetapi juga melahirkan generasi mahasiswa yang bangga dan percaya diri menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.

    Reporter: Muh. Abrar