Akhbar Terbaru

  • STIBA Makassar Gelar Musabaqah Hifzhul Qur’an Nasional 2024, Hadiah Utama Tiket Umrah

    STIBA Makassar Gelar Musabaqah Hifzhul Qur’an Nasional 2024, Hadiah Utama Tiket Umrah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Musabaqah Hifzhul Qur’an Nasional 2024 yang diselenggarakan oleh UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar Putra, berkolaborasi dengan UKM Raudhatul Huffaazh Putri, resmi dibuka pada 29 Mei 2024. Mengusung tema “Mencetak Generasi Qur’ani yang Siap Berkhidmat untuk Umat,” acara ini bertujuan memotivasi dan memberikan semangat kepada mahasiswa serta masyarakat untuk memperdalam dan memperkuat hafalan Al-Qur’an.

    Kegiatan ini didasari oleh keinginan UKM Raudhatul Huffaazh untuk membantu mahasiswa dan masyarakat memperkuat hubungan mereka dengan Al-Qur’an, serta menghormati para penghafal kitab suci ini. Oleh karena itu, acara ini terbuka bagi berbagai kalangan yang ingin meningkatkan kualitas hafalan mereka.

    Sebanyak 87 peserta putra dan 53 peserta putri dari 40 lembaga telah mendaftar untuk mengikuti perlombaan ini. Setelah proses seleksi berkas, tersisa 79 peserta putra dan 47 peserta putri yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya.

    Pembukaan resmi Musabaqah dilakukan secara daring melalui Zoom dengan sambutan dari Ketua STIBA Makassar, Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, ia menyampaikan tiga pesan penting. Pertama, menegaskan bahwa Al-Qur’an dan bahasa Arab adalah ciri khas pendidikan di STIBA Makassar yang tidak bisa dipisahkan. Kedua, Musabaqah ini istimewa karena melibatkan banyak institusi di bawah Wahdah Islamiyah, menjadi ajang untuk mengukur keterikatan dan interaksi mereka dengan Al-Qur’an. Ketiga, ia mengingatkan bahwa keikutsertaan dalam Musabaqah harus diniatkan untuk mematangkan dan meng-itqon-kan hafalan serta menjaga cahaya Al-Qur’an tetap bersinar di hati.

    Ketua STIBA juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, khususnya kepada Syekh Abdullah bin Hamad Al-Zaidani yang telah memberikan perhatian dan bantuan sejak awal.

    Total hadiah yang diperebutkan dalam kegiatan ini mencapai puluhan juta rupiah, dengan tiket umroh sebagai hadiah utama. Selain itu, Musabaqah ini juga melibatkan belasan juri kompeten untuk menilai kemampuan para peserta.

    Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap: tahap penyisihan yang dilaksanakan secara daring pada 30-31 Mei dan babak final yang akan diadakan secara luring di kampus STIBA Makassar pada 8 Juni 2024.

    Penulis: Tholhah Assajjad P.

  • Nashaih Taujihiyyah: Perkuat Ukhuwah dan Minimalisir Pelanggaran di Asrama

    Nashaih Taujihiyyah: Perkuat Ukhuwah dan Minimalisir Pelanggaran di Asrama

    (STIBA.ac.id) Makassar – Kehidupan di asrama yang penuh dengan perbedaan kebiasaan dan sifat antar penghuninya tak jarang memunculkan berbagai masalah. Untuk itu, Unit Kegiatan Kehidupan Kepesantrenan dan Keasramaan Putri (UKK K3P) STIBA Makassar menggelar kegiatan Nashaih Taujihiyyah bagi seluruh mahasiswi yang tinggal di asrama.

    Kegiatan ini sukses dilaksanakan pada Jumat (31/5/24) di Aula Asrama Aisyah, Aula Asrama Khadijah, dan Aula Ummu Salamah. Ketua Asrama Putri STIBA Makassar, Putri Ramadhani Syuaib, menjelaskan bahwa Nashaih Taujihiyyah merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk memberikan nasihat dan pembinaan kepada mahasiswi terkait berbagai hal, seperti adab, sikap, tanggung jawab, dan permasalahan yang terjadi di asrama.

    “Pada periode ini, ada yang berbeda dengan Nashaih Taujihiyyah sebelumnya,” ujar Putri. “Jika sebelumnya diadakan dalam satu majelis dengan seorang ustazah sebagai pemateri, kali ini diadakan secara terpisah dengan para musyrifah kamar masing-masing.”

    Putri menuturkan bahwa cara ini terbukti lebih efisien dan memungkinkan musyrifah untuk lebih dekat dengan mahasiswi, serta mengevaluasi dan mencari solusi bersama atas permasalahan yang terjadi di kamar asrama.

    “Kami ingin melihat apakah dengan kegiatan ini, grafik pelanggaran di asrama dapat menurun. Alhamdulillah, setelah beberapa kali dilaksanakan, ada hasil yang positif,” jelas Putri. “Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antara mahasiswi dan musyrifah-nya agar bisa lebih mengenal satu sama lain.”

    Salah satu musyrifah, Ustazah Hayatun Iswari, S.H., dalam tausiahnya menekankan pentingnya “kepekaan sosial” dalam hidup berjemaah. “Kepekaan sosial ini berarti memperhatikan hak dan kewajiban, serta adab dan akhlak,” ujar Ustazah Hayatun.

    Salah satu peserta Nashaih Taujihiyyah mengungkapkan manfaat kegiatan ini bagi para penghuni asrama. “Pelanggaran yang terjadi di asrama memang tidak mudah dihindari. Tapi dengan adanya kegiatan ini, bisa lebih mengurangi pelanggaran dan belajar untuk selalu siap dan menaati peraturan,” tuturnya.

    “Saling mengenal satu sama lain dengan para musyrifah juga menjadi salah satu cara agar lebih terbuka satu sama lain dan mencari jalan keluar secara bersama,” tambahnya.

    Kegiatan Nashaih Taujihiyyah diharapkan dapat memperkuat ukhuwah antara mahasiswi dan musyrifah, serta meminimalisir pelanggaran di asrama STIBA Makassar.

    Reporter: Tim Humas Jurnalistik Putri STIBA Makassar

  • Khotbah Jumat Ustaz Hendra Wijaya, Soroti Kehadiran Tempat Hiburan Malam: Sarang Maksiat, Mengundang Azab

    Khotbah Jumat Ustaz Hendra Wijaya, Soroti Kehadiran Tempat Hiburan Malam: Sarang Maksiat, Mengundang Azab

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kepala Pusat Penjaminan Mutu STIBA Makassar, Ustaz Hendra Wijaya, Lc., M.H, menyampaikan khotbah di Masjid Anas bin Malik Kampus STIBA Makassar, Jumat (31/05/2024). Khotbah tersebut dimulai dengan ajakan untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat iman dan Islam, yang dianggap sebagai nikmat terbesar yang harus dijaga hingga akhir hayat. Ustaz Hendra menekankan pentingnya menjaga diri dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan sebagai cara untuk mempertahankan nikmat tersebut.

    Dalam khotbahnya, Ustaz Hendra mengingatkan bahwa sejarah manusia, sejak zaman Nabi Adam hingga kini, menunjukkan bahwa dosa dan kemaksiatan adalah penyebab utama kehancuran dan azab yang diturunkan oleh Allah. Ia merujuk pada beberapa ayat Al-Quran yang menggambarkan berbagai bentuk azab yang menimpa umat terdahulu, seperti dihujani batu, suara mencekik, dibenamkan ke dalam bumi, dan ditenggelamkan di laut.

    Contoh-contoh yang dikemukakan termasuk kaum Nabi Nuh yang keras kepala meskipun telah didakwahi selama 950 tahun, akhirnya ditenggelamkan oleh banjir besar. Juga, kaum Sodom yang dihancurkan karena penyimpangan seksual mereka yang menjijikkan. Ustaz Hendra menekankan bahwa semua kisah ini diabadikan dalam Al-Quran dan hadits untuk menjadi pengingat agar umat Islam tidak mengulangi kesalahan yang sama.

    Selain itu, Ustaz Hendra juga menyoroti maraknya kemaksiatan di zaman sekarang, terutama melalui media dan sosial media. Ia menyayangkan bahwa banyak orang kini tidak malu lagi memperlihatkan kemaksiatannya secara terang-terangan, bahkan bangga memamerkannya. Dalam hal ini, Ustaz Hendra mengingatkan hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa semua umatnya akan diampuni kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa, yaitu mereka yang dengan sengaja membagikan aib dan dosa mereka sendiri.

    Ustaz Hendra menekankan bahwa meskipun manusia tidak mungkin lepas dari dosa, berbangga dengan dosa dan memfasilitasi kemaksiatan adalah hal yang berbeda. Diam terhadap kemaksiatan juga merupakan sebuah masalah yang perlu dihindari. Nasihat ini disampaikan dengan penuh penekanan mengingat bulan ini adalah bulan Zulkaidah, salah satu bulan haram dalam Islam di mana umat  Islam dilarang keras menzalimi diri dengan kemaksiatan.

    Ketua Yayasan Wakaf Indonesia Bersatu ini juga menjelaskan betapa bahayanya kemaksiatan yang dipertontonkan secara terang-terangan. Menurut Ustaz Hendra, tindakan ini bukan hanya berpeluang mendapatkan azab, tetapi juga sangat berpotensi mendatangkan hukuman dahsyat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Mengutip hadis dari Ibnu Majah yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Umar, Ustaz Hendra menyampaikan pesan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepada kaum Muhajirin. Rasulullah memperingatkan lima perkara yang jika dilakukan oleh suatu kaum, akan membawa bencana besar:

    1. Penyebaran perbuatan keji, apabila perbuatan keji tersebar luas dan diumumkan, maka penyakit tha’un dan penyakit mematikan lainnya akan menimpa kaum tersebut, penyakit yang tidak pernah menimpa orang-orang sebelumnya.

    2. Pengurangan timbangan, apabila suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan dalam jual beli, mereka akan mengalami kekeringan panjang dan kesewenang-wenangan dari penguasa.

    3. Menahan zakat, jika suatu kaum menahan zakat, Allah akan menahan turunnya hujan. Jika bukan karena hewan ternak, maka hujan tidak akan turun.

    4. Melanggar perjanjian, ketika suatu kaum melanggar perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, musuh-musuh mereka akan menguasai dan merampas hak milik mereka.

    5. Tidak menjalankan hukum Allah, jika para pemimpin tidak menjalankan hukum Allah atau hanya memilah-milahnya, maka Allah akan menimpakan bencana di antara mereka.

    Ustaz Hendra menegaskan bahwa kemaksiatan yang dibiarkan merajalela tanpa teguran dan peringatan akan mengundang azab dan hukuman Allah. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga telah memperingatkan bahwa akan terjadi banyak gempa bumi, tanah longsor, dan bencana lainnya di akhir zaman ketika pelacuran, alat musik, dan minuman keras merajalela.

    Ustaz Hendra menyampaikan bahwa meskipun para ahli geologi dapat menjelaskan penyebab bencana dari sudut pandang ilmiah, semua itu tidak akan terjadi tanpa izin Allah, Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu, ia mengajak jemaah untuk bertobat kepada Allah dan memperbaiki kehidupan mereka untuk kebahagiaan di akhirat.

    Pentingnya Amar Makruf Nahi Mungkar

    Ustaz Hendra dalam khotbahnya juga menekankan bahwa sebagai muslim, kita memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebaikan dan mencegah kemungkaran, apapun bentuknya, baik yang kecil maupun besar, baik di sekitar kita maupun di belahan dunia lain seperti Palestina dan Gaza.

    Ustaz Hendra mengingatkan bahwa kemungkaran yang dibiarkan akan berdampak buruk tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Beliau mencontohkan dengan fenomena klub malam yang dibuka di kota strategis seperti Makassar. Klub-klub malam tersebut, yang lebih tepat disebut sebagai sarang kemaksiatan, merupakan tempat yang dilaknat oleh Allah meskipun memberikan pendapatan daerah yang besar.

    “Klub-klub malam semacam itu tidak perlu diperdebatkan lagi posisinya sebagai tempat kemaksiatan,” ujar Ustaz Hendra. Orang-orang yang mengunjungi tempat-tempat tersebut paham bahwa kehadiran mereka di sana tidaklah sama dengan berada di tempat umum seperti mal, gedung perkantoran, atau masjid.

    Ustaz Hendra menyerukan kepada jemaah untuk menyatakan pengingkaran dan ketidaksetujuan terhadap tempat-tempat semacam itu. Bagi mereka yang memiliki jabatan dan kekuasaan, ia menekankan pentingnya menggunakan posisi tersebut untuk menentang kehadiran sarang kemaksiatan. Bagi mereka yang tidak memiliki wewenang, ia menganjurkan untuk setidaknya menyuarakan ketidaksetujuan melalui media yang ada.

    “Tempat-tempat seperti inilah yang menghancurkan banyak rumah tangga kaum muslimin, menjadi alasan lahirnya banyak koruptor yang terpaksa korupsi untuk membayar kecanduan maksiatnya, dan merendahkan derajat serta martabat kaum wanita,” tegas Ustaz Hendra.

    Mengakhiri khotbahnya, Ustaz Hendra mengajak seluruh jemaah untuk bergerak melakukan amar makruf nahi mungkar sesuai dengan kemampuan masing-masing, sebagai bentuk tanggung jawab di hadapan Allah.
    Simak khotbah selengkapnya di Kanal Youtube STIBA TV:

  • STIBA Makassar Gelar Pengenalan Kitab Referensi Hadis untuk Mahasiswa

    STIBA Makassar Gelar Pengenalan Kitab Referensi Hadis untuk Mahasiswa

    (STIBA.ac.id) Makassar – Di tengah hiruk-pikuk era digital, STIBA Makassar berusaha tampil sebagai oase ilmu yang menyejukkan jiwa. Salah satu komitmen kuatnya adalah mengantarkan para mahasiswa menjelajahi samudra ilmu hadis yang luas.

    Perpustakaan Fathul Mu’in STIBA Makassar bekerja sama dengan BRTM Anas bin Malik menyelenggarakan acara “Pengenalan Kitab-Kitab Referensi dalam Ilmu Hadis” pada Kamis malam, 22 Zulkaidah 1445 H (30/05/2024 M). Acara ini tak hanya memperkenalkan kitab-kitab penting, tetapi juga menyalakan semangat para mahasiswa untuk terus menggali ilmu hadis.

    Ustaz Rachmat bin Badani Tempo, Lc., M.A. selaku pemateri, membuka cakrawala mahasiswa dengan menekankan pentingnya kerja keras dalam menuntut ilmu. Ia mengingatkan bahwa ilmu itu tidak akan didapatkan dengan bersantai-santai saja.

    “Siapa yang tidak sanggup menahan lelahnya menuntut ilmu, maka akan menanggung pahitnya kebodohan,” ujarnya.

    Kepala Perpustakaan STIBA Makassar, Ustaz Ishlahuddin Gunawan, S.H. menyampaikan bahwa acara ini adalah langkah awal dalam memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap kitab-kitab referensi dalam ilmu hadis.

    “Kami berharap bahwa melalui acara semacam ini, mahasiswa akan semakin termotivasi untuk mengeksplorasi pengetahuan yang lebih mendalam dalam bidang hadis,” pungkasnya.

    Acara ini menjadi bukti nyata komitmen STIBA Makassar dalam melahirkan generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia. Diharapkan melalui acara ini, mampu menjadi gerbang pembuka bagi para mahasiswa untuk terus menggali ilmu hadis dan menyebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru negeri.

    Reporter: Muh. Riduan

  • HMJ PBA STIBA Makassar Gelar Musyawarah Akbar, Bahas Program Kerja dan Perkuat Persaudaraan

    HMJ PBA STIBA Makassar Gelar Musyawarah Akbar, Bahas Program Kerja dan Perkuat Persaudaraan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (HMJ PBA) STIBA Makassar  yang dikenal dengan nama “Itlah”, mengadakan acara “Musyawarah Akbar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab” (MAHABBA) di Gedung Muadz bin Jabal lantai 1. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 9 Dzulqa’dah 1445 H/ (30/5/2024), dan dihadiri oleh 112 mahasiswa Prodi PBA serta para pengurus HMJ PBA STIBA Makassar.

     Acara ini merupakan salah satu program unggulan Itlah STIBA Makassar dan bertujuan untuk memaparkan hasil musyawarah dari tiap divisi kepada para mahasiswa Prodi PBA serta mempererat rasa kekeluargaan di antara mereka. Musyawarah ini menghadirkan Kaprodi PBA sekaligus pembimbing HMJ PBA, Ustaz Rustam Koly, Lc., M.A., Ph.D., yang memberikan nasihat dan panduan selama acara berlangsung.

    Musyawarah dibuka dengan pengarahan dari Ketua Umum HMJ PBA, Irwansyah Syam. Dalam sambutannya, Irwansyah menekankan peran penting HMJ PBA sebagai sarana pemersatu di antara mahasiswa PBA.

    “Kita adalah satu keluarga, HMJ hadir sebagai sarana pemersatu di antara kita mahasiswa PBA. Maka penting agar kita mengetahui apa saja yang akan kita laksanakan dalam satu periode kepengurusan ini,” ujarnya.

    Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan perkenalan antarketua Divisi HMJ PBA yang masing-masing memaparkan hasil program kerja dari tiap divisi. Meskipun tiap divisi memiliki tujuan yang berbeda, semuanya berkontribusi terhadap visi besar organisasi, yaitu memperkenalkan HMJ PBA baik di dalam maupun di luar kampus.

    Di akhir acara, Ustaz Rustam Koly memberikan nasihat yang menginspirasi para pengurus dan mahasiswa PBA. Beliau menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mengambil keputusan.

    “Jika ada keputusan yang sudah disepakati maka itu yang harus dijalani, sedangkan yang meragukan maka itu yang harus ditinggalkan,” tegasnya.

    Ia juga menyarankan untuk menjadikan tahajud sebagai wasilah (sarana) untuk mendekatkan diri kepada Allah.

    “Jadikanlah tahajud sebagai wasilah kita kepada Allah, insyaallah dengan tahajud segala problematika bisa kita selesaikan dengan mudah,” tuturnya.

    Musyawarah akbar ini tidak hanya menghasilkan program-program kerja yang matang dan terencana, tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara mahasiswa Prodi PBA. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus berkembang, HMJ PBA STIBA Makassar siap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

    Reporter: Alif Anugrah

  • Misi Mulia Dema STIBA Makassar Tebar Al-Qur’an Gratis, 72,25% Kaum Muslim Belum Bisa Baca Al-Qur’an: Ayo Bantu!

    Misi Mulia Dema STIBA Makassar Tebar Al-Qur’an Gratis, 72,25% Kaum Muslim Belum Bisa Baca Al-Qur’an: Ayo Bantu!

    (STIBA.ac.id) Makassar – Departemen Sosial Dema STIBA Makassar bekerja sama dengan Markaz Bilquran Ihtada menyalurkan Al-Qur’an gratis ke beberapa pondok pesantren, masjid, TPA, dan majelis taklim di Gowa, Maros, dan Makassar.

    Program ini bertujuan untuk memberantas buta Al-Qur’an yang saat ini menjadi masalah di kalangan kaum muslimin. Berdasarkan survei Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta, sebanyak 72,25% kaum muslimin belum bisa membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, Departemen Sosial Dema STIBA Makassar melakukan sebuah gebrakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan turut melakukan pembinaan dan pengawasan secara bertahap sebagai tindak lanjut dari kegiatan Tebar Quran ini.

    Kegiatan ini telah dimulai sejak 7 Maret 2024 dan sudah mendistribusikan Al-Qur’an ke berbagai pondok pesantren dan majelis taklim di berbagai daerah, khususnya di Pulau Sulawesi.

    Hingga saat ini, kegiatan ini telah mendistribusikan 250 eksemplar Al-Qur’an dan jumlahnya masih terus bertambah dengan dukungan para donatur dan tim yang terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait demi tercapainya target.

    Departemen Sosial Dema STIBA Makassar mengajak semua pihak untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan ini demi memberantas buta baca Al-Qur’an. Donasi dapat disalurkan melalui:

    Bank BSI

    No. Rek. : BSI (451) 7199 8199 38
    A.n. Dema STIBA Makassar

    Reporter: Ismail

  • Ketua Senat dan Alumni STIBA Makassar Hadiri Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII

    Ketua Senat dan Alumni STIBA Makassar Hadiri Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII

    (STIBA.ac.id) Bangka – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII pada 28-31 Mei 2024 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Center, Kecamatan Sungai Liat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Acara ini mengangkat tema “Fatwa: Panduan Keagamaan untuk Kemaslahatan Bangsa” dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting dalam dunia Islam.

    Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. yang juga merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat menjadi salah satu peserta dalam kegiatan ini. Selain Ustaz Yusran, seorang alumni STIBA Makassar, Ustaz Herman Amiruddin, turut hadir sebagai anggota Komisi Fatwa MUI Manokwari. Hal ini menunjukkan kontribusi nyata alumni STIBA Makassar dalam forum penting ini.

    Ustaz Muhammad Yusran menyampaikan harapannya agar kesepakatan dari setiap masalah penting yang dibahas dalam forum ini dapat menghasilkan keputusan terbaik bagi umat.

    “Kami berharap keputusan-keputusan yang dihasilkan dari Ijtima Ulama ini bisa segera disosialisasikan dan menjadi panduan bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan ke depan dan masalah-masalah yang terjadi di sekitar mereka,” ujarnya.

    Sementara Ustaz Herman menekankan pentingnya peran aktif alumni dalam forum-forum yang menentukan kemaslahatan umat.

    “Dalam Ijtima ini akan dihasilkan produk fatwa yang kelak menjadi panduan bagi pemerintah,” kata Ustaz Herman. Ia menambahkan bahwa alumni STIBA harus berpartisipasi aktif untuk memastikan hasil yang terbaik bagi kepentingan umat.

    Foto: Dari kiri ke kanan, Herman Amiruddin, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A., Prof. K.H. Asrorun Niam Sholeh (Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat), Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D.

    Acara ini turut dihadiri oleh Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. Beliau berada dalam Komisi A yang membahas Masalah Strategis Kebangsaan yang menunjukkan perhatiannya yang mendalam terhadap isu-isu penting yang menyangkut bangsa.

    Sementara itu, Ustaz Yusran memilih untuk bergabung dengan Komisi B2 yang fokus pada pembahasan Masalah Fikih Kontemporer. Di sisi lain, Ustaz Herman berada di Komisi C yang mengkaji Masalah Peraturan dan Perundang-undangan.

    Acara ini dibuka secara langsung oleh Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin, dan akan dihadiri oleh berbagai tokoh di antaranya Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla.

  • STIBA Makassar Gelar Ujian CBT dan Wawancara untuk 477 Calon Mahasiswa Baru Gelombang Pertama

    STIBA Makassar Gelar Ujian CBT dan Wawancara untuk 477 Calon Mahasiswa Baru Gelombang Pertama

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Pelaksanaan ujian seleksi untuk penerimaan mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar telah dimulai berupa ujian Computer Based Test (CBT) dan wawancara. CBT adalah metode pengujian yang menggunakan komputer sebagai alat untuk menyajikan dan mengelola tes.

    Ujian CBT ini dilaksanakan serentak pada pukul 09.00 hingga 11.00 Wita. Sedangkan, ujian wawancara dimulai pukul 13.30 dan akan berlangsung selama empat hari, Selasa—Jumat (28—31/05/2024).

    Menurut informasi Panitia PMB, Ustaz Mirsyad Akbar, S.H., ujian CBT pada Gelombang I pendaftaran ini diikuti sebanyak 477 calon mahasiswa baru.

    “Peserta ujian yang beruzur kita beri kesempatan mengikuti ujian pada Gelombang II nanti,” ujar Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. menanggapi ketidakhadiran beberapa camaba yang berhalangan mengikuti ujian.

    STIBA Makassar menurunkan tim penguji beranggotakan 45 orang, terdiri dari 27 asatidzah dan 18 ustadzat. Ujian wawancara dilakukan secara daring melalui berbagai platform digital. Setiap calon mahasiswa baru mendapatkan jadwal khusus dan dihubungi secara langsung oleh pewawancara yang bertugas. Hingga berita ini diturunkan, sebagian besar calon mahasiswa baru telah menyelesaikan sesi wawancara mereka.

    Proses seleksi yang cermat ini diharapkan mampu menjaring mahasiswa-mahasiswa terbaik yang kelak siap berkontribusi positif di tengah masyarakat.

    “Saya berharap semua pihak yang terlibat, baik panitia maupun para asatidzah dan ustadzat pewawancara dapat bekerja sama dengan baik demi kesuksesan dalam proses penerimaan mahasiswa baru ini,” tutur Kepala Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Ustaz Ahmad Amunir, Lc.

    Ia juga mendoakan para camaba agar dimudahkan dalam menjawab soal-soal ujian.

    “Semoga Allah memberikan kemudahahan menjawab pertanyaan  dengan benar,” pungkasnya.

  • Kalam Explain Chapter II: Jurus Jitu Atasi Stres dalam Menghadapi Perkuliahan di Era Disrupsi

    Kalam Explain Chapter II: Jurus Jitu Atasi Stres dalam Menghadapi Perkuliahan di Era Disrupsi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  UKM Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (Kalam) STIBA Makassar kembali menyelenggarakan kegiatan Kalam Explain di masjid Anas bin Malik STIBA Makassar (29/05/2024). Pada chapter II kali ini, tema yang diangkat adalah “Manajemen Stres dalam Menghadapi Dunia Perkuliahan di Era Disrupsi,” dirangkaikan dengan workshop dasar tentang Body Language.

    Tema ini diangkat sebagai respons terhadap fenomena sosial yang terjadi akhir-akhir ini di kalangan mahasiswa yang semakin membutuhkan problem solving untuk menghadapi tantangan dunia perkuliahan di era disrupsi. Kegiatan ini terbuka dan gratis bagi seluruh mahasiswa STIBA.

    Acara ini mengundang pemateri profesional dan bersertifikat dengan pengalaman luas di bidang psikologi, Kak Hadiyat Ja’far, S.Psi., serta dipandu oleh Ketua Umum UKM Kalam STIBA Makassar, Muhammad Farhan sebagai moderator.

    Di awal acara, pemateri menguraikan dasar-dasar psikologi dan mengajak peserta untuk mengenang masa lalu yang kelam. Bukan untuk melupakan, tetapi untuk menerima dan melihatnya dari sudut pandang baru, serta berusaha mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Tujuannya adalah agar hati menjadi lebih lapang.

    Sekitar 100 peserta terdiam dan tenggelam dalam memori-memori kelam mereka, menciptakan suasana yang khidmat. Setelah sesi ini, banyak peserta merasakan perubahan dalam diri mereka dan mampu menerima kenangan buruk dengan lebih lapang.

    Sesi kedua, yaitu Workshop Body Language, mengajak peserta untuk mengamati perilaku manusia yang sebenarnya mencerminkan isi pikiran mereka. Sesi ini sangat membantu peserta, terutama dalam public speaking dan human relations.

    Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang juga berfungsi sebagai sesi konsultasi dan konseling singkat.

    Reporter: Fajar Ahmad

  • STIBA Makassar Adakan Pelatihan Intensif Keterampilan Menerjemahkan Bahasa Arab

    STIBA Makassar Adakan Pelatihan Intensif Keterampilan Menerjemahkan Bahasa Arab

    (STIBA.ac.id) Makassar – Kemampuan menerjemahkan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh para mahasiswi. Dalam menulis penelitian, kemampuan ini menjadi sangat penting untuk menunjang keberhasilan, terutama dalam penelitian yang banyak merujuk pada buku-buku berbahasa Arab.

    Oleh karena itu, Bidang Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab STIBA Makassar menyelenggarakan “الدورة التدريبية في مهارة الترجمة” (Daurah Pelatihan Keterampilan Menerjemahkan) yang sukses dilaksanakan pada Ahad, 18 Zulkaidah 1445 H (27 Mei 2024), di Gedung Ummu Salamah STIBA Makassar. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswi semester 6 dan 8.

    “Mengapa kita menerjemahkan? Penerjemah adalah jembatan ilmu, senjata penaklukan Islam, dan menjadi investasi akhirat,” ujar Ustazah Armida, Lc., sebagai pemateri sekaligus Wakil Kepala Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab.

    Dalam kegiatan ini, peserta disajikan materi yang sangat lengkap, mulai dari pengenalan, macam-macam terjemahan, model-model penerjemahan, persiapan seorang penerjemah, hingga panduan dan tips bagi para penerjemah. Diharapkan, kegiatan ini dapat melatih para mahasiswi dalam menerjemahkan bahasa Arab, sehingga mereka dapat menulis penelitian yang merujuk pada buku-buku berbahasa Arab asli.

    “Selama mengikuti daurah terjemah, kami jadi lebih memahami perbedaan struktur bahasa Indonesia dan bahasa Arab, serta menyadari betapa kayanya bahasa Arab. Dalam daurah ini, kami diajarkan cara menerjemahkan teks-teks bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan kata-kata yang mudah dipahami dan tidak aneh. Banyak sekali ilmu yang kami dapatkan, dan daurah ini sangat membantu dalam pengerjaan proposal dan skripsi mahasiswi semester 6 dan 8. Semoga ada tindak lanjut dari kegiatan ini,” ucap Indah Sari, mahasiswi semester 8, menyampaikan kesan dan harapannya.

    Reporter: Tim Humas UKM Jurnalistik Putri STIBA Makassar