(STIBA.ac.id) Makassar – Ustaz Akrama Hatta menambah deretan dosen STIBA Makassar bergelar doktor setelah dinyatakan lulus dalam Ujian Disertasi Terbuka (Promosi Doktor) yang digelar Selasa (24/11/2020) secara daring. Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar tersebut berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Problem Metode Istinbat Muhammad Syahrur (Studi Kritis atas Framework Nazariyyah al-Hudud dalam Masalah Pakaian)”.
Dewan penguji ujian disertasi terbuka terdiri dari tujuh penguji internal UINAM yang dipimpin oleh Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A. selaku Wakil Direktur Pascasarjana UINAM. Sementara penguji eksternal adalah Direktur Pascasarjana Universitas Darussalam (Unida) Gontor Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil..
Saat ditanya oleh penguji eksternal tentang kesalahan paling fatal dari Muhammad Syahrur, dosen STIBA Makassar ini menjelaskan bahwa dalam masalah pakaian, Syahrur bersikeras menafsirkan firman Allah,
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26).
Syahrur mengatakan bahwa ayat ini bukan berbicara tentang asal muasal manusia yang turun padanya syariat pakaian. Kata libas (pakaian) yang pertama dalam ayat tersebut yaitu “pakaian untuk menutupi auratmu”, ditafsirkan oleh Syahrur dengan “pakaian takwa”. Akibatnya, Syahrur, menurut Ustaz Akrama jatuh dalam kesalahan.
“Muhammad Syahrur tidak paham penggunaan kamus bahasa Arab. Untuk kata “libas” yang bersendirian Syahrur terjemahkan dengan cara majasi, padahal makna yang benar adalah makna hakiki. Syahrur, keluar dan meninggalkan teori antisinonimitasnya. Seharusnya, libas pertama adalah libas alhaqiqi, libas yang kedua adalah yang bersifat bathiniyah yaitu libasuttaqwa,” jelas Ustaz Akrama.
