(STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar berkesempatan menyambut kedatangan dua ulama terkemuka, Syekh Prof. Dr. Ahmad al-Gunaiman dan Syekh Prof. Dr. Isa bin Muhammad al-Masmali, Senin (05/08/2024). Kedatangan mereka disambut dengan ramah tamah yang dihadiri oleh Ketua Senat, Ketua STIBA Makassar, para dosen, tenaga kependidikan, serta beberapa alumni.
Syekh Isa al-Masmali adalah mantan guru besar di Universitas Ummul Qura Makkah al-Mukarramah. Sementara Syekh Ahmad al-Gunaiman adalah seorang profesor dalam ilmu akidah di Fakultas Dakwah dan Usuludin Universitas Islam Madinah. Ia juga adalah putra dari ulama besar Saudi Arabia, Syekh Abdullah al-Gunaiman, dan menantu dari ulama besar Kota Madinah, Syekh Abdul Muhsin al-‘Abbad.
Syekh Ahmad mengawali ceramahnya dengan ucapan selamat kepada seluruh hadirin atas perjalanan menuntut ilmu yang telah mereka tempuh. Ia menekankan keutamaan menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu, serta menyebut mereka yang berada dalam jalan ini sebagai bagian dari umat terpilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syekh Ahmad menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu. Menurutnya, niat yang hanya mengharapkan keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bukan keuntungan duniawi sangatlah penting. Ia mengingatkan bahwa niat bisa berubah seiring waktu dan godaan setan bisa merusak keikhlasan seseorang. Oleh karena itu, ia mengajak hadirin untuk senantiasa memperbarui niat mereka setiap hari.
“Jika niatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, ini akan merusak niat menuntut ilmu, merusak dakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan merusak penyampaian ilmu. Oleh karena itu, kita harus menjaga keikhlasan niat dan bekerja sama untuk memperbaruinya setiap hari,” tambahnya.
Selanjutnya, Syekh Ahmad berbicara tentang pentingnya tauhid sebagai prinsip hidup yang harus diterapkan, bukan hanya dihafal. Tauhid, menurut syekh, membutuhkan pengulangan, pemahaman mendalam, dan refleksi. Ia menekankan bahwa tauhid adalah dasar yang membuat seseorang teguh dalam iman dan amal.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya akhlak yang baik dalam menyampaikan ilmu. Akhlak yang baik, menurut Syekh Ahmad, akan memberikan pengaruh positif kepada siswa dan mendatangkan keberkahan di dunia dan akhirat. Ia mencontohkan pentingnya senyum dan perlakuan baik kepada orang lain sebagai bentuk sedekah dan kebaikan yang akan kembali kepada diri sendiri.
“Akhlak yang baik adalah dengan memperlakukan murid dengan akhlak yang baik. Ketahuilah bahwa jika Anda mengajarkan dan memperlakukan mereka dengan akhlak yang baik, hal itu akan kembali kepada Anda, baik di dunia maupun di akhirat,” ujarnya.
Syekh Ahmad juga mengajak para pendidik untuk terus belajar dan berbagi pengalaman dalam mengajar. Ia menekankan bahwa ilmu adalah milik orang beriman dan harus diambil dari mana pun datangnya. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya saling mencintai, harmonis, dan bekerja sama dalam lingkungan pendidikan.
Terakhir, Syekh Ahmad menekankan pentingnya memadukan ilmu dengan iman dan akhlak. Ilmu tanpa iman, menurut syekh, hanya akan menghasilkan siswa yang keras dan kasar. Ia mengajak para hadirin untuk selalu mendengarkan nasihat dan mencari pahala dengan menghadiri majelis ilmu.
“Kita perlu mendidik dengan iman, membaca buku-buku yang membahas hati, dan saling mengingatkan untuk tetap teguh dalam kebenaran dan kesabaran,” jelasnya.
Ceramah yang disampaikan oleh Syekh Prof. Dr. Ahmad Ghunaiman ini diakhiri dengan doa dan harapan agar STIBA Makassar terus menjadi lembaga pendidikan yang melahirkan generasi ulama yang ikhlas dan berakhlak mulia. Ia juga berterima kasih kepada para asatizdah dan memberikan penghargaan atas arahan dan bimbingan yang telah mereka berikan.