(STIBA.ac.id) Makassar –  Bagian Kepegawaian STIBA Makassar sukses menyelenggarakan Pelatihan Manajemen yang diikuti oleh Ketua, para wakil ketua, kepala-kepala pusat, kepala bagian, serta wakil-wakilnya.

Acara ini menghadirkan narasumber utama Saifullah Parewangi, seorang praktisi manajemen yang juga pendiri PT. Edukasi Berkah Sejahtera.

Dengan materi yang komprehensif, pelatihan ini bertujuan memperkuat tata kelola organisasi untuk mencapai visi besar STIBA Makassar.

Pelatihan ini dimulai dengan pengenalan prinsip-prinsip dasar manajemen, seperti Unity of Direction, Span of Control, dan Scalar Chain. Saifullah menekankan pentingnya keselarasan dalam arah organisasi, pengawasan yang efektif, dan rantai komando yang jelas.

Beliau juga membahas principle of exception, yaitu fokus pada penyimpangan dari standar untuk menjaga efisiensi organisasi.

Selain prinsip dasar, pelatihan ini mengupas tentang tingkatan manajemen dari lini awal hingga puncak.

Narasumber menjelaskan bahwa manajemen puncak bertugas menetapkan visi besar dan kebijakan strategis, sedangkan manajemen madya bertanggung jawab menyusun target operasional dan prosedur.

Manajemen lini awal berperan langsung dalam mengawasi pelaksanaan operasional sehari-hari.

Saifullah juga menyoroti tugas manajerial utama, seperti menetapkan tujuan, mendelegasikan tugas, memberikan motivasi, serta menjadi agen perubahan di dalam organisasi.

Keahlian manajerial menjadi bagian penting dalam pelatihan ini. Saifullah menjelaskan bahwa seorang manajer yang sukses harus memiliki tiga komponen utama: sikap, pengetahuan, dan keahlian.

Sikap positif, seperti percaya diri, empati, dan komunikatif, dikombinasikan dengan pengetahuan yang mendalam tentang cara kerja otak manusia dan kemampuan berpikir kritis, sangat penting untuk menciptakan pemimpin yang efektif.

Dalam hal keahlian, kemampuan komunikasi, interpersonal, mentoring, perencanaan, dan pengambilan keputusan merupakan kunci keberhasilan manajemen.

Peserta pelatihan juga diajak untuk memahami tantangan manajemen modern, termasuk perubahan lingkungan organisasi yang cepat, adopsi teknologi baru, persaingan global, dan diversitas dalam tim kerja.

Narasumber memberikan panduan tentang bagaimana menghadapi tantangan ini melalui kolaborasi lintas generasi, mulai dari generasi Baby Boomers hingga Generasi Alpha.

Setiap generasi memiliki karakteristik unik yang dapat diintegrasikan untuk memperkuat tim.

Ketua STIBA Makassar, Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. dalam sambutannya ketika membuka Pelatihan Manajemen ini menegaskan pentingnya evaluasi dan peningkatan kapasitas manajemen.

Ia mengapresiasi perhatian besar masyarakat dan internal Wahdah Islamiyah terhadap STIBA, yang tercermin dalam dominasi nama STIBA selama Mukernas ke-17.

“Seringnya nama STIBA disebut, baik untuk memberikan apresiasi maupun kritik tajam, menunjukkan bahwa harapan besar tertuju pada institusi ini,” ujar Ketua STIBA.

Ia menegaskan bahwa kritik tersebut harus diterima sebagai bentuk kepercayaan dan peluang untuk melakukan perbaikan.

Ketua STIBA menekankan perlunya muhasabah internal untuk memperbaiki pola kerja, mengelola institusi dengan lebih baik, dan mengembangkan wawasan manajerial, mengingat kapasitas keilmuan saja tidak cukup.

Ustaz Akhmad juga menggarisbawahi pentingnya evaluasi internal sebagai bagian dari manhaj Islam.

Mengacu pada ayat Al-Qur’an, ia mengingatkan pentingnya introspeksi diri.

“Allah mengingatkan kita dalam perang Uhud, kekalahan itu berasal dari diri kita sendiri, bukan semata-mata karena kurangnya keahlian dalam bertempur. Evaluasi dan muhasabah adalah langkah awal yang harus dilakukan,” tegasnya.

 Ia mengajak seluruh elemen STIBA Makassar untuk bersama-sama meningkatkan kualitas manajemen dan tata kelola organisasi.

“Upgrade kemampuan ini menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang lebih baik, STIBA Makassar dapat terus maju dan memenuhi harapan besar yang diberikan masyarakat,” pungkasnya.

Loading