(STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) VIII STIBA Makassar resmi menggelar Seminar Desa di Desa Lekopancing, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros. Acara ini menjadi titik awal bagi seluruh program kerja yang akan dijalankan selama masa KKN serta membuka ruang sinergi dengan masyarakat.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bapak Kepala Desa Lekopancing, Imam Desa, para Kepala Dusun, Imam Dusun, perangkat desa, serta tokoh masyarakat lainnya. Suasananya interaktif dan penuh semangat kolaborasi.

Wawasan Strategis dari Kepala Desa

Dalam sambutannya, Bapak Kepala Desa Lekopancing menyampaikan beberapa poin strategis. Beliau memberikan dukungan penuh terhadap program kebersihan Jumat (Jumat Bersih) dan mengapresiasi inisiatif mahasiswa dalam kegiatan ini.

Beliau berharap keterlibatan mahasiswa dapat tetap maksimal, meskipun harus menyesuaikan dengan momentum Ramadan.

Selain itu, beliau menekankan pentingnya optimalisasi peran mahasiswa dalam aspek keagamaan. KKN bukan hanya tentang fisik, tetapi juga spiritual.

Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan siap berkontribusi sebagai imam dan khatib di masjid-masjid desa serta menjadi role model di tengah masyarakat.

Beliau juga mengingatkan bahwa identitas KKN adalah bagian dari branding. Mahasiswa diminta untuk selalu mengenakan atribut KKN saat beraktivitas di luar posko.

Selain mempermudah identifikasi, hal ini juga membangun kepercayaan di mata warga.

Lebih jauh, beliau menegaskan pentingnya kolaborasi nyata antara mahasiswa dan pemerintah desa.

“Kami siap mendukung program-program KKN, tapi kami juga ingin melihat mahasiswa memberikan dampak nyata untuk desa,” tegasnya pada Selasa (04/03/2025).

Diskusi Penuh Wawasan dan Rencana Aksi

Seminar ini bukan sekadar seremonial, tapi juga wadah brainstorming yang solid. Perwakilan DPC Wahdah Islamiyah Tanralili mengklarifikasi bahwa pihaknya hanya mengelola program tebar iftar (pembagian takjil), sehingga mahasiswa diharapkan menyesuaikan rencana buka bersama (bukber) agar lebih efektif.

Selain itu, muncul usulan untuk meng-upgrade pelatihan dai menjadi pelatihan public speaking, karena masyarakat memiliki kebutuhan mendesak akan skill komunikasi dalam aktivitas sosial dan keagamaan.

Bapak Imam Desa Lekopancing memperluas ide kolaborasi dengan mendorong mahasiswa untuk tidak hanya aktif di posko, tetapi juga menyebar ke seluruh masjid desa.

Beliau menekankan dua hal utama, yaitu peran mahasiswa sebagai penggerak salat berjemaah dan bukber di tiap masjid, serta pemanfaatan kegiatan tersebut untuk membangun kedekatan emosional dengan warga.

Momentum Terakhir: Saatnya Beri Dampak Nyata

Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar siap menjadi game changer, menghadirkan program yang tidak hanya berjalan, tetapi juga berkelanjutan.

Dengan sinergi yang solid antara mahasiswa dan masyarakat, Desa Lekopancing bukan hanya menjadi lokasi pengabdian, tapi juga tempat di mana dampak nyata tercipta.

Reporter: Abdullah Alfaruq

Loading