
(STIBA.ac.id) Sinjai – Semilir angin sore menyambut langkah-langkah para muslimah yang datang ke Masjid Syuhada 45, Dusun Ajucoloe, Desa Palae, Kabupaten Sinjai, Sabtu (2/8/2025). Sebuah kegiatan silaturahim bertema “Cahaya Peradaban Bermula dari Pangkuan Ibu” digelar oleh Forum Mahasiswi IAI STIBA Daerah Sinjai (FM2S) dengan antusiasme luar biasa dari warga sekitar.
Sebanyak 52 peserta hadir, melampaui target yang ditetapkan. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari remaja, ibu-ibu, hingga lansia. Bahkan beberapa rela menempuh jarak jauh dari desa tetangga seperti Talle, Gareccing, dan Puncak. Ada yang berjalan kaki, dijemput suami, bahkan menunggu lebih awal di masjid sejak sebelum acara dimulai. Suasana kekeluargaan dan semangat mencari ilmu begitu terasa.

Acara dibuka dengan sambutan dari Lisfayanti, selaku ketua panitia, yang mengungkapkan rasa syukurnya karena kegiatan ini bisa terlaksana di daerah tempat tinggalnya. Ia menyampaikan bahwa belum adanya kelompok belajar rutin bagi ibu-ibu menjadi dorongan kuat baginya untuk mengajak rekan-rekannya di FM2S hadir membawa cahaya ilmu ke desa terpencil ini.
“Belum ada di sini kelompok belajar rutin khusus ibu-ibu. Maunya sekali-kali ada sarana untuk mereka menuntut ilmu juga, biar keberadaan kita dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tuturnya haru.
Acara utama diisi dengan penyampaian materi bertema “Membangun Generasi Unggul dari Peran Mulia Seorang Ibu.” Materi ini mengupas bagaimana peradaban besar sesungguhnya bermula bukan dari senjata atau kekuasaan, melainkan dari rahim dan pangkuan seorang ibu yang berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Pembahasan mencakup sejarah ibu dalam Islam, keteladanan tokoh, tantangan zaman modern, hingga solusi membentuk generasi peradaban dari dalam rumah tangga.
Di akhir acara, peserta menyampaikan antusiasme mereka dengan meminta dibentuk grup lanjutan untuk melanjutkan kajian dan tetap bisa berdiskusi bersama narasumber. Kesan yang ditinggalkan begitu dalam, seperti disampaikan oleh salah seorang warga setempat, Dhyan Tamang, yang saat ini menjabat sebagai Kadiv Dakwah MWW Kalimantan Timur, “Kadang, dakwah tidak selalu tampak megah. Ia tak selalu berdiri di atas mimbar tinggi atau disaksikan ribuan pasang mata. Tapi ia bisa hadir dalam bentuk yang sederhana, langkah kaki yang penuh cinta, senyum yang menguatkan, dan percakapan hangat yang menautkan hati… Kalian bukan hanya hadir, tapi menghadirkan semangat baru kepada masyarakat. Kalian bukan sekadar bersilaturahim, tapi sedang merawat umat dengan cinta dan iman… Teruslah melangkah dengan adab, keikhlasan, dan semangat ukhuwah.”_
Kegiatan ini membuktikan bahwa dakwah bisa menjelma menjadi cahaya yang membumi, menembus ruang-ruang kecil di pelosok desa, dan menjangkau hati-hati yang rindu akan ilmu dan bimbingan. Semoga langkah-langkah kecil ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir hingga akhir hayat.
Reporter: Lisfayanti – Ketua Panitia
Dokumentasi: Fauziah auliyah rahma, Andi Anugrah Nandiva