(STIBA.ac.id) Makassar  –  Dalam suasana yang penuh semangat dan kreativitas, acara Al-Liqa Al-Akhawiy sukses digelar di Aula Aisyah STIBA Makassar, 07  Desember 2024. Dengan tema الألفة في الأخوة الإسلامية atau “Persatuan dalam Ukhuwah Islamiyah,” acara ini berhasil menyatukan ribuan mahasiswi dari berbagai daerah untuk mempererat ukhuwah, mengeksplorasi kreativitas, dan merayakan keberagaman budaya Indonesia.

Acara ini menghadirkan konsep سكني جنتي, karena asrama (sakan) dianggap sebagai tempat yang penuh keajaiban. Di sana, para penghuninya menjalani hidup yang sangat produktif, mulai dari bangun tidur hingga kembali beristirahat. Setiap aktivitas sehari-hari telah diatur dengan baik sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.

Meskipun mereka harus menghadapi padatnya jadwal kegiatan dan tanggung jawab sebagai pelajar, pengurus, maupun pendakwah, hal itu tidak menghalangi mereka untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

Tujuan acara ini adalah untuk mempererat ukhuwah islamiyyah dalam asrama, dengan mengelompokkan mahasiswi berdasarkan asal daerahnya agar bisa saling mengenal dan merajut ukhuwah sehingga tercipta hubungan yang erat dan juga sebagai obat kerinduan para mahasiswi pada keluarga dengan kehadiran teman-teman sekampung dan seperjuangan dalam kampus dakwah dan perjuangan ini.

Acara dimulai dengan sambutan oleh ketua asrama, para peserta dengan antusiasme, mereka menampilkan yel-yel khas daerah mereka. Menciptakan suasana yang penuh energi dan kebanggan terhadap budaya lokal.

Lomba wawasan nusantara menjadi salah satu kegiatan  dalam acara ini,  dimulai dari babak penyisihan hingga final ini menguji pengetahuan peserta tentang sejarah, budaya dan geografi Indonesia. Para peserta menunjukan kemampuan mereka dalam menjawab soal-soal yang menguji wawasan kebangsaan dan kebudayaan nusantara.

Di tengah keseruan acara, peserta juga diberi kesempatan untuk mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh Ustazah Asnawati Patuti, dalam materinya tentang “ukhuwah islamiyyah” materi ini sangat relevan dengan tema acara yang menekankan persatuan dan keberagaman.

“Persaudaraan yang juga diikuti dengan ikatan batiniyyah, ukhuwah islamiyyah mempunyai keutamaan, yaitu yang pertama, orang berukhuwah fillah mereka akan mendapatkan cinta Allah Subhanallaahu wa Ta’alaa, dan yang kedua, orang yg saling mencintai karena Allah akan mendapatkan naungan dari Allah”

أكثروا من أصدقائكم المؤمنين لأنهم يشفونكم

Ustazah juga menyebutkan bahwa, kebutuhan kita terhadap saudara-saudara seiman sangat bermanfaat bagi kita, karena melalui mereka kita bisa saling mendukung dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini.

Jangan sampai kita hanya tinggal di asrama atau lingkungan yang sama, namun tanpa saling peduli dan berbagi.

Kita seharusnya menjadikan pertemuan tersebut sebagai kesempatan untuk saling memperkuat iman, berbagi pengalaman, dan memberikan nasihat yang membangun.

Dilanjutkan dengan parade dan presentasi kerajinan yang dibuat dari bahan bekas. Perwakilan dari setiap daerah dengan  cekatan  menampilkan berbagai hasil  kerajinan tangan yang luar biasa,  mulai dari tas dari kain jeans,  sapu lidi dan tempat sampah dari botol bekas serta karya-karya lainnya.

“Enrekang-Toraja” dan “Sulteng Basudara” Sulap Botol Plastik Jadi Sapu Multifungsi

Kelompok dari “Enrekang-Toraja” dan “Sulteng Basudara” menunjukkan kreativitas mereka dengan mengolah botol plastik bekas menjadi sapu multifungsi. Produk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga praktis untuk digunakan sehari-hari.

Tas Stylish dari Sedotan Karya “Sinjai Massedi dan Mabaje”

Dari “Sinjai Massedi (Mahasiswi Sinjai) dan Mabaje (Mahasiswi Bantaeng-Jeneponto)”, hadir tas cantik yang dibuat dari sedotan plastik bekas. Karya ini membuktikan bahwa limbah sederhana dapat disulap menjadi produk yang memiliki nilai estetika tinggi dan fungsional.

“Borneo Pride”, “Bosowa”, dan “Go-Sulut” Berinovasi dengan Tempat Sampah Ecobrick

Kelompok “Borneo Pride” (Kalimantan), “Bosowa” (Bone-Soppeng-Wajo) dan “Go-Sulut” (Gorontalo dan Sulawesi Utara) turut berkontribusi, dengan menciptakan tempat sampah berbahan dasar ecobrick, yaitu inovasi yang menggunakan bahan dasar dari plastik yang tidak dapat didaur ulang.  Produk ini menjadi wujud nyata solusi daur ulang yang kreatif dan bermanfaat untuk masyarakat.

PSM “Persatuan STIBA Makassar” Ciptakan Vas Bunga Plastik yang Mirip Kaca

Mahasiswa PSM “Persatuan STIBA Makassar” berhasil menciptakan replika kaca dari plastik bekas. Mereka membuat vas bunga kecil yang tampak seperti kaca asli. Vas bunga ini dibentuk dengan begitu rapi dan halus sehingga sangat cocok menjadi hiasan meja yang menawan. Kerajinan ini tidak hanya mempercantik ruangan tetapi juga menjadi solusi dalam mengurangi sampah plastik.

Massipa “Mahasiswa Sidrap Pinrang” Berkarya dengan Kalender Abadi

Para mahasiswa dari Massipa “Mahasiswa Sidrap Pinrang” melahirkan inovasi kalender abadi yang dapat digunakan sepanjang masa. Kalender ini dibuat dari tutup botol bekas, kardus, dan kertas, sehingga tidak perlu mengganti kalender setiap pergantian tahun. Karya ini menggabungkan kreativitas dan upaya mendaur ulang bahan bekas.

Golkar “Gowa dan Takalar” Ciptakan Tas dan Miniatur Jembatan Kembar Gowa

Mahasiswi dari Golkar “Gowa dan Takalar” memanfaatkan sampah minuman kemasan untuk menciptakan tas kecil yang praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Selain itu, mereka juga membuat miniatur Jembatan Kembar Gowa dari stik es krim bekas. Miniatur ini sangat detail dan dapat menjadi hiasan yang unik.

“Forum Mahasiswi Maros” Berkreasi dengan Bahan Jeans

Para anggota Forum Mahasiswi Maros berhasil memanfaatkan jeans bekas untuk membuat dua barang yang sangat bermanfaat, yaitu bantal dan tas. Mereka menjahit jeans ini dengan sangat rapi sehingga menghasilkan bantal yang nyaman dan tas yang trendy serta modis. Karya ini bisa bersaing dengan tas-tas yang dijual di pasaran.

Barru-Pangkep-Parepare Membuat Tempat Pensil dari Stik Es Krim dan Tutup Botol

Para mahasiswa dari Barru, Pangkep, dan Parepare berhasil memanfaatkan stik es krim bekas dan tutup botol untuk membuat tempat pensil yang cantik. Tempat pensil ini sangat berguna untuk menyimpan alat tulis di meja kerja dan tampilannya sangat menarik.

“Butta Panrita Lopi-Bulukumba” dari Kardus Hingga Tempat Penyimpanan Sandal

Mahasiswi dari Butta Panrita Lopi-Bulukumba dengan kreatif memanfaatkan kardus bekas untuk membuat tempat penyimpanan sandal atau sepatu. Mereka membuat tempat penyimpanan berbentuk segitiga bersusun yang rapi dan bisa menyimpan sandal atau sepatu dengan baik tanpa perlu membeli tempat baru.

“Luwu Bumi Sawerigading” dengan Toples Serbagunanya

Manfaat toples bekas memang sangat beragam, terutama toples dengan merk terkenal “Khong-Guan”. Para mahasiswa dari Luwu memoles toples bekas ini dengan lipatan-lipatan kantong plastik yang ditempelkan sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Toples ini bisa digunakan untuk menyimpan makanan, catatan-catatan kecil, dan berbagai barang lainnya.

“Sultra dan Nusantara” Menghasilkan Karya dari Tutup Botol Bekas

Mahasiswi dari Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Nusantara (Papua, Maluku, NTT, Jawa, Sumatra, Bali) berinovasi dengan tutup botol bekas. Mereka menghasilkan tas selempang tangan, tempat pensil, dan tempat tisu yang cocok digunakan di kelas-kelas untuk menyimpan spidol atau tisu. Tas selempang tangan ini sangat berguna untuk menyimpan buku dan pulpen.

“Sulbar” Hasilkan Vas Bunga dari Kertas

Mahasiswi dari Sulawesi Barat (Sulbar) membuat vas bunga yang cantik dari kertas bekas. Vas bunga ini dapat digunakan sebagai hiasan yang menarik di rumah.

Kreativitas dari berbagai daerah ini menjadi bukti bahwa langkah kecil untuk mengolah limbah bisa berdampak besar bagi lingkungan. Selain memberikan manfaat langsung, kerajinan-kerajinan ini juga menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah plastik

Persembahan dari panitia dan para peserta selalu menjadi selingan dalam  acara ini.

Acara ditutup dengan pengumuman para pemenang lomba. Keberhasilan para peserta dalam lomba wawasan nusantara dan kerajinan tangan dari barang bekas begitupun dengan yel-yel terkompak dirayakan dengan meriah.

Al-Liqo Al-Akhowiy sukses mewujudkan visi untuk mempererat ukhuwah islamiyyah dan memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia melalui berbagai  lomba yang menarik dan bermanfaat. Acara ini tidak hanya sekedar lomba dan pertunjukan, tetapi juga menjadi wadah untuk saling belajar, bertukar pikiran, dan memperkokoh persaudaraan antar sesama.

Semoga acara ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terus menjaga kebersamaan dan keberagaman, serta berkomitmen dalam menjaga lingkungan dan memperdalam wawasan kebangsaan, semoga tahun depan acara ini dapat dilaksanakan dengan lebih meriah lagi, dalam semangatt kebersamaan dan cinta tanah air.

Loading