(STIBA.ac.id) Makassar – Bagaimana jadinya ekonomi dan peradaban Islam tanpa peran pemuda? Pertanyaan inilah yang menjadi benang merah International Youth Insight Forum yang digelar pada Ahad, 21 Desember 2025, di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar.
Forum ini mempertemukan pemuda, akademisi, serta tokoh nasional dan internasional dalam satu ruang diskusi yang sarat gagasan dan inspirasi.
Mengusung tema “Ekonomi dan Peradaban, Akan Seperti Apa Tanpa Pemuda?”, forum ini menjadi wadah intelektual bagi generasi muda untuk melihat kembali peran strategis mereka. Bukan hanya sebagai penonton sejarah, tetapi sebagai penggerak perubahan.

Kegiatan yang terselenggara berkat kolaborasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Himmah HES) dengan Syabab Official tersebut dihadiri para tamu undangan, di antaranya Ketua AMKI (Asosiasi Masjid Kampus Indonesia), Wakil Ketua AMKI Prof. Sultan Baa, S.S., M.Ed., Ph.D., Pembina Himmah HES Muhammad Shiddiq Abdillah, B.A., M.A., Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah IAI STIBA Makassar, Founder Syabab Official Muh. Sofwan Elmarusy, para pemateri, serta seluruh peserta yang hadir.
Memasuki agenda inti, forum diisi dengan pemaparan materi dari para narasumber. Syekh Sayyid Hassuna membuka sesi pertama dengan tema “Andil Pemuda dalam Perkembangan Peradaban Islam pada Zaman Nabi Muhammad dan Salaf As-Shalih”.
Dalam paparannya, beliau menegaskan bahwa sejak masa kenabian, pemuda selalu berada di garda depan, mengemban risalah Islam dan menjadi fondasi lahirnya peradaban besar.

Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe dengan tema “Dari Masjid ke Penjuru Dunia: Pemuda Muslim sebagai Pondasi Perkembangan Ekonomi Islam”.
Ia menyoroti masjid sebagai pusat peradaban dan ekonomi umat, sekaligus menekankan pentingnya peran pemuda dalam mengembangkan ekonomi Islam yang berkelanjutan dan mampu bersaing secara global.
Sesi berikutnya diisi oleh Kadam Sidik yang membawakan tema “Dari Media Sosial ke Aksi Nyata: Peran Pemuda dalam Perkembangan Peradaban Islam Masa Kini”.
Pada sesi ini, peserta diajak melihat media sosial bukan sekadar ruang hiburan, tetapi sebagai alat strategis dakwah, edukasi, dan gerakan nyata untuk menjawab tantangan peradaban di era digital.
Setelah seluruh materi disampaikan, forum dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Diskusi berlangsung interaktif, dengan peserta aktif mengajukan pertanyaan dan menanggapi pemikiran para pemateri.
Sesi ini menjadi ruang bertukar gagasan sekaligus refleksi kritis tentang peran pemuda dalam membangun ekonomi dan peradaban Islam.

Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi penutupan dan foto bersama seluruh narasumber dan peserta. Melalui International Youth Insight Forum ini, diharapkan pemuda semakin percaya diri mengambil peran sebagai agen perubahan, berkontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi dan peradaban Islam, mulai dari lingkup lokal hingga kancah global.
Reporter: Khalilurrahman Yusuf
