Penulis: admin

  • Rakorwil Ke-XXVI Kopertais Wilayah VIII: Sinergi dan Kolaborasi untuk Pendidikan Islam yang Unggul

    Rakorwil Ke-XXVI Kopertais Wilayah VIII: Sinergi dan Kolaborasi untuk Pendidikan Islam yang Unggul


    (STIBA.ac.id) Makassar — Meningkatkan mutu pendidikan tinggi Islam bukan perkara yang bisa dilakukan sendiri-sendiri. Dibutuhkan sinergi, komitmen, dan kolaborasi nyata antarinstitusi agar visi pendidikan tinggi Islam yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter dapat benar-benar terwujud.

    Itulah semangat yang terpancar dari Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Ke-XXVI Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah VIII Sulawesi, Maluku, dan Papua yang berlangsung di Hotel Sultan Alauddin Makassar selama tiga hari, 25–27 Oktober 2025. Kegiatan ini dirangkaikan dengan Seminar Internasional dan Workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), dan dihadiri oleh para rektor, dekan, dan pimpinan perguruan tinggi Islam dari berbagai daerah di kawasan Timur Indonesia.

    IAI STIBA Makassar turut berpartisipasi dengan menugaskan Ustaz Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., selaku Kepala Sekretariat IAI STIBA Makassar, berdasarkan Surat Tugas Nomor 43/STIBA-MKS/B/TU/2025 yang ditandatangani oleh Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D.

    Penguatan Mutu dan Tata Kelola PTKIS

    Rakorwil dibuka secara resmi pada Sabtu malam (25/10/2025) oleh Prof. H. Hamzah Harun Arrasyid, M.A., Ph.D., selaku Wakil Koordinator Kopertais Wilayah VIII. Beliau memberikan arahan umum terkait arah penguatan mutu dan tata kelola Perguruan Tinggi Islam di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

    Agenda inti Rakorwil dilanjutkan pada hari kedua (Ahad, 26/10/2025), menghadirkan dua rektor PTKIS sebagai narasumber yang memberikan inspirasi dan strategi bagi pengembangan kelembagaan.

    Kebijakan Afirmasi untuk PTKIS

    Sesi pertama menampilkan Prof. Dr. H. Anwar Sewang, M.Ag., Rektor Universitas Islam DDI A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle (UI DDI) Polman, dengan topik “Penguatan Kebijakan Afirmasi bagi PTKIS”.

    Dalam paparannya, Prof. Anwar menegaskan pentingnya kebijakan afirmatif dalam memperkuat kapasitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS), khususnya di wilayah timur Indonesia, melalui pemerataan akses, peningkatan kualitas SDM, serta dukungan kebijakan untuk akreditasi dan pengembangan kelembagaan.

    Strategi Meraih Akreditasi Unggul

    Sesi selanjutnya diisi oleh Dr. Hj. Suriati, M.Sos.I., Rektor Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Sinjai, dengan materi “Kiat Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Meraih Akreditasi Unggul”.

    Dalam paparannya, Dr. Suriati menguraikan strategi UIAD dalam membangun sistem penjaminan mutu internal yang berkelanjutan, memperkuat budaya mutu akademik, serta menanamkan kepemimpinan visioner di seluruh lini kelembagaan. Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antarunit dalam proses akreditasi hingga UIAD berhasil meraih predikat Akreditasi Unggul dari BAN-PT.

    Akreditasi unggul bukan sekadar target administratif, tapi hasil dari budaya mutu yang dibangun secara konsisten dan menyeluruh.

    Workshop Internasional dan Implementasi SPMI

    Kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Internasional bersama Prof. Dr. Morad YAS dari Universitas Marmara (Marmara Üniversitesi), Turki, yang membahas praktik terbaik pengelolaan mutu pendidikan Islam di Turki.

    Sesi malam hari menampilkan kolaborasi dua akademisi dari Universitas Muslim Indonesia dalam bidang penjaminan mutu: Dr. Fairus Prihatin Idris, SKM., M.Kes., Kepala Bidang Audit Mutu Internal UMI Makassar sebagai narasumber utama, dan Dr. Ahmad Syahid, M.A. sebagai pendamping narasumber. Keduanya menyajikan implementasi efektif SPMI di lingkungan PTAIS serta regulasi terbaru mengenai SN-Dikti.

    Kedua narasumber menekankan pentingnya siklus penjaminan mutu (PPEPP) yang terintegrasi dan berbasis data dalam menjamin keberlanjutan mutu akademik dan kelembagaan.

    Arah Kebijakan dan Rekomendasi Strategis

    Pada hari terakhir, Senin (27/10/2025), kegiatan difokuskan pada Arah Kebijakan Kopertais Tahun 2026 yang disampaikan oleh Dr. H. Nur Taufiq, M.Ag., Sekretaris Kopertais Wilayah VIII, dilanjutkan dengan sesi Rekomendasi yang membahas strategi peningkatan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan.

    Kegiatan ditutup dengan penyampaian hasil dan rekomendasi Rakorwil sebagai masukan strategis bagi Kopertais Wilayah VIII dalam penguatan tata kelola dan peningkatan mutu PTKIS di tahun mendatang.

    Momentum Kolaborasi untuk Pendidikan Islam yang Unggul

    Rakorwil 2025 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring kelembagaan dan berbagi praktik terbaik di antara perguruan tinggi Islam di kawasan Timur Indonesia. Melalui sinergi dan kolaborasi yang solid, diharapkan perguruan tinggi Islam di wilayah ini dapat terus berkembang dan berkontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan Islam nasional.

    Reporter: UKB

  • Mentoring Bisnis: Dari Hati ke Hati, Bisnis yang Penuh Berkah

    Mentoring Bisnis: Dari Hati ke Hati, Bisnis yang Penuh Berkah


    (STIBA.ac.id) Makassar — Bisnis bukan sekadar soal jualan dan mencari untung. Lebih dari itu, bisnis yang berkah adalah bisnis yang dibangun dengan value yang jelas, kejujuran yang terjaga, dan keikhlasan yang terpancar dari hati.

    Itulah pesan yang ingin ditanamkan dalam kegiatan Mentoring Bisnis yang digelar oleh Departemen Diklat Dema IAI STIBA Makassar, Jumat, 2 Jumadil Awal 1447 H (24/10/2025). Sebanyak 24 peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias, belajar langsung tentang cara mengembangkan bisnis dengan dasar nilai dan kejujuran.

    Value dan Keyakinan: Kunci Bisnis yang Berkah

    Dalam sesi yang dibimbing oleh Ustazah Rahmah Thamrin, S.K.M., peserta diajak memahami pentingnya memiliki arah yang jelas dalam berbisnis. Beliau menekankan bahwa sebuah produk tidak hanya soal jualan, tapi tentang value dan keikhlasan di baliknya.

    “Dalam bisnis, barang harus jelas targetnya, dan fokus terhadap value atau kualitas barang. Sebisa mungkin kita juga merasakan manfaat dari barang yang kita jual, karena dari hati ke hati. Ketika pembeli bertanya value-nya, kita bisa menjawab dengan yakin.”

    Di era seperti sekarang, banyak pebisnis yang hanya fokus pada strategi marketing dan omzet besar, tapi lupa pada kualitas produk dan kejujuran. Padahal, bisnis yang dibangun dengan value yang kuat dan hati yang ikhlas akan lebih bertahan lama dan penuh berkah.

    Dari Teori ke Aksi Nyata

    Selain mendapatkan pemahaman teori, peserta juga diarahkan untuk merancang langkah nyata dalam mengembangkan bisnis atau diri sendiri berdasarkan hasil mentoring. Hal ini bertujuan agar ilmu yang didapat tidak berhenti di ruang diskusi, tapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Suasana mentoring berlangsung hangat dan inspiratif. Banyak peserta mengaku termotivasi untuk mulai fokus membangun bisnis dengan arah dan tujuan yang lebih jelas.

    Menumbuhkan Semangat Wirausaha yang Berkah

    Kegiatan Mentoring Bisnis ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membawa keberkahan dan manfaat bagi banyak orang. Karena pada akhirnya, kesuksesan sejati dalam berbisnis bukan hanya diukur dari seberapa besar omzet yang didapat, tapi dari seberapa banyak manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain.

    Dengan semangat “dari hati ke hati”, para peserta diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda yang tidak hanya sukses secara materi, tapi juga sukses dalam membawa keberkahan bagi diri sendiri dan orang lain.

  • Temu Mudarrisah: Dari Keindahan Tilawah Menuju Pembentukan Generasi Qurani

    Temu Mudarrisah: Dari Keindahan Tilawah Menuju Pembentukan Generasi Qurani


    (STIBA.ac.id) Makassar — Mengajar Al-Qur’an bukan sekadar soal menyampaikan bacaan yang benar. Lebih dari itu, seorang mudarrisah (pengajar) harus mampu menyalakan cahaya cinta Al-Qur’an di hati para santri, bukan memadamkannya dengan sikap yang keras.

    Itulah pesan yang ingin ditanamkan dalam kegiatan Temu Mudarrisah Al-Qur’an yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Raudhatul Huffaazh Putri IAI STIBA Makassar pada Senin (27 Oktober 2025 M / 5 Jumada al-Ula 1447 H) di Aula Gedung Aisyah. Sebanyak 76 mahasiswi yang telah menjadi mudarrisah Al-Qur’an mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.

    Mengusung tema “من تجويد التلاوة إلى غرس الجيل القرآني” atau “Dari Keindahan Tilawah Menuju Pembentukan Generasi Qurani”, kegiatan ini bertujuan menjalin silaturahmi antar-mudarrisah serta memberikan penguatan rohaniah dalam mengajarkan Al-Qur’an.

    Meneladani Abdullah bin Mas’ud: Sahabat dengan Bacaan Terindah

    Kegiatan diawali dengan khidmat melalui pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan inti acara yaitu penyampaian materi oleh Ustazah Mardiani, S.H. Dalam kesempatan tersebut, beliau membawakan kisah inspiratif tentang sahabat Nabi Muhammad ﷺ, Abdullah bin Mas’ud—seorang sahabat yang dikenal karena keluasan ilmunya, keindahan bacaan Al-Qur’annya, serta kedekatannya dengan Rasulullah ﷺ.

    Selain itu, Ustazah Mardiani juga menjelaskan tentang adab pengajar Al-Qur’an, metode mengajar Al-Qur’an, dan pentingnya sinergi antar-mudarrisah. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan, “Mengajar Al-Qur’an dengan hati yang keras memadamkan cahaya, bukan menyalakannya.”

    Betul sekali! Di era seperti sekarang, banyak pengajar yang fokus pada kesempurnaan bacaan, tapi melupakan pentingnya membangun kecintaan kepada Al-Qur’an di hati para santri. Padahal, santri yang mencintai Al-Qur’an akan terus belajar dengan sendirinya, bahkan setelah tidak lagi diajar.

    Semangat Perjuangan Muṣ’ab bin ‘Umair

    Acara juga diisi dengan sesi penguatan motivasi dalam menjalankan amanah sebagai mudarrisah Al-Qur’an. Dalam sesi tersebut, peserta diajak meneladani semangat perjuangan sahabat Nabi ﷺ, Muṣ’ab bin ‘Umair, seorang dai pertama dalam Islam yang rela mengorbankan segalanya demi agama.

    Kisah Muṣ’ab bin ‘Umair menjadi pengingat bahwa mengajar Al-Qur’an adalah bentuk dakwah yang mulia, yang membutuhkan pengorbanan, kesabaran, dan keikhlasan yang tinggi.

    Asupan Ruhiyah dan Penguatan Ukhuwah

    Kegiatan Temu Mudarrisah ini diharapkan dapat menjadi asupan ruhiyah serta mempererat ukhuwah di antara para pengajar Al-Qur’an. Karena pada akhirnya, generasi Qur’ani yang kuat tidak hanya dilahirkan dari hafalan yang sempurna, tapi juga dari hati para mudarrisah yang ikhlas dan penuh cinta kepada Al-Qur’an.

    Dengan semangat “dari keindahan tilawah menuju pembentukan generasi Qurani”, para mudarrisah diharapkan dapat menjadi teladan hidup yang menyalakan cahaya Al-Qur’an di hati setiap santri yang mereka bimbing.

  • Diklat Murabbi Takrif: Menjadi Teladan Hidup, Bukan Sekadar Pengajar

    Diklat Murabbi Takrif: Menjadi Teladan Hidup, Bukan Sekadar Pengajar


    (STIBA.ac.id) Makassar — Menjadi murabbi bukan perkara mudah. Bukan sekadar mengajar materi, tapi membina jiwa. Bukan hanya menyampaikan ilmu, tapi menjadi teladan hidup yang nyata.

    Itulah yang menjadi ruh dari Diklat Murabbi Takrif yang digelar oleh Bagian Pembinaan Karakter, Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan IAI STIBA Makassar. Sebanyak 130 mahasiswa IAI STIBA Makassar mengikuti pelatihan yang berlangsung dua gelombang: 26–27 Rabiul Akhir 1447 H (18–19 Oktober 2025 M) dan 3–4 Jumadil Awal 1447 H (25–26 Oktober 2025 M), di ruang kelas Gedung Muadz bin Jabal.

    Kegiatan ini mengusung tema “Menghadirkan Potret Murabbi sebagai Qudwah untuk Tarbiyah Muntijah“. Menekankan pentingnya keteladanan dan tanggung jawab moral bagi para calon pembina mahasiswa.

    Murabbi Bukan Sekadar Mengajar, Tapi Membina Jiwa

    Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan IAI STIBA Makassar, Ustaz Ir. Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa peran murabbi jauh melampaui sekadar tugas mengajar:

    Murabbi itu bukan sekadar mengajar, tapi membina. Karena itu ia harus disiplin dalam waktu, sikap, dan komitmen. Amanah ini bukan amanah kecil, tetapi membentuk jiwa manusia.”

    Beliau menambahkan bahwa seorang murabbi harus menjadi qudwah, teladan yang hidup bagi masyarakat:

    “Masyarakat belajar bukan hanya dari kata-kata kita, tapi dari cara kita hidup. Jika murabbi mampu menjaga disiplin, amanah, dan keteladanan, maka insyaallah pembinaan itu akan melahirkan generasi yang kuat iman dan indah akhlaknya.”

    Di era seperti sekarang, umat bukan hanya butuh ceramah yang bagus, tapi butuh teladan nyata yang bisa dilihat dan dirasakan.

    Simulasi Pembinaan dan Praktik Langsung

    Diklat Murabbi Takrif terdiri atas sesi materi konseptual, diskusi kelompok, dan simulasi pembinaan yang menitikberatkan pada praktik nyata nilai-nilai tarbiah dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta yang berasal dari semester 5 dan 7 disiapkan untuk menjadi pembina halakah bagi mahasiswa tingkat awal.

    Semua materi dirancang praktis dan langsung bisa diterapkan, bukan sekadar teori yang berhenti di ruang kelas!

    Tarbiah adalah Warisan Para Nabi

    Kegiatan ditutup dengan sambutan Ustaz Sirajuddin Qasim, Lc., M.H., Kepala Bagian Pembinaan Karakter IAI STIBA Makassar. Dalam arahannya, beliau mengingatkan bahwa posisi murabbi adalah amanah besar dengan tanggung jawab spiritual yang tinggi:

    “Pahala setiap murabbi bertingkat-tingkat. Maka jadilah murabbi dengan kualitas terbaik, siapkan materi dan sampaikan dengan cara terbaik.”

    Beliau juga menekankan urgensi peran murabbi di tengah tantangan dakwah yang semakin kompleks:

    “Tarbiah adalah warisan para Nabi. Kita sangat dibutuhkan untuk memberikan pencerahan kepada umat, apalagi tantangan dakwah ke depan semakin beragam.”

    Di era digital seperti sekarang, peran murabbi memang semakin penting untuk menjaga generasi muda dari berbagai pemikiran yang menyesatkan.

    Melahirkan Murabbi Qudwah untuk Peradaban

    Diklat Murabbi Takrif menjadi bagian dari program berkelanjutan Pusat Pembinaan Karakter IAI STIBA Makassar dalam membentuk pribadi murabbi qudwah—pembina yang tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga memancarkan keteladanan. Diharapkan, para peserta mampu menjadi agen perubahan yang menebarkan nilai-nilai Islam dalam lingkup kampus dan masyarakat.

    Dengan kegiatan ini, IAI STIBA Makassar menegaskan komitmennya untuk melahirkan kader pembina yang unggul secara spiritual, moral, dan intelektual—mewujudkan visi kampus sebagai lembaga pencetak dai dan murabbi peradaban.

    Reporter: UMID

  • BLT I Himmah HES: Memimpin dengan Iman di Dunia Modern

    BLT I Himmah HES: Memimpin dengan Iman di Dunia Modern


    (STIBA.ac.id) Makassar — Memimpin bukan sekadar soal jabatan atau kekuasaan. Kepemimpinan sejati adalah amanah yang harus diemban dengan iman, integritas, dan tanggung jawab yang tinggi.

    Itulah semangat yang ingin ditanamkan dalam kegiatan Basic Leadership Training (BLT) I yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah (Himmah HES) IAI STIBA Makassar pada Sabtu (26/10/2025) di Aula Ummu Salamah. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah semester 3 dan 5, dengan St. Syarifah Najwah sebagai Ketua Panitia.

    Memimpin dengan Iman di Tengah Tantangan Zaman

    BLT I kali ini mengusung tema “Memimpin dengan Iman di Dunia Modern”, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan islami serta membentuk karakter mahasiswi yang beriman, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan dunia modern.

    Acara dibuka dengan khidmat, dilanjutkan dengan sesi pembangun suasana oleh Tim Muslimah Wahdah yang memberikan motivasi serta semangat spiritual kepada seluruh peserta. Suasana penuh semangat dan keseriusan terasa sejak awal kegiatan.

    Dari Teori ke Praktik Kepemimpinan

    Setelah sesi pembukaan, kegiatan berlanjut dengan pemaparan materi kepemimpinan dan praktik langsung. Para peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan peran sebagai pemimpin, berlatih komunikasi efektif, dan mengambil keputusan secara berkelompok.

    Melalui kegiatan ini, peserta belajar bagaimana memimpin dengan hati yang dilandasi iman dan tanggung jawab. Bukan hanya teori yang disampaikan, tapi juga praktik langsung yang membuat pembelajaran lebih mengena dan bermakna.

    Di era seperti sekarang, kemampuan memimpin dengan nilai-nilai Islam memang sangat dibutuhkan—terutama di tengah derasnya arus modernisasi yang kerap mengaburkan prinsip-prinsip moral dan spiritual.

    Antusiasme Tinggi dan Kerja Sama yang Solid

    Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme. Para peserta mengikuti kegiatan dengan semangat tinggi, menunjukkan kerja sama yang baik, serta menikmati setiap proses pembelajaran yang diberikan.

    Melalui BLT Pertama ini, diharapkan lahir generasi pemimpin muda muslimah yang tidak hanya cakap secara akademis, tetapi juga kuat secara spiritual dan siap memimpin dengan penuh amanah di tengah tantangan dunia modern. Karena pada akhirnya, kepemimpinan yang paling bermakna adalah kepemimpinan yang dilandasi iman dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  • Pelatihan Kepenulisan: Menulis Bukan Sekadar Ingin Dikenal, Tapi Ingin Bermanfaat

    Pelatihan Kepenulisan: Menulis Bukan Sekadar Ingin Dikenal, Tapi Ingin Bermanfaat


    (STIBA.ac.id) Makassar — Di tengah derasnya arus informasi, tulisan yang kuat dan bermakna menjadi salah satu penanda arah untuk membangun, mengedukasi, serta menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Bukan sekadar rangkaian kata, tapi pesan yang menggugah dan memberi pengaruh.

    Itulah semangat yang ingin ditanamkan dalam Pelatihan Kepenulisan yang digelar oleh Pengembangan Sumber Daya Muslimah (PSDM) UKM Jurnalistik Putri IAI STIBA Makassar pada Jumat (25/10/2025). Kegiatan berlangsung di lantai dua Gedung Ummu Salamah dan diikuti oleh sekitar 52 peserta yang merupakan mahasiswi IAI STIBA Makassar.

    Dengan mengusung tema “Menumbuhkan Keterampilan Menulis untuk Jiwa Produktif Gen Z”, pelatihan ini bertujuan menumbuhkan kemampuan menulis yang bermakna dan bernilai dakwah di kalangan generasi muda.

    Tip dan Trik dari Penulis Produktif

    Acara ini menghadirkan narasumber Ustazah Fauziah Ramdani, S.Sos., M.Si., seorang penulis produktif sekaligus ahli dalam bidang kepenulisan dan public speaking. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan berbagai tip dan trik untuk membangun motivasi menulis.

    “Carilah tempat yang nyaman untuk menulis,” ujar Ustazah Fauziah saat membagikan pengalamannya kepada peserta.

    Materi yang disampaikan meliputi pentingnya menulis, cara mengatasi writer’s block, membangun motivasi menulis, hingga langkah-langkah sistematis dalam menyusun tulisan yang efektif dan bermakna. Semua disampaikan dengan praktis dan langsung bisa diterapkan!

    Dari Teori ke Praktik Langsung

    Di akhir kegiatan, peserta diberi kesempatan untuk berdialog langsung melalui sesi tanya jawab, serta berlatih menuangkan ide-ide mereka di atas kertas. Antusiasme terlihat dari semangat peserta dalam mengikuti setiap sesi.

    Salah satu peserta mengungkapkan kesannya, “Pelatihan ini membuka pandangan kami bahwa menulis bisa menjadi ruang produktif untuk berekspresi dan berdakwah dengan cara yang halus. Kami tidak hanya mendapat ilmu teknis tentang struktur tulisan dan gaya bahasa, tapi juga motivasi untuk menulis dengan niat yang benar—bukan sekadar ingin dikenal, tapi ingin bermanfaat.”

    Betul sekali! Di era media sosial seperti sekarang, banyak orang menulis hanya untuk mencari validasi dan popularitas. Padahal, tulisan yang lahir dari niat tulus untuk memberi manfaat akan jauh lebih bermakna dan berpengaruh.

    Melahirkan Penulis Muda yang Bermanfaat

    Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir para penulis muda Muslimah yang tidak hanya terampil dalam menulis, tetapi juga mampu menghadirkan tulisan yang memberi pengaruh positif dan menggugah kesadaran pembaca. Karena pada akhirnya, tulisan yang baik bukan hanya yang indah dibaca, tapi yang mampu meninggalkan jejak kebaikan di hati pembacanya.

    Dengan semangat “menulis untuk bermanfaat, bukan sekadar dikenal”, para peserta diharapkan dapat menjadi generasi penulis yang produktif di era digital ini.

  • Langkah Kecil yang Menginspirasi: HIMAKIP STIBA Gelar Genpres Bersama Sejumlah Kampus di Makassar

    Langkah Kecil yang Menginspirasi: HIMAKIP STIBA Gelar Genpres Bersama Sejumlah Kampus di Makassar


    (STIBA.ac.id) Makassar — Prestasi bukan soal seberapa besar langkah yang kita ambil, tapi seberapa konsisten kita melangkah dari hal-hal kecil. Itulah yang menjadi ruh dari kegiatan Generasi Berprestasi (Genpres) yang digelar oleh HIMAKIP IAI STIBA Makassar pada Jumat (24/10/2025), pukul 13.00 Wita di lantai 4 Gedung Mu’adz bin Jabal.

    Kali ini, kegiatan Genpres tak hanya dihadiri oleh mahasiswa IAI STIBA Makassar, tapi juga mengundang delegasi mahasiswa penerima Beasiswa KIP dari kampus-kampus lain di Makassar, seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Islam Negeri (UIN). Tujuannya? Membangun relasi, memperluas wawasan, dan menciptakan kolaborasi produktif antarorganisasi mahasiswa KIP se-Makassar.

    Sambutan Rektor: Kunci Berkembang Ada Empat

    Acara dibuka dengan sambutan langsung oleh Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan empat kunci agar seseorang dapat berkembang:

    “Ada empat kunci agar seseorang dapat berkembang. Pertama, mengetahui potensi dan kelemahan. Kedua, menerima kelemahan tersebut. Ketiga, memutuskan untuk berubah. Dan keempat, melanjutkan apa yang telah dimulai.”

    Kata-kata sederhana, tapi penuh makna! Setelah sambutan, Rektor secara resmi membuka kegiatan Genpres.

    Ketua HIMAKIP: Jangan Biarkan Pikiran Cemerlang Jadi Budak Tubuh yang Malas

    Giliran Ahmad Faried, selaku Ketua Umum HIMAKIP IAI STIBA Makassar, menyampaikan sambutan. Ia mengutip perkataan tokoh terkenal Indonesia, Buya Hamka:

    “Salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.”

    Betul sekali! Potensi yang besar tanpa tindakan nyata hanya akan jadi mimpi yang tak pernah terwujud.

    Materi Utama: Langkah Kecil yang Melahirkan Inspirasi Besar

    Masuklah pada inti acara, yaitu penyampaian materi oleh Ustaz M. Amirullah, M.Pd., dengan tema “Bergerak dari Langkah Kecil, Menginspirasi Melalui Prestasi”.

    Pemateri menyampaikan bahwa berbagai hal besar yang kita saksikan hari ini selalu berawal dari langkah-langkah kecil yang sederhana:

    “Berbagai hal besar yang kita saksikan hari ini selalu berawal dari langkah-langkah kecil yang sederhana. Dari kesederhanaan tersebut melahirkan sesuatu yang luar biasa, dan hal luar biasa tersebutlah yang akan menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.”

    Lebih dari itu, beliau juga menekankan nilai dakwah dalam setiap prestasi:

    “Menginspirasi merupakan bentuk dari investasi pahala jariah. Menginspirasi dan berprestasi adalah bentuk dakwah di jalan Allah!”

    Di era seperti sekarang, menjadi inspirasi bagi orang lain bukan hanya soal pencapaian duniawi, tapi juga menjadi ladang amal yang terus mengalir pahalanya.

    Melahirkan Generasi yang Berprestasi dan Menginspirasi

    Kegiatan Genpres ini menjadi wadah bagi para mahasiswa HIMAKIP IAI STIBA Makassar untuk mengembangkan potensi, karakter, keterampilan, dan kepercayaan diri. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir mahasiswa-mahasiswa yang kompeten, berprestasi, dan siap berkontribusi serta menginspirasi orang-orang di sekitarnya, baik di dalam himpunan maupun di luarnya.

    Kolaborasi dengan kampus-kampus lain juga menjadi bukti bahwa HIMAKIP IAI STIBA Makassar siap melangkah lebih jauh dalam membangun jejaring dan memberikan dampak positif yang lebih luas.

    Reporter: Ade Zulkarnain

  • DbS: Dakwah by Smartphone, Genggaman Jadi Ladang Amal di Era Digital

    DbS: Dakwah by Smartphone, Genggaman Jadi Ladang Amal di Era Digital


    (STIBA.ac.id) Makassar — Dakwah di era digital bukan lagi sekadar ceramah di masjid atau kajian tatap muka. Kini, smartphone yang ada di genggaman bisa menjadi senjata ampuh untuk menyebarkan kebaikan ke seluruh penjuru dunia maya.

    Itulah yang menjadi semangat dari kegiatan Dakwah by Smartphone (DBS) yang digelar secara kolaboratif oleh UKK BRTM Anas bin Malik dan UKM Mapala IAI STIBA Makassar pada 18-24 Oktober 2025. Pelatihan yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting dan grup WhatsApp ini mengusung misi mulia: mengajarkan desain poster dan video dakwah menggunakan smartphone.

    Memanfaatkan Smartphone untuk Dakwah

    Acara dibuka dengan pemaparan materi pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2025. Setelahnya, peserta diberikan kesempatan untuk berkonsultasi melalui grup WhatsApp sembari mengerjakan tugas yang telah diberikan.

    Said Muhaimin, selaku Ketua Panitia, menjelaskan latar belakang kegiatan ini:

    “Kegiatan ini dilaksanakan setelah berlaku kebijakan bolehnya mahasiswa IAI STIBA Makassar menggunakan smartphone, sehingga pelatihan ini kami gunakan agar mahasiswa dapat menjadikan smartphone sebagai alat untuk berdakwah di media sosial.”

    Betul sekali! Di era seperti sekarang, smartphone bukan hanya untuk hiburan, tapi bisa menjadi media dakwah yang efektif dan menjangkau banyak orang.

    Materi Praktis dan Aplikatif

    Pelatihan DBS menghadirkan dua mentor berpengalaman: Ustaz Fauzan Abdillah Syihab dan Ustaz Almahdy Nur Muhammad Syaban. Peserta diajarkan cara membuat poster dakwah menggunakan aplikasi Pixellab dan video dakwah menggunakan Capcut—dua aplikasi yang mudah diakses dan praktis digunakan.

    Lebih dari 50 peserta, yang terdiri dari mahasiswa IAI STIBA Makassar dan masyarakat umum, mengikuti pelatihan ini dengan antusias.

    Ustaz Almahdy Nur Muhammad Syaban, selaku mentor desain video, menyampaikan harapannya,

    “Alhamdulillah ini kegiatan awal yang kolaborasi dua lembaga kemahasiswaan, UKK BRTM dan UKM Mapala. Alhamdulillah lumayan banyak ikhwan yang ikut dalam kegiatan ini. Semoga ke depannya bisa dirutinkan lagi dan tetap diaktifkan sebagai bekal dakwah modern kita, apalagi kita sudah masuk pada zaman 5.0. Jadi mau tidak mau, dakwah kita juga harus di-upgrade melalui skill-skill editing.”

    Di era digital seperti sekarang, kemampuan mengelola konten visual memang jadi skill penting yang harus dikuasai oleh para dai muda.

    Melahirkan Dai Digital yang Kreatif

    Kegiatan DBS ditutup dengan sesi tanya jawab pada tanggal 24 Oktober 2025. Melalui pelatihan ini, diharapkan lahir generasi dai muda yang tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga mampu mengemas dakwah dengan cara yang menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman.

    Dakwah by Smartphone menjadi bukti bahwa kolaborasi dua lembaga kemahasiswaan mampu melahirkan kegiatan yang bermanfaat, relevan, dan siap menjawab tantangan dakwah di era digital.

    Reporter: Sa’id Muhaimin

  • Kuliah Kewirausahaan: Kekayaan Bukan untuk Kemewahan, Tapi untuk Memperluas Manfaat

    Kuliah Kewirausahaan: Kekayaan Bukan untuk Kemewahan, Tapi untuk Memperluas Manfaat


    (STIBA.ac.id) Makassar — Menjadi kaya bukan sekadar mimpi untuk hidup mewah. Bagi seorang Muslim, kekayaan adalah amanah untuk memperluas manfaat dan memperkuat dakwah.

    Itulah pesan yang ingin ditanamkan dalam kuliah gabungan mata kuliah Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAI STIBA Makassar pada Jumat pagi (24/10/2025). Dua kelas, PBA 5A dan 5B, mengikuti kuliah bertema “Entrepreneurial Mindset: Fondasi Utama Kewirausahaan” yang diampu oleh Ustaz Ariesman, M., S.TP., M.Si.

    Kali ini, perkuliahan terasa berbeda. Ustaz Ariesman menghadirkan pemateri eksternal, Ustaz H. Aprianto, S.Pd.I., seorang praktisi bisnis muda yang telah sukses mengelola beberapa bidang usaha, di antaranya Hamdalah.Official, SwiffLaundry, dan Manista Traditional Cake. Melalui berbagai lini bisnisnya, beliau telah meraih omset mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

    Harta di Tangan Orang Saleh: Untuk Kebaikan, Bukan Kemewahan

    Ustaz Aprianto membagikan pengalamannya tentang mindset bisnis Islami, dengan menekankan bahwa kekayaan yang dimiliki seorang Muslim bukan untuk kemewahan, tetapi untuk memperluas manfaat dan memperkuat dakwah.

    “Sebaik-baik harta adalah yang berada di tangan orang saleh. Dengan punya uang yang banyak, semakin banyak pula kebaikan yang bisa dilakukan. Islam ini bisa berkembang maksimal jika umatnya kuat secara ekonomi.”

    Di era seperti sekarang, umat Islam perlu memahami bahwa kekuatan ekonomi adalah salah satu kunci untuk memperkuat dakwah dan memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.

    Skill, Value, dan Sikap: Tiga Kunci Mencari Rezeki

    Dalam materinya, beliau menekankan bahwa untuk mencari rezeki dibutuhkan tiga hal utama, yakni skill (keterampilan), value (nilai diri), dan sikap (karakter). Selain itu, metode mencari uang dapat ditempuh melalui empat jalur: tenaga, skill, ilmu, dan jaringan (network).

    Semua disampaikan dengan praktis dan langsung dari pengalaman nyata seorang praktisi bisnis!

    Belajar dari Praktisi, Bukan Sekadar Teori

    Menurut dosen pengampu, Ustaz Ariesman, kehadiran praktisi bisnis dalam perkuliahan ini diharapkan mampu memberi motivasi dan inspirasi nyata bagi mahasiswa.

    “Saya ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga melihat langsung bagaimana nilai-nilai Islam bisa diterapkan dalam dunia bisnis yang nyata. Dari sini mereka bisa belajar bahwa menjadi pengusaha juga bagian dari dakwah.”

    Mahasiswa terlihat antusias mengikuti kegiatan ini. Sesi tanya jawab berlangsung aktif, dengan banyak pertanyaan seputar cara memulai usaha kecil, membangun branding Islami, dan menjaga keberkahan rezeki dalam bisnis.

    Mencetak Pengusaha yang Berakhlak dan Berdaya Guna

    Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya IAI STIBA Makassar untuk menanamkan mindset kewirausahaan Islami kepada mahasiswanya, agar mereka tidak hanya siap menjadi pendidik dan dai, tetapi juga pencipta lapangan kerja yang berakhlak dan berdaya guna bagi umat.

    Karena pada akhirnya, dakwah bukan hanya dilakukan di atas mimbar atau melalui tulisan, tapi juga melalui kekuatan ekonomi yang dikelola dengan nilai-nilai Islam dan digunakan untuk kebaikan umat.

  • Hidup Bersama Tanpa Luka: Menumbuhkan Empati di Asrama

    Hidup Bersama Tanpa Luka: Menumbuhkan Empati di Asrama


    (STIBA.ac.id) Makassar — Hidup berasrama bukan perkara mudah. Beragam karakter, kebiasaan, dan latar belakang bersatu dalam satu atap. Tanpa empati, kehidupan bersama bisa jadi penuh luka, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.

    Itulah yang menjadi fokus kegiatan tahunan yang digelar oleh Qism Keamanan, Unit Kegiatan Khusus (UKK) Kepesantrenan dan Keasramaan IAI STIBA Makassar pada Jumat (24/10/2025) di Aula Asiyah. Mengusung tema العيش معا بلا جراح: تنمية التعاطف في السكن” atau “Hidup Bersama Tanpa Luka: Menumbuhkan Empati di Asrama”, kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswi penghuni asrama.

    Empati: Lebih dari Sekadar Simpati

    Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi utama oleh Ustazah Fauziah Ramdani. Dengan gaya penyampaian yang interaktif dan diselingi humor ringan, suasana aula yang sempat terasa panas berubah menjadi lebih hidup dan penuh perhatian.

    Dalam pemaparannya, Ustazah Fauziah menekankan pentingnya menumbuhkan sikap empati—tidak berhenti pada rasa simpati—terutama dalam kehidupan berasrama yang menuntut kepekaan sosial tinggi. Beliau menguraikan beberapa poin penting: urgensi empati, konsekuensi pudarnya rasa empati, serta bentuk-bentuk perilaku yang berlawanan dengannya, seperti meremehkan pendapat teman atau memalingkan wajah saat diajak berbicara.

    Lebih jauh, beliau menyinggung bahwa empati bukan hanya sebatas sikap sosial, tetapi juga dapat menjadi bentuk dakwah fardiyah yang sederhana namun berdampak besar.

    Di akhir sesi, beliau mengutip kata-kata Brene Brown:

    “Empathy isn’t about fixing someone’s pain, it’s about sitting with them so they know they’re not alone.”

    Empati bukan tentang menyelesaikan masalah orang lain, tapi tentang hadir dan membuat mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian.

    Sesi Tanya Jawab: Bagaimana Mendekati Pribadi yang Dingin?

    Setelah materi utama, sesi tanya-jawab berlangsung hangat. Salah satu peserta mengajukan pertanyaan menarik, “Bagaimana cara melakukan pendekatan dakwah dengan SKSD kepada orang yang berkepribadian dingin?”

    Pertanyaan itu dijawab dengan pengalaman pribadi sang pemateri, bahwa perubahan karakter tidak bisa instan. Dibutuhkan tekad, ilmu, keterampilan sosial, dan proses panjang untuk menumbuhkan kedekatan dan rasa empati.

    Di era seperti sekarang, kemampuan berempati dan membangun koneksi emosional memang menjadi keterampilan sosial yang sangat penting, tidak hanya dalam kehidupan berasrama, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.

    Refleksi dan Harapan

    Salah satu peserta mengungkapkan kesannya, “Kegiatan ini menjadi bahan refleksi bagi para mahasiswi agar kita lebih sadar untuk saling peduli dan menghargai antarpenghuni asrama.”

    Acara kemudian ditutup dengan pemutaran video persembahan dari Qism Keamanan. Ummi Kultsum, perwakilan Qism Keamanan, menyampaikan harapannya, “Dengan kegiatan ini, kami berharap lingkungan asrama menjadi tempat yang nyaman dan penuh kasih sayang antarpenghuni.”

    Melalui kegiatan ini, panitia berharap para mahasiswi dapat menumbuhkan rasa empati, saling menghargai, serta menciptakan lingkungan asrama yang harmonis dan bebas dari perilaku menyakiti, baik secara verbal maupun nonverbal. Karena pada akhirnya, asrama bukan hanya tempat tinggal, tapi rumah bersama yang harus dijaga kehangatan dan kenyamanannya.