Penulis: admin

  • FGD dan Sosialisasi KIP Kuliah 2025: Sinergi IAI STIBA Makassar dan Kemenag RI untuk Pendidikan Lebih Merata

    FGD dan Sosialisasi KIP Kuliah 2025: Sinergi IAI STIBA Makassar dan Kemenag RI untuk Pendidikan Lebih Merata

    (STIBA.ac.id) Makassar – Suasana hangat terasa sore itu di Cafe Tamam Corner IAI STIBA Makassar, Rabu (6/8/2025). Dari pukul 16.00 hingga 17.45 Wita, para pengelola beasiswa kampus, pimpinan perguruan tinggi, dan perwakilan Kementerian Agama RI berkumpul dalam Focus Group Discussion (FGD) sekaligus Sosialisasi Beasiswa KIP Kuliah 2025.

    Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk menyamakan langkah dalam menyukseskan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2025, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS).

    Dua pejabat Kemenag RI hadir langsung, yaitu Dr. Amiruddin Kuba, S.Ag., M.A., CWC. (Ketua Tim Kerja Beasiswa Pendidikan Keagamaan dan Afirmasi) dan M. Asikin, S.T. (Ketua Subtim KIP Kuliah).

    Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan informasi beasiswa sampai dengan tepat dan merata, terutama bagi mahasiswa di kampus-kampus keagamaan.

    Hadir dari IAI STIBA Makassar dan STAI Al-Azhar Gowa. Dari STIBA Makassar, hadir Dr. Kasman Bakry (Kepala Sekretariat), Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. (Plt. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni), Muhammad Ridwan, S.Pd., M.Pd. (Kepala Bagian Kegiatan Kemahasiswaan dan Ketua Tim Pengelola KIP Kuliah), bersama stafnya Muh. Rafdi, S.H., dan Ahmad Amunir, Lc. (Kepala Bagian Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf).

    Sementara dari STAI Al-Azhar Gowa, hadir Dr. Zainab, Lc., M.Th.I  (Ketua), Dr. Abdu Salam, S.H.I., M.H. (Ketua II Bidang Kemahasiswaan), Hasriani, S.A.B., MM. (Ketua LP2M), dan Lathifatul Qulub, S.E.I. (Operator).

    Isi Diskusi: Serius tapi Santai

    Agenda utama meliputi penyampaian Juknis dan materi sosialisasi KIP Kuliah 2025, sesi tanya jawab yang penuh solusi, serta penampungan ide dan masukan dari para pengelola beasiswa di kampus.

    Meski dibalut suasana akrab dan sesekali diselingi canda, pembahasan berjalan serius. Berbagai tantangan teknis di lapangan dibahas tuntas, mulai dari proses administrasi, penyaluran, hingga evaluasi.

    Muhammad Ridwan, Ketua Tim Pengelola KIP Kuliah IAI STIBA Makassar, menyampaikan harapannya, “Kami menyambut baik inisiatif ini. Semoga komunikasi dan kerja sama yang terbangun hari ini bisa terus berlanjut demi suksesnya program KIP Kuliah.”

    Dari pertemuan ini, semua pihak berharap ada peningkatan kualitas pelaksanaan KIP Kuliah ke depan, sehingga manfaat beasiswa bisa dirasakan lebih luas dan tepat sasaran.

  • Mahasiswa IAI STIBA Makassar Sukses Gelar Daurah Bahasa Arab dan Syar’iyyah di Jeneponto

    Mahasiswa IAI STIBA Makassar Sukses Gelar Daurah Bahasa Arab dan Syar’iyyah di Jeneponto

    (STIBA.ac.id) Jeneponto – Mahasiswa dan mahasiswi IAI STIBA Makassar berkolaborasi dengan mahasiswa dari IMC (Arrayah) Sukabumi dalam kegiatan Daurah Bahasa Arab dan Syar’iyyah yang berlangsung selama enam hari, dari 23 hingga 29 Juli 2025.

    Kegiatan yang mengusung tema “Menapaki Jalan Ilmu dengan Bahasa Arab” ini diselenggarakan di dua lokasi, yaitu Pondok Pesantren Ulul Al-Baab YPWI Jeneponto dan Pondok Pesantren Ahlul Qur’an Rumbia, Jeneponto. Sekitar 250 santri dan santriwati dari dua pesantren tersebut turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

    Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur Ponpes Ahlul Qur’an, Ustaz Dzulfuadi Tamrin, S.Pd.I., S.H., dan Ketua Ponpes Ulul Al-Baab, Ustaz Supardi Syukur, S.H. Dalam sambutannya, perwakilan panitia menyampaikan harapan agar daurah ini menjadi awal yang baik dalam membangun semangat belajar dan mengamalkan bahasa Arab di kalangan santri.

    “Bahasa Arab adalah jembatan untuk memahami Islam dan peradabannya. Mari jadikan daurah ini sebagai titik tolak untuk konsisten belajar, berbagi, dan mengamalkannya dalam kehidupan. Bersama, kita bisa mewujudkan generasi yang unggul dalam bahasa dan terkhusus dalam ilmu syar’i,” ungkap panitia dalam sambutannya.

    Selain pembukaan, kegiatan juga diisi dengan silaturahmi antara para alumni dan pengajar, serta sesi foto bersama.

    Rangkaian kegiatan inti terdiri dari proses belajar-mengajar di kelas setiap pagi hingga sore (08.00–15.00 Wita), dilanjutkan dengan kajian fikih setiap malam yang dibawakan langsung oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Kegiatan ditutup dengan dua lomba penutup: Pidato Bahasa Arab dan Ranking 1 yang menguji pemahaman peserta dalam bahasa Arab dan ilmu keislaman.

    Syamsul Rijal, salah satu pengajar sekaligus koordinator kegiatan, mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya program ini.

    “Alhamdulillah, Daurah Bahasa Arab dan Syar’iyyah sukses terlaksana. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membumikan bahasa Arab dan menanamkan kecintaan para santri terhadap bahasa tersebut dalam memahami ilmu syar’i,” ujarnya.

    Melalui daurah ini, diharapkan terjalin sinergi yang kuat antara kampus dan pesantren dalam membina generasi Qur’ani yang siap berdakwah, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    Reporter: Syamsu Rijal

  • Prof. Rozaimi: Dakwah Ahlusunah di Malaysia Hadapi Tantangan Serius, Tapi Tak Pernah Kehilangan Harapan

    Prof. Rozaimi: Dakwah Ahlusunah di Malaysia Hadapi Tantangan Serius, Tapi Tak Pernah Kehilangan Harapan

    (STIBA.ac.id) Makassar – Di hadapan civitas academica IAI STIBA Makassar, Rektor UniSIRAJ Malaysia, Prof. Dr. Muhammad Rozaimi bin Ramle, menyampaikan materi utama bertajuk “Tantangan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah serta Penguatannya di Institusi Pendidikan Tinggi di Kawasan ASEAN–Semenanjung Melayu.”

    Materi ini menjadi sorotan utama dalam kunjungan delegasi UniSIRAJ, Selasa (29/7), dan menghadirkan perspektif segar dari dunia dakwah di negeri jiran.

    Prof. Rozaimi membuka ceramahnya dengan pantun dan senyuman, tapi setelah itu membawa peserta menyelami realitas dakwah Ahlus Sunnah di Malaysia yang penuh dinamika, baik dari sisi eksternal maupun internal.

    Salah satu tantangan terberat, menurutnya, adalah labelisasi negatif terhadap dakwah Salafi yang sering disamakan dengan ekstremisme atau terorisme.

    “Istilah ‘Salafi’ dibakukan dalam satu kotak: Wahabi, ISIS, bahkan pengganas,” jelasnya. Padahal, lanjut beliau, masyarakat tidak bisa membedakan antara Salafi Ilmi dan kelompok ekstrem. Akibatnya, banyak dai ahlusunah yang harus berhadapan dengan stigma sosial maupun pembatasan administratif seperti tauliah (izin ceramah) dari pemerintah.

    Beliau juga menyampaikan ironi di Malaysia: masjid-masjid harus dikelola di bawah lembaga resmi negara. Bahkan jika seseorang mewakafkan tanah untuk masjid, kendali tetap di tangan pemerintah, yang terkadang justru mempersulit ulama ahlusunah untuk berdakwah secara terbuka.

    Namun tantangan tak hanya datang dari luar. Perpecahan internal dalam kalangan dai Salafi juga menjadi ujian tersendiri.

    “Kadang hanya beda pendapat dalam masalah fikih cabang, tapi dibesar-besarkan seolah beda manhaj,” tegasnya.

    Di sisi lain, Prof. Rozaimi juga menyoroti keunggulan yang perlu disyukuri: semakin banyak pelapis muda dari kalangan dai Ahlus Sunnah yang cakap, berakhlak, dan adaptif dengan media sosial.

    Dengan gaya ceramah yang ringan tapi bernas, beliau juga menyampaikan bagaimana UniSIRAJ kini bergerak aktif melawan penyimpangan akidah lewat debat ilmiah, fatwa, konvensi terbuka, dan sinergi dengan pemerintah setempat.

    Salah satu tujuannya: mencetak lebih banyak dai seperti Samahatul Mufti Perlis yang disegani di tingkat nasional.

    “Mungkin kemenangan dakwah ini belum ada di tangan kita. Tapi benihnya harus kita tabur hari ini,” tutup Prof. Rozaimi, mengutip spirit perjuangan Mus’ab bin Umair yang membuka jalan bagi kemenangan Islam meski tak menyaksikannya langsung.

    Materi yang disampaikan secara hybrid ini mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta, baik yang hadir langsung di Aula STIBA maupun yang menyimak via Zoom. Tak sedikit yang tertawa saat Prof. Rozaimi menyelipkan anekdot khas Malaysia yang membuat materi yang berat terasa hidup dan membumi.

  • Dua Kampus, Satu Visi: Sambutan Pimpinan IAI STIBA Makassar dan UniSIRAJ Malaysia Tegaskan Komitmen Dakwah Ahlusunah

    Dua Kampus, Satu Visi: Sambutan Pimpinan IAI STIBA Makassar dan UniSIRAJ Malaysia Tegaskan Komitmen Dakwah Ahlusunah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Pertemuan dua institusi Islam, yaitu IAI STIBA Makassar dan Universiti Islam Sirajuddin al-Islamiyyah (UniSIRAJ), Selasa (29/7) tak hanya diwarnai jamuan dan cendera mata, tapi juga pertukaran visi dan semangat melalui sambutan pimpinan yang menggugah.

    Acara yang berlangsung secara hybrid ini diawali dengan sambutan dari Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Beliau menyampaikan rasa bahagia atas kehadiran para tamu dari Malaysia. Tak hanya menyebutkan satu per satu nama dan posisi, Rektor STIBA juga menekankan pentingnya kerja sama antarkampus dalam membentengi generasi muda dari tantangan ideologis dan dekadensi pemahaman agama.

    “Alhamdulillah, kita berbahagia dan bersyukur. Semahatul Mufti sudah datang ke tempat ini, dan kita berharap kerja sama antara dua institut ini akan berjalan lebih baik ke depan,” ucapnya.

    Ucapan sambutan kemudian dilanjutkan oleh Wakil Rektor UniSIRAJ, Prof. Dr. Ashraf Ishraqi bin Jamil, yang tak kalah bersahaja. Membalas pantun penyambutan, beliau juga menyelipkan satu bait pantun balasan yang membuat suasana terasa makin akrab.

    Dalam sambutannya, Prof. Ashraf menyatakan bahwa kunjungan ini bukan hanya untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga untuk belajar langsung dari STIBA, terutama dalam hal penguatan bahasa Arab di kalangan mahasiswa. Ia menyampaikan bahwa UniSIRAJ saat ini sedang fokus mengembangkan pembinaan bahasa Arab sebagai fondasi keilmuan dan karakter mahasiswa.

    Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa kerja sama yang dijajaki bisa berkembang ke arah pengembangan modul, pertukaran pelajar dan dosen, hingga kolaborasi akademik jangka panjang. Semua itu menurutnya sejalan dengan arahan Pengurusi UniSIRAJ, Datuk Dr. Mohd. Asri Zainul Abidin (Samahatul Mufti), yang memang mendorong sinergi dakwah antara lembaga Islam di kawasan Asia Tenggara.

    Kedua sambutan ini mencerminkan kedekatan visi dan nilai antara STIBA dan UniSIRAJ: sama-sama menjadikan dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai napas perjuangan, dan menjadikan pendidikan tinggi sebagai pijakan perubahan umat.

  • Delegasi UniSIRAJ Malaysia Kunjungi STIBA Makassar, Bahas Penguatan Dakwah dan Bahasa Arab di Kawasan ASEAN

    Delegasi UniSIRAJ Malaysia Kunjungi STIBA Makassar, Bahas Penguatan Dakwah dan Bahasa Arab di Kawasan ASEAN

    (STIBA.ac.id) Makassar – IAI STIBA Makassar kembali menerima tamu istimewa dari luar negeri. Selasa (29/7), delegasi dari Universiti Islam Sirajuddin al-Islamiyyah (UniSIRAJ), Malaysia, berkunjung dalam rangka mempererat hubungan antarinstitusi dan menjajaki kerja sama strategis di bidang dakwah dan penguatan bahasa Arab.

    Kegiatan yang digelar di Aula STIBA Makassar ini berlangsung secara hybrid, dengan sebagian peserta hadir langsung di lokasi dan sebagian lainnya menyimak melalui Zoom. Dihadiri langsung oleh Rektor UniSIRAJ, Prof. Dr. Muhammad Rozaimi bin Ramle, didampingi Wakil Rektor Penyelidikan dan Jaringan Global, Prof. Dr. Ashraf Ishraqi bin Jamil, serta Pengarah Kanselori, Encik Muhammad Syazwan bin Ahmad. Dari pihak STIBA, selain Rektor beserta jajarannya, tampak hadir Ketua Senat Akademik Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., beserta para dosen dan sejumlah alumni.

    Acara dimulai dengan penyambutan simbolis berupa penyematan syal Palestina dan sambutan dari Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa bahagia atas kunjungan ini dan harapan besar agar silaturahmi ini berlanjut dalam bentuk kerja sama konkret antarkampus, khususnya dalam bidang pendidikan dan dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

    Kunjungan ini juga diwarnai dengan keakraban khas Melayu: mulai dari pantun pembuka, candaan ringan, hingga semangat bersama dalam menguatkan barisan dakwah di kawasan ASEAN.

    Dalam kesempatan ini, Wakil Rektor UniSIRAJ turut menyampaikan bahwa mereka ingin banyak belajar dari STIBA, khususnya dalam hal pembinaan bahasa Arab dan pembentukan karakter mahasiswa.

    Sesi utama diisi oleh pemaparan ilmiah dari Rektor UniSIRAJ, Prof. Dr. Rozaimi bin Ramle, yang mengangkat tema “Tantangan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah serta Penguatannya di Institusi Pendidikan Tinggi di Kawasan ASEAN–Semenanjung Melayu.”

    Acara diakhiri dengan sesi diskusi, penyerahan cenderamata, foto bersama, dan ramah tamah.

    Plt. Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Alumni, Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I., turut hadir dan berperan aktif mengawal keseluruhan rangkaian kunjungan. Mulai dari persiapan teknis, pendampingan selama kegiatan, hingga menjembatani pembahasan peluang kolaborasi antara kedua institusi.

    Kunjungan ini bukan hanya menyambung ukhuwah, tapi juga menandai langkah awal menuju sinergi keilmuan yang lebih luas antara dua kampus yang sama-sama menjadikan dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai arus utama.

  • Himpunan Mahasiswa Massenrempulu STIBA Makassar Gelar Daurah Syar’iyyah di Pedalaman Enrekang

    Himpunan Mahasiswa Massenrempulu STIBA Makassar Gelar Daurah Syar’iyyah di Pedalaman Enrekang

    (STIBA.ac.id) Enrekang — Himpunan Mahasiswa Massenrempulu (Himma) IAI STIBA Makassar kembali menorehkan jejak dakwahnya di tanah kelahiran. Kali ini, mereka sukses menggelar Daurah Syar’iyyah selama lima hari, 23–27 Juli 2025, di PPTQ Ibadurrahman Wahdah Islamiyah Enrekang.

    Mengusung tema “Bersinar dengan Ilmu: Pesantren sebagai Lentera Kehidupan”, daurah ini dibuka langsung oleh Ketua DPD WI Enrekang, Ustaz Hasan Huda, dan dilanjutkan sambutan dari Ketua Himma, Zulhajir.

    Lokasinya tidak biasa, Dusun Pundi Lemo, Desa Osso, Kecamatan Cendana, sebuah pedalaman yang sejuk dan jauh dari hiruk pikuk kota. Sebanyak 86 santri SMP mengikuti kegiatan ini dengan semangat.

    “Pemahaman ilmu syar’i itu penting. Ilmu yang kita pelajari di masa muda akan kita butuhkan kelak untuk diri sendiri dan masyarakat,” ujar salah satu panitia.

    Selain materi ilmu syar’i, Himma juga memberikan pembekalan bahasa Arab agar para santri bisa mempelajari agama lebih mendalam. Pola kegiatannya padat tapi menyenangkan: pagi hingga siang diisi materi pembelajaran, sore lomba Ranking 1 untuk menguji pemahaman materi, dan malam hari diwarnai sesi sharing antara panitia dan santri.

    Di hari ketiga, dosen IAI STIBA Makassar, Ustaz Syandri, Lc., M.Ag. hadir memberikan taujihat yang menguatkan semangat para santri.

    Penutupan daurah berlangsung meriah, dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba Ranking 1. Kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana belajar, tapi juga ajang menginspirasi generasi muda di pedalaman Enrekang untuk mencintai ilmu dan menjadikannya cahaya dalam kehidupan.

    Reporter: Ahmad Khalis

  • Lebih dari 200 Alumni IAI STIBA Makassar Siap Daftar di Prodi S-2 Perbandingan Mazhab

    Lebih dari 200 Alumni IAI STIBA Makassar Siap Daftar di Prodi S-2 Perbandingan Mazhab

    (STIBA.ac.id) Makassar  – Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh para alumni IAI STIBA Makassar terhadap rencana pembukaan Program Studi Magister (S-2) Perbandingan Mazhab. Berdasarkan hasil tracer study internal, lebih dari 200 alumni menyatakan siap mendaftar sebagai calon mahasiswa angkatan perdana.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Tim Pengusul Prodi, Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., dalam sesi presentasi asesmen lapangan. Menurutnya, minat besar ini muncul karena selama ini lulusan S-1 Perbandingan Mazhab STIBA belum memiliki jalur lanjut yang sejalur secara keilmuan, sehingga banyak yang memilih prodi lain saat melanjutkan ke jenjang magister.

    “Banyak alumni kami yang akhirnya masuk ke prodi Syariah atau Dirâsât Islamiyah karena tidak adanya Prodi S-2 Perbandingan Mazhab. Maka ketika kami buka form peminatan, lebih dari 200 orang langsung merespons,” jelasnya.

    Jumlah alumni STIBA sendiri sudah mencapai 2.469 orang sejak prodi S-1 Perbandingan Mazhab dibuka pada awal berdirinya kampus. Tahun ini saja, sebanyak 398 mahasiswa telah diyudisiumkan dan siap diwisuda pada Agustus 2025. Ini menjadi basis kuat bagi keberlangsungan dan sustainabilitas program magister yang diajukan.

    Bahkan, STIBA mempertimbangkan untuk menetapkan kuota maksimal penerimaan mahasiswa baru agar tetap menjaga kualitas pembelajaran dan rasio dosen. Dengan dukungan dosen-dosen bergelar doktor, kurikulum berbasis turâts dan bahasa Arab sebagai pengantar, prodi ini diprediksi menjadi magnet baru di dunia pascasarjana keislaman.

    “Melihat respons alumni yang begitu cepat dan antusias, kami optimis bahwa Prodi S-2 ini akan langsung hidup dan berkembang sejak awal,” tegas Dr. Kasman.

    Rencana pembukaan prodi ini juga dinilai sebagai bentuk keberlanjutan visi STIBA dalam membina kader ulama yang unggul, tidak hanya dalam penguasaan fikih mazhab, tetapi juga dalam menjawab tantangan zaman melalui pendekatan ilmiah yang mendalam dan kontekstual.

  • Dr. Kasman Bakry: Prodi S-2 Perbandingan Mazhab STIBA Siap Jadi yang Pertama dan Berbeda

    Dr. Kasman Bakry: Prodi S-2 Perbandingan Mazhab STIBA Siap Jadi yang Pertama dan Berbeda

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ketua Tim Pengusul Program Studi S-2 Perbandingan Mazhab IAI STIBA Makassar, Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., memaparkan berbagai aspek utama terkait kesiapan dan keunikan prodi yang diajukan dalam asesmen lapangan kali ini. Dalam presentasi ringkas namun padat, ia menyampaikan bahwa prodi ini disiapkan bukan hanya untuk melanjutkan tradisi akademik STIBA, tetapi juga untuk mengisi kekosongan penting dalam peta pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

    “Jika diberikan izin, prodi ini akan menjadi satu-satunya program magister di Indonesia yang secara fokus dan sistematis mengkaji fikih perbandingan mazhab,” tegasnya, Senin (28/7/2025) di Lantai 4 Gedung Rektorat.

    Dr. Kasman menjelaskan bahwa seluruh struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada literatur turats (klasik), pendekatan interdisipliner, dan disesuaikan dengan Permendikbud No. 53 Tahun 2023, dengan total 54 SKS. Kajian-kajian utama mencakup:

    • Tafsir Ayat dan Hadis Ahkam
    • Mukarânatul Madzhâhib (Ibadah dan Muamalat)
    • Usul Fikih, Fikih Kontemporer, hingga Fikih Peradilan dan Siyasah

    Yang membedakan, bahasa Arab akan tetap menjadi bahasa pengantar utama dalam perkuliahan, sebagaimana tradisi akademik yang selama ini dipegang STIBA. Hal ini menunjukkan konsistensi dan karakter kuat institusi dalam menjaga ruh keilmuan Islam berbasis nas.

    “Kami tidak bergeser dari komitmen untuk menjadikan bahasa Arab sebagai medium akademik utama, kecuali untuk mata kuliah tertentu yang membutuhkan konteks lokal seperti hukum Islam di Indonesia,” jelasnya.

    Sekretaris IAI STIBA Makassar tersebut juga menyoroti kekuatan sumber daya manusia: saat ini STIBA telah menyiapkan delapan dosen homebase, sebagian besar bergelar doktor dengan pengalaman mengajar di Prodi S-1 Perbandingan Mazhab. Selain itu, STIBA juga memiliki cadangan 16 kandidat doktor, termasuk lima dari bidang hukum Islam.

    Menariknya, prodi ini sudah menunjukkan potensi peminat yang tinggi. Berdasarkan tracer study, lebih dari 200 alumni STIBA menyatakan minat untuk langsung mendaftar sebagai calon mahasiswa angkatan pertama.

    “Kami bahkan mempertimbangkan penetapan kuota maksimal agar bisa menjaga kualitas dan nisbah dosen di awal,” tambahnya.

    Dengan kesiapan SDM, kurikulum, infrastruktur, dan kultur akademik yang khas, IAI STIBA Makassar menegaskan bahwa Prodi S-2 Perbandingan Mazhab ini bukan sekadar pelengkap, tetapi prodi strategis yang akan melahirkan pemikir fikih yang relevan dengan zaman.

  • Rektor IAI STIBA Makassar: Prodi S-2 Perbandingan Mazhab adalah Jawaban atas Kebutuhan Umat

    Rektor IAI STIBA Makassar: Prodi S-2 Perbandingan Mazhab adalah Jawaban atas Kebutuhan Umat

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dalam sambutannya pada Pembukaan Asesmen Lapangan Prodi S-2 Perbandingan Mazhab, Rektor IAI STIBA Makassar, Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menegaskan bahwa pembukaan program magister ini bukan sekadar pengembangan akademik, tetapi merupakan jawaban strategis atas kebutuhan umat akan kajian fikih yang mendalam, moderat, dan solutif.

    Rektor menyampaikan, sejak awal berdirinya, STIBA hanya membuka satu program studi yaitu Perbandingan Mazhab, yang hingga saat ini telah menghasilkan lebih dari 2.400 alumni. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa kajian lintas mazhab bukan sekadar identitas akademik kampus, tapi juga kontribusi nyata dalam melahirkan kader ulama yang paham turats dan mampu menjawab persoalan fikih kontemporer.

    “Kami tidak ingin hanya mengulang materi S-1 dalam bentuk baru, tetapi menghadirkan kajian yang lebih dalam dan relevan dengan realitas umat saat ini,” tegasnya.

    Ia juga menyampaikan bahwa pembukaan program ini selaras dengan perubahan bentuk STIBA menjadi institut. Dengan semangat baru ini, STIBA berkomitmen menjaga kualitas akademik, memperkuat bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, dan memperluas kontribusi keilmuan di tingkat nasional maupun global.

    “Kami ingin memastikan bahwa Prodi S-2 ini menjadi ruang tumbuh bagi ulama yang tidak hanya berpikir dalam kerangka satu mazhab, tapi mampu melihat kekayaan fikih Islam secara utuh dan bijaksana,” lanjutnya.

    Rektor juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyambutan dan pelaksanaan asesmen, seraya berharap bahwa visitasi ini menjadi langkah awal bagi STIBA untuk naik ke level yang lebih tinggi dalam khidmat keilmuan dan dakwah.

  • Mau Prodi S-2-nya Diakui? STIBA Dipesan untuk Rapi Data dan Viral Positif

    Mau Prodi S-2-nya Diakui? STIBA Dipesan untuk Rapi Data dan Viral Positif

    (STIBA.ac.id) Makassar – Asesor BAN-PT, Dr. H. Asep Iwan Setiawan, M.Ag., A.M.C., menyampaikan sejumlah catatan penting dalam sambutannya pada asesmen lapangan pembukaan Prodi S-2 Perbandingan Mazhab IAI STIBA Makassar yang digelar Senin (28/7/2025). Salah satu pesan yang menarik perhatian adalah ajakan beliau kepada para alumni STIBA untuk menunjukkan dukungan konkret melalui penguatan jejak digital kampus.

    “Kalau betul alumni STIBA komit dan bangga, kasih bintang lima di Google Maps! Itu bagian dari kontribusi digital yang bisa memperkuat citra kampus,” ujarnya.

    Imbauan tersebut disambut antusias. Dari yang sebelumnya hanya sekitar 600 ulasan, hingga berita ini diturunkan, jumlah ulasan Google Maps IAI STIBA Makassar telah melonjak menjadi lebih dari 4.000 ulasan, sebagian besar dengan rating bintang lima dan komentar positif dari alumni dan simpatisan.

    “Yakin bahwa jaringan alumninya memang kompak, solid,” ujar Dr. Asep usai mengecek kembali Google Maps STIBA secara langsung di sela asesmen.

    Beliau menyebut bahwa saat ini STIBA telah memiliki lebih dari 2.000 alumni, jika masing-masing memberi ulasan positif, maka reputasi digital kampus akan meningkat signifikan di mata publik dan algoritma mesin pencari.

    Di sisi lain, Dr. Asep juga menyoroti aspek pemantapan data, terutama terkait sinkronisasi antara data di dokumen pengajuan, PDDikti, SISTER, dan SINTA. Beliau menekankan pentingnya ketelitian dalam menyesuaikan nama dosen, gelar, pangkat akademik, hingga publikasi ilmiah agar tidak terjadi ketidaksesuaian saat diverifikasi sistem.

    “Kami bukan hanya memverifikasi kehadiran fisik, tapi juga memantaskan data yang diajukan agar sesuai dengan kenyataan. Kadang datanya bagus, tapi belum tampil indah. Itu perlu dibereskan,” ujarnya.

    Ia juga memberi perhatian khusus pada kesiapan STIBA dari sisi kelembagaan dan akademik. Meski masih dalam masa transisi dari sekolah tinggi ke institut, STIBA dinilai sudah menunjukkan kesiapan struktural dan semangat kolektif yang kuat.

    Dengan gaya santai dan sesekali menyelipkan humor, beliau menutup dengan pantun dan semangat kebersamaan, seraya mengingatkan bahwa asesmen ini bukan hanya proses penilaian administratif, tetapi momentum strategis untuk melangkah lebih jauh dalam pengembangan institusi.