Penulis: admin

  • Aksi Dakwah Kampung Halaman (Adakah) II: Dakwah Gen Z di Era Digital

    Aksi Dakwah Kampung Halaman (Adakah) II: Dakwah Gen Z di Era Digital

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STIBA Makassar, sebagai lembaga kemahasiswaan yang mencerminkan visi STIBA sebagai kampus dakwah, kembali menggelar lomba Aksi Dakwah Kampung Halaman (Adakah) yang ke-2. Lomba ini mengusung tema Dakwah Gen Z: Menjawab Tantangan Dakwah di Era Digital.

    Kegiatan ini berlangsung selama masa liburan, tepatnya dari 1 Juli hingga 28 Agustus 2024, dengan tujuan memotivasi mahasiswa untuk tetap produktif dan menyebarkan ilmu yang telah mereka peroleh di STIBA ke kampung halaman masing-masing.

    Dalam era modern saat ini, dakwah tidak lagi terbatas pada media konvensional seperti masjid atau mimbar. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, dakwah juga harus menjangkau media digital. Setiap zaman menghadirkan tantangan dakwah yang berbeda, dan era digital ini menuntut strategi yang lebih inovatif.

    Generasi Z diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam dakwah masa kini, mengingat kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi.

    Lomba Adakah II ini terbagi dalam dua kategori utama: Dakwah Konvensional dan Dakwah Digital. Dalam kategori Dakwah Konvensional, mahasiswa dinilai berdasarkan keaktifan mereka dalam berdakwah di kampung halaman. Sedangkan dalam kategori Dakwah Digital, terdapat berbagai cabang lomba seperti Fotografi, Desain Poster Dakwah, Video Dakwah Kreatif, Penulisan Esai, dan Video Iklan Kampus.

    Reporter: Andi Baharil

  • Daurah Orientasi Dimulai, Mahasiswa Baru STIBA Makassar Diminta Tetapkan Target Jelas

    Daurah Orientasi Dimulai, Mahasiswa Baru STIBA Makassar Diminta Tetapkan Target Jelas

    (STIBA.ac.id) Makassar – Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar secara resmi membuka kegiatan Daurah Orientasi Mahasiswa Baru (PMB) untuk tahun akademik 1446-1447 H/2024-2025 M di Masjid Anas bin Malik, Kampus STIBA Makassar, pada malam Ahad, 25 Agustus 2024. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswi secara daring melalui Kanal Youtube STIBA TV di Aula Gedung Aisyah.

    Ustaz Ahmad A. Munir, Lc., selaku Ketua Panitia PMB, menyampaikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan PMB yang dimulai dari bulan Februari hingga Agustus. Ia menjelaskan bahwa Daurah Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) ini dirancang untuk membentuk karakter mahasiswa melalui berbagai materi, termasuk manajemen waktu, pembentukan kepribadian seorang muslim, muhasabah, dan materi-materi lainnya.

    “Materi-materi ini diharapkan dapat membentuk karakter mahasiswa baru dalam proses menuntut ilmu,” ujarnya.

    Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., dalam sambutannya mengingatkan pentingnya keikhlasan dalam menuntut ilmu sebagai ibadah kepada Allah. Ia menggarisbawahi bahwa niat yang tulus dan konsisten merupakan syarat utama agar ilmu yang diperoleh dapat diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia juga menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah proses yang penuh tantangan dan memerlukan pengorbanan, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai kesulitan yang akan datang.

    Ustaz Akhmad Hanafi mengajak para mahasiswa untuk menetapkan skala prioritas dan target yang jelas selama studi mereka di STIBA Makassar.

    “Mulai hari ini, tetapkan apa yang menjadi skala prioritas Antum dan Antunna selama berada di kampus ini. Apa yang penting untuk Antum dan Antunna capai dalam empat atau lima tahun di sini? Tentukan target-target tersebut dengan jelas dan spesifik,” tegasnya.

    Ia juga menekankan pentingnya fokus pada tujuan akademik dan pengembangan diri, serta memperkuat ukhuwah dan memperluas jaringan pertemanan di lingkungan kampus.

    Foto: Mus’ab

  • Seminar Remaja dan Aktivitas Liburan Mahasiswi STIBA Makassar di Enrekang, Cetak Generasi Penghafal Al-Qur’an

    Seminar Remaja dan Aktivitas Liburan Mahasiswi STIBA Makassar di Enrekang, Cetak Generasi Penghafal Al-Qur’an

    (STIBA.ac.id) Enrekang – Forum Mahasiswi STIBA Makassar asal Enrekang yang tergabung dalam Foris (Forum Mahasiswi STIBA Massenrempulu) berkolaborasi dengan IPMI (Ikatan Pelajar Muslimah Indonesia) dalam rangka mengisi liburan dengan kegiatan yang bermanfaat. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah Seminar Remaja Muslimah di SMKN 4 Enrekang pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024.

    Seminar ini dihadiri oleh berbagai pelajar dari sekolah-sekolah di Kecamatan Anggeraja, Enrekang, dengan tujuan memberikan edukasi kepada remaja tentang pentingnya menjaga diri di tengah perkembangan zaman. Melalui seminar ini, para peserta dibekali pemahaman mengenai arti cinta yang sesungguhnya, sehingga mereka dapat mengontrol dan menjaga diri. Seminar ini juga menarik perhatian peserta termuda dari tingkat SD, menunjukkan antusiasme tinggi para remaja dalam menyimak materi dan sesi tanya jawab. Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian kelompok tarbiah, yang bertujuan memudahkan para remaja dalam mengenal dan mendalami ilmu agama.

    Selain seminar, mahasiswi STIBA Makassar asal Enrekang juga aktif dalam kegiatan pengajaran selama liburan. Muthi’ah Al Munawwarah, salah satu mahasiswi, mengajar di SDIT WI Sossok Enrekang selama masa libur semester dari 11 Juli hingga 30 Agustus 2024. Di sekolah ini, para siswa dan siswi diajarkan nilai-nilai agama serta didorong untuk menjadi generasi penghafal Al-Qur’an. Setiap hari, mereka menghafal dan menyetorkan hafalannya kepada para ustaz dan ustazah, serta belajar ilmu lain untuk meningkatkan potensi mereka. Beberapa siswa dan siswi bahkan telah menghafal lebih dari dua juz Al-Qur’an, menunjukkan keberhasilan program ini dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia.

    Kegiatan mengajar juga dilakukan oleh Uswatun Hasanah, mahasiswi STIBA Makassar asal Enrekang, yang aktif mengajar di TPA Desa Tangru, Enrekang, sejak awal liburan hingga 30 Agustus 2024. Uswatun Hasanah memberikan pendidikan Al-Qur’an kepada anak-anak setempat, dengan tujuan menanamkan rasa cinta kepada Al-Qur’an dan mencetak generasi penghafal Al-Qur’an. Anak-anak dengan antusias mempelajari Al-Qur’an setiap hari, sekaligus diajarkan cara membaca yang baik dan benar. Kegiatan TPA ini bertujuan agar anak-anak dapat memanfaatkan waktu luang mereka dengan kegiatan yang bermanfaat, bukan hanya bermain.

    Forum Mahasiswi STIBA Enrekang didirikan oleh para alumni STIBA Makassar asal Enrekang dan kini dikembangkan oleh Nur Hasanah, Muthi’atul Munawwarah, Sulastri Usman, dan Nurul Isyroq Muslimah, yang semuanya merupakan mahasiswa semester 7 di STIBA Makassar.

  • Mahasiswa Baru STIBA Makassar Mulai Berdatangan

    Mahasiswa Baru STIBA Makassar Mulai Berdatangan

    (STIBA.ac.id) Makassar – Mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar mulai berdatangan sejak Kamis (22/08/2024). Berdasarkan informasi panitia PMB, dari total 864 pendaftar, sebanyak 615 orang dinyatakan lulus, dan hingga hari ini, sebanyak 557 mahasiswa baru telah melakukan registrasi. Mahasiswa yang telah registrasi terdiri dari 300 ikhwan dan 257 akhwat.

    Tiba di kampus, para mahasiswa baru disambut hangat oleh para panitia. Serangkaian agenda, mulai dari registrasi kedatangan, pemeriksaan barang bawaan, hingga masuk ke kamar karantina telah disiapkan untuk mereka. Mereka juga menjalani pemeriksaan tinggi dan berat badan, golongan darah, kesehatan umum, serta kelengkapan berkas. Setelah itu, para mahasiswa baru menjalani sesi pemotretan untuk penerbitan kartu mahasiswa sementara.

    Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. menyampaikan sambutannya kepada para mahasiswa baru dan orang tua yang hadir mengikuti salat Zuhur berjemaah di Masjid Anas bin Malik Kamis kemarin.

    Dalam sambutannya, Ustaz Akhmad Hanafi mengucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru yang telah mulai berdatangan. Ia menyampaikan bahwa STIBA Makassar diharapkan dapat menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa, tempat mereka tidak hanya belajar, tetapi juga dibina secara menyeluruh.

    “Semoga STIBA Makassar bisa menjadi rumah kedua bagi kalian semua. Apa yang kalian tinggalkan di rumah pertama, jika pun tidak semuanya didapatkan di sini, insyaallah sebagian besar dapat kalian temukan di rumah kedua ini. Bahkan ada hal-hal yang mungkin tidak kalian dapatkan di rumah pertama, tapi bisa kalian dapatkan di STIBA Makassar,” ujarnya.

    Ia juga menekankan pentingnya menuntut ilmu sebagai bentuk kemuliaan, terutama di masa muda. Sebagaimana ungkapan, “Barang siapa yang tidak pernah merasakan keletihan menuntut ilmu walau sejenak, maka dia akan merasakan akibatnya sepanjang hidupnya, yaitu kebodohan.”

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kehidupan seorang pemuda akan bermakna jika diisi dengan ilmu dan ketakwaan. “Ini yang akan kita ikhtiarkan bersama di STIBA Makassar. Kita semua bergabung di sini untuk memantaskan diri sebagai manusia yang memiliki kemuliaan di sisi Allah,” tambahnya.

    Sambutan tersebut diakhiri dengan harapan agar langkah awal para mahasiswa baru di STIBA Makassar menjadi awal yang baik dan senantiasa diniatkan karena Allah.

  • Musker Tahunan XIX STIBA Fokus pada Peningkatkan Profesionalitas dan Etos Juang

    Musker Tahunan XIX STIBA Fokus pada Peningkatkan Profesionalitas dan Etos Juang

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., memberikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Kerja Tahunan (Muskerta) XIX yang berlangsung di Lantai 4 Gedung Rektorat STIBA Makassar, Selasa (20/08/2024).

    Dalam sambutannya, Ustaz Akhmad Hanafi menyoroti berbagai pencapaian signifikan yang telah diraih oleh STIBA Makassar sebagai institusi pendidikan tinggi.

    “STIBA terus bergerak dan berbenah, kita bersyukur telah sampai pada momentum ini, dengan pencapaian yang patut kita syukuri,” ujarnya.

    Salah satu indikator kesuksesan tersebut adalah kemampuan STIBA untuk menambah dan meningkatkan program studi yang ada. Jika sebelumnya STIBA hanya dikenal dengan satu program studi unggulan, kini mereka telah memperluas fokus ke program-program studi lainnya demi pengembangan maksimal.

    Meskipun menghadapi tantangan, terutama dari sisi penurunan jumlah mahasiswa baru, Ustaz Akhmad Hanafi tetap optimis. Ia menyatakan bahwa dibandingkan dengan institusi serupa, penurunan tersebut tidaklah signifikan dan masih dalam batas wajar. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kesadaran bersama dalam menjalani perjuangan di STIBA.

    “Kita berada di institusi ini dengan kesadaran dan keyakinan besar, inilah yang akan mengantarkan kita pada tema muskerta kita, yaitu ‘Meningkatkan Etos Juang dan Profesionalitas Menuju Visi 2030’.”

    Ustaz Akhmad Hanafi juga menekankan pentingnya musker sebagai salah satu tahapan strategis dalam mencanangkan program kerja selama satu tahun ke depan.

    “Dengan semakin besarnya tantangan yang kita hadapi, kita dituntut untuk lebih fokus pada institusi kita,” katanya. Program kerja yang diusulkan oleh setiap unit kerja harus selaras dengan rencana strategis STIBA untuk lima tahun ke depan, dengan mempertimbangkan skala prioritas yang jelas.

    Selain itu, Ustaz Akhmad Hanafi menyoroti dua tugas utama bagi pengelola STIBA, yaitu tugas ri’ayah dan tarbiah. “STIBA Makassar tidak cukup hanya dengan Tridarma perguruan tinggi, tetapi juga memerlukan unsur keempat, yaitu ri’ayah dan tarbiah. Ini adalah nilai yang membedakan kita,” tegasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., juga menyampaikan bahwa bekerja di STIBA adalah sebuah perjuangan yang layak disebut sebagai mujtahidun, yang harus dilandasi dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah.

    Musyawarah Kerja Tahunan XIX ini resmi dibuka oleh Ketua Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah (YPWI), Ustaz Ir. Nursalam Sirajuddin, M.Pd. Dalam musker ini, setiap unit kerja di STIBA Makassar memaparkan rencana program kerja tahunan mereka yang diharapkan dapat membawa STIBA Makassar semakin dekat pada pencapaian visi 2030.

  • Semangat Kemerdekaan, Pelepasan 314 Alumni STIBA Makassar dan 9 Alumni PKU untuk Dakwah Nusantara

    Semangat Kemerdekaan, Pelepasan 314 Alumni STIBA Makassar dan 9 Alumni PKU untuk Dakwah Nusantara

    (STIBA.ac.id) Makassar – Wahdah Islamiyah secara resmi melepas 404 dai dan daiyah, termasuk 314 alumni Program Perbandingan Mazhab dan sembilan alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) STIBA Makassar. Acara pelepasan yang dirangkaikan dengan Tablig Akbar tersebut diadakan di Wisma Negara, Makassar, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI yang ke-79. Dihadiri sejumlah tamu undangan, di antaranya Walikota Makassar, Ir. Mohammad Ramdhan Pomanto, Ustaz Dr. Das’ad Latif, dan tamu-tamu lainnya.

    Dalam sambutannya, Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A., mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut. Ia juga menyoroti pentingnya peran dai dalam menyebarkan dakwah di seluruh pelosok Indonesia. Dengan semangat “Tebar Kebaikan Nusantara untuk Indonesia Maju”, para dai yang dilepas diharapkan dapat membawa pesan kebaikan dan pencerahan kepada umat.

    “Kami tidak hanya mengucapkan slogan, tetapi ini adalah upaya nyata untuk meningkatkan dakwah di seluruh Indonesia. Alhamdulillah, hari ini kita melepas 404 dai dan daiyah yang siap berjuang menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru negeri,” ujar Ustaz Dr. Zaitun Rasmin.

    Wahdah Islamiyah, melalui berbagai program pendidikan dan pembinaan, terus berkomitmen mencetak dai yang berkualitas. Ada empat pola utama dalam pelatihan dai dan daiyah, yaitu pembinaan reguler, sekolah intensif selama setahun, STIBA Makassar yang berlangsung sekitar empat atau lima tahun, dan Pendidikan Kader Ulama (PKU).

    Anggota Dewan Pertimbangan MUI pusat itu mengajak peserta untuk selalu mendoakan dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.

    Acara ini juga menghadirkan ustaz kondang asal Makassar, Ustaz Dr. Das’ad Latif. Ustaz Das’ad memberikan ceramah penting mengenai strategi komunikasi dakwah yang efektif. Acara ini bertujuan untuk membekali para dai yang akan diutus ke berbagai daerah agar dakwah mereka dapat diterima dan disukai masyarakat.

    Ustaz Das’ad Latif menekankan bahwa komunikasi dakwah yang baik adalah kunci untuk menyampaikan pesan Islam dengan cara yang relevan dan diterima audiens. Ia menjelaskan teknik-teknik berkomunikasi dengan berbagai audiens, termasuk penggunaan media sosial seperti Instagram dan TikTok, yang kini sangat penting untuk menjangkau khalayak luas.

    Ia juga menggarisbawahi pentingnya menyesuaikan metode dakwah dengan karakteristik audiens. Para dai diharapkan untuk memahami latar belakang dan kebutuhan masyarakat yang mereka targetkan, serta menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

    “Saran saya untuk para dai adalah untuk selalu beradaptasi dengan audiens dan menggunakan teknik komunikasi yang tepat agar pesan dakwah bisa diterima dengan baik,” ujarnya.

    Di pengujung acara, Ustaz Zaitun Rasmin dan Ustadz Das’ad Latif mengajak kepada jemaah untuk berdonasi melalui Lembaga Zakat Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) guna mendukung kelancaran operasional pengiriman ratusan dai itu ke berbagai daerah di Indonesia.

  • Ketua Senat Berikan Pesan Haru untuk Orang Tua dan Civitas Akademika pada Wisuda Sarjana VII STIBA Makassar

    Ketua Senat Berikan Pesan Haru untuk Orang Tua dan Civitas Akademika pada Wisuda Sarjana VII STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dalam acara Sidang Senat Luar Biasa dalam rangka Wisuda Sarjana VII yang digelar di Asrama Haji Sudiang, Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., menyampaikan pesan penuh makna kepada para orang tua wisudawan, dosen, dan tenaga kependidikan STIBA Makassar. Dalam tausiahnya, ia menekankan pentingnya peran orang tua, keberkahan pengorbanan, serta ikhlas dalam mendidik dan menyebarkan ilmu.

    Ustaz Yusran membuka pesannya dengan mengingatkan para orang tua untuk berbangga dan bersyukur atas pengorbanan yang telah mereka berikan untuk pendidikan anak-anak mereka. Menurutnya, meskipun selama ini mungkin tidak terlihat adanya “imbalan” materi dari anak-anak selama masa studi, namun sebenarnya ada investasi besar yang terus mengalir dalam bentuk pahala.

    “Begitu banyak pundi-pundi pahala yang Anda dapatkan setiap hari. Mungkin jika Anda memeriksa rekening, tidak ada transferan uang dari anak-anak Anda selama mereka di STIBA. Namun, tanpa kita sadari, setiap waktu anak-anak kita mengirimkan pahala besar kepada kita,” ungkap ia, Kamis (15/08/2024).

    Ia juga mengingatkan bahwa pengorbanan orang tua dalam mendukung pendidikan anak adalah bentuk sedekah jariah yang terus mengalirkan pahala. Bahkan, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada anak-anak selama belajar di STIBA, akan menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat yang terus dirasakan oleh umat, bahkan ketika mereka telah bertugas di berbagai daerah.

    Selain itu, Ustaz Yusran juga menyampaikan nasihat kepada seluruh dosen, staf, dan civitas akademika agar terus memperbaiki keikhlasan dalam mendidik. Ia mengajak semua pihak untuk selalu termotivasi dalam menebarkan ilmu, meskipun mungkin ada perasaan belum memberikan yang terbaik.

    “Kita adalah orang tua ideologis mereka. Sebagian dari mereka akan diutus ke Aceh, Papua, Kalimantan, Sumatera, dan daerah lainnya. Mungkin banyak dari kita para asatidzah di sini belum pernah ke sana, tapi insyaallah ilmu kita akan sampai ke sana. Maka berbahagialah kita, semoga Allah mengikhlaskan kita,” pesannya.

    Ia juga mengenang kata-kata Imam Ibnu Katsir rahimahullah tentang Syekh Ibnu Taimiyah yang tidak memiliki keturunan biologis, tetapi meninggalkan umat yang terus mendoakannya. Ustaz Yusran mengaitkan hal ini dengan harapan besar terhadap para lulusan STIBA yang akan menjadi generasi penerus dakwah dan menjadi anak-anak saleh yang tidak melupakan peran para guru-guru mereka.

    Dalam penutupnya, ia menggarisbawahi bahwa keberhasilan acara wisuda dan pendidikan di STIBA tidak terlepas dari kolaborasi semua pihak, baik dosen, tenaga kependidikan, maupun tenaga pendukung lainnya. “Semoga Allah mengikhlaskan kita semuanya dan menjadikan kita saksi terbaik atas kesuksesan saudara-saudara kita dan anak-anak kita yang kita lepaskan pada hari ini,” pungkasnya.

    Tausiah penutup Ustaz Yusran ini sekaligus menjadi momentum untuk kembali merenungi hakikat pendidikan, pengorbanan, dan keikhlasan dalam mengemban amanah ilmu serta dakwah di tengah-tengah masyarakat.

  • Saat Keberkahan Ilmu Lebih Penting dari Sekadar Jumlah: Tausiah Perpisahan Ustaz Yusran di Wisuda Sarjana STIBA Makassar

    Saat Keberkahan Ilmu Lebih Penting dari Sekadar Jumlah: Tausiah Perpisahan Ustaz Yusran di Wisuda Sarjana STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar – Sidang Senat Luar Biasa dalam rangka Wisuda Sarjana VII di Asrama Haji Sudiang, ditutup dengan tausiah menyentuh hati yang disampaikan oleh Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. Dalam tausiahnya, ia menekankan pentingnya tiga hal utama: ketakwaan, keberkahan ilmu, dan keikhlasan dalam beramal, yang diharapkan dapat menjadi bekal utama bagi para lulusan saat mengemban amanah dakwah di tengah masyarakat.
    Mantan ketua STIBA Makassar tersebut mengawali pesannya dengan menegaskan bahwa takwa merupakan bekal terbaik bagi seorang Muslim, terutama saat berada di lingkungan yang mungkin kurang kondusif dalam menjaga keimanan.

    “Anak-anakku sekalian, insyaallah kalian akan berangkat menuju tempat tugas masing-masing. Di mana pun kalian berada, bekal yang paling kalian butuhkan adalah takwa. Bertakwalah kepada Allah di mana saja kalian berada,” ujarnya, Kamis (15/08/2024).
    Lingkungan dakwah yang mungkin tidak sepenuhnya memahami hak-hak Allah menjadi tantangan tersendiri bagi para lulusan. Namun, Ustaz Yusran mengingatkan agar para alumni tetap mengedepankan takwa dan mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari selama ini.
    “Takwa adalah pakaian terbaik. Jangan pernah tanggalkan pakaian ini, teruslah kenakan karena ia yang akan menjaga kalian dan menjadikan setiap perbuatan kalian dicintai dan diridai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tambahnya.


    Keberkahan Ilmu di Atas Kuantitas
    Dalam tausiahnya, Ustaz Yusran juga menekankan bahwa keberkahan ilmu jauh lebih penting daripada sekadar kuantitas atau banyaknya hafalan.

    “Ilmu kita tidak akan banyak manfaatnya meski terlihat banyak jika tidak diberkahi. Bahkan, mungkin ilmu yang sedikit, namun diberkahi, insyaallah akan memberikan banyak manfaat bagi umat,” tuturnya. Beliau mengutip pernyataan Imam Syafi’i rahimahullah, “Ilmu itu bukan sekadar yang dihafalkan, tetapi yang memberikan manfaat.”
    Ia mengingatkan bahwa keberkahan ilmu dapat mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat, meskipun secara nominal atau kuantitas terlihat kecil. Keberkahan ini akan terasa dalam setiap langkah dakwah dan kehidupan sehari-hari yang dilandasi ketakwaan.


    Keikhlasan dalam Menuntut Ilmu
    Wasiat ketiga yang disampaikan Ustaz Yusran adalah keikhlasan dalam menuntut ilmu. Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut menjelaskan bahwa ilmu, terutama ilmu syariat, akan mengangkat derajat seseorang di sisi Allah jika didasari niat yang ikhlas.
    “Tanpa keikhlasan, jangan berharap ilmu itu akan mengangkat derajat kita di hari kiamat. Bahkan, bisa jadi kita akan menjadi orang yang pertama kali dihinakan di hari kiamat,” tegasnya.
    Ustaz Yusran menekankan agar para alumni tidak menuntut ilmu hanya demi gelar atau popularitas, tetapi semata-mata demi meraih rida Allah.
    “Ikhlas bukan hanya pekerjaan ketika awal menuntut ilmu, tapi merupakan pekerjaan harian seorang mukmin. Mukmin yang berusaha selalu merenung dan memperbaiki niatnya dalam setiap tutur kata dan gerak-geriknya,” lanjutnya.
    Tak luput, pesan berharga juga ia sampaikan kepada para orang tua wisudawan serta para dosen dan tenaga kependidikan STIBA Makassar.

  • Orasi Ilmiah Wisuda VII STIBA Makassar: Tantangan Ekonomi Syariah dan Solusi Konkret untuk Generasi Muda

    Orasi Ilmiah Wisuda VII STIBA Makassar: Tantangan Ekonomi Syariah dan Solusi Konkret untuk Generasi Muda

    (STIBA.ac.id) Makassar – Orasi ilmiah dalam Wisuda VII STIBA Makassar disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe yang merupakan Ketua Badan Pengawas Keuangan Wahdah Islamiyah sekaligus sebagai anggota senat STIBA Makassar. Ia mengangkat tema terkait tantangan-tantangan ekonomi yang akan dihadapi oleh para wisudawan, serta strategi kemandirian dan pengembangan jaringan yang perlu disiapkan oleh para lulusan.

    Prof. Abdul Hamid memulai orasi ilmiahnya dengan mengulas teori upah besi yang dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle, yang menyatakan bahwa dalam kondisi ketidakseimbangan antara permintaan lapangan kerja dengan pasokan tenaga kerja, pemberi kerja cenderung mendominasi dalam negosiasi upah. Di Indonesia, tingkat pengangguran pada tahun 2023 mencapai 7,2 juta orang. Angka ini menunjukkan kondisi yang tidak seimbang dalam dunia kerja, yang mana akan menjadi tantangan besar bagi para lulusan perguruan tinggi Islam.

    Ia juga menyinggung kondisi ekonomi Indonesia secara lebih luas, termasuk rendahnya tingkat kewirausahaan yang hanya mencapai 3,6% dari total populasi, jauh di bawah negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Singapura. Pada masa puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030, diperlukan pertumbuhan kewirausahaan yang signifikan untuk mengatasi tantangan ini. Namun, pertumbuhan usaha di Indonesia masih sangat rendah, dan pendapatan per kapita pun baru mencapai sekitar $5.000 per tahun.

    Selanjutnya, guru besar Unhas ini menyampaikan pentingnya literasi keuangan syariah yang menurut survei OJK 2023 baru mencapai 39%. Meskipun sudah ada berbagai sosialisasi mengenai ekonomi Islam, namun tingkat inklusi masih rendah, hanya sekitar 12%. Potensi zakat yang besar, yakni 323 triliun rupiah, pun baru terkumpul sekitar 10% saja menandakan bahwa tantangan ekonomi umat masih sangat besar.

    Salah satu penyebab rendahnya penerimaan masyarakat terhadap ekonomi syariah, menurutnya adalah pengaruh psikologi kognitif, khususnya heuristik “anchoring and adjustment.” Ia menjelaskan bahwa keyakinan awal (initial belief) yang tertanam dalam masyarakat, seperti anggapan bahwa jual beli sama saja dengan riba, telah menjadi hambatan psikologis yang sulit diubah. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan pendekatan yang lebih dalam daripada sekadar sosialisasi.

    Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Abdul Habbe juga menekankan pentingnya kemandirian bagi para lulusan. Ia menekankan bahwa pengalaman hidup di pesantren selama kuliah adalah latihan kemandirian yang berharga. Kemandirian ini akan lebih terasah ketika mereka ditempatkan di daerah-daerah selama program Tebar Dai Nusantara. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya jaringan sosial, baik dalam level individu maupun korporasi yang dapat menjadi faktor kunci dalam membuka rezeki dan memperluas peluang usaha.

    Sesepuh Wahdah Islamiyah tersebut menutup orasinya dengan penekanan pada dua jenis rezeki yang sering disebut dalam Islam: rezeki yang dapat diprediksi (predictable income) dan rezeki yang tidak dapat diprediksi (unpredictable income). Menurutnya, selain bekerja keras dan berusaha, keyakinan kepada Allah serta menjaga silaturahim juga menjadi modal utama dalam meraih rezeki yang tak terduga.

    Melalui orasi ini, Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe memberikan panduan praktis dan strategis kepada para wisudawan dalam menghadapi dunia kerja dan tantangan ekonomi yang semakin kompleks, sembari menekankan pentingnya nilai-nilai kemandirian, jaringan sosial, dan keyakinan yang kuat dalam menjalani kehidupan.

  • Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah: Wisuda  Adalah Awal Pengabdian Bagi Umat

    Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah: Wisuda Adalah Awal Pengabdian Bagi Umat

    (STIBA.ac.id) Makassar – STIBA Makassar sukses menggelar Wisuda VII yang juga menghadirkan Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A., yang menyampaikan sambutan mewakili Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A., yang berhalangan hadir.

    Dalam sambutannya, Ustaz Rahmat menyampaikan rasa bangga dan bahagianya atas kelulusan 314 wisudawan, termasuk sembilan alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) yang mendapat gelar “Kiai Muda.” Ia menekankan bahwa proses pendidikan di STIBA tidak hanya bertujuan mencetak lulusan berilmu, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian mereka sebagai kader dakwah yang siap terjun ke masyarakat. “Wisuda ini bukan akhir, melainkan kunci awal dalam perjalanan ilmu dan dakwah,” ujar Ustaz Rahmat.

    Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua wisudawan yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di STIBA Makassar. “Terima kasih atas kepercayaan dan kesabaran bapak ibu selama lima tahun ini. Insya Allah, putra-putri bapak ibu sudah siap mengemban amanah sebagai pelajar dan dai yang bermanfaat bagi umat,” tambahnya.

    Selain itu, Ustaz Rahmat menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan atas dukungan yang diberikan kepada STIBA. Ia berharap kerja sama yang terjalin dapat terus ditingkatkan untuk pengembangan kampus di masa mendatang. Dalam penutup sambutannya, Ustaz Rahmat menyerukan kepada semua pihak untuk mendukung pendidikan di lembaga-lembaga Wahdah Islamiyah yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

    Mengakhiri sambutannya, Ustaz Rahmat mengingatkan para wisudawan tentang pentingnya dakwah sebagai jembatan antara ilmu dan amal. Ia juga menegaskan komitmen Wahdah Islamiyah untuk terus mendukung perjuangan Palestina, dengan menggunakan atribut Palestina dalam kegiatan publik sebagai bentuk solidaritas.

    Wisuda VII STIBA Makassar diikuti oleh 323 wisudawan, dengan rincian alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) sembilan orang, wisudawan Prodi PM 113 orang, dan 201 wisudawati.