(STIBA.ac.id) Makassar – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan akademik, Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar melibatkan 20 dosen bergelar doktor untuk mengawal empat program studi (prodi) yang ada saat ini.
Para doktor tersebut memainkan peran vital dalam memperkaya kurikulum, pengajaran, dan penelitian, serta memastikan relevansi materi kuliah dengan perkembangan terkini.
Hingga saat ini, STIBA Makassar telah memiliki empat program studi, yaitu Perbandingan Mazhab, Pendidikan Bahasa Arab, Hukum Ekonomi Syariah, dan Ilmu Hadis.
(STIBA.ac.id) Makassar – Kegiatan Porsani ke-17 yang diselenggarakan oleh Dema STIBA Makassar bertajuk “Bersatu Dalam Ukhuwah, Berprestasi Dalam Sportivitas” resmi ditutup pada Ahad (26/05/2024). Acara berlangsung di Kampus STIBA Makassar dan disiarkan secara daring melalui liveYouTube.
Acara penutupan diisi dengan berbagai penampilan dari mahasiswa STIBA Makassar yang berhasil meraih juara dalam berbagai bidang. Ketua panitia Porsani XVII, Muh. Raihan memberikan laporan dan apresiasi yang mendalam kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dan ikhlas demi kesuksesan acara ini.
Dalam laporannya, Muh. Raihan mengungkapkan rasa bahagianya dengan pencapaian yang diraih.
“Kami sangat senang dengan keberhasilan Porsani XVII ini, terutama dengan adanya catatan sejarah yang akan kami kenang selamanya. Mulai dari pembukaan yang dilaksanakan di malam hari, hingga keikutsertaan alumni STIBA Makassar sebagai peserta Porsani kali ini. Meskipun masih banyak kekurangan, ini adalah langkah awal untuk menciptakan inovasi baru yang dapat membuka pola pikir mahasiswa lainnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Porsani ke-17 Dema STIBA Makassar telah menambahkan cabang lomba baru di bidang akademik, yaitu “Taqdimul Qisos Arabi.” Cabang lomba ini bertujuan melatih mahasiswa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih, sesuai dengan ta’bir orang Arab. Ini menjadi nilai positif yang diharapkan dapat berlanjut di porsani mendatang.
Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. memberikan sambutan singkat sekaligus menutup acara Porsani ke-17 secara resmi. Dalam sambutannya, beliau menyatakan rasa bangganya terhadap panitia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan acara ini. Beliau juga menekankan bahwa porsani merupakan ajang pembelajaran di luar kelas dan menjadi platform untuk mengungkap bakat tersembunyi mahasiswa. “Kami harap Porsani XVII ini bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan talenta mereka sehingga tidak hilang begitu saja,” ujarnya.
Acara ditutup dengan pengumuman dan pembagian hadiah kepada para pemenang. Mahasiswa semester 6 berhasil meraih juara umum.
Acara ini berlangsung lancar dan meriah, dan diikuti dengan semangat dan antusiasme semua mahasiswa serta tamu undangan yang hadir hingga acara selesai.
(STIBA.ac.id) Makassar – Dalam khotbah Jumat yang disampaikan oleh Ustaz Salahuddin Guntung, Lc., M.A., Ph.D., di Masjid Anas bin Malik, para jemaah diajak untuk merenungi pelajaran penting dari kisah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Tsumamah bin Utsal radhiyallahu ‘anhu tentang boikot. Ustaz Salahuddin menguraikan bagaimana tindakan Tsumamah dalam memboikot Makkah memberikan dampak besar bagi kaum Muslimin pada masa itu, dan relevansinya dalam konteks modern terhadap Israel.
Dalam khotbahnya, Ustaz Salahuddin menyebutkan bahwa Tsumamah bin Utsal yang awalnya sangat membenci Nabi Muhammad dan Islam, berbalik menjadi pembela utama setelah masuk Islam. Setelah ditawan oleh pasukan Muslim, Tsumamah menyatakan keislamannya dan menunjukkan loyalitasnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia mengumumkan boikot terhadap Makkah, di mana penduduknya telah melakukan berbagai tindakan intimidasi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabatnya hingga berujung hijrah ke Madinah. Sebagai bentuk boikot, ia menyatakan tidak akan mengizinkan sebiji gandum pun masuk ke Makkah sampai Rasulullah mengizinkannya.
“Wallahi, wallahi, tidak akan sampai kepadamu. Tidak akan aku biarkan sebiji gandum pun masuk ke negeri Makkah ini sampai Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengizinkan kami kembali untuk mengirim gandum kepada penduduk Makkah,” demikian ungkap Tsumamah kepada penduduk Makkah. Sikap tegas ini menjadi salah satu proyek pertama yang beliau jalankan setelah masuk Islam.
Boikot yang dilakukan Tsumamah berlangsung selama berbulan-bulan, membuat penduduk Makkah menderita dan akhirnya melunak. Mereka pun meminta syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar Tsumamah mengirimkan gandum ke Makkah yang akhirnya dilakukan setelah ada izin dari Nabi.
Ustaz Salahuddin menekankan bahwa Tsumamah bin Utsal, yang baru saja masuk Islam dalam hitungan hari, sudah memberikan kontribusi besar bagi Islam dan kaum muslimin. Ini sangat berbeda dengan banyak kaum muslimin saat ini yang belum bisa mencontoh ketegasan dan keberanian Tsumamah.
“Sikap Tsumamah menunjukkan betapa al-wala’ dan al-bara’ tertanam dalam diri sahabat-sahabat Nabi. Mereka memahami konsekuensi kalimat syahadat yang bukan sekadar ucapan, tetapi juga membawa konsep loyalitas kepada kaum muslimin dan berlepas diri dari orang-orang kafir yang memusuhi Islam,” ujar Ustaz Salahuddin.
Ustaz Salahuddin menekankan bahwa Tsumamah bin Utsal, di masa-masa awal keislamannya, rela tanpa pikir panjang melakukan pemboikotan terhadap penduduk Makkah. Tindakan tersebut meskipun merugikan penduduk Najd (daerah asal Tsumamah) secara ekonomi, tidak menjadi hambatan bagi Tsumamah karena niatnya untuk menolong agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mantan ketua STIBA Makassar ini juga mengajak umat Islam masa kini untuk meneladani tindakan Tsumamah dalam mendukung saudara-saudara di Gaza dan Palestina yang sedang mengalami penindasan.
“Saat ini, saudara-saudara kita di Gaza dibumihanguskan, dibunuh tanpa pandang bulu, bangunan mereka dihancurkan, dan bantuan kemanusiaan tidak dapat masuk karena penjajah tidak mengizinkannya,” ujar Ustaz Salahuddin.
Ia juga mengkritik perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan Zionis karena turut mendanai dan memfasilitasi gerakan genosida di Palestina dan Gaza.
Salah satu hal yang sangat disayangkan, menurut Ustaz Salahuddin adalah banyaknya kaum muslimin yang masih membeli produk-produk dari perusahaan-perusahaan tersebut.
“Padahal, memboikot produk-produk yang mendukung genosida di Palestina dan Gaza adalah langkah strategis yang bisa kita lakukan demi kemaslahatan saudara-saudara kita di sana,” tegasnya.
Ustaz Salahuddin menambahkan bahwa masih banyak alternatif produk yang bisa digunakan oleh kaum muslimin sebagai pengganti produk-produk yang mendukung pendanaan gerakan genosida. Ia mengajak seluruh jemaah untuk berperan aktif dalam gerakan pemboikotan tersebut.
(STIBA.ac.id) Gowa – Mapala STIBA Makassar ikut berpartisipasi dalam kegiatan aksi bersih Lembah Ramma-Talung yang diadakan oleh Korpas, Kapagiring, Walker, dan Teman Outdoor Makassar. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 60 relawan dari berbagai organisasi dan komunitas, dan dilaksanakan di Lembah Ramma, Desa Bonto Lerung, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 18-19 Mei 2024.
Aksi bersih ini dimulai pada Ahad pagi dengan briefing seluruh relawan, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan sampah di sekitar Lembah Ramma hingga Talung.
Dalam kegiatan ini, ketua panitia dan ketua komunitas Danau Slank menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan yang ikut berpartisipasi dalam aksi bersih Lembah Ramma-Talung. Ketua Komunitas Danau Slank juga menekankan pentingnya kegiatan kerja sama seperti ini untuk menumbuhkan solidaritas antarkomunitas pecinta alam.
Ahmad Daniel, selaku ketua Forum Pemerhati Lingkungan (FPL), dalam sambutannya juga menekankan pentingnya kerja sama antarkomunitas.
“Lindungilah alam maka alam akan “melindungimu”,” ungkap ketua FPL dalam sambutannya.
Pada kegiatan ini, Mapala STIBA Makassar mengutus empat anggotanya sebagai relawan. Harapannya, keikutsertaan anggota Mapala dalam kegiatan kerja sama seperti ini bisa menjadi media dakwah kepada sesama pecinta alam atau anggota komunitas lingkungan lainnya, serta sebagai bentuk perhatian Mapala STIBA Makassar terhadap alam sekitar.
(STIBA.ac.id) Madinah Al-Munawwarah – Sejumlah alumni STIBA Makassar yang melanjutkan studi di berbagai perguruan tinggi di Saudi Arabia ditunjuk sebagai Dai Pesantren Haji 1445 H/2024 M, sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Markaz Inayah Indonesia. Mereka mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah pada Ahad malam, 19 Mei 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus memberikan materi pesantren haji.
Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh para tenaga inti petugas kesehatan haji Indonesia yang sedang bertugas di Madinah.
Ustaz Pikhy Ardiansyah, S.H., membuka acara dengan sambutan yang menekankan pentingnya peran tim tenaga kesehatan selama musim haji, mengingat jumlah jemaah haji tahun ini mencapai 240.000 orang, baik jemaah reguler Kemenag maupun nonreguler.
Dalam ceramahnya, Ustaz Agus Miranto Muharrar, S.H., M.H., memberikan motivasi dan semangat kepada para petugas yang hadir, mengingatkan mereka akan amanah mulia sebagai tim khidmat kesehatan bagi tamu-tamu Allah di dua kota suci, Makkah dan Madinah.
Ia juga menekankan banyaknya keutamaan yang diperoleh para petugas haji. Selain menjalankan tugas pokok dari negara, mereka juga dapat memanfaatkan momen ini untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa melalaikan tanggung jawab utama mereka.
Para tenaga kesehatan haji mengucapkan terima kasih dan memberikan respons yang sangat positif terhadap para dai pesantren haji.
Kegiatan ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustaz Azwar Sultan dan diakhiri dengan pembagian buku seputar haji dari Yayasan Markaz Inayah Indonesia.
(STIBA.ac.id) Maros – Siti Nurfadillah Harun, berasal dari Kecamatan Tanralili, terinspirasi oleh mahasiswa KKN STIBA di desanya, Lekopancing. Ia memutuskan untuk bergabung dengan STIBA Makassar sebagai calon mahasiswa baru tahun ini.
Siti terkesan dengan akhlak dan adab para mahasiswa KKN yang mengabdi untuk masyarakat di desanya. Cara dakwah mereka yang mudah diterima dan mudah bersosialisasi menjadi daya tarik tersendiri bagi Siti.
Pengalamannya mengikuti pesantren kilat di sekolah, di mana mahasiswi KKN STIBA mengajar dan memberikan hadiah buku, semakin meyakinkannya untuk memilih STIBA. Ia juga sering berinteraksi dengan mahasiswi KKN di masjid selama bulan Ramadan dan menghadiri taklim-taklim bermanfaat yang mereka adakan.
Siti memiliki tujuan akademik untuk menguasai bahasa Arab dan berharap dapat lebih bersungguh-sungguh mendalami ilmu agama serta melanjutkan dan memperkuat dakwah. Ia yakin STIBA akan membantunya meraih tujuannya melalui berbagai kegiatan di asrama.
“STIBA adalah kampus impian saya. Saya ingin menuntut ilmu bahasa Arab dan agama Islam secara lebih mendalam. Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab, dan bahasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saya yakin, belajar bahasa Arab tidak akan sia-sia, melainkan akan berbuah pahala. Saya juga tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang ada di STIBA,” ujarnya.
Keluarga Siti sangat mendukung keputusannya untuk melanjutkan studi di STIBA. Menurut Siti, STIBA berbeda dari perguruan tinggi lain karena mengedepankan perjuangan dakwah dan memiliki aturan berpakaian yang lebih tertutup serta menjaga batas antara mahasiswi dan mahasiswa.
STIBA Makassar selalu siap menyambut dan membantu Siti Nurfadillah Harun serta calon-calon mahasiswa baru lainnya dalam mencapai cita-cita mereka. Pendaftaran mahasiswa baru akan kembali dibuka untuk gelombang II pada tangga 13 Juni-19 Juli 2024 mendatang.
(STIBA.ac.id) Makassar – Semangat peserta Aksi Bela Palestina Nasional Wahdah Islamiyah yang digelar Jumat (17/5/2024) dibakar oleh orasi-orasi beberapa tokoh Wahdah Islamiyah yang juga merupakan dosen-dosen STIBA Makassar.
Salah satunya adalah Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. yang juga merupakan Ketua Senat STIBA Makassar. Ia tampil membawakan orasi, mengangkat isu kelaparan ekstrem yang dialami oleh warga Palestina, terutama di Gaza. Ia mengajak peserta aksi untuk memahami betapa parahnya kondisi di sana, di mana banyak orang meninggal dunia karena kelaparan hingga terpaksa memakan batu, logam, dan baterai kecil. Ia juga mengutip berbagai hadis dan perintah syariat yang menekankan pentingnya solidaritas dan tanggung jawab sesama muslim.
Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut menekankan bahwa mengabaikan penderitaan sesama Muslim bisa membawa konsekuensi besar di akhirat. Ia mengingatkan kisah seorang wanita yang masuk neraka karena membiarkan kucingnya mati kelaparan. Ia juga mengajak peserta aksi untuk tidak hanya menyalahkan pihak-pihak yang menindas Palestina, tetapi juga introspeksi tentang apa yang bisa dilakukan untuk membantu.
“Jangan kita menjadi bagian dari orang-orang yang membiarkan saudara-saudara kita mati kelaparan. Ulama mengatakan, jika saja seekor kucing yang mati kelaparan bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka, bagaimana lagi jika seorang manusia yang mulia, apalagi seorang pejuang agama Allah yang menjaga dan mempertahankan Bumi Quds dan benteng-benteng kaum Muslimin, mati kelaparan disebabkan ketidakpedulian kita, dan tidak adanya upaya kita untuk membantu mereka serta menyuarakan pembelaan kepada mereka,” papar Ustaz Yusran.
Dalam orasinya, Ustaz Yusran menggarisbawahi pentingnya tolong-menolong di antara umat Islam dan berupaya membangkitkan kesadaran dan aksi nyata untuk mendukung Palestina. Ia menyatakan bahwa kemenangan bagi Palestina adalah sesuatu yang pasti akan datang, sebagaimana disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan janji Allah tentang kemenangan akhir umat Islam.
Ia menutup pidato dengan ajakan untuk terus berdoa dan berusaha semaksimal mungkin demi membantu kaum muslimin di Palestina, serta mengingatkan bahwa setiap tindakan kecil dari kita dapat membawa dampak yang besar.
(STIBA.ac.id) Makassar – Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. turut menyampaikan orasi dalam Aksi Bela Palestina Nasional Wahdah Islamiyah yang digelar secara nasional dan berpusat di Kampus STIBA Makassar, Jumat (17/5/2024).
Aksi yang berlangsung hybrid tersebut diikuti oleh seluruh Civitas Academica STIBA Makassar, di pelataran Masjid Anas bin Malik, serta sekolah-sekolah Wahdah Islamiyah di seluruh pelosok tanah air secara daring.
Orasi Ustaz Akhmad Hanafi berfokus pada pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap Palestina, khususnya Gaza. Ia menekankan bahwa pertemuan dalam aksi tersebut bukan sekadar kumpul-kumpul biasa, melainkan sebuah aksi nyata untuk menunjukkan kepedulian dan dukungan terhadap kaum muslimin di Palestina.
“Allahu Akbar! Ini bukan sekadar kumpul-kumpul. Ini bukan sekadar kita meneriakkan suara hati dan suara-suara kita. Ini bukan sekadar kita berkumpul biasa. Ini adalah tentang kepedulian,” tegasnya.
Ustaz Ahmad Hanafi mengutip sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menegaskan bahwa umat muslim harus saling mendukung seperti bangunan yang kokoh.
Ia juga menyerukan pesan kepada seluruh pemimpin dunia, pemimpin negara-negara muslim, dan seluruh umat manusia untuk memperhatikan kondisi Gaza dan Palestina.
Orasi yang disampaikan dalam bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris tersebut menegaskan tiga hal penting, yaitu pentingnya menjaga Gaza dan memastikan kemerdekaan Palestina, menghentikan genosida yang terjadi di Palestina, dan memastikan bantuan kemanusiaan dan kesehatan sampai kepada warga Palestina.
(STIBA.ac.id) Makassar – Bukan lagi saatnya mengandalkan rasa empati dan sekadar belas kasih melihat bumi para nabi yang semakin mengiris hati. Sudah sepantasnya kita bergerak dan bersuara menentang tindakan genosida yang semakin menjadi-jadi.
Sampai hari ini, Israel melancarkan invasi militer yang tiada henti, melakukan pengusiran dan serangan bom yang bertubi-tubi di seluruh wilayah Gaza, termasuk pengeboman rumah sakit, kamp-kamp pengungsian, dan ambulans yang diklaim Israel sebagai tempat pasukan Hamas bersembunyi. Bukan hanya itu, Israel juga melakukan pengepungan terhadap kebutuhan masyarakat, seperti air, makanan, listrik, bahan bakar, dan peralatan medis, yang merupakan bukti nyata genosida.
Oleh sebab itu, aliansi mahasiswi dari beberapa kampus melakukan aksi bela Palestina dengan tema ‘Free Palestine, Save Gaza, Hentikan Genosida’, yang dilaksanakan di Aula Aisyah STIBA Makassar pada 17 Mei 2024. Acara ini dihadiri oleh mahasiswi STIBA Makassar dan 351 peserta dari berbagai kampus di Makassar. Pada kegiatan ini, beberapa perwakilan kampus seperti Universitas Islam Negeri (UIN), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Keputrian DEMA STIBA Makassar, dan Forum Mahasiswa Dakwah Kampus (FMDK) Indonesia, menyampaikan pernyataan sikap Bela Palestina di hadapan para peserta Aksi Bela Palestina.
“Aksi ini bertujuan untuk mencerminkan rasa solidaritas yang tinggi kepada saudara-saudara kita, terutama sesama muslim. Aksi ini juga sebagai bukti kepada saudara kita yang sedang berjuang di Palestina bahwa mereka tidak berjuang sendiri, dan kita ada untuk mereka. Hal ini juga menjadi pengingat kepada masyarakat, terutama pemuda-pemudi Indonesia, agar lebih memperhatikan produk-produk pro-Israel yang masih banyak dipasarkan. Dengan menjalankan gerakan boikot produk pro-Israel, kita dapat mengurangi jumlah dana yang masuk ke Israel,” jawab ketua panitia di Aula Aisyah kampus STIBA Makassar, Ustazah Nur Rahmah Kr. Bajeng, dalam wawancaranya.
Ketua Muslimah Kita Palestina, Ustazah dr. Muhyina Nur, dalam sambutannya mengatakan, “Dari seorang Imam Masjidil Aqsa dalam khotbahnya yang sangat singkat dia berkata, “Dua juta rakyat Palestina kehilangan rumahnya, 37.000 mati syahid, dan 70.000 orang terluka. Jika itu belum mampu membuka mata dunia, lalu apalah arti kata-kata saya?”
Dalam taujihat yang disampaikan oleh Ketua Senat STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., ia mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak akan beriman salah seorang di antara kalian, sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’”
Begitu juga salah satu dosen STIBA Makassar, Ustazah Kurnaemi Anita, S.T., S.H., S.E., dalam tausiahnya mengatakan, “Menyuarakan kebebasan untuk Palestina dengan cara memboikot produk-produk pro-Israel, menyuarakan apa yang telah dibungkam oleh media mengenai tindakan Israel terhadap Palestina, serta selalu berdoa untuk Palestina.”
Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. K.H. Muh. Zaitun Rasmin, M.A., mengatakan, “Kami yakin kemenangan akan tetap datang sebab kami bersama Allah dan kami yakin akan janji-Nya. انتنصر الله ينصركم. Kepada seluruh kaum Muslimin yang mempunyai kemampuan di bidang media, ketahuilah bahwa pada kalian hari ini, pembelaan Gaza adalah wajib ain bagi kalian semua. Jangan berhenti memperjuangkan suara-suara penolakan terhadap genosida di Palestina.”
Ketua Panitia Acara Aksi Bela Palestina, Ustazah Nur Rahmah Kr. Bajeng, yang berada di titik kumpul Aula Aisyah STIBA Makassar, juga berharap bahwa setelah dilaksanakannya aksi ini, kita harus selalu mensyiarkan bahwa kita mendukung Palestina. Seperti yang dikatakan oleh Ustaz Muh. Zaitun Rasmin, bahwa jika kita tidak mampu mensyiarkan dengan lisan, maka syiarkan dengan selalu menggunakan atribut-atribut Palestina di keramaian dan jangan cukupkan menyuarakan kebebasan Palestina hari ini saja. Juga selalu berdonasi untuk Palestina karena siapa lagi yang akan membantu mereka jika bukan kita?”
Di sela-sela ribuan Muslimah terdapat seorang ibu yang sangat antusias dalam aksi ini. Beliau adalah Ibu Biah, yang bersama Ibu Maryam, sangat bersemangat dalam mengikuti Aksi Bela Palestina. Keduanya adalah ibu rumah tangga yang juga aktif dalam mengikuti kajian belajar Islam dan belajar Al-Qur’an (Dirosa). Antusiasme mereka terbukti ketika mereka mengajukan diri untuk berinfak bagi Palestina.
“Bukan baru kali ini, tapi setiap ada aksi bela Palestina pasti kami ikut turun, karena Palestina adalah saudara kita yang akan membersamai di hari akhir. Jika kelak kami diminta pertanggungjawabannya, maka inilah jawaban kita,” ujar Ibu Biah.
“Semoga Palestina bisa bebas dan menduduki tanahnya sendiri, karena yang datang adalah penjajah dan perampok. Semoga Palestina bisa tinggal damai di tanahnya sendiri, di negaranya sendiri,” harapnya.
“Masya Allah, luar biasa. Rasa kepedulian semakin bertambah. Semoga Palestina bisa direbut kembali haknya dan tidak dikuasai oleh Israel,” kata Ibu Maryam, mengungkapkan kesan dan harapannya terhadap aksi bela Palestina kali ini.
Jika mereka yang di Palestina berkorban seluruh tenaga bahkan jiwanya, maka sudah sepantasnya doa yang tak terputus dan juga berkorban dengan harta dilakukan untuk mereka.
(STIBA.ac.id) Makkah – Agung Izzul Haq, alumni STIBA Makassar, baru-baru ini menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara 1 dalam lomba hafalan Al-Qur’an 15 juz yang diadakan oleh Universitas Ummul Qura di Arab Saudi. Dalam wawancara eksklusif, Agung berbagi kisah perjalanan akademis dan motivasinya untuk mencapai prestasi tersebut.
Latar Belakang Pendidikan
Agung memulai studinya di STIBA Makassar pada tahun 2018 dan lulus pada tahun 2023. Ketika ditanya tentang alasannya melanjutkan studi di Universitas Ummul Qura, Agung menjelaskan alasannya karena ingin merasakan perjalanan menuntut ilmu di sebaik-baik tempat. Menurutnya, studi di Ummul Qura hanya salah satu opsi di antara beberapa perguruan tinggi lainnya di Timur Tengah yang ternyata ia diterima.
Motivasi Mengikuti Lomba Hafalan Al-Qur’an
Keikutsertaan Agung dalam lomba hafalan Al-Qur’an di Universitas Ummul Qura didorong oleh keinginannya untuk memperluas relasi. “Saya ingin membuka relasi antara sesama mahasiswa asing dan tentunya dengan para ulama yang ikut andil dalam penyelenggaraan musabaqah ini,” ujarnya.
Foto: Agung Izzul Haq, kedua dari kiri
Jalannya Lomba dan Peserta
Lomba hafalan Al-Qur’an tersebut diadakan menjelang ujian akhir semester dan diikuti oleh sekitar 150 peserta dari berbagai negara. Khusus untuk cabang 15 juz, ada 31 peserta yang semuanya adalah mahasiswa asing, karena lomba ini tidak diikuti oleh warga negara Arab Saudi.
“Lombanya dikhususkan untuk mahasiswa asing. Prosesnya sangat kompetitif dan menantang, namun juga sangat memotivasi kami,” ujar Agung.
Pesan untuk Mahasiswa STIBA Makassar
Agung memberikan pesan inspiratif bagi teman-teman dan adik-adiknya di STIBA Makassar.
“Kalau ingin mutqin dalam bidang apapun itu, jangan menunggu ujian untuk murajaah,” katanya.
Ia menekankan pentingnya menjaga dan memperbarui hafalan secara rutin sebagai kunci keberhasilan.
Prestasi yang diraih oleh Agung Izzul Haq tidak hanya membawa kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi almamaternya, STIBA Makassar. Diharapkan dengan pencapaiannya ini dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa STIBA Makassar untuk berprestasi dan terus menuntut ilmu dengan tekun.