Kategori: Kegiatan Kampus

  • Daurah 10 Hari Muraja’ah al-Qur’an Jilid II

    Daurah 10 Hari Muraja’ah al-Qur’an Jilid II

    daurah murojaah

    Rabu, 27 Rabiul Akhir 1438 H/25 Januari 2017, UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar mengadakan Haflah Ikhtitam Daurah 10 Hari Muraja’ah Al-Qur’an Jilid II. Daurah  yang berlangsung sejak tanggal 10 Januari 2017 hingga 21 Januari 2017 ini diikuti oleh 22 peserta yang mampu bertahan hingga hari terakhir.

    Acara Haflah Ikhtitam yang diadakan di Aula Gedung Putri STIBA Makassar ini bertema “Peran Penghafal Al-Qur’an dalam Mengukir Peradaban”. Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswi STIBA Makassar.

    Acara dimulai pada pukul 13.00 WITa, dibuka dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Kabag. Keputrian STIBA Makassar dan Ketua Panitia.

    Selanjutnya penyerahan hadiah kepada Peserta Dauroh 10 Hari Muraja’ah Al-Qur’an Jilid II dengan beberapa kategori, yaitu Peserta Terbaik Muraja’ah, Peserta Terbaik dalam menghafal Al-Qur’an, dan Peserta Teladan.

    Ustadz Muhammad Yusran Lc., M.A. selaku Ketua STIBA Makassar saat menyampaikan arahan dalam kegiatan tersebut menghimbau kepada para mahasiswi untuk senantiasa menjaga hafalan dengan memperbanyak muraja’ah.

  • Pengurus Asrama Putri Adakan Daurah Sepekan Menghafal Hadits Jilid II

    Pengurus Asrama Putri Adakan Daurah Sepekan Menghafal Hadits Jilid II

    daurah hadits

    Memanfaatkan masa liburan semester ganjil, Bidang Ibadah Pengurus Asrama Putri STIBA Makassar berinisiatif membuat sebuah acara yang sangat bermanfaat, yakni Daurah Sepekan Menghafal Hadits Jilid II. Daurah ini memfokuskan para peserta untuk memahami dan menghafal hadits-hadits dari Kitabul Jami’ yang dikhususkan bagi para muslimah. Para peserta daurah ini bukan hanya para mahasiswi  STIBA, namun banyak juga dari kalangan dosen, murabbiyah hingga ibu rumah tangga.  Tingginya antusias masyarakat mengikuti acara ini menjadikan target peserta yang awalnya hanya 150 orang terlampaui.

    Jadwal kegiatan telah diatur sedemikian rupa, mulai dari pembukaan pada hari Senin, 12 Rabi’ul Akhir 1438 H/9 Januari 2017 M sampai acara ditutup pada Selasa pekan berikutnya, 19 Rabi’ul Akhir 1438 H/17 Januari 2017 M.

    Sebanyak 175 peserta diharuskan untuk mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh panitia pelaksana. Setiap hari kegiatan dimulai pada pukul 08.00 – 16.30 WITA , para peserta ditargetkan menghafal lima hadits dengan tiga kali penyetoran kepada para pembina plus muraja’ah.

    Para peserta juga mendapatkan syarah hadits-hadits oleh Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. yang tidak lain adalah Ketua STIBA Makassar.  Dalam syarahnya, alumnus Jurusan Hadits Universitas Islam Madinah ini tidak hanya menjelaskan faidah hadits yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, tapi juga menyebutkan takhrij, derajat serta pendapat para ulama berkaitan dengan hadits tersebut.

    Walaupun agenda harian begitu padat selama 8 jam 30 menit, para peserta tetap diberi kesempatan qailulah atau waktu istirahat sejenak agar mereka bisa memulihkan konsentrasi dalam menghafal.

    Setelah serangkaian acara yang berlangsung selama sepekan itu, pada hari Selasa, 19 Rabi’ul Akhir 1438 H/ 17 Januari 2017 M, tibalah acara penutupan atau haflah ikhtitamiyah dengan mengambil tema “Generasi Sunnah Harapan Umat ”.

    daurah had

    Acara dimulai pukul 08.00 WITa, dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, lalu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, antara lain dari Ketua Panitia Pelaksana, Kasub Bidang Keasramaan Putri STIBA Makassar, dan Kepala Bagian Keputrian STIBA Makassar.

    Dalam acara ini juga berlangsung prosesi penyerahan penghargaan kepada dua peserta untuk dua kategori yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana, yakni kategori peserta dengan skor tertinggi dan kategori peserta terbaik.

    Namun bukan berarti para peserta lainnya tidak mendapatkan apresiasi apapun. Selain telah mendapatkan ilmu yang bermanfaat, seluruh peserta mendapatkan bingkisan berupa parcel bag  yang berisi hadiah menarik serta sertifikat sebagai tanda sah keikutsertaan pada kegiatan daurah ini.

    Seluruh rangkaian kegiatan daurah ini berlangsung di Aula Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha Kampus Putri STIBA Makassar.

    Diharapkan para peserta dapat mengamalkan hadits-hadits yang telah dihafal dan dipahami selama daurah  ini, juga bisa memberi manfaat bagi masyarakat yang lebih luas.

     

  • Lagi, Sembilan Mahasiswa STIBA Dinyatakan Lulus di Madinah

    Lagi, Sembilan Mahasiswa STIBA Dinyatakan Lulus di Madinah

    univ.islam-madinah

    Tahun ini, STIBA Makassar kembali harus merelakan kepergian sejumlah mahasiswanya untuk melanjutkan studi di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia. Pengumuman yang disiarkan melalui situs resmi  Universitas Islam Madinah  ini turut memuat nama sembilan mahasiswa STIBA Makasssar. Mereka adalah:

    1. Abdullah Muhammad Yusran
    2. Abdullah Azzam Bishri
    3. Abdullah Muhammad Ali
    4. Muhammad Ade Murphy
    5. Muhammad Herianto Takko
    6. Muhammad Restu
    7. Muhammad Hammam Abdul Qayyim
    8. Rahmatullah
    9. Yoshi Putra Pratama

    Selanjutnya, mahasiswa yang dinyatakan lulus ini akan menjalani tes kesehatan. Mahasiswa yang dinyatakan sehat, merekalah yang benar-benar akan melanjutkan studi di Universitas Islam Madinah.

    Saat ini, sekira 30-an orang mahasiswa STIBA tengah menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah.

     

  • Peduli Sesama, BEM STIBA Selenggarakan STIBA Berbagi Jilid II

    Peduli Sesama, BEM STIBA Selenggarakan STIBA Berbagi Jilid II

    berbagi

    BEM STIBA melalui Departemen Sosial kembali menyelenggarakan STIBA Berbagi Jilid II. Kegiatan yang diadakan Ahad (12/3), di kampus STIBA Makassar merupakan program tahunan BEM STIBA.

    Ketua panitia, Andika, mengungkapkan esensi dari kegiatan ini adalah berbagi. Kondisi di sekitar kita juga menuntut kita untuk peduli dan berbagi manfaat kepada masyarakat.

    “Dengan kegiatan ini kami harap mahasiswa STIBA tidak hanya dikenal sebatas pada rutinitas menuntut ilmu, namun pengamalan nyata berkontribusi dalam masyarakat sesuai wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,  “Tidak beriman seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”, tutur mahasiswa asal Ampana ini mengutip hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

    Ahmad Syaripudin selaku Kepala UKM dan mewakili Kepala Bagian Kemahasiswaan menuturkan, mahasiswa STIBA merupakan pionir yang mencerdaskan generasi bangsa, khususnya generasi muslim melalui kegiatan positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan STIBA Berbagi.

    Sementara Anshar Umar, camat Manggala, mengapresiasi acara ini. Ia mengungkapkan, sebagai khalifah di muka bumi kita wajib memiliki kepedulian terhadap sesama.

    “Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama, sekecil apapun itu bentuk kepedulian kita. Semua kembali kepada niat masing-masing. Memakmurkan masjid merupakan bentuk kepedulian khususnya kita selaku umat muslim”, tuturnya.

    Turut hadir dalam acara ini Lurah Manggala, Alex, perwakilan YAPMA Anwar Salman, Abdul Hamid mewakili YPWI dan dr. Asyikun Nasyid Room selaku Ketua Departemen Kesehatan Wahdah Islamiyah sekaligus membuka acara tersebut.

    Acara ini meliputi sunatan massal yang diikuti 80 peserta yang merupakan warga sekitar kampus STIBA, donor darah yang diikuti 90 mahasiswa dan dosen STIBA serta berbagi santunan kepada panti asuhan. (Ihsan Dahri_Infokom BEM)

  • Mau Jadi Mahasiswa STIBA Makassar? Daftar di Sini

    Mau Jadi Mahasiswa STIBA Makassar? Daftar di Sini

    Pamflet Maba New

     

    STIBA Makassar kembali membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru untuk Tahun Akademik 1438-1439 H/2017-2018 M.

    Untuk pendaftaran dan informasi selengkapnya silakan klik di sini.

  • Ketua STIBA Makassar Resmikan UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar

    Ketua STIBA Makassar Resmikan UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar

    IMG_20170209_131458

    STIBA.ac.id – Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkungan Hidup (UKM LH) STIBA Makassar resmi terbentuk. UKM binaan Ustadz Arisman, S.Tp., M.Si.  ini diresmikan secara langsung oleh ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A.

    Dalan Taujihatnya, beliau menekankan pentingnya memanfaatkan waktu untuk lebih memperbanyak Ibadah. Salah satu ibadah yang fundamental ialah memerhatikan keberlangsungan lingkungan, tidak mencemari apalagi merusak. Dengan tujuan itulah dibentuk UKM LH STIBA yang memikul amanah kekhalifahan manusia, yaitu menjaga lingkungan dan melakukan perbaikan.

    “Bahkan dalam hadits disebutkan, jika telah dekat hari kiamat, dan di tangan kita ada tangkai (bibit) yang masih bisa ditanam, maka tanamlah. Begitu pentingnya melestarikan lingkungan, meskipun kita tidak pasti menikmatinya di masa mendatang,” ujarnya.

    Turut hadir dalam pelantikan ini Ahmad Danil Effendi, Kepala Sub Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH. Beliau mengapresiasi terbentuknya UKM LH di STIBA. Ia berharap adanya kerjasama dalam hal pelatihan pengelolaan lingkungan, terlebih setelah terbentuknya UKM LH ini.

    Kepala bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Iskandar, mengemukakan harapan yang sama. Beliau berharap ini cikal bakal lahirnya Bank Sampah dan rumah produksi kompos di STIBA.

    Lurah Manggala, Alex, juga turut berterima Kasih atas lahirnya UKM ini. Harapan beliau terbentuknya UKM LH dapat mengubah wajah Kelurahan Manggala. Terkhusus atas peran mahasiswa STIBA sebagai garda terdepan pemerhati lingkungan, baik di dalam maupun di luar kampus. Sehingga dapat menyebarkan kebaikan di tengah Masyarakat. (M. Ihsan Dahri-Infokom BEM).

  • Ustadz Muhammad Ihsan: Seorang Mahasiswa Harus Memiliki Himmah ‘Aliyah

    Ustadz Muhammad Ihsan: Seorang Mahasiswa Harus Memiliki Himmah ‘Aliyah

    kulper

    STIBA.ac.id- Masa liburan semester ganjil telah berlalu, para mahasiswa kembali diperhadapkan dengan sederet aktivitas kampus baik perkuliahan di kelas maupun amanah-amanah lembaga keorganisasian mahasiswa.

    Dalam sambutannya ketika mengawali kegiatan kuliah perdana di Masjid Anas bin Malik (23/1)  Ustadz Muhammad Yusran Anshar selaku ketua STIBA Makassar memberi petuah yang menambah kembali semangat seluruh sivitas akademika. Bahwasanya perkuliahan ini kita mulai dengan niat yang ikhlas.

    “Kita mengawali perkuliahan ini dengan hati yang ikhlas,” ujarnya.

    “Mengejar dunia,” lanjut kandidat doktor di bidang hadits ini, “kita akan letih, tapi kalau sudah di surga rasa letih dan rasa capek itu akan hilang.”

    Ustadz Yusran menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kampus. Dan agar semua terlatih dan terbiasa mengelola organisasi.  “Ikutilah setiap kegiatan yang diadakan oleh BEM, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, manfaatkan sebaik-baiknya momen ini,” pungkasnya.

    Seperti biasa, kuliah perdana menghadirkan seorang tokoh sebagai pembicara inti. Pada kuliah perdana kali ini, Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si. didaulat sebagai narasumber. Dalam kuliahnya, Ustadz Ihsan menghimbau seluruh mahasiswa agar tidak menjadi Muslim yang biasa-biasa saja. Menurutnya, seorang muslim mesti memiliki himmah (semangat) yang tinggi.

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  tidak mengajarkan meminta surga yang di emperan-emperan saja, melainkan diperintahkan agar meminta surga Firdaus. Hikmahnya, kalau target tidak tercapai, paling tidak kita mendapat level yang di bawahnya,” ujarnya memotivasi.

    Dosen STIBA ini mengutip perkataan Syaikh Abdul Karim Attaar bahwa beliau mengatakan jalan sukses itu ada, pertama adalah al-qudrah (kemampuan) dan yang kedua al-iradah (kehendak). Syarat yang paling vital untuk dipenuhi adalah yang kedua, karena sekuat apapun seseorang namun ketika ia tidak memiliki kemauan maka tak ada gunanya. Sebagai contoh, seorang yang sedang sakit parah, rumahnya berdekatan dengan rumah sakit yang berfasilitas lengkap, namun ia tidak mau masuk rumah sakit tersebut. Maka ini tidak ada gunanya bagi si orang sakit ini.

    Di hadapan seluruh sivitas akademika STIBA, Ustadz Ihsan menghimbau agar setiap mahasiswa memperbaiki obsesi. Menurutnya setiap orang harus memiliki obsesi yang tinggi. Sebagaimana hal ini pernah diingatkan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, “Obsesi yang tinggi itu adalah ketika obsesimu berada pada selain Allah. Kemudian engkau tidak rela mengganti Allah dengan selain-Nya dari obsesimu.”

    Perumpamaan orang yang memiliki obsesi tinggi itu ibarat burung yang terbang tinggi, ia mengalahkan burung yang terbangnya rendah. Burung seperti ini selalu berada pada zona aman dari gangguan dan ancaman yang ada di bawahnya.

    “Obsesi tinggi akan menjadi tanda kemenangan, sementara obsesi yang rendah akan menjadi alamat kebinasaannya. Juga tak kalah penting, obsesi yang tinggi itu yang selalu bergelut dengan ilmu. Ilmu yang menyebabkan kedekatan kepada Allah. Olehnya, pemilik obsesi yang tinggi maka obsesinya adalah cahaya dan hikmah, adapun obsesi penikmat dunia hanyalah obsesi yang penuh dengan tipuan. Jalan menuntut ilmu bukan jalan yang mudah, tak ringan ujiannya, beragam godaannya. Namun, obsesi tinggi dalam menuntut ilmu harus selalu kita jaga,” kata Ustadz Ihsan.

    Dalam kesempatan itu juga, Ustadz Ihsan Zainuddin mengutip hikmah-hikmah dari kisah beberapa ulama, di antara yang sempat disebutkannya adalah kisah zuhudnnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz, di mana pada suatu ketika Roja bin Haywah diminta oleh Umar untuk membeli sebuah pakaian. Setelah kembali, Umar bertanya mengenai harga pakaian tersebut yang dijawab 500 dinar oleh Rojaa. “Ini terlalu murah harganya, duhai Rojaa,” balas Umar.

    Kisah ini terulang setelah Umar memangku jabatan sebagai Khalifah. Rojaa kembali disuruh membeli sebuah pakaian, lalu setelah kembali, Umar bertanya tentang harga pakaian tersebut lantas dijawab oleh Roja lima dinar. “Sungguh ini terlalu murah,” tegas Umar.

    Tiba-tiba Roja menangis. “Ada apa denganmu, wahai Rojaa?” Tanya Umar. “Aku teringat kejadian beberapa tahun lalu, saat engkau menyuruhku membeli pakaian dengan harga 500 dinar, kau katakan itu terlalu murah,” tutur Rojaa. “Kini, setelah aku kembali membawa pakaian dengan harga 5 dinar, lantas engkau katakan ini teramat mahal harganya. Bagaimana aku tidak menangis?” Pungkas Rojaa.

    Kuliah Perdana kali ini ditutup dengan penyampaian-penyampaian seputar mahasiswa berprestasi, da mahasiswa, dosen, serta pengelola teladan. (Marzuki-Infokom BEM)

  • Tiga Pesan Penting Ustadz Yusran kepada Pengurus UKM Mapala STIBA

    Tiga Pesan Penting Ustadz Yusran kepada Pengurus UKM Mapala STIBA

    mapala21

    Ahad pagi, 09 Jumadal Ula 1438 H (5/2/2017), Ketua STIBA Makassar membuka secara resmi UKM baru di STIBA Makassar, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala). Dalam sambutannya, Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. menyampaikan bahwa walaupun sejak beberapa tahun yang lalu sudah ada beberapa mahasiswa STIBA yang mengadakan kegiatan pendakian gunung dan semacamnya namun ini adalah pertama kalinya dalam sejarah STIBA peresmian UKM Mapala. Ada tiga pesan pokok yang beliau sampaikan dalam sambutannya:

    Pertama, sebagai penuntut ilmu syari maka mahasiswa STIBA dituntut berbeda dengan yang tidak memahami ilmu syar’i. Allah Azza wa Jalla berfirman (artinya), “Katakanlah apakah sama  orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?” (QS. Az Zumar ayat 9).

    Berkenaan dengan nama UKM Mapala, nama boleh saja sama namun yang membedakan antara Mapala STIBA Makassar dengan Mapala kampus lainnya adalah niat dan tujuannya serta aktivitasnya yang senantiasa dilandasi oleh ilmu syar’i.

    Mengapa kita mencintai alam? Karena alam adalah ciptaan Allah maka mencintainya merupakan bagian dari kecintaan kepada Sang Pencipta.

    Mengapa kita mencintai alam? Karena Nabi kita shallallahu alaihi wasallam diutus untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, maka kita ingin meneruskan dan menebarkan risalah beliau yang mulia ini.

    Namun hal yang patut menjadi renungan adalah semua orang bisa mengaku dan mengatakan cinta alam, namun pertanyaannya apakah alam dan Penciptanya juga mencintai kita? Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati bukit Uhud, beliau mengatakan, “Sesungguhnya bukit Uhud mencintai kita dan kitapun  mencintainya.” Ini menunjukkan adanya saling mencintai di antara keduanya,” Ujarnya di hadapan anggota Mapala STIBA.

    Dalam Al-Qur’an disebutkan kisah tewasnya Fir’aun dan bala tentaranya sebagai contoh orang yang tidak dicintai oleh alam, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka langit dan bumi tidak menangisi (kepergian) mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.” (QS. Ad-Dukhan: 29). Dari sini dapat dipahami sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa alam dalam hal ini langit dan bumi akan menangisi kepergian seorang mukmin yang taat dan orang-orang yang membela agama-Nya.

    Kedua, di antara manfaat penting dari kegiatan dan aktivitas Mapala ini adalah untuk menjadikan kita sebagai hamba yang terbaik dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya), “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).

    Kuat yang dimaksud dalam hadits ini adalah semua jenis kekuatan yang dibutuhkan dalam perjuangan Islam yang mencakup kekuatan rohani dan jasmani. Mukmin yang kuat akan senantiasa memberikan manfaat bagi saudara-saudaranya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya siapa manusia yang paling dicintai oleh Allah? Beliau menjawab, “Yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani).

    Kegiatan Mapala ini dengan izin Allah Azza wa Jalla akan membentuk kader yang kuat, tangguh dan disiplin sehingga bermanfaat bagi orang lain dan akan memberikan kontribusi yang besar bagi umat.

    Ketiga, pesan terakhir adalah menghindari dan menjauhi 3 hal:

    1. Perasaan sombong dan merasa lebih dari yang lain

    Ustadz Yusran menghimbau kepada segenap anggota Mapala untuk senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun berada. Aktivitas di Mapala diharapkan tidak menjadikan anggotanya sombong dan merasa lebih hebat dari yang lainnya. Ketika telah mampu mendaki gunung-gunung yang menjulang tinggi umpamanya maka tidak mengakibatkan dirinya merasa hebat, namun sebaliknya semakin tinggi yang ia daki maka makin menambah kesadaran akan kerdilnya dia di hadapan Penciptanya serta menampah ketakwaan dan pengagungannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

    Allah Subhana wa Ta’ala berfirman (artinya), “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al Isra ayat 37)2.

    2. Jangan ada senioritas

    Tak lupa, Ketua STIBA Makassar ini juga  mengingatkan para anggota Mapala untuk terus mempererat jalinan ukhuwah lewat kegiatan ini dan jangan ada senioritas yang mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sesama anggota antara angkatan lama dan yang baru sebagaimana terjadi di beberapa kampus yang lain. Karena itu diharapkan pengurus Mapala ini senantiasa berkoordinasi dan mendengarkan arahan para asatidzah dalam melakukan setiap kegiatan.

    3. Melalaikan dari kewajiban yang paling utama

    Menurut Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ini, Mapala STIBA Makassar dibentuk dengan tujuan utamanya membentuk kedisiplinan dari para mahasiswa. Sehingga tidak ada alasan untuk menjadikan aktivitas di Mapala untuk lalai dari menuntut ilmu bahkan seharusnya kegiatan Mapala ini menunjang kesuksesan dan keberhasilan seorang mahasiswa dalam akademiknya

    Ketua Mapala STIBA, Muhammad Heri Ja’far menyebutkan bahwa sebanyak 100 mahasiswa mengikuti ujian seleksi penerimaan anggota Mapala. Seleksi ini berlangsung selama dua hari, Sabtu—Ahad, 8—9 Jumadal Ula 1438 H. Selama dua hari itu, para peserta menjalani berbagai latihan fisik seperti push up, sit up, lari, dan sebagainya di bawah pengawasan lima orang pelatih, Muhammad Heri, Ibrahim Jahada, Oga Budianto, Musliadi, dan Mukhlis.  Dari 100 orang yang ikut seleksi, akan direkrut sebanyak 60 orang.

    mapala1mapalamapala31

     

  • Buka Musyawarah Kerja, Ustadz Yusran: Nikmatpun Bisa Jadi Ujian

    Buka Musyawarah Kerja, Ustadz Yusran: Nikmatpun Bisa Jadi Ujian

    logo stiba

    Mengakhiri semester ganjil TA. 1437—1438 H/2016—2017 M, STIBA Makassar gelar Musyawarah Kerja Semesteran. Kegiatan ini merupakan evaluasi program kerja semester yang telah lalu dan merancang program kerja semester yang akan datang.

    Musyker yang berlangsung sehari (24 Rabiul Akhir) di Gedung Aisyah Ummul Mukminin STIBA Makassar ini dibuka langsung oleh Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. selaku ketua STIBA Makassar. Dalam sambutannya, Ustadz Yusran menyampaikan bahwa sangat penting bagi setiap pengelola STIBA untuk melakukan evaluasi. Selain karena telah berlalunya masa satu semester, juga dengan berlalunya tahun 1437 H dan 2016 M.

    Menurut Ustadz Yusran, berjuang bersama di STIBA Makassar tak kalah strategisnya dengan medan-medan perjuangan lainnya. Karena itu, setiap hamba Allah harus mensyukuri di manapun ia ditempatkan dalam medan juang ini.

    “Dunia ini adalah darul bala’, tempat cobaan dan ujian. Di dunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna, maka semaksimal apapun yang kita lakukan di semester lalu maka tetap saja tidak akan sempurna,” ujarnya.

    Beliaupun mengingatkan akan hakikat ujian di dunia ini, bahwa seberat apapun cobaan yang menimpa kita itu bukanlah cobaan yang hanya ditujukan kepada kita. Ia lalu mengutip firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah al-Anbiya: 35,

    كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿٣٥﴾

    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

    “Jadi jangan sampai ketika kita telah mendapatkan nikmat,” lanjut kandidat doktor Medinah International University ini, “maka kita sangka bahwa itu menunjukkan kehebatan kita di sisi Allah. Di satu sisi dia adalah nikmat, tapi di sisi lain dia adalah ujian. Sebagaimana ketika kita mendapatkan kesulitan, maka itu juga bukan pertanda bahwa Allah tidak suka terhadap kita. Ujian kadang ia adalah peringatan, namun terkadang bisa jadi indikasi kecintaan Allah kepada kita. Karena seseorang diuji sesuai dengan kadar keimanannya.”

    Karenanya, Ustadz Yusran menasihatkan kepada para pengelola STIBA Makassar agar tidak mengukur keberhasilan dengan fasilitas-fasilitas duniawi yang didapatkan selama satu semester. Sebagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi tidak boleh membuat para pengelola mundur lalu berprasangka buruk kepada Allah.

    “Kesempurnaan hanya di hari kiamat kelak,” katanya. Lalu mengutip firman Allah dalam Surah Ali Imran: 185,

    كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾

    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

    Musyawarah Kerja Semesteran ini diikuti oleh seluruh pengelola baik dari Bidang I Bagian Akademik, Bidang II Bagian Umum, maupun Bidang III Bagian Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

  • Manfaatkan Liburan, BRTM Gelar Tahfizh Alquran

    Manfaatkan Liburan, BRTM Gelar Tahfizh Alquran

    IMG-20170112-WA0039

    STIBA.ac.id- Menjadi penghafal Alquran adalah cita-cita setiap orang, tua maupun muda. Karena penghafal Alquran, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah keluarga Allah dan hamba-hamba pilihan-Nya.

    Sebagai bentuk perwujudan dari keinginan menjadi keluarga dan hamba-hamba istimewa Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut, lembaga khusus dari Bem STIBA Makassar yaitu Biro Rumah Tangga Masjid (BRTM) menggelar Daurah 10 Hari Menghafal Alquran yang dibuka sejak tanggal 12 Rabiul Akhir 1438 H (10/1).

    Kegiatan yang bertajuk “Meraih Kemuliaan dengan Menghafal Alquran” itu diikuti oleh 55 peserta yang terdiri dari Mahasiswa STIBA Makassar dan peserta dari luar kampus.

    Memasuki tahun ke tiga kegiatan itu, Khaidir Taqidman, selaku ketua panitia menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini target hafalan yang ditetapkan adalah satu juz satu hari.

    “Saya yakin peserta sekalian bisa menghafal 10 juz atau bahkan lebih dalam 10 hari ini, jika ada kemauan,” pungkasnya. (Marzuki-Infokom BEM)