Akhbar Terbaru

  • Mahasiswi STIBA Makassar Manfaatkan Liburan dengan Gelar Pesantren Kilat di Enrekang

    Mahasiswi STIBA Makassar Manfaatkan Liburan dengan Gelar Pesantren Kilat di Enrekang

    (STIBA.ac.id) Enrekang – Saat banyak orang memilih menghabiskan liburan dengan bersantai, mahasiswi STIBA Makassar asal Enrekang justru memanfaatkannya dengan cara berbeda.
    Melalui Forum Mahasiswi STIBA Masenrempulu (Foris) dan Himpunan Mahasiswa Massenrempulu (Himmah), mereka berkolaborasi mengadakan Pesantren Kilat di SMAN 1 Enrekang pada 17–20 Maret 2025.

    Mengusung tema “Raih Berkah Ramadanmu dengan Mengenal Syariat Rabbmu”, kegiatan ini dirancang khusus untuk siswa kelas 10 dan 11. Tujuannya untuk membantu mereka memahami konsep akidah yang benar serta memperdalam ilmu fikih, khususnya tentang taharah dan puasa.

    Belajar Islam dengan Interaktif

    Pesantren kilat ini jauh dari kata membosankan. Selain sesi materi, peserta diajak berdiskusi aktif dan mengikuti permainan peran yang membuat pembelajaran lebih hidup. Suasana belajar terasa santai namun tetap dipenuhi antusiasme peserta.

    “Kami ingin adik-adik tidak hanya mendengar materi, tapi juga bisa memahami dan mengamalkannya. Makanya, kami buat sesi interaktif agar mereka lebih terlibat,” ujar salah satu panitia.

    Antusiasme Tinggi, Ramadan Lebih Bermakna

    Sepanjang kegiatan, antusiasme peserta terlihat jelas. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan menikmati setiap sesi yang diberikan.

    Pesantren kilat ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang belajar sementara, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang bagi para peserta dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam di kehidupan sehari-hari.

  • Taklim Muslimah di Dusun Bonto Panno: Belajar Fikih, Dapat Souvenir Menarik

    Taklim Muslimah di Dusun Bonto Panno: Belajar Fikih, Dapat Souvenir Menarik

    (STIBA.ac.id) Maros – Setiap Rabu malam setelah salat Tarawih, suasana Masjid Jabal Nur di Dusun Bonto Panno terasa berbeda. Muslimah dari berbagai usia—mulai dari nenek-nenek, ibu-ibu, hingga remaja—berkumpul dengan penuh semangat untuk mengikuti Taklim Muslimah yang diadakan oleh mahasiswi KKN STIBA Makassar Angkatan VIII Posko 2 Desa Toddopulia.

    Taklim pekanan ini bukan sekadar kajian biasa. Selain memperdalam ilmu agama, ada juga hadiah menarik untuk peserta, mulai dari souvenir sederhana hingga hadiah spesial bagi penanya tercepat.
    “Souvenirnya mewah dan menarik,” ujar Bu Halijah, salah seorang peserta, dengan wajah sumringah, Kamis (20/3/2025).

    Pada pertemuan kali ini, Nadya Nurul Ismi sebagai pemateri, dibantu oleh Nabila Ismail sebagai moderator, membahas fikih salat, khususnya tentang salat berjemaah.
    Mereka mengupas berbagai hal, mulai dari keutamaan salat berjemaah, posisi imam dan makmum, hingga hukum azan dan iqamah bagi perempuan.
    Antusiasme peserta pun terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.
    Beberapa pertanyaan yang mencuri perhatian malam itu antara lain:
    Jika di masjid sudah dilaksanakan salat Subuh, apakah di rumah tetap dianjurkan salat qabliyah Subuh?
    Apakah salat berjemaah di rumah tetap harus diawali dengan azan?
    Apa hukum mengusap wajah setelah salam?
    Apakah doa qunut pada salat Subuh wajib?
    Jika waktu salat Zuhur sudah habis, apakah tetap harus mengqada?
    Bagaimana cara agar bisa lebih khusyuk dalam salat?
    Diskusi pun berlangsung seru, diakhiri dengan sesi tanya jawab, pembagian hadiah, dan foto bersama.

    Ibu Hasmiah, selaku Ibu Dusun Bonto Panno, mengapresiasi kegiatan ini.
    “Taklim seperti ini sangat bermanfaat. Kami jadi lebih paham tentang Islam dan semakin semangat belajar,” ujarnya.

    Kegiatan ini diharapkan terus berlanjut dan semakin banyak muslimah yang ikut serta. Karena di samping ilmu yang bertambah, kebersamaan yang terjalin pun semakin erat.


    Reporter: Nadya Nurul Ismi dan Aenun Mardiah

  • Bicara Ramadan Bersama Ustazah Andi Dahmayanti di Arisan DWP Unhas

    Bicara Ramadan Bersama Ustazah Andi Dahmayanti di Arisan DWP Unhas

    (STIBA.ac.id) Makassar – Arisan DWP Unhas kali ini terasa lebih spesial. Bukan cuma ajang kumpul-kumpul, tapi juga momen untuk merenungi makna Ramadan bersama Ustazah Andi Dahmayanti, S.Si., M.Si., M.S.

    Bertempat di Aula Pertanian Universitas Hasanuddin, para ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unhas tak hanya berbagi cerita, tapi juga mendapat suntikan semangat menyambut bulan penuh berkah.

    Ramadan: Waktunya Berbenah Diri

    Dalam ceramahnya yang bertema “Ramadan Sebagai Madrasah Ruhani: Menanamkan Nilai Islam Menuju Keluarga Sakinah yang Penuh Berkah”, Ustazah Andi Dahmayanti mengingatkan bahwa Ramadan bukan hanya tentang puasa, tarawih, dan sahur. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan emas buat kita memperbaiki diri.

    “Ramadan itu latihan. Latihan untuk lebih sabar, lebih bersyukur, lebih banyak berzikir, dan lebih peduli pada sekitar,” katanya, 19 Maret 2025.

    Ia juga menekankan pentingnya mengganti kebiasaan kurang baik dengan yang lebih baik, seperti mengurangi ngobrol sia-sia, menekan sifat konsumtif, dan memperkuat ikatan keluarga.

    Peran Ibu: Madrasah Pertama bagi Anak

    Salah satu poin yang paling menarik dari ceramah ini adalah tentang peran ibu dalam membentuk karakter anak. Menurut Ustazah Andi Dahmayanti, rumah adalah madrasah pertama, dan ibu adalah guru utamanya.

    “Anak-anak itu belajar dari apa yang mereka lihat di rumah. Jadi kalau kita mau mereka tumbuh dengan nilai-nilai Islam yang kuat, kita harus mulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga,” jelasnya.

    Para peserta yang hadir pun antusias menyimak. Banyak yang mengajukan pertanyaan, mulai dari bagaimana cara mendidik anak dengan nilai-nilai Islam hingga tip menghadapi tantangan dalam rumah tangga.

    Lebih dari Sekadar Arisan

    Seperti biasa, arisan tetap jadi highlight acara, tapi bukan satu-satunya momen yang ditunggu. Selain ceramah, ada juga penyerahan paket sembako sebagai bentuk kepedulian sosial. Momen ini makin menguatkan rasa kebersamaan di antara para anggota DWP Unhas.

    Di akhir acara, Ketua DWP Unhas berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut, bukan hanya sebagai agenda rutin, tapi juga sebagai ruang bagi para ibu untuk terus belajar dan bertumbuh.

    “Semoga kita semua makin semangat mendidik anak-anak, membangun keluarga yang sakinah, dan tentunya semakin rajin memperdalam ilmu agama,” ujar salah satu peserta.

    Acara pun ditutup dengan saling bersalaman yang menandakan eratnya ukhuwah di antara mereka. Dari sini terlihat jelas, bahwa arisan bukan cuma soal giliran dapat uang, tapi juga soal berbagi ilmu, kebersamaan, dan inspirasi.

  • Mahasiswa KKN STIBA Gelar Pesantren Kilat di DDI Sakeang, Siswa Antusias Belajar Fikih dan Ramadan

    Mahasiswa KKN STIBA Gelar Pesantren Kilat di DDI Sakeang, Siswa Antusias Belajar Fikih dan Ramadan

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar kembali beraksi! Kali ini, mereka menggelar Pesantren Kilat di MI-MA DDI Sakeang,

    Kegiatan ini berlangsung dalam dua tahap: siswa MI mengikuti pada 17-19 Maret, sementara siswa MTs dan MA mendapat giliran lebih dulu pada 10-12 Maret. Selama program ini, mahasiswa KKN menjadi pemateri utama, menyampaikan materi seputar fikih, Ramadan, dan pentingnya menuntut ilmu.

    Hari-hari di Pesantren Kilat dimulai dengan Salat Duha berjemaah dmenciptakan untuk menghadirkan suasana ibadah yang khusyuk. Tidak melulu belajar serius, ada juga sesi games seru untuk membuat suasana lebih santai dan menyenangkan bagi para peserta.

    Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKN. Program ini benar-benar memberi dampak positif bagi siswa kami, dan kami berharap bisa menjadi agenda tahunan,” ujar salah satu perwakilan sekolah.

    Pesantren Kilat ini bukan hanya tentang belajar agama, tetapi juga menanamkan nilai kebersamaan, kesadaran, dan semangat belajar bagi para siswa. Dengan suksesnya program ini, semoga kegiatan serupa bisa terus berlanjut di masa mendatang!

    Reporter: Wafiq Azizah Annisa R.
    Dokumentasi: Tim Media Desa Benteng Gajah

  • Camat Tompobulu Apresiasi Militansi Mahasiswa KKN STIBA Makassar

    Camat Tompobulu Apresiasi Militansi Mahasiswa KKN STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Maros – Tiga hari penuh semangat, tawa, dan kebersamaan. Ramadan Fest Desa Benteng Gajah yang berlangsung pada 17-19 Maret 2025, sukses digelar berkat kerja sama antara Mahasiswa KKN STIBA Makassar, Karang Taruna, dan Bulu Saukang. Acara ini tak hanya menghadirkan perlombaan seru, tapi juga jadi ajang mempererat kebersamaan warga.

    Pembukaan acara langsung dibuat spesial dengan kehadiran Camat Tompobulu, Kepala Desa Benteng Gajah, Imam Desa, Ketua Karang Taruna Kecamatan, serta panitia Ramadan Fest.
    Momen ini makin terasa istimewa karena para mahasiswa KKN mendapat apresiasi tinggi dari para tokoh masyarakat.

    Lomba Seru, Ramadan Jadi Makin Berwarna

    Selama tiga hari, sembilan jenis lomba mewarnai Ramadan Fest. Dari lomba azan, membaca Al-Qur’an, ceramah, hingga lomba mewarnai dan fashion show, semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman berharga bagi peserta, terutama anak-anak.
    Tujuannya? Membangun generasi kuat yang siap menghadapi tantangan era digital, tanpa melupakan nilai-nilai Islam.

    Mahasiswa KKN Dapat Pujian, Disebut Pejuang Dakwah di Pelosok

    Dalam sambutannya, Imam Desa Benteng Gajah tak bisa menahan rasa bangganya terhadap mahasiswa KKN STIBA.
    “Masya Allah, perjuangan mereka luar biasa! Mengajar hingga pelosok, meski cuaca sering kali tidak bersahabat,” ujarnya penuh haru.

    Sementara itu, Camat Tompobulu juga menegaskan bahwa Ramadan Fest ini bukan sekadar seremonial, tapi punya makna besar dalam memperkuat kebersamaan masyarakat. “Saya sangat mengapresiasi mahasiswa KKN STIBA Makassar yang sangat militan dalam kegiatannya. Mengurus umat itu memang butuh perjuangan,” katanya.

    Dari Festival ke Harapan Baru

    Di akhir acara, Kepala Desa Benteng Gajah, Bapak Ansar, menaruh harapan besar agar festival seperti ini bisa terus berlangsung. Bahkan, ia berharap agar pasar yang menjadi lokasi Ramadan Fest bisa kembali hidup setelah lama vakum.

    Ramadan Fest tahun ini mungkin sudah berakhir, tapi semangatnya? Semoga terus hidup di hati warga Desa Benteng Gajah.

    Reporter: Wafiq Azizah Annisa R.
    Foto: Fajar Maarif

  • Libur Tiba! SDIT Al Iman dan KKN STIBA Lekopancing Akhiri Ramadan dengan Buka Puasa Bersama

    Libur Tiba! SDIT Al Iman dan KKN STIBA Lekopancing Akhiri Ramadan dengan Buka Puasa Bersama

    (STIBA.ac.id) Maros – Ramadan kali ini ditutup dengan momen penuh kebersamaan di SDIT Al Iman Maros. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Al Iman Maros berkolaborasi dengan mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar Desa Lekopancing menggelar acara buka puasa bersama sebagai penutup kegiatan belajar mengajar sebelum libur Ramadan, Rabu (19 Maret 2025).

    Bertempat di lingkungan SDIT Al Iman, acara ini dihadiri oleh para guru, staf yayasan, mahasiswa KKN, siswa, serta para orang tua.
    Selain jadi ajang berbuka puasa, acara ini juga bertujuan mempererat ukhuwah islamiyah dan menanamkan nilai kebersamaan di bulan suci.

    Kegiatan dibuka dengan sambutan dari perwakilan Yayasan Pendidikan Al Iman Maros, yang menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KKN atas kontribusi mereka selama mendampingi proses belajar mengajar.
    Setelah itu, anak-anak diajak mengulang hafalan surah-surah pendek bersama, yang semakin menambah semarak suasana.

    Sebelum berbuka, salah satu mahasiswa KKN menyampaikan tausiah singkat tentang keutamaan Ramadan dan bagaimana menjaga semangat ibadah meski bulan suci akan segera berakhir.
    Setelah doa bersama, peserta pun menikmati hidangan buka puasa dengan penuh kebersamaan, sebelum akhirnya melaksanakan salat Magrib berjemaah.

    Suasana yang akrab ini menjadi penutup manis bagi kegiatan belajar mengajar sebelum libur Ramadan dimulai. Harapannya, kebersamaan dan semangat yang telah dibangun selama bulan suci ini bisa terus terjaga, bahkan setelah Ramadan berlalu.

    Reporter: Abdullah Al Faruq

  • Mahasiswa KKN STIBA Makassar Dukung Perjuangan Pak Burhan, Sang Pejuang Pendidikan di Pelosok Maros

    Mahasiswa KKN STIBA Makassar Dukung Perjuangan Pak Burhan, Sang Pejuang Pendidikan di Pelosok Maros

    (STIBA.ac.id) Maros – Jauh di Dusun Bonto Panno, ada sosok guru yang pantang menyerah meski dikelilingi keterbatasan. Namanya Pak Burhan. Bukan warga asli, bukan juga orang dengan fasilitas melimpah. Tapi semangatnya? Tak ada yang bisa menandingi.

    Pak Burhan yang berasal dari Bulukumba, punya mimpi besar: menghadirkan pendidikan berkualitas di daerah terpencil.

    Tahun 2009, ia merintis sebuah pesantren. Sayangnya, karena kurangnya dukungan dan izin operasional, pesantren itu terpaksa ditutup. Pukulan berat, tentu saja. Tapi bagi Pak Burhan, ini bukan akhir.

    “Awalnya Bapak sempat mau tutup sekolah ini,” kata Arini, anak bungsu Pak Burhan. “Tapi karena perjuangan almarhum Mama dulu waktu merintisnya, Bapak mengurungkan niat.”

    Dari pesantren, Pak Burhan kemudian mengubah konsep sekolahnya menjadi Sekolah Islam Terpadu di bawah Dinas Pendidikan. Kini, sekolah itu dikenal sebagai SDIT dan SMPIT Yabunurah.

    Perjuangan Pak Burhan tidak berhenti di situ. Dengan fasilitas seadanya dan dana yang pas-pasan, ia tetap mengajar tanpa pamrih. Tak ada gaji besar, tapi ada kepuasan yang jauh lebih berharga: melihat anak-anak di Dusun Bonto Panno punya akses pendidikan lebih dekat.

    Jarak antara dusun dan pusat desa memang cukup jauh, jadi keberadaan sekolah ini benar-benar membantu. Apalagi bagi anak-anak yang tidak punya kendaraan pribadi.

    Pak Burhan berharap dengan hadirnya mahasiswi KKN STIBA Makassar, kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin meningkat.
    “Semoga makin banyak anak yang semangat belajar agama dan akademik,” ucapnya, Rabu, 19 Maret 2025.

    Kisah Pak Burhan adalah cerita tentang dedikasi, ketulusan, dan semangat yang tak mudah padam. Kalau Pembaca ingin ikut berkontribusi, bisa dengan dukungan fasilitas, tenaga pengajar, atau sekadar menyebarkan kisah inspiratif ini. Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan semua orang bisa ambil bagian dalam perjuangan ini.


    Reporter: Nadya Nurul Ismi

  • Mahasiswi KKN STIBA Makassar Gagas Program THR, Hidupkan Semangat Al-Qur’an di Desa Jenetaesa

    Mahasiswi KKN STIBA Makassar Gagas Program THR, Hidupkan Semangat Al-Qur’an di Desa Jenetaesa

    (STIBA.ac.id) Maros – Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, mahasiswi KKN VIII Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menggagas Program THR (Tahfiz dan Tadarus Harian Ramadan) di Masjid Babussalam, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.

    Program ini dilaksanakan selama Ramadan setiap Selasa Subuh setelah salat berjemaah dan bertujuan untuk meningkatkan interaksi masyarakat dengan Al-Qur’an melalui dua kegiatan utama: tadarus bersama dan tahfiz (menghafal Al-Qur’an).

    Antusiasme Remaja dalam Program Tahfiz

    Salah satu fokus utama Program THR adalah kegiatan tahfiz, yang dikhususkan bagi remaja agar terbiasa menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an. Program ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta.

    “Kegiatan THR memberi pengalaman berharga bagi saya. Dari sekadar membaca surah, kini saya memahami tajwid dengan lebih baik—mulai dari penyebutan hingga panjang pendek bacaan. Lebih dari itu, saya bersyukur bisa mengikuti majelis setiap hari, bangga menjalankan puasa dengan penuh pahala, dan senang dipertemukan dengan kakak-kakak serta teman-teman yang luar biasa. Kebersamaan dan ilmu yang didapat menjadikan kegiatan ini begitu berarti,” ujar salah satu peserta tahfiz dengan penuh semangat.

    Tadarus Bersama Ibu-Ibu: Menumbuhkan Semangat Belajar Al-Qur’an

    Selain tahfiz untuk remaja, Program THR juga mengadakan tadarus harian yang melibatkan ibu-ibu. 

    Setelah salat Subuh, para ibu diajak membaca Al-Qur’an bersama, sementara mahasiswi menyimak dan membantu memperbaiki bacaan mereka.

    Kegiatan ini disambut dengan rasa syukur dan kebahagiaan oleh para peserta.

    “Kami sangat berterima kasih dengan adanya program tadarus ini. Baru kali ini ada orang yang mau mengajarkan kami cara membaca Al-Qur’an dengan benar, sebelumnya tidak ada,” ujar salah satu ibu yang mengikuti program tersebut.

    Salah seorang mahasiswi pengajar pun turut menyampaikan harapannya.

    “Kami berharap ibu-ibu semakin bersemangat mempelajari Al-Qur’an meskipun usia sudah tidak muda lagi, serta menyadari betapa pentingnya memahami bacaan Al-Qur’an dengan baik,” tuturnya.

    Hidupkan Semangat Al-Qur’an untuk Semua Generasi

    Dengan adanya Program THR, diharapkan generasi muda di Desa Jenetaesa semakin mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. 

    Program ini bukan sekadar agenda Ramadan, tetapi menjadi langkah nyata dalam membangun kebiasaan berinteraksi dengan Al-Qur’an di tengah masyarakat.

    Reporter: Safitri A. Ismail

  • Mahasiswi KKN STIBA Makassar Kenalkan Dasar-Dasar Komputer, Warga Bonto Panno Antusias

    Mahasiswi KKN STIBA Makassar Kenalkan Dasar-Dasar Komputer, Warga Bonto Panno Antusias

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswi KKN VIII STIBA Makassar Posko 2 Desa Toddopulia menghadirkan pengalaman baru bagi anak-anak dan remaja Muslimah di Dusun Bonto Panno: belajar dasar-dasar komputer! Kegiatan ini berlangsung setiap Sabtu, 18 Maret 2025 di ruang kelas SMPIT Yabunurah dan langsung disambut dengan antusias.
    Bagi banyak peserta, ini adalah kali pertama mereka menyentuh dan menggunakan laptop. Dari siswa SD kelas 5 hingga muslimah dewasa, semua semangat mengikuti materi, mulai dari pengenalan dasar komputer hingga praktik langsung.
    “Seru sekali! Saya jadi tahu cara menggunakan laptop dan ingin belajar lebih banyak lagi,” ujar Inna, salah satu peserta yang tampak bersemangat.
    Salah satu pemateri dari mahasiswi KKN mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berkesan bagi peserta, terutama karena sebagian besar dari mereka belum pernah berinteraksi dengan komputer sebelumnya.
    Tak hanya belajar soal teknologi, para mahasiswi KKN juga menyisipkan nasihat keagamaan di sela-sela pelatihan. Selain itu, setiap peserta mendapatkan snack dengan klip berisi kutipan Islami sebagai penyemangat.
    “Kami ingin ilmu yang diberikan di sini bisa terus bermanfaat, bahkan setelah KKN berakhir nanti. Semoga mereka semakin percaya diri menghadapi dunia digital,” ujar salah satu panitia.
    Dengan adanya pelatihan ini, anak-anak dan remaja Muslimah di Dusun Bonto Panno kini lebih siap untuk mengenal dunia teknologi. Langkah kecil yang bisa membuka peluang besar di masa depan!


    Reporter: Nadya Nurul Ismi dan Aenun Mardiah

  • Tak Cuma Dengar Teori, Warga Simbang Langsung Praktik Urus Jenazah Bersama KKN STIBA Makassar

    Tak Cuma Dengar Teori, Warga Simbang Langsung Praktik Urus Jenazah Bersama KKN STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Maros – Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar kata “penyelenggaraan jenazah”? Mungkin sesuatu yang serius dan sedikit menakutkan? Tapi di Desa Simbang, pelatihan ini justru disambut dengan antusiasme tinggi.

    Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar sukses menggelar Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah di SDN 135 Inpres Simbang, Selasa (18 Maret 2025). Awalnya, panitia hanya menargetkan peserta dalam jumlah terbatas, tetapi yang datang justru membludak, total 51 orang dewasa, belum termasuk anak-anak yang ikut meramaikan suasana.

    Pelatihan ini lahir dari masukan tokoh masyarakat yang melihat masih banyak warga yang belum memahami tata cara pemulasaraan jenazah sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.
    Bahkan, Bapak Irwan, perwakilan Kepala Desa Simbang, mengapresiasi program ini, menyebutnya sebagai pelatihan pertama yang diadakan oleh peserta KKN di desa mereka.

    Acara dibuka dengan pemaparan materi oleh Ustaz Ismail Waris, S.Pd.I., kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik.
    Para peserta diajak langsung untuk memahami cara mengukur kain kafan, memandikan, dan mengafani jenazah sesuai syariat Islam.

    Menariknya, sesi praktik dibagi berdasarkan gender, peserta laki-laki dibimbing oleh pemateri utama, sedangkan peserta perempuan dibimbing oleh instruktur dari Muslimah Wahdah Islamiyah Daerah Maros.

    Yang bikin pelatihan ini semakin spesial adalah buku panduan penyelenggaraan jenazah (kutaib) yang disusun oleh mahasiswa KKN STIBA Makassar. Para peserta merasa sangat terbantu karena bisa mempelajari ulang materi kapan saja.

    “Saya sudah beberapa kali ikut pelatihan serupa, tapi baru kali ini dapat buku panduan lengkap seperti ini,” ujar salah satu peserta.

    Sebagai penutup, seluruh peserta berbuka puasa bersama, menambah hangatnya kebersamaan dalam acara ini.
    Harapannya, pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi masyarakat Desa Simbang agar lebih siap dalam mengurus jenazah sesuai tuntunan Islam.

    Reporter: Humairoh Ahsan
    Foto: Muh. Anwar, Fajriani Pratiwi