(STIBA.ac.id) Makassar – Pembahasan tentang LGBT saat ini sedang marak dibicarakan di tanah air, termasuk di sosial media. Para oknum LGBT sudah berani menyuarakan hak-hak mereka. Hal yang justru hanya akan merusak pola pikir masyarakat.
Menangkal bahaya pemahaman LGBT tersebut, UKM Asrama Putri STIBA Makassar mengadakan kegiatan Nashaih Taujihiyyah Spesial, dengan tema “LGBT Bukan Fitrah, tapi Masalah”.
Nashaih Taujihiyah merupakan salah satu program kerja dari Pengurus Inti (PI) UKM Asrama Putri yang dilaksanakan sekali dalam sebulan. Kegiatan ini diperuntukkan untuk seluruh mahasiswi STIBA Makassar. Panitia kegiatan Nashaih Taujihiyah menghadirkan al-Ustazah Nuraeni Novira, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai narasumber acara.
Dalam pemaparan materinya, Ustazah Nuraeni mengajak para mahasiswi untuk mengetahui tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), mulai dari sejarah munculnya, perkembangan LGBT di berbagai negara, bagaimana LGBT dikampanyekan melalui berbagai jalur hingga berhasil masuk dan tersebar di Indonesia pada tahun 1980-an melalui media cetak. Kemudian bagaimana LGBT bisa berkembang hingga saat ini ada sekitar 200 lebih organisasi LGBT di Indonesia.
“Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, begitupun hewan dan tumbuhan. Mereka memiliki pasangannya masing-masing. Tetapi kaum LGBT ini memiliki selera seksual yang menyimpang dari fitrahnya. Mereka hanya mementingkan hawa nafsu saja bahkan akan menghalalkan segala cara sampai si pelaku bisa mendapatkan targetnya. Padahal hawa nafsu seperti itu hanya nikmat sesaat tetapi sengsara selamanya,” tutur dosen STIBA sekaligus konselor keluarga tersebut, pada Jumat sore (27 Mei 2022).
Dalam surah al-A’raf ayat 80 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun di dunia ini sebelummu?”.
Pencegahan LGBT menurut Ustazah Nuraeni Novira adalah dengan perlindungan keluarga, interaksi keluarga yang harmonis, pola asuh yang baik, mengenali kerentanan dan keterpaparan risiko, dan peduli terhadap lingkungan di mana keluarga berada. Apabila telah terlanjur terjerumus, maka segera dilakukan rehabilitasi bagi pelaku, yaitu dengan membantunya kembali ke fitrahnya.
Kegiatan Nashaih Taujihiyah ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom. Sebagian peserta juga mengikuti secara luring di Aula Ummul Mukminin ‘Aisyah ra.
Laporan Tim Humas Putri
