(STIBA.ac.id) Maros – Strategi dakwah pertama yang ditempuh mahasiswa KKN STIBA Makassar Angkatan VII di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros Sulawesi Selatan adalah melakukan silaturahmi ke aparat pemerintah dan warga setempat.

Berikut ini dua kisah menarik pengalaman silaturahmi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswi KKN yang salah sasaran dan justru masuk ke rumah warga nonmuslim.

Desa Sudirman

Desa Sudirman, sebuah komunitas di mana hampir seluruh penduduknya adalah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).  Di awal kehadiran mahasiswa KKN STIBA Makassar di desa ini, mereka sempat merasa bingung memikirkan strategi dakwah yang  tepat untuk masyarakat yang memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda dari kebanyakan tempat lain.

Silaturahmi kepada aparat dan warga desa itulah langkah pertama yang mereka lakukan.

Berikut kisahnya:

Door to door, kami memasuki rumah-rumah, sampai pada suatu rumah yang kelihatannya sepi tak berpenghuni. Namun, kami tetap mencoba mengetuk pintunya dan memberi salam. Tak lama kemudian, seorang ibu paruh baya keluar, “Tunggu sebentar, lagi masak,” ucapnya sambil kembali berlari ke dalam.

Tak lama setelah itu, seorang wanita tua keluar dengan pandangan sedikit sinis, “Kalian mau apa di sini?,” ucapnya dengan nada tinggi. Kami menjawab bahwa kami hanya berniat silaturahmi, namun pertanyaannya dilontarkan kembali dengan nada yang lebih tinggi, “Mau apa? Silaturahmi? Apa itu?”

Kami merasa nyali mulai ciut dan ingin segera pergi, namun tiba-tiba ibu paruh baya tadi kembali menghampiri dan mengundang kami masuk. Obrolan pun berlangsung hangat, meskipun wanita tua tadi masih memandang kami dengan curiga. Sampailah pada inti obrolan bahwa akan ada halakah belajar ngaji dan kajian muslimah di sana.

Wanita tua tersebut ternyata adalah orang tua dari ibu paruh baya tadi, dan keduanya adalah nasrani, bukan Islam. Meskipun terkejut, kami mulai memahami gelisah wanita tua tadi. Kami merasa tidak enak karena merasa silaturahmi kami salah sasaran, namun ibu paruh baya malah senang dengan kedatangan kami dan mereka mengobrol banyak hal. Ibu tersebut bahkan meminta maaf atas tutur kata ibunya yang keras.

Kami pun pamitan, namun sebelum pergi, kami mendatangi wanita tua tersebut dan mendoakan yang terbaik baginya. Doa-doa kami membuatnya terharu dan dia memeluk kami dengan hangat. Semoga Allah memberinya hidayah Islam.

Desa Purnakarya

Hari kedua KKN di Desa Purnakarya, hari itu kami awali dengan silaturahmi dengan masyarakat Dusun Benteng. Melihat rumah-rumah yang berada di dusun ini sangat berjarak, bahkan ada beberapa rumah yang terletak di atas gunung sehingga kami harus menempuh  perjalanan dengan mendaki jalan yang terjal. Kami pun membentuk beberapa kelompok agar dapat menjangkau seluruh rumah warga yang berada di Dusun Benteng.

Hari itu, kami tanpa sengaja memasuki rumah warga nonmuslim. Saat kami mengucap salam, penghuni rumah tidak merespons dan malah bertanya dengan nada tinggi, “Ada apa ini?!”

Dengan tenang, kami menjawab, “Kami mahasiswi KKN, Bu. Mau jalan-jalan dan berkenalan dengan warga.” Beliau tidak langsung mempersilahkan kami masuk, tapi malah berjalan ke samping rumah sambil menoleh ke belakang dan berkata, “Tunggu ya! Saya punya anjing.”

Setelah kembali, beliau berkata, “Ternyata lagi tidur bersama anaknya. Silakan duduk!” Percakapan pun mengalir selama hampir 30 menit. Awalnya, kami mengira kami tidak diterima, namun ternyata banyak pengalaman berharga yang bisa kami pelajari dari beliau, di antaranya sangat disiplin waktu.

Saat kami memberikan bingkisan kurma, beliau dengan senang hati menerimanya dan berkata, “Saya suka beli dan makan ini.” Kami pun berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala  memberi hidayah Islam.

Sumber: Buku KKN STIBA Makassar Angkatan VII, “Mengabdi untuk Mengabadi”.

Kisah silaturahmi para mahasiswi KKN STIBA Makassar Angkatan VII di Desa Sudirman dan Desa Purnakarya menjadi contoh nyata bagaimana pola pendidikan karakter di STIBA Makassar diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Pola pendidikan karakter di STIBA Makassar menanamkan nilai-nilai Islam yang ramah, penuh kasih sayang, dan toleran. Hal ini tercermin dalam sikap dan tindakan para mahasiswi KKN saat berinteraksi dengan warga, baik yang beragama Islam maupun nonmuslim.

Terinspirasi oleh kisah inspiratif KKN STIBA Makassar, Kamu ingin menjadi bagian dari generasi muda yang membawa rahmat dan kebaikan bagi semua? Mari bergabung bersama STIBA Makassar dan dapatkan pendidikan karakter mulia yang akan mengantarkanmu menjadi duta Islam yang ramah, penuh kasih sayang, dan toleran. Daftar sekarang melalui https://stiba.ac.id/pmb

Loading