(STIBA.ac.id) Makassar – Musyawarah Senat Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) untuk menentukan Ketua STIBA dan Ketua Senat yang baru sukses dilaksanakan secara daring, Kamis (08/06/2023).
Dalam musyawarah yang dipimpin oleh Ketua Senat STIBA Makassar Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D., proses pemilihan dilakukan dengan cermat dan transparan. Seluruh anggota Senat STIBA yang terdiri dari berbagai unsur, berpartisipasi aktif dalam menentukan hasil akhir. Peserta musyawarah secara aklamasi memutuskan untuk mempertahankan Ketua STIBA dan Ketua Senat Periode 2019—2023 sebagai pemimpin STIBA Makassar periode 2023—2027 mendatang.
Ketua STIBA Makassar Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. yang tidak lama lagi akan mengakhiri masa jabatannya dipilih kembali untuk memimpin STIBA Makassar. Keberhasilannya dalam memajukan STIBA selama masa jabatannya, serta dedikasi dan komitmen yang tinggi menjadi faktor utama dalam menetapkan keputusan tersebut.
Demikian pula, Ketua Senat STIBA Makassar Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. juga terpilih kembali untuk memimpin Senat dalam periode mendatang. Kepemimpinan yang kuat dan pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu pendidikan dan akademik menjadikan Ketua Senat ini sebagai pilihan yang tepat untuk kembali memimpin lembaga tersebut.
Kedua pemimpin terpilih, Ketua STIBA dan Ketua Senat, kendati menganggap jabatan itu adalah amanah yang berat, tetap berkomitmen untuk membawa STIBA Makassar lebih baik dan terus memperkuat kualitas pendidikan di STIBA Makassar.
Sadar akan beratnya beban amanah yang diembannya, Ustaz Akhmad memohon taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam memikul tanggung jawab sebagai mudir STIBA.
“Sebenarnya amanah ini sangat berat dan tentunya kita semua bertanggung jawab untuk membawa STIBA ini ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, saya memohon taufik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, perlindungan, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan untuk bersama-sama membangun STIBA ini ke depan, ke arah yang lebih baik.”
“Dan secara pribadi, saya memohon maaf apabila dalam periode pertama begitu banyak kekurangan yang terjadi. Mudah-mudahan kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalkan bahkan mudah-mudahan dapat diatasi pada periode kedua ini,” lanjutnya.
Ustaz Akhmad berharap agar dalam mengemban amanah itu mendapat dukungan dari para dosen dan pengelola.
“Saya secara pribadi dengan penuh kerendahan hati berharap dukungan dari semua asatidz (dosen) dan semua pengelola STIBA Makassar untuk bersama-sama kita membangun STIBA ini dengan sinergisitas, dengan kolaborasi, saling tafahum, saling tanashuh, dan saling taalluf di antara kita. Sehingga ini bukan sekadar sebuah kerja sama, tetapi ladang penghambaan kita, ladang kebaikan kita yang mudah-mudahan bisa menjadi bekal dan menjadi pundi-pundi kebaikan kita, penambah pahala-pahala kebaikan kita di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkasnya.
Sementara Ketua Senat terpilih mengatakan bahwa dari sisi amanah, ia menganggap masih banyak yang lebih layak mengemban amanah ini. Namun di sisi lain, ia menerima amanah tersebut karena memandang ini adalah kepercayaan dan kemuliaan yang diberikan kepadanya.
“Alhamdulillah, kami bersyukur karena sejak dahulu kami memandang berjuang di STIBA merupakan salah satu ladang kebaikan yang terbesar. Kami telah membersamai aktivitas civitas academica STIBA sejak didirikan. Sampai hari ini masih dipercayakan untuk bisa mendampingi aktivitas perjuangan di STIBA ini,” ujar Ustaz Yusran.
Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ini berharap bisa menjalankan amanah sebaik-baiknya. “Dengan taufik dari Allah, kerja sama yang baik di antara kita, dan kerja keras penuh keikhlasan, insyaallah tidak ada sesuatu yang berat bagi Allah untuk mewujudkan niatan-niatan baik dari hamba-hamba-Nya. Semoga periode berikutnya ini bisa kita jalankan lebih baik dari sebelumnya. Mohon dukungan dari semua dan kita saling kuat-menguatkan,” pungkasnya.
Kepengurusan baru ini diharapkan dapat meneruskan keberhasilan sebelumnya dan membawa STIBA Makassar sebagai Kampus Dakwah dan Perjuangan menjadi lembaga pendidikan yang semakin unggul.
