(STIBA.ac.id) Makassar – Sebuah acara tahunan yang bertujuan memotivasi mahasiswi tentang keagungan bahasa Arab sedang berlangsung di Kampus Putri STIBA Makassar. Divisi Pengembangan Bahasa UKM Bahasa Al-Fusha STIBA Makassar menghadirkan Daurah 15 Hari Menghafal Matan al-Ajurumiyah dengan tema inspiratif Urgensi Cinta Bahasa Arab untuk Mengembangkan Pengetahuan Bahasa Arab, atau dalam bahasa Arab أهمية محبة اللغة العربية لتطوير تعليم اللغة العربية
Daurah 15 Hari Menghafal Matan Al-Ajurumiyah diadakan sebagai upaya untuk membimbing mahasiswi memahami kaidah-kaidah bahasa Arab. Kegiatan ini merupakan langkah konkrit dari UKM Al-Fushah untuk mengembangkan potensi pengurusnya agar bisa menjadi teladan bagi mahasiswi lainnya.
Pembukaan Daurah ini berlangsung pada hari Selasa, 19 Jumadil Akhir H (02/01/2024 M) di Aula Ummu Salamah STIBA Makassar. Acara dihadiri oleh 34 peserta yang merupakan anggota UKM Al-Fusha STIBA Makassar, dan dimulai dengan sambutan dari Wakil Kepala Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Pengembangan Bahasa Arab, Ustazah Armida, Lc., serta sambutan dari Ketua Panitia, Nabilah, dan Ketua Umum UKM Bahasa Al-Fushah, Miftahul Khaira.
Ustazah Armida menyampaikan harapannya agar UKM Bahasa Al-Fusha bisa menjadi pionir dalam menciptakan syair bahasa Arab, walaupun bukan tentang suatu disiplin ilmu, tetapi dimulai tentang adab dan akhlak, mampu mewarnail dan menjadi teladan untuk akhwat lain.
“Daurah Matan ini sebagai langkah awal untuk meningkatkan kualitas kita, semoga di masa depan kita dapat mengkaji matan-matan lain,” ujar Ustazah Armida.
Materi dilanjutkan oleh Ustaz Surahman Yalu Yatie, Lc., Kepala Bagian Pengembangan Bahasa Arab STIBA Makassar, yang menekankan pentingnya belajar bahasa Arab tidak hanya untuk memahami Al-Quran tetapi juga untuk merasakan keindahannya, menghayati sastra Nabi, dan memahami kalimat-kalimat hikmah dari para sahabat, tabiin, atba’ al-tabi’in, serta ulama-ulama mutaakhirin.
“Sebagai muslim, kita seharusnya mencintai Bahasa Arab. Cinta ini bukan hanya terhadap bahasa, melainkan sebagai bentuk tuntunan agama, dan dia adalah rasa untuk bisa mengetahui kesedihan dan kebahagiaan sesama,” tegas Ustaz Surahman.
Reporter: Nabilah Ismail
