Kategori: Kegiatan Dosen

  • Ustadz Fadlan Akbar Ungkap Peran Pendidikan Dalam Sejarah Kebangkitan Generasi Islam

    Ustadz Fadlan Akbar Ungkap Peran Pendidikan Dalam Sejarah Kebangkitan Generasi Islam

    WhatsApp Image 2018-02-21 at 08.40.31

    (stiba.ac.id) Makassar -Dosen STIBA Makassar, Ustadz Fadlan Akbar, Lc., M.H.I. menjadi narasumber dalam kegiatan seminar pendidikan bertajuk “Rekonstruksi Pendidikan Dalam Menyikapi Kids Zaman Now”.  Ustadz Fadlan membawakan materi “Pendidikan Dalam Sejarah Kebangkitan Generasi Islam.” Seminar pendidikan ini berlangsung di aula Program Pascasarjana (PPs) UNM, Sabtu, (17/2/2018).

    Dalam pemaparannya, Ustadz Fadlan menyampaikan bahwa peran pendidikan dalam mengawal kebangkitan generasi Islam demikian urgen dan sentral. Hal ini disebabkan oleh adanya kaitan erat antara pendidikan dengan pembentukan karakter, kepribadian dan keyakinan ideologi generasi tersebut serta idealisme kejuangan pada diri mereka.

    “Pendidikan yang dimaksudkan itu adalah pendidikan Agama yang meliputi penanaman manhaj akidah, ibadah dan akhkak yg bersumber dari Alquran dan sunnah sesuai dengan pemahaman salaf, generasi terbaik yang telah mendapatkan rekomendasi dan pujian yang baik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” uajrnya.

    Karena itu, menurut Ketua DPD Wahdah Islamiyah Makassar ini, semakin baik dan sempurna proses pendidikan yang dilakukan kepada generasi maka semakin cerah masa depan kebangkitan Islam  bersama dengan generasi itu.

    Kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Study Club Raudhatun Ni’mah (SCRN) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Makassar (UNM) ini juga menghadirkan Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd., rektor UNM sebagai pemateri dengan tema “Peran Pendidikan dalam Menyikapi Problematika Zaman Now.”

     

  • Ustadz Ahmad Ingatkan Peran Mahasiswa dalam Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    Ustadz Ahmad Ingatkan Peran Mahasiswa dalam Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    WhatsApp Image 2018-02-09 at 12.38.36

    (stiba.ac.id) Makassar – Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. mengadakan pertemuan dengan seluruh mahasiswa PM 2E selaku Penasihat Akademik untuk kelas tersebut. Dalam pertemuan yang diadakan belum lama ini, ia menyampaikan tentang tri dharma perguruan tinggi.

    Menurutnya, tri dharma perguruan tinggi merupakan tujuan penting bagi suatu institusi perguruan tinggi. Hal ini harus dimiliki oleh setiap mahasiswa untuk membangun mahasiswa yang aktif  dan kreatif. Kepala Unit Kegiatan Mahasiswa ini pun menguraikan tri dharma tersebut:

    1. Pendidikan dan Pengajaran

    IPK 4.00 adalah impian setiap mahasiswa. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan dari pendidikan dan pengajaran yang tentunya dilandasi dengan akhlak yang sesuai syariat. Sehingga dengan itu, setiap mahasiswa akan mampu mencerdaskan umat dan bangsa ini.

    1. Penelitian dan Pengabdian

    Seorang mahasiswa, harus mempunyai sifat yang realistis. Artinya, setiap ilmu yang didapatkan di dalam kelas, bukan hanya menjadi catatan yang digunakan sebagai bahan ujian, tapi hakikatnya, ia seharusnya menjadi bahan penelitian dan pengabdian kepada umat dan bangsa. Umat tidak pernah butuh dengan IPK 4.00, tapi mereka butuh dedikasi yang tinggi.

    1. Pengabdian kepada Masyarakat

    Seorang mahasiswa itu bukan sampah di masyarakat, yang sangat dibenci kehadirannya. Tpi ia adalah sesuatu yang dirindukan kehadirannya, bahagia bila ia ada, dan ditangisi kepergiannya. (Afandi)

  • Gubernur Sulsel Beri Penghargaan 26 Dosen STIBA Makassar

    Gubernur Sulsel Beri Penghargaan 26 Dosen STIBA Makassar


    WhatsApp Image 2017-10-24 at 09.38.15

    
    

    stiba.ac.id – Memperingati hari jadi Sulawesi Selatan ke-348, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo memberikan penghargaan kepada 26 dosen STIBA Makassar. Jumlah ini termasuk dalam 1.000 tokoh yang turut mendapatkan penghargaan serupa pada kegiatan yang berlangsung Rabu malam (18/10)  di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, KH. Sanusi Baco, Lc. juga menjadi salah satu dari 1000 tokoh yang menerima penghargaan. Dalam kesempatan tersebut KH. Sanusi Baco menyampaikan beberapa nasihat kepada hadirin. Menurut beliau bahwa ada empat hal yang harus dipegang dalam memajukan satu daerah, di antaranya kebijaksaan pemerintah, ilmu alim ulama, kedermawanan orang kaya, dan doa-doa orang miskin.

    Kiyai juga berpesan kepada pemerintah agar dalam membangun pemerintahan dan menggencarkan program kemasyarakatan hendaknya mengedepankan nilai moral dan keagamaan.

    Gubernur Syahrul mengungkapkan terima kasih kepada para alim ulama se-Sulsel yang telah ikut membantu suksesnya program pemerintah Sulsel sehingga diakui sebagai daerah yang terdepan secara nasional, baik dalam kemajuan ekonomi, stabilitas keamanan, kedamaian, dan keberagaman, yang selalu dijaga bersama pemerintah bersama rakyat Sulsel.

    Berikut ini nama-nama dosen STIBA Makassar yang mendapatkan penghargaan dari gubernur Sulsel:

    1. Muhammad Yusram, Lc., M.A., Ph.D.
    2. Dr. Rahmat, Lc., M.A.
    3. Muh. Ikhwan, Lc., M.H.I.
    4. Ir. Muh. Kasim, M.A.
    5. Syandri, Lc, M.Ag
    6. Harman Tajang, Lc., M.H.I.
    7. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I.
    8. Sofyan Nur, Lc., M.Ag.
    9. Mukran H. Usman, Lc., M.H.I.
    10. Fadhlan Akbar, Lc., M.H.I.
    11. Muhammad Nirwan Idris, Lc., M.H.I.
    12. Asri, Lc., M.A.
    13. Ronny Mahmuddin, Lc., M.Pd.I.
    14. Sirajuddin Qasim, Lc.
    15. Bahtiar Bahri, Lc.
    16. Muh. Taufan Djafri, Lc., M.H.I.
    17. Jahada Mangka, Lc., M.A.
    18. Bahrun Nida, Lc.
    19. Muhammad Ikhsan, Lc., M.Si., Ph.D.
    20. Sukimin Subu, Lc.
    21. Irwan Fitri, Lc., M.Sos.
    22. Hendra Wijaya, Lc.
    23. Ir. Iskandar Kato, M.Si.
    24. Ir. Azwar Room
    25. Marli Abd Hamid, S.Pd.I.
    26. Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I.

     

    WhatsApp Image 2017-10-24 at 07.54.4010001

  • Dosen STIBA Makassar Isi Pelatihan Hidroponik di Kantor Ditlantas Polda Sulsel

    Dosen STIBA Makassar Isi Pelatihan Hidroponik di Kantor Ditlantas Polda Sulsel

    hid

    stiba.ac.id – Dosen STIBA Makassar, Ariesman S.T.P., M.Si. menjadi narasumber dalam pelatihan Pertanian Berbasis Hidroponik yang diadakan oleh Ditlantas Polda Sulsel. Pelatihan yang digelar pada Kamis (30/8/2017) ini bertempat di Aula Ditlantas Polda Sulsel dengan dihadiri oleh 60 peserta dari anggota kepolisian.

    Seusai pelatihan, sebuah maket telah terpajang di dalam aula sebagai contoh untuk pengembangan hidroponik di Kantor Ditlantas Polda Sulsel. Pelatihan ini diharapkan menjadi penggerak bagi instansi-instansi pemerintah lainnya untuk bersama dalam memberi andil untuk kondisi lingkungan yang lebih baik di Kota Makassar.

    Pertanian berbasis hidroponik menurut Ustadz Ariesman adalah hal yang saat ini urgen untuk diadakan, mengingat lingkungan yang asri dan jauh dari polusi merupakan dambaan bagi setiap orang khususnya di daerah perkotaan. Lalu lintas kendaraan yang padat dan polusi udara menjadi bagian yang seakan tidak terpisahkan dari suasana perkotaan saat ini.

    “Selain itu, kondisi lahan yang sempit dan serba terbatas untuk area hijau seakan tak pernah lepas dari area urban yang diiringi dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat,” ujar pembina UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar ini.

     

  • Esensi Kepemimpinan Adalah Qudwah

    Esensi Kepemimpinan Adalah Qudwah

    r

    stiba.ac.id – Kuliah Perdana kembali digelar di Masjid Anas bin Malik pada Senin (7/8/2017). Acara ini menandai dimulainya Semester Ganjil sekaligus Tahun Ajaran baru. Acara  ini dihadiri oleh seluruh sivitas akademika STIBA Makassar.

     

    Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. sebagai narasumber dalam kuliah perdana kali ini menuturkan bahwa esensi kepemimpinan adalah qudwah (keteladanan).

    Berikut beberapa intisari kuliah Ustadz Rahmat:

     

    Sebagian ulama mengatakan bahwa makna firman Allah “Dan jadikanlah kami sebagai Imam bagi orang-orang yang beriman” adalah jadikanlah kami sebagai orang yang meneladani orang-orang yang shaleh sebelum kami dan menjadi teladan orang-orang yang shaleh setelah kami.

    Yang menjadi panutan dan teladan adalah konsistensi seseorang. Jadi siapa yang istiqomah maka dia adalah orang yang kuat dan patut jadi pemimpin.

    Yang paling kuat konsistensinya adalah para ulama. Sepanjang sejarah Islam yang memegang qiyadah atau kepemimpinan adalah kaum ulama.

    Lihatlah, rezim boleh berganti antara yang adil dan batil. Namun para ulama tetap konsisten menjadi penjaga kebenaran. Ketika kita membaca sejarah dari zaman salafus shalih hingga zaman kontemporer saat ini maka kita dapati bahwa qiyadah adalah untuk para penuntut ilmu dan ulama.

    Untuk itu kita patut bersyukur kepada Allah bahwa kita dipilih oleh Allah untuk meniti jalan para ulama. Sehingga tidak naif bila kita katakan bahwa kita adalah harapan ummat.

    Maka marilah kita mulai dengan mengikhlaskan niat. Sungguh ikhlas sangat sulit hingga Sufyan at Tsauri rahimahullah mengisahkan bahwa dia belajar untuk bisa ikhlas selama 40 tahun. Karena sungguh menuntut ilmu butuh kesabaran.

    Setelah ikhlas maka yang ke dua adalah selalu merasa diawasi oleh Allah. Seorang murid dari Sufyan at Tsauri pernah bertanya kepada gurunya ketika heran melihat gurunya yang selalu membawa kertas kecil yang selalu dilihatnya. Dan ketika melihat kertas tersebut dia merasa takut. Ketika gurunya Sufyan at Tsauri memperlihatkan kertas tersebut, ternyata tulisannya adalah “Wahai Sufyan sesungguhnya Allah melihatmu.”

    Setelah merasa takut kepada Allah maka yang perlu dihadirkan adalah kesungguhan. Karena ilmu tak akan kita dapatkan bila hanya bermalas -malasan.

    Kemudian yang juga perlu untuk diperhatikan adalah menjaga adab. Sungguh banyak ulama yang menuliskan kitab yang membahas tentang adab. Bahkan banyak di antara mereka yang menulis pembahasan tentang adab penuntut ilmu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hal ini.

    Lalu yang terakhir adalah memiliki visi yang jauh ke depan. Seorang penuntut ilmu harus memiliki visi untuk menjadi pemimpin. Ketika kita belajar hanya untuk mencerdaskan diri saja maka hal ini tidak akan memberikan pengaruh yang banyak di tengah ummat. Namun bila kita menuntut ilmu agar kita bisa menjadi pemimpin di tengah ummat, maka ini akan membawa perubahan dan perbaikan bagi ummat. (M. Idul Fitran, Foto: Munadil Haq).

    r1

  • Ustadz Ihsan Raih Gelar Doktor

    Ustadz Ihsan Raih Gelar Doktor

    ihs

    stiba.ac.id – Satu lagi dosen STIBA Makassar berhasil meraih gelar doktor. Kali ini, Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si. yang tulisan-tulisannya kerap viral di media-media sosial ini berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dalam bidang fikih di Medina International University (MEDIU).

    Ustadz Ihsan yang juga pernah menjabat ketua STIBA ini berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian doktoralnya pada Selasa (25/7/2017)  dengan predikat Summa Cumlaude (Martabah Syarafil Uwlaa).

    Judul disertasi beliau adalah:

    الْقَوَاعِدُ وَالضَّوَابِطُ الْفِقْهِيَّةُ الْمُسْتَخْرَجَةُ مِنْ كِتَابِ طَرْحِ التَّثْرِيْبِ فِيْ شَرْحِ التَّقْرِيْبِ لِلْحَافِظْ الْعِرَاقِيّ وَابْنِهِ الْحَافِظ اَبِيْ زُرْعَة (جَمْعًا وَدِرَاسَةً)

    Dengan para penguji:

    Prof. Dr. Ibrahim Muhammad  (Universitas Darul Ulum Kairo)

    Prof. Dr. Ismail Abdurrahman Asyr (Universitas Al Azhar)

    Dr. Abd. Nasher Khidr (Medina International University)

    Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin adalah salah seorang dosen STIBA yang cukup produktif menulis buku, bahkan sebagian di antaranya masuk deretan buku-buku laris atau best seller. Selain menulis buku, Ustadz Ihsan juga giat menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab. Semoga ilmu beliau membawa berkah dunia akhirat dan bermanfaat dalam perjuangan menegakkan agama Allah.

  • Keputusan Dirjen Pendis,  Sarjana Hukum Gelar Alumni STIBA

    Keputusan Dirjen Pendis, Sarjana Hukum Gelar Alumni STIBA

    kas

    Stiba.ac.id – Ustadz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. baru-baru ini mewakili ketua STIBA Makassar dalam acara penyerahan SK Direktur Jendral Pendidikan Islam tentang penyesuaian nomenklatur program studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. Acara yang berlangsung pada tanggal 21 Juli 2017 ini bertempat di Ruang Sidang Ditjen Pendis Lt. 7 Kemenag RI.

    SK Prodi diserahkan langsung oleh Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag. selaku Direktur Pendidikan Tinggi Islam  ke perwakilan masing-masing Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Sebanyak 20 PTKI menghadiri kegiatan ini.

    Berdasarkan keputusan yang tertuang dalam SK yang diterima Ustadz Kasman, nama program studi Perbandingan Mazhab dan Hukum diganti menjadi Perbandingan Mazhab.

    Masih dalam SK yang sama juga ditetapkan gelar akademik bagi alumni prodi ini adalah Sarjana Hukum (S.H).

    kas1

  • Ustadz Rahmat: Ormas Bisa Bersatu Meski Punya Ciri Masing-Masing

    Ustadz Rahmat: Ormas Bisa Bersatu Meski Punya Ciri Masing-Masing

    ust-rahmat-660x330

    Stiba.ac.id – Ketua harian DPP Wahdah Islamiyah yang juga tercatat sebagai dosen tetap di STIBA Makassar, Ustadz Dr. Rahmat Abdul Rahman, Lc. M.A. menjadi salah satu pembicara dalam acara Sosialisasi dan Dialog Madani “Peran Strategis Ormas Islam dalam Menjaga dan Memelihara 4 Konsensus: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.” Acara ini berlangsung pada hari Sabtu (22/07/17) di Menara Phinisi UNM, Makassar.

    Di hadapan sekitar 100 peserta dialog, Ustadz Rahmat mengatakan bahwa persatuan umat Islam insya Allah bisa terwujud meskipun ormas-ormas Islam masing-masing punya ciri khas, tapi Al-Quran bisa mempersatukan mereka. Ia mencontohkan beberapa peristiwa aksi bela al-Qur’an yang sudah terbukti nyata.

    Dalam kesempatan tersebut ustadz Rahmat menegaskan bahwa Wahdah Islamiyah sebagai salah satu ormas Islam akan selalu sejalan dengan NKRI dan turut berperan dalam menjaganya. Ustadz Rahmat juga mengajak kepada insan media untuk ikut menyuarakan kebenaran dan menjadi corong untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat dan bangsa.

    Acara yang dilaksanakan oleh Madrasah Siasah Cendikia ini juga dihadiri oleh senator Sulsel bapak AM. Ikbal Parewangi, Ketua MPW BKPRMI Sulsel Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Ketua PARMUSI Sulsel Drs. H. Abu Bakar Wasahua, M.H, Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, serta perwakilan dari beberapa ormas Islam dan dari beberapa Perguruan Tinggi di Sulsel.

    ust rahmat

  • Ustadz Ahmad Hadiri Workshop Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Pesantren

    Ustadz Ahmad Hadiri Workshop Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Pesantren

     

    12

    stiba.ac.id – Pusat Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI  baru-baru ini mengadakan Workshop Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Pesantren. Acara yang dihadiri oleh 70 orang peserta yang terdiri dari utusan PTKI, Kanwil Kemenag Sulsel, Kadis Kemenag Makassar, MUI dan Ormas Islam ini berlangsung selama tiga hari, Rabu hingga Sabtu, 7-9 Juni 2017, bertempat di Hotel Grand Clarion Makassar.

    Kepala Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Asrama STIBA Makassar Ustadz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. yang mewakili STIBA Makassar dalam laporannya mengatakan,  “Workshop ini dilakukan sebagai langkah penyiapan naskah akademik “Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Pesantren”.

    Setelah itu, lanjut dia, akan dirumuskan rekomendasi bahan pengembangan kebijakan sebagai acuan penyusunan dokumen program pendidikan bela negara di pesantren oleh Kemenag RI.

    Ahmad Syarif mengatakan naskah akademik tersebut tidak sekadar hasil yang tertulis. Akan tetapi, lebih teraplikasikan dalam dunia nyata.

    “Bela negara, representasi berbangsa dan bertanah air artinya dimulai dari pesantren untuk pesantren, bangsa dan negara,” imbuhnya.

    Kepala Balai Litbang Agama (BLA) Makassar, Hamzah Harun, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan yang bisa membangun jiwa raga kita adalah pesantren. “Pesantren merupakan garda terdepan dalam membela negara,” tandas Hamzah.

    Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Dr. H. Abd Rahman Mas’ud, Ph. D. dan dilanjutkan esok harinya, Kamis dengan pemaparan Workshop Pengembangan Pendidikan Bela Negara oleh dua pemateri yaitu Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA dan  DR. Nashirul Haq, Lc., MA. Acara lalu dilanjutkan dengan pembahasan draf melalui rapat komisi di mana peserta dibagi dalam tiga komisi. Lalu ditutup dengan pemaparan materi dari Kepala Pusat Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A.

    Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D, saat membuka acara ini mengatakan dengan digelarnya lokakarya Pendidikan Bela Negara (PBN) di Pesantren bisa menumbuhkembangkan informasi kepada publik bahwa pesantren sejak zaman penjajahan hingga sekarang terus mencintai Tanah Air. (ASK)

     

     

  • Kemenag RI Bahas Pemikiran Tokoh Pendidikan Agama di Sul-Sel, STIBA Utus Ketua LP2M

    Kemenag RI Bahas Pemikiran Tokoh Pendidikan Agama di Sul-Sel, STIBA Utus Ketua LP2M

    syandri

    stiba.ac.id – Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIBA Makassar Ustadz Syandri Syaban, Lc., M.Ag. menghadiri Workshop Penyusunan Draft Awal Dokumen Pemikiran Tokoh Pendidikan Agama di Sul-Sel.

    Acara yang digelar oleh Pusat Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI ini berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa, 19-20 Juni 2017, bertempat di lantai 2 Hotel Grand Clarion Makassar.

    Sebagaimana yang dipaparkan oleh Ustadz Syandri Syaban, yang dinukil dari Bahan Dokumen Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam di Sulawesi Selatan, acara ini diselenggarakan dalam rangka merumuskan peta pemikiran intelektual beberapa tokoh yang selama ini concern dengan pendidikan Islam, khususnya pada domain Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri seperti UIN, STAIN dan IAIN. Relevansinya dengan basis filosofis pendidikan Islam, tujuan tata kelola dan arah pengembangan ke depan. Konstruksi pemikiran tokoh ini lebih difokuskan pada diskursus konversi (alih status) IAIN menuju UIN yang merupakan upaya Wider Mandate  Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKAIN), dan upaya integrasi proses pembelajaran di Perguruan Tinggi Agama Islam.

    Pada hari pertama kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Dr. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph. D. dan dilanjutkan dengan tiga narasumber yaitu Dr. H. Harun Ar Rasyid, M.A., Dr.H. Norman Said, MA, dan Prof. Dr. H. Ahmad Sewang, M.A. Esok harinya, Selasa kegiatan kembali dilanjutkan dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. H. Abd. Kadir Ahmad, M.Si dan Wahyuddin Halim,M.A., Ph.D. dengan memaparkan Paradigma Ilmu Sosial Islam dan Integrasi Sains dan Ilmu Agama.

    Acara lalu dilanjutkan dengan diskusi perumusan draft awal pemikiran tokoh yang dipandu oleh panitia workshop, sidang pleno di mana peserta dibagi menjadi tiga komisi dan diakhiri dengan penutupan oleh Kepada Balai Litbang dan Diklat Kemenag.