Kategori: Kegiatan Kampus

  • Sukseskan “Majelis Akbar Relawan al-Qur’an”, STIBA Siapkan 200 Relawan dan 70 Murabbi

    Sukseskan “Majelis Akbar Relawan al-Qur’an”, STIBA Siapkan 200 Relawan dan 70 Murabbi

    IMG-20150506-WA0015

    Dalam rangka persiapan untuk turut berpartisipasi dalam acara “Majelis Akbar Relawan Al-Qur’an” yang akan diisi oleh Ustadz DR. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc. MA pada tanggal 28 Rajab 1436 H/17 Mei 2015 di Gedung Celebes Convention Center Makassar, STIBA Makassar akan menyiapkan 200 Relawan al-Qur’an yang terdiri dari Mahasiswa dan beberapa alumninya.

    Selasa Sore (5/5) kemarin di hadapan para mahasiswa, Ustadz Ir. Muhammad Taufan Jafri, Lc., M.H.I. tampil menjelaskan prosedur dan skema acara yang akan dilaksanakan pekan depan tersebut.

    “Ini adalah kesempatan emas dan kita pun telah mengetahui keutamaan orang yang mengajarkan al-Qur’an “Khoirukum Man ta’allamal Qur’an wa ‘allamu”, kata beliau menyemangati para mahasiswa.

    Selain 200 Relawan Al-Qur’an tadi, STIBA Makassar pun telah menyiapkan 70 mahasiswa yang siap menjadi murabbi untuk halaqah-halaqah tarbiyah yang akan dibentuk setelah acara akbar tersebut.

    Antusias para mahasiswa dan beberapa alumni terlihat jelas sore itu.  “Kami berharap semuanya siap! Dan kita fokuskan kegiatan kita pada hari itu di satu titik”, tutur beliau sebelum menutup arahanya. (Andang Supriana)

  • Camat Manggala Resmikan Thaybah Mart 03

    Camat Manggala Resmikan Thaybah Mart 03

    IMG_0933

    Usai pembukaan PORSANI IX STIBA Makassar, Camat Manggala yang turut mendampingi Walikota Makassar berkenan mengunjungi cabang ke-3 Thaybah Mart yang berlokasi di kampus STIBA Putra. Kunjungan beliau dimaksudkan untuk membuka secara resmi Thaybah Mart 03.

    Hanya butuh waktu 3 tahun bagi Thaybah Mart yang berlamat di Jl. Antang Raya no. 41 Makassar untuk membuka cabang. Setelah dibuka pada tanggal 15 Muharram 1433 H/11 Desember 2011 M, kini telah memiliki dua cabang di STIBA Makassar. Thaybart Mart 02 di Gedung STIBA Putri dan Thaybah Mart 03 di Gedung STIBA Putra.

    Thaybah Mart adalah unit usaha yang dibina oleh Koperasi Thaybah STIBA Makassar dan mengusung tagline toko ‘Pilihan Belanja Keluarga Sakinah’.

    IMG_0927 IMG_0935 IMG_0936

  • Wakil Walikota Makassar Buka PORSANI IX STIBA Makassar

    Wakil Walikota Makassar Buka PORSANI IX STIBA Makassar

    aaaporsani2

    Pekan Olahraga dan Wawasan Keislaman IX (PORSANI IX) secara resmi dibuka oleh Wakil Walikota Makassar Bapak Dr. Syamsu Rizal MI., S.Sos., M.Si. pada hari Sabtu, 21 Jumadal Akhirah 1436 H/11 April 2015 M. Pembukaan PORSANI IX yang mengusung tema “Dengan Kekuatan Ilmu dan Fisik Kita Kembalikan Kejayaan Islam” ini diadakan di Aula Gedung Perkuliahan Putri.

    Acara dibuka oleh MC Khaerul Tasnim dan Adil dengan bilingual (bahasa Arab dan Indonesia). Diawali dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an akhir juz II oleh Wanuzulan mahasiswa pada Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum semester dua dan disusul dengan sambutan-sambutan.

    Sambutan pertama oleh Ketua Panitia PORSANI IX Abdullah Daud. Dalam sambutannya, dipaparkan cabang-cabang olahraga yang akan dipertandingkan maupun perlombaan-perlombaan yang sifatnya ilmiah, yaitu:

    Kategori Ilmiah:

    1. Hifzhul Qur’an (10, 20, dan 30 Juz)
    2. Hifzhul Hadits (Arbain dan Kitabul Jami’)
    3. Hifzhul Mutun (al-Manzhuma al-Baiquniyah dan Nawaqidul Islam)
    4. Tarbiyah Muntijah
    5. Cerdas Cermat Islam
    6. Pidato (Bahasa Indonesia dan Arab)
    7. Puisi Islami
    8. Qira-ah al-Kitab
    9. Menerjemahkan Kitab
    10. Penulisan Makalah
    11. Menerjemahkan Muhadharah berbahasa Arab
    12. Kaligrafi (Khot)

    Kategori Olahraga:

    1. Bulu Tangkis
    2. Sepak Bola
    3. Basket
    4. Bola Volly
    5. Tenis Meja
    6. Tarik Tambang
    7. Sepak Takraw
    8. Beladiri (Perisai Badar)
    9. Lari Sprint 100 m
    10. Memanah
    11. Lompat Jauh

    Wakil Walikota Makassar saat mendapat giliran memberikan kata sambutan mengungkapkan perasaan bangganya bisa menghadiri pembukaan PORSANI IX STIBA Makassar yang menurutnya sangat unik.

    “Fisik dan ilmu memang dua hal yang saling melengkapi. Dalam konteks kekinian, barangkali ilmu positif tanpa fisik yang kuat juga tidak akan bisa optimal menghasilkan hal-hal bermanfaat,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu pula, Dg. Ical—sapaan akrab Wakil Walikota Makassar—berjanji akan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak STIBA. Beliau juga berpesan kepada Camat Manggala yang juga hadir pada kesempatan itu agar memanfaatkan dengan baik potensi yang ada di STIBA. “Paling tidak untuk pilot project bagi program-program tertentu seperti PMI, pelatihan keterampilan-keterampilan, termasuk keterampilan penanggulangan bencana. Kegiatan-kegiatan ini bisa jadi penyaluran PORSANI mahasiswa sebagai calon-calon khalifah,” tuturnya.

    Sesuai jadwal, PORSANI IX ini akan berlangsung selama dua pekan. Terhitung sejak dibuka pada hari Sabtu, hingga Ahad tanggal 7 Rajab 1436 H/26 April 2015 M dan diikuti oleh seluruh sivitas akademika termasuk alumni.

    aaaporsani3

     

     

  • Ustadz Fadlan Akbar: Gerhana Bulan Adalah Tanda Kebesaran Allah

    Ustadz Fadlan Akbar: Gerhana Bulan Adalah Tanda Kebesaran Allah

    aagerhana

    Salah satu fenomena astronomi yang cukup langka yaitu gerhana bulan total kembali terjadi pada Sabtu, 14 Jumadal Akhirah 1436 H/04 April 2015 M.  Memanfaatkan fenomena alam ini, STIBA menggelar shalat khusuf (shalat gerhana bulan).

    Dihadiri oleh para mahasiswa, dosen dan pengelola serta warga sekitar kampus, masjid Perumahan Golden Hill—saat ini dimanfaatkan oleh STIBA untuk shalat berjamaah sebelum rampungnya masjid kampus yang baru—dipadati oleh jamaah.

    Shalat Khusuf kali ini dipimpin oleh imam Idris Ridhwanul Haq, salah seorang mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum semester II asal Balikpapan. Juz II diselesaikannya dalam dua rakaat. Sementara khotbah usai shalat disampaikan oleh Ustadz Fadlan Akbar, Lc., M.H.I. salah seorang dosen STIBA Makassar.

    Dalam khotbahnya, Ustadz Fadlan menekankan bahwa fenomena gerhana bulan adalah salah satu tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Tanda-tanda kebesaran Allah seperti ini semestinya menjadikan kita semakin dekat kepada Allah,” ungkapnya.

    Menurut ustadz jebolan LIPIA Jakarta ini, dalam menyikapi tanda-tanda kebesaran Allah, manusia terbagi dalam tiga golongan:

    1. Golongan yang apabila diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, mereka ingkar.

    Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya), “Mereka berkata, “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”. (QS. al-A’raf: 132)

    “Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 146).

    1. Golongan yang beriman namun ketika melihat tanda-tanda kebesaran Allah mereka berpaling. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya), “Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).” (QS. al-An’am: 4).
    2. Golongan yang ketika melihat kebesaran Allah mereka beriman, berdzikir dan bertafakur merenungkan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    ayataaaaaaaaaaa

    “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191).

     

     

     

     

  • Studi Banding GONTOR 13 POSO ke STIBA Makassar

    Studi Banding GONTOR 13 POSO ke STIBA Makassar

    Gontor1

    Salah satu cabang Pondok Modern Gontor yaitu Ittahadul Ummah Gontor 13 Poso mengadakan studi banding ke Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar tepatnya pada hari Rabu, 27 Jumadal Ula 1436/18 Maret 2015.  Rombongan yang terdiri dari lima orang dosen dan 17 siswa ini dipimpin langsung oleh Mudir Gontor 13 Poso Ustadz Cecep Sobari Rahmat.

    Kafilah Gontor 13 disambut oleh Ketua STIBA beserta para pembantu ketua dan kepala-kepala bidang. Acara penyambutan diadakan di ruang rapat STIBA dengan mengadakan ramah tamah sederhana. Dalam sambutannya Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. menyampaikan perasaan gembira dan harapan agar kedua belah pihak bisa saling memberikan manfaat. Tak lupa, secara singkat beliau juga memaparkan selayang pandang STIBA Makassar.

    Sementara Ustadz Cecep Sobari Rahmat menyatakan bahwa kunjungannya ke STIBA selain karena ingin diberi motivasi bagaimana menjadi pejuang di jalan Allah, kunjungan mereka kali ini juga dalam rangka membalas silaturahim para pengurus DPD Wahdah Islamiyah Poso yang secara rutin bersilaturrahim ke Gontor 13. Termasuk kunjungan Wakil Ketua Umum DPP WI Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Djalil, Lc., M.H.I. ke rumah Ustadz Cecep Sobari.

    Ramah tamah berlanjut hingga tiba waktu Zuhur. Usai shalat, di hadapan jamaah Zuhur, Ustadz Cecep Sobari memberikan sedikit klarifikasi tentang kondisi Poso yang saat ini cukup kondusif. Tidak seperti yang sering diberitakan oleh media-media mainstream bahwa di Poso sering terjadi peledakan bom dan Poso merupakan sarang teroris.

    Acara kembali dilanjutkan dengan makan siang dan penyerahan cendera mata dari mudir Gontor 13 ke mudir STIBA dan sebaliknya. Demikian pula beberapa cendera mata tambahan yang diserahkan oleh Pembantu Ketua I Ustadz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. kepada para guru pendamping dan cendera mata yang diserahkan oleh Kepala Unit Kegiatan Mahasiswa STIBA Ustadz Ahmad Syaripudin, Lc., S.Pd.I., M.Pd.I. kepada perwakilan siswa.

    Kedua belah pihak berharap agar kedua institusi pendidikan ini bisa menjalin silaturrahim yang intens dan kerja sama yang baik demi kemaslahatan umat dan bangsa.

    aagontoraagontor1

  • Bedah Kitab al-Qitha’ ats-Tsalits oleh Syaikh Dr. M. A. As-Salumi

    Bedah Kitab al-Qitha’ ats-Tsalits oleh Syaikh Dr. M. A. As-Salumi

    qitha2

    Sabtu, 16 Jumadal Ula 1436/07 Maret 2015, Syaikh Dr. Muhammad Abdullah as-Salumi berkunjung ke STIBA Makassar didampingi oleh Ketua Ulama dan Duat Asia Tenggara Dr. Muhammad Zaitun Rasmin, M.A. Memanfaatkan kehadirannya, digelar kuliah umum di Aula STIBA Putri dengan tema “al-Qitha’ ats-Tsalits”. Al-Qitha’ ats-Tsalits adalah salah satu judul karya tulis Syaikh as-Salumi. Buku-buku Syaikh lainnya dapat diunduh gratis di situs resmi Markaz al-Qitha’ ats-Tsalits “3rdsector.org”

    Pada sesi terakhir kuliah umum, Syaikh as-Salumi menyerahkan dua buah buku beliau yaitu al-Qitha’ ats-Tsalits wa al-Fursh as-Sanihah dan Innocent Victims in The Global War on Terror kepada Ketua STIBA Makassar Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A.

    qitha1

  • Syaikhah Aminah Bawakan Kuliah Umum di STIBA Putri

    Syaikhah Aminah Bawakan Kuliah Umum di STIBA Putri

    gedung

    Awal semester genap T.A. 1435/1436 H,  kampus STIBA Putri kembali mendapat kunjungan tamu luar negeri. Tepat setelah  Kuliah Perdana STIBA Makassar,  pada Selasa, 06 Rabiul Akhir 1436 H/27 Januari 2015 M digelar acara Muhadharah ‘Ammah oleh Ustadzah Aminah binti Muhammad Al-Qutsamy.

    Acara dimulai pukul 09.00, dibuka dengan hizhul Qur’an dari salah seorang mahasiswi alumni Daurah Sebulan Menghafal Al Qur’an STIBA. Dilanjutkan dengan pembahasan materi “As-syukru wa As-Shabru” untuk sesi qabla Zhuhur dan materi “Ishlahul Qulub” pada bakda Zhuhur.

    Dalam materinya yang pertama, Alumni Universitas Ummul Qura ini mengatakan, “Syukur dan sabar saling berkaitan. Kesabaran membuahkan kesyukuran dan kesyukuran tidak akan ada tanpa kesabaran. Dalam hidup ini Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan nikmat yang begitu banyak. Dalam nikmat ini dibutuhkan dua perkara yaitu syukur dan sabar. Ketika nikmat itu ada  di tangan kita bisa mensyukurinya dengan mengatakan “Alhamdulillah” namun bagaimana kita bersabar atas itu??? Salah satu mahasiswi menjawab “Hendaknya kita bersabar untuk tidak menggunakan nikmat tersebut dalam  kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. ..”

    Mumtaaz!” kata Ustadzah yang sekarang ini menjabat sebagai Musyrifah ‘Ammah ‘ala Markaz Daar al-Arqam lil Istisyaaraat at Tarbawiyah wa at Ta’liimiyah wa al Usriyah (General Supervisor of Dar al-Arqam for Educational and Family Consultations) di Makkah al-Mukarramah. Lalu beliau menyebutkan bahwa kesabaran terbagi atas tiga: Sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah, dan sabar atas takdir dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

    Setelah materi pertama, beliau menyempatkan diri meninjau berbagai fasilitas kampus dan asrama yang dikhususkan bagi mahasiswi ini. Beliau juga menitip pesan kepada para muhsinin yang telah terlibat dalam pembangunan kampus baru tersebut untuk menyempurnakan amal baik tersebut.

    Pada jam istirahat setelah shalat dan makan siang, acara diisi berbagai persembahan dari para mahasisiwi yang semakin menambah kesan acara tersebut, dari hifzhul mutun sampai nasyid.

    Dan tepat pukul 14.15, muhadharah dilanjutkan dengan materi “Ishlahul Qulub”. Beliau memulainya dengan menyebutkan hadits “…. Di dalam tubuh ada segumpal daging, jika dia baik maka akan baik seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka akan rusak seluruhnya..” (HR.Muslim)

    Dalam materi ini beliau menyebutkan beberapa hal yang dapat membantu seseorang hamba dalam memperbaiki hatinya, antara lain: Khalwah masyru’ah  (bersendiri untuk berzikir dan muhasabah, bukan menjauh dari masyarakat), muraqabatullah (perasaan selalu diawasi oleh Allah) dan malu kepada Allah yang mendorong untuk meninggalkan maksiat.

    Di akhir muhadarahnya beliau mengingatkan bahwa sesungguhnya menyibukkan diri untuk memperbaiki kondisi hati adalah jalan para pendahulu umat ini, akan tetapi hal tersebut luput dari kebanyakan kita, maka hendaklah kita bersegera memperbaikinya.

    Acara Muhadharah ‘Ammah ditutup dengan hifzhul Qur’an, oleh Ketua  Raudhatul Huffazh STIBA,UKM yang dibentuk khusus untuk melahirkan penghafal-penghafal Al Quran dengan basic ilmu syar’i yang mumpuni. (ns).

    aminah

  • Syaikhah Dr. Hajir Khamis Harun: Banyak Bahasa di Dunia Diambil dari Kosakata Bahasa Arab

    Syaikhah Dr. Hajir Khamis Harun: Banyak Bahasa di Dunia Diambil dari Kosakata Bahasa Arab

    IMG_0479

    Setelah beberapa waktu absen dari kunjungan ustadzah dari luar negeri, – Alhamdulillah- Sabtu, 12 Rabi’ul Awal 1436H atau 3 Januari 2015 M kampus STIBA Putri Makassar kembali mendapat kunjungan seorang syaikhah yang berasal dari negeri Sudan.

    Beliau bernama Hajir Khamis Harun atau biasa dipanggil Ummu Khadijah. Alumni S3 Universitas Sudan ini sekarang berprofesi sebagai pengajar di Ma’had Ar-Raayah, Sukabumi. Bersama ketiga putrinya yang masih belia dan salah seorang rekan mengajar di Ma’had Ar-Raayah, beliau datang ke Makassar untuk urusan keluarga, namun menyempatkan diri berkunjung ke kampus STIBA Makassar. Walaupun ini adalah kunjungan pertamanya, tapi beliau sudah cukup lama mendengar tentang STIBA dari rekan mengajar di Ar-Raayah pernah mengajar di STIBA. Hal inilah yang mendorong beliau untuk mengenal lebih jauh tentang ma’had ini.

    Pembacaan Al-Qur’an dari QS. Yusuf ayat 1-8 membuka muhadarah yang berlangsung dari bakda Zhuhur pukul 14.00 – 15.30 di Aula STIBA Makassar. Persembahan hifzhu matan al-Baiquniyyah juga nasyid yang dibawakan oleh beberapa mahasiswi ikut memeriahkan penyambutan beliau.

    Dalam muhadarah dengan tema “Kecintaan terhadap Bahasa Arab dan Urgensinya dalam Memahami Al-Qur’an dan as Sunnah” beliau menyampaikan, “Tersebarnya bahasa Arab sejak Islam berkuasa, karena syariat Islam tidak akan tersebar tanpa bahasa Arab. Sejak itulah bahasa Arab adalah bahasa dunia, di mana banyak bahasa di dunia ini diambil dari kosa kata bahasa Arab khususnya Indonesia.”

    “Orang Arab saja butuh belajar bahasa Arab apatah lagi kita yang notabene dari negeri yang jauh dari negeri yang diturunkannya Al-Qur’an dan mempunyai ratusan suku bahasa yang tersebar di negeri kita ini. Dalam memahami Al-Qur’an dan sunnah butuh pemahaman bahasa Arab”.

    Walaupun berlangsung dalam masa ujian, muhadarah yang disampaikan dalam bahasa Arab tanpa terjemahan tidak menurunkan antusias para mahasiswi, bahkan yang masih berada pada jenjang I’dad Lughawy (Persiapan Bahasa). Itu bisa dilihat dengan husni istima’ mereka dan banyaknya pertanyaan yang masuk sehingga sesi Tanya Jawab dilanjutkan bakda Ashar.

    Di penghujung muhadharah beliau mengingatkan bahwa kiat utama untuk bisa berbahasa Arab dengan fasih adalah senantiasa mumarasatul lughah, senantiasa menerapkan bahasa Arab itu dalam setiap keadaan.. (ns)

     syaikhah