Kategori: Kegiatan Mahasiswa

  • Ujian Sambil Sai, Mahasiswa STIBA Makassar Juara 1 STQH Afirmasi Virtual 2025

    Ujian Sambil Sai, Mahasiswa STIBA Makassar Juara 1 STQH Afirmasi Virtual 2025

    (STIBA.ac.id) Makkah Al Mukarramah – Menghafal 30 juz Al-Qur’an itu butuh perjuangan. Tapi buat Muh. Adib Shafwan Asyraf Nurman, hasilnya sepadan.
    Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis STIBA Makassar ini sukses menyabet juara 1 kategori 30 juz di Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hafalan (STQH) Afirmasi Virtual 2025.

    Rekan seangkatannya di STIBA Makassar, Laode Muhammad Izzatul Islam, juga ikut berkompetisi dengan semangat yang sama dan juga meraih predikat 1 kategori hafalan 20 juz.
    Keduanya punya cerita inspiratif soal perjalanan mereka sebagai penghafal Al-Qur’an.

    Kenapa Hafalan Itu Penting?

    Buat Adib, hafalan bukan cuma soal mengingat ayat, tapi bagaimana Al-Qur’an bisa jadi pedoman hidup.
    “Menjadi hafiz itu bukan sekadar hafal, tapi juga menjaga dan mengamalkan isinya,” katanya.
    Motivasi utamanya? Rida Allah dan doa orang tua. Ia ingin jadi kebanggaan mereka, di dunia maupun akhirat.

    Izzatul punya alasan yang mirip. Ia ingin membanggakan orang tua sekaligus almamaternya.
    “Di kampus, lingkungannya sangat mendukung. Teman-teman dan dosen selalu memotivasi,” ungkapnya.

    Bagaimana Cara Menjaga Hafalan?

    Adib punya strategi sendiri. Ia menargetkan murajaah (pengulangan hafalan) 5 juz per hari.

    “Biasanya saya ulang 1 juz setiap selesai salat fardu. Kalau belum selesai, saya lanjutkan sebelum tidur,” jelasnya.

    Foto: Muhammad Adib Shafwan saat Ujian Lomba, ketika Sedang Sai (rangkaian ibadah umrah di Masjidil Haram)

    Lalu, bagaimana kalau bosan? Adib memilih refreshing dengan jalan-jalan ke tempat yang tenang, seperti dataran tinggi atau pantai.

    Izzatul menambahkan, menjaga lingkungan itu penting.
    “Di Prodi Ilmu Hadis, banyak mahasiswa dan dosen yang juga hafiz. Jadi, semangat kita ikut terbakar,” katanya.

    Dukungan Keluarga dan Kampus yang Bikin Semangat

    Perjalanan ini tentu tidak mudah. Makanya, support system dari keluarga dan kampus sangat membantu.
    Adib bercerita bahwa keluarganya, terutama orang tua dan kakaknya, selalu menyemangatinya. Di kampus, teman-temannya sering menyimak hafalannya dan berbagi tip.

    Foto: La Ode Muhammad Izzatul Islam

    Izzatul juga berterima kasih kepada Ustaz Muhammad Yusran Anshar, yang pertama kali menginfokan tentang STQH Afirmasi Virtual 2025.

    “Beliau mengirimkan link pendaftaran di grup kelas. Saya lihat, daftar, dan akhirnya bisa ikut,” ujarnya.

    Momen Paling Berkesan Saat Lomba

    Adib punya pengalaman unik saat ujian.
    “Waktu itu saya lagi sai pas umrah, tiba-tiba jadwal ujian dimulai. Jujur agak gugup, tapi saya yakin kalau sudah siap, Allah pasti mudahkan,” ceritanya.

    Lain lagi dengan Izzatul. Karena lombanya virtual, menurutnya tidak ada momen spesial.
    “Tapi yang penting, semangat menghafalnya tetap ada,” katanya.

    Pesan untuk Para Penghafal Al-Qur’an

    Buat yang lagi berjuang menghafal, Adib dan Izzatul punya beberapa tip:

    1. Luruskan niat, hafalan bukan sekadar untuk lomba, tapi untuk mendekatkan diri kepada Allah.
    2. Konsisten, lebih baik hafalan sedikit tapi terjaga, daripada banyak tapi cepat lupa.
    3. Pilih lingkungan yang positif, teman dan pembimbing yang baik bisa membantu kita tetap semangat.
    4. Jadikan Al-Qur’an bagian dari hidup, bukan hanya hafalan, tapi juga diamalkan dalam keseharian.

    “Semoga kita semua bisa menjadi Ahlul Qur’an yang dimuliakan Allah,” tutup Adib.

    Prestasi ini bukan hanya kemenangan pribadi, tapi juga kebanggaan bagi keluarga dan kampus. Bukti bahwa perjuangan menghafal Al-Qur’an selalu membuahkan berkah.

    Sumber: Wawancara Eksklusif

  • GASQAN: Gerakan Asyik Qur’an, Cara Kader Raudhatul Huffazh Isi Liburan dengan Dakwah

    GASQAN: Gerakan Asyik Qur’an, Cara Kader Raudhatul Huffazh Isi Liburan dengan Dakwah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Saat kebanyakan orang menikmati libur Ramadan dengan bersantai di rumah, kader Departemen Tahsinul Qira’ah UKM Raudhatul Huffazh STIBA Makassar memilih untuk bergerak.
    Mereka menjalankan GASQAN (Gerakan Asyik Qur’an), sebuah inisiatif yang membawa mereka kembali ke kampung halaman masing-masing untuk berbagi ilmu dan memperkuat syiar Islam.

    Dengan semangat, para kader ini menjalankan berbagai program yang berdampak langsung pada masyarakat setempat. Berikut beberapa kegiatan mereka:

    1. Halaqah Tahsin: Memberantas Buta Huruf Al-Qur’an

    Di Enrekang dan Mamuju, Azzam Hikmatullah, Ilhamuddin, dan Harun menggelar halakah tahsin untuk adik-adik SD, SMP, hingga SMA. Mereka bukan hanya mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan benar, tapi juga memberikan motivasi agar generasi muda lebih mencintai Al-Qur’an. Dampaknya? Perlahan, buta huruf Al-Qur’an mulai diberantas di masyarakat setempat.

    1. Ceramah Tarawih: Dakwah untuk Jemaah Masjid

    Sementara itu, di Konawe, Ino Adriansyah memilih jalan dakwah melalui ceramah tarawih. Setiap malam, ia menyampaikan nasihat keislaman kepada jemaah, dengan harapan puasa mereka semakin berkualitas.
    “Bukan cuma ibadah fisik, tapi juga memahami makna Ramadan itu sendiri,” katanya.

    1. Imam Tarawih: Mengamalkan Hafalan Al-Qur’an

    Lain lagi dengan Nur Fachriyansyah Al Farisi di Belopa, Kabupaten Luwu. Ia memanfaatkan hafalan Al-Qur’annya untuk menjadi imam tarawih. Ini bukan sekadar memimpin salat, tapi juga bentuk syiar bahwa Al-Qur’an tidak hanya untuk dihafal, tapi harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Masyarakat menyambut baik kegiatan ini. Tidak hanya para kader yang semangat, tapi juga warga yang merasa terbantu dan termotivasi.

    Apa Selanjutnya?

    Keseruan belum berakhir. UKM Raudhatul Huffazh STIBA Makassar sudah menyiapkan program baru: ARUS (Al-Qur’an Rumah untuk Semua). Kali ini, mereka akan membawa dakwah hingga ke pelosok-pelosok pedalaman.

    Mereka juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam gerakan ini.
    Yuk, ikut serta dalam kebaikan dengan berdonasi melalui rekening berikut:

    BSI: (451) 7219981923 a.n. Raudhatul Huffaz STIBA Makassar

    Konfirmasi transfer: 0821-8897-0901 (Adib Wildan)

    Mari bersama menjadikan Al-Qur’an lebih dekat dengan masyarakat!

  • Tujuh Hari Bersama Al-Qur’an: Daurah UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar Sukses Digelar

    Tujuh Hari Bersama Al-Qur’an: Daurah UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar Sukses Digelar

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ramadan selalu jadi momen spesial bagi siapa pun yang ingin lebih dekat dengan Al-Qur’an. Begitu juga bagi UKM Raudhatul Huffaazh STIBA Makassar yang kembali menggelar Daurah 07 Hari Menghafal dan Muraja’ah Al-Qur’an pada 17–24 Ramadan 1446 H (17–24 Maret 2025). Tahun ini, acara berlangsung daring dan diikuti oleh 134 peserta dari berbagai daerah.

    Daurah ini bukan sekadar ajang menghafal, tapi juga momen bagi para peserta untuk semakin akrab dengan Al-Qur’an. Dengan didampingi 42 panitia yang siap membantu, mereka menjalani hari-hari penuh tilawah dan muraja’ah.

    Hafalan, Muraja’ah, dan Motivasi dari Ustaz Yassir Massi

    Selain sesi menghafal, para peserta juga mendapatkan tausiah dari Ustaz Muh. Yassir Massi, B.Sh., M.Ag. Dalam salah satu sesi, beliau mengingatkan bahwa menjadi penghafal Al-Qur’an sejati bukan hanya soal menyelesaikan hafalan, tapi bagaimana tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an setelah daurah berakhir.

    Dan ternyata, semangat para peserta tahun ini luar biasa! Ada tiga peserta yang berhasil menyelesaikan target murajaah’ah dan ziyadah sebanyak 30 juz hanya dalam waktu tujuh hari.

    Mereka yang Bersinar di Daurah Tahun Ini

    Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan penghargaan kepada peserta terbaik dalam beberapa kategori:

    Ziyadah terbanyak:

    Muh. Pahlevi Arman (1 Juz 1 Lembar)

    Fitri Ananda (1 Juz 5 Lembar 1 Halaman)

    Muraja’ah terbanyak:

    Yazid (5 Juz 8 Lembar 1 Halaman)

    Salsabila Latif (30 Juz)

    Mufrah (30 Juz)

    Peserta teladan:

    Abdullah Muflih

    Suci Amalia

    Lebih dari Sekadar Hafalan

    Daurah ini bukan hanya tentang hafalan, tapi juga tentang menciptakan kebiasaan baru—menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. UKM Raudhatul Huffaazh berharap program ini terus berkembang dan bisa menjangkau lebih banyak orang, baik di lingkungan STIBA Makassar maupun di luar kampus.

    Semoga Allah menjadikan kita semua bagian dari ahlul Qur’an yang sejati—bukan hanya menghafal, tapi juga mengamalkan.

    Reporter: Muntashir

  • Terlanjur Sayang, Warga Berharap KKN STIBA Makassar Diperpanjang hingga Setengah Tahun

    Terlanjur Sayang, Warga Berharap KKN STIBA Makassar Diperpanjang hingga Setengah Tahun

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan VIII dari Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar menggelar Seminar Program Kerja di Desa Bonto Manurung pada Rabu, 5 Maret 2025. Kehadiran mereka disambut dengan hangat oleh Kepala Desa, Imam Desa, serta masyarakat setempat yang antusias dengan program yang akan dijalankan.

    Dalam sambutannya, Kepala Desa Bonto Manurung, Bapak Mustakim, S.Ap., mengungkapkan rasa terima kasih atas kedatangan mahasiswa KKN 8 STIBA Makassar. Beliau berharap kehadiran mereka dapat membawa semangat baru dan menanamkan nilai-nilai agama di tengah masyarakat.

    Imam Desa juga menyampaikan apresiasi dan mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya desa mereka menerima mahasiswa KKN dari STIBA Makassar. Beliau merasa bersyukur dan optimis bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi warga.

    Menariknya, dalam sesi diskusi, salah satu warga bahkan berharap agar masa KKN yang berlangsung dua bulan bisa diperpanjang hingga enam bulan. Menurutnya, kehadiran mahasiswa KKN menjadi kesempatan berharga bagi masyarakat untuk memperdalam ilmu agama secara lebih intensif.

    Sebelumnya, pada 26 Februari 2025, STIBA Makassar secara resmi melepas 412 mahasiswa untuk melaksanakan KKN di Kabupaten Maros. Mereka tersebar di 22 desa yang mencakup Kecamatan Tanralili, Kecamatan Tompobulu, dan Kecamatan Simbang.

    Di Desa Bonto Manurung sendiri, mahasiswa KKN merancang berbagai program kerja berbasis pembinaan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat. Program-program ini diharapkan tidak hanya bermanfaat selama masa KKN, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan desa.

    Reporter: Ismul Assiddiq

  • KKN STIBA Makassar Gelar Seminar Desa, Siapkan Program Unggulan untuk Kurusumange

    KKN STIBA Makassar Gelar Seminar Desa, Siapkan Program Unggulan untuk Kurusumange

    (STIBA.ac.id) Maros – Suasana dipenuhi antusiasme. Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar sukses menggelar Seminar Desa Selasa, Aula Kantor Desa Kurusumange, Selasa (04 Maret 2025/04 Ramadan 1446 H).

    Kegiatan ini merupakan agenda penting yang mempertemukan mahasiswa, pemerintah desa, serta tokoh agama dan masyarakat untuk membangun sinergi dan merancang masa depan desa yang lebih baik.

    Acara dimulai dengan penuh khidmat. Muh. Fadly Syahrir membuka kegiatan sebagai pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ilham Afrizal.

    Seminar ini menjadi momentum bagi mahasiswa KKN untuk menyampaikan rencana program kerja serta memperkuat kolaborasi dengan masyarakat Desa Kurusumange.

    Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), menekankan pentingnya kerja sama yang erat antara mahasiswa KKN dan masyarakat.

    Ia menegaskan bahwa kolaborasi yang solid akan menjadi kunci keberhasilan setiap program yang dirancang. Beliau pun menaruh harapan besar.

    “Semoga sinergi yang terjalin akan menjadi langkah awal untuk membangun peradaban yang lebih baik di Desa Kurusumange,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Kurusumange, Bapak H. Muhammad Ridwan, menyampaikan harapan agar masyarakat dapat menerima dan berperan aktif dalam mendukung program KKN STIBA Makassar.

    Beliau menyoroti pentingnya penguatan nilai-nilai spiritual masyarakat melalui program mengaji dan kegiatan keagamaan lainnya.

    Tak hanya itu, ia juga berharap mahasiswa KKN dapat turut serta dalam persiapan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) mendatang.

    Aspirasi Masyarakat: Kolaborasi dalam Aksi

    Seminar ini tak hanya menjadi wadah sosialisasi, tetapi juga ajang bagi masyarakat untuk menyampaikan masukan yang konstruktif.

    Kepala Dusun Bonto Bira mengusulkan agar diadakan lomba azan dan lomba hafalan surah pendek bagi anak-anak, sebagai bagian dari program KKN tahun ini.

    Sementara itu, Kepala Dusun Ka’bung memberikan ide menarik

    “Sekiranya di akhir bulan Ramadan, diadakan program cukur gratis untuk masyarakat sebagai bentuk perhatian kepada Desa Kurusumange, karena beberapa dari Mahasiswa KKN yang berposko di Dusun Ka’bung pandai dalam mencukur rambut hingga membekam,” ungkapnya.

    Tidak ketinggalan, Kepala Dusun Bira-Bira menyampaikan aspirasi terkait pengadaan papan nama untuk masjid-masjid serta tanda pengenal rumah-rumah tokoh masyarakat dan tokoh agama, guna memperindah lingkungan dan memudahkan identifikasi.

    Tak mau kalah, ibu-ibu dari berbagai dusun pun turut berpartisipasi dengan mengajukan agar diadakan kegiatan kesenian bagi mereka, demi mempererat silaturahim sekaligus meningkatkan aktivitas keagamaan di desa.

    Di penghujung acara, DPL dan Kepala Desa Kurusumange kembali menegaskan pentingnya sinergi antara mahasiswa dan masyarakat.

    Mereka berharap semua pihak dapat terus berkontribusi dan mendukung kesuksesan program KKN, demi mewujudkan Desa Kurusumange yang lebih maju dan berdaya.

    Penulis: Fitra Ramadan

  • Blak-Blakan, Kepala Desa Toddo Pulia: KKN STIBA Makassar Jadi Incaran di Bulan Ramadan

    Blak-Blakan, Kepala Desa Toddo Pulia: KKN STIBA Makassar Jadi Incaran di Bulan Ramadan

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar menggelar Lokakarya Desa di Kantor Desa Toddo Pulia, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Selasa, 04 Maret 2025.

    Acara ini menjadi wadah untuk memperkenalkan program kerja KKN sekaligus mempererat sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, serta masyarakat setempat.

    Lokakarya ini diawali dengan pembukaan oleh Muh. Rasyid Sahi, yang bertindak sebagai pembawa acara.

    Suasana semakin khidmat saat Muhammad Raihan membacakan ayat suci Al-Qur’an, mengingatkan seluruh hadirin akan pentingnya nilai-nilai keislaman dalam setiap langkah pengabdian.

    Sambutan Koordinator Kecamatan: Niat yang Lurus, Manfaat yang Berkelanjutan

    Dalam sesi sambutan, Alfhabean Mahdani, selaku Koordinator Kecamatan Tanralili, menegaskan bahwa KKN adalah lebih dari sekadar tugas akademik—ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk mengamalkan ilmu dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

    Ia juga memberikan pesan inspiratif kepada para mahasiswa agar memiliki niat yang lurus dalam menjalankan program kerja mereka.

    “Apa yang diniatkan karena Allah akan menetap, bulatkan dan luruskan niat sebelum turun ke masyarakat, agar apa yang kita berikan pada masyarakat itu bisa berlanjut terus, bertumbuh meski kita sudah tidak membersamai mereka lagi,” ujarnya.

    Apresiasi dari Kepala Desa: KKN STIBA yang Paling Dinantikan

    Antusiasme masyarakat terhadap kehadiran Mahasiswa KKN STIBA Makassar semakin terasa dalam sambutan yang disampaikan oleh Bapak A. Abbas Massuro, selaku Kepala Desa Toddo Pulia.

    Beliau menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran mahasiswa STIBA, karena keberadaan mereka sangat membantu masyarakat, terutama dalam bidang keagamaan.

    “Apabila dibandingkan dengan KKN dari kampus lain, maka KKN STIBA inilah yang paling lama dan yang paling diperebutkan terutama di bulan Ramadan. Agar bisa mengisi Masjid-masjid sekitar karena keterbatasan SDM yang desa miliki,” ungkapnya.

    Ia juga berharap agar Mahasiswa KKN STIBA Makassar dapat merasa betah selama menjalankan program kerja mereka serta terus berbagi ilmu dengan masyarakat, khususnya dalam bimbingan keagamaan.

    Pemaparan Program Kerja: Menuju Pengabdian yang Terarah

    Setelah sesi sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan program kerja oleh Aminullah, selaku Koordinator Desa Toddo Pulia.

    Dalam pemaparan tersebut, ia menjelaskan secara rinci berbagai program yang akan dijalankan selama masa KKN, yang mencakup pembinaan keagamaan, pemberdayaan masyarakat, serta berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.

    Penutupan dengan Foto Bersama

    Sebagai penutup, para mahasiswa, tokoh masyarakat, dan tamu undangan berfoto bersama sebagai simbol kebersamaan dan komitmen dalam menjalankan pengabdian di Desa Toddo Pulia.

    Kegiatan ini tidak hanya menjadi awal yang baik bagi Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara mahasiswa dan masyarakat dalam membangun desa yang lebih baik, penuh ilmu, dan berdaya secara spiritual.

    Reporter: Ismail
    Dokumentasi: Fathurrahman

  • Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar Gelar Lokakarya di Dua Desa, Langkah Awal Menuju Pengabdian

    Mahasiswa KKN VIII STIBA Makassar Gelar Lokakarya di Dua Desa, Langkah Awal Menuju Pengabdian

    (STIBA.ac.id) Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan VIII STIBA Makassar menggelar lokakarya program kerja di dua desa. Bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Damai dan Aula Kantor Kepala Desa Sudirman Kecamatan Tanralili, pada Jumat (28/02/2025.

    Bukan sekadar formalitas, lokakarya ini juga jadi ajang mahasiswa STIBA Makassar untuk menunjukkan program-program andalan mereka ke masyarakat dan pemerintahan desa.

    Acara ini dihadiri oleh pegawai pemerintahan, imam desa, tokoh masyarakat, serta aparat desa yang antusias menyambut kehadiran mahasiswa KKN.

    Desa Damai: Harapan Besar untuk Perubahan

    Acara di Desa Damai dimulai dengan opening speech dari Master of Ceremony (MC), disusul sambutan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ustaz Fachmi, S.H., M.H. dan Kepala Desa Damai, H. Basri S.M., yang sekaligus membuka acara.

    Hardi, selaku Koordinator Desa Damai, menyampaikan rasa syukur atas penerimaan yang hangat dari warga desa.

    “Suatu kesyukuran yang besar bagi kami karena diterima dengan baik di Desa Damai ini. Semoga kehadiran mahasiswa KKN STIBA bisa memberikan dampak positif yang berkesan bagi masyarakat dan menjadi pengalaman yang berkesan,” ujar Hardi.

    Mahasiswa kemudian memaparkan program kerja mereka, mulai dari ceramah dan imam tarawih, mengajar di TPA, kultum Subuh, pembinaan tahsinul qiraat, pesantren kilat, pelatihan penyelenggaraan jenazah, kajian tibbun nabawi, hingga bakti sosial.

    Dalam sesi diskusi, Imam Desa, Drs. H. M. Ali Akil, M.M., memberikan wejangan penting.

    “Kami berharap program kerja ini bisa menggerakkan masyarakat, sehingga setelah mahasiswa KKN pulang, kegiatan tetap bisa berjalan,” tegasnya.

    Desa Sudirman: Jejak Pengabdian yang Terus Dikenang

    Di sesi pertama di Desa Sudirman, mahasiswa KKN juga mendapat sambutan hangat. Acara dibuka oleh Koordinator Desa Sudirman, Sudirman, yang mengungkapkan harapannya agar program ini membawa manfaat besar.

    “Semoga jejak pengabdian kami tidak hanya terukir di tanah, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam di hati masyarakat sebagai kenangan yang tidak akan terlupakan,” ujarnya.

    Sambutan berikutnya datang dari Kepala Desa Sudirman, Ibu Lenny Marlina, S.E., yang menekankan pentingnya peran mahasiswa KKN dalam mengembangkan aspek keagamaan di desa tersebut.

    Mahasiswa KKN pun menjabarkan berbagai program unggulan mereka, termasuk qiyamullail 10 malam terakhir Ramadan, kajian sakinah, penyaluran zakat, wirausaha danus KKN, hingga pelatihan rukiah.

    Di sesi diskusi, Kepala Desa menambahkan dua program kerja tambahan, yaitu pesantren kilat dan pelatihan penyelenggaraan jenazah khusus perempuan.

    “Pesantren kilat nantinya akan dikoordinasikan oleh Pak Asmin selaku Imam Masjid dan diadakan di masjid. Kami juga berharap agar pelatihan penyelenggaraan jenazah untuk perempuan bisa terlaksana dengan baik,” tuturnya.

    Setelah sesi diskusi yang insightful, acara pun ditutup dengan foto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan antara mahasiswa KKN dan masyarakat desa.

    Lokakarya ini tak hanya menjadi seremonial semata, tapi juga jadi langkah awal bagi mahasiswa STIBA Makassar untuk benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

    Stay tuned untuk update seru lainnya dari KKN VIII STIBA Makassar!

    Reporter: Azyad Khairi, Nur Imanullah
    Dokumentasi: Faqih Asyiddiqie, Amal Syahputra

  • Seminar Public Speaking UKM Kalam Bantu Mahasiswa Tampil Percaya Diri di Depan Publik

    Seminar Public Speaking UKM Kalam Bantu Mahasiswa Tampil Percaya Diri di Depan Publik

    (STIBA.ac.id) Makassar – UKM Kalam STIBA Makassar baru saja mengadakan seminar Public Speaking, Kamis (27/02/2025). Acara ini sukses menarik perhatian mahasiswa yang ingin upgrade skill berbicara di depan umum.

    Seminar ini menghadirkan pemateri spesial, Ustaz M. Radyial Musyaa, S.SI., M.AG., CPSM., seorang pakar Public Speaking dan ahli psikologi.

    Dalam seminar ini, ia membongkar rahasia di balik rasa gugup dan kurangnya percaya diri saat berbicara di depan umum.

    Bukan cuma teori, ia juga memberikan solusi jitu agar peserta bisa lebih pede dan impactful saat berbicara.

    “Mahasiswa STIBA, khususnya calon dai, wajib punya skill Public Speaking. Karena nantinya, kita akan jadi rujukan masyarakat dalam menyampaikan dakwah Islam di jalan yang lurus,” katanya.

    Seminar ini tak sekadar sharing ilmu, tapi juga jadi ajang latihan buat mahasiswa STIBA agar makin luwes dan percaya diri saat berbicara.

    Yang lebih seru lagi, UKM Kalam akan lanjut terus dengan seminar ini sampai semester depan. Bahkan, mereka juga membuka Kelas Premium buat yang ingin belajar lebih intensif dengan pengalaman eksklusif.

    Reporter: Rusdi

  • Tiga Mahasiswa STIBA Makassar Melaju ke Final Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan IT

    Tiga Mahasiswa STIBA Makassar Melaju ke Final Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan IT

    (STIBA.ac.id) Makassar – Prestasi membanggakan kembali diukir oleh mahasiswa STIBA Makassar. Tiga mahasiswa berhasil lolos ke babak final dalam ajang Musabaqah Hifzhil Qur’an dan Hadis Tingkat Nasional Kawasan Indonesia Timur.

    Kompetisi ini diselenggarakan oleh Islamic Center Mu’adz bin Jabal Kendari, bekerja sama dengan Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia.

    Ketiga mahasiswa STIBA Makassar yang siap berlaga di babak final adalah Mafruh Hasan pada kategori hafalan 10 Juz, Muh. Arham untuk kategori hafalan 30 Juz, dan Ikhlasul Amal kategori Hadis Umdatul Ahkam.

    Perjalanan Menuju Final

    Keberhasilan tiga mahasiswa STIBA Makassar ini tidak diraih dengan mudah. Mereka harus melewati beberapa tahapan seleksi yang ketat. Mafruh Hasan menjelaskan bahwa untuk kategori Hafalan 10 Juz, proses seleksi dimulai dari tahap kualifikasi, diikuti dengan babak penyisihan, semifinal, hingga final. Dari 70 peserta awal, kini hanya 10 finalis terbaik yang tersisa. Peserta yang lolos berasal dari berbagai daerah seperti Sulawesi Tenggara, Bali, Sulawesi Selatan, dan daerah lainnya di kawasan Indonesia Timur.

    Sementara itu, Muh. Arham yang berlomba di kategori Hafalan 30 Juz, harus berhadapan dengan 26 peserta lainnya dari berbagai daerah seperti Kolaka, Bali, Papua, Makassar, Sidrap, dan daerah lainnya. Kini, lawan-lawannya di babak final masih didominasi oleh peserta dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

    Di kategori Hadits Umdatul Ahkam, Ikhlasul Amal melewati dua tahap seleksi ketat, yaitu penilaian video hafalan 10 hadis serta babak semifinal via Zoom dan disiarkan langsung melalui YouTube. Dari 14 peserta awal, kini hanya 8 orang yang tersisa untuk bertanding di babak final.

    Foto: Dari kiri ke kanan Abdul Mafruh Hasan, Ikhlasul Amal, dan Muhammad Arham Gymnastiar Amran

    Harapan dan Motivasi Para Finalis

    Bagi mereka, kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, tetapi juga ladang berkah, pengalaman, dan pengabdian.

    Mafruh Hasan berharap lomba ini bisa melahirkan generasi huffazh yang akan menyebarkan Al-Qur’an di Nusantara.

    Sementara itu, Muh. Arham menilai kompetisi ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan, menambah pengalaman, dan belajar dari peserta lain.

    “Selain itu, saya juga ingin membanggakan kedua orang tua saya ketika mendapatkan hasil yang terbaik, dan menjadikannya sebagai motivasi untuk terus berkembang di kegiatan-kegiatan selanjutnya,” ujarnya.

    Bagi Ikhlasul Amal, kompetisi ini adalah sarana untuk lebih dekat dengan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sekaligus mengasah bakat, memperluas relasi, dan membangun jejaring dengan sesama pecinta ilmu.

    Hingga saat ini, belum ada informasi apakah juara dari kompetisi ini akan melaju ke tingkat selanjutnya.

  • UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar Ajak Masyarakat Kelola Sampah dengan Maggot BSF

    UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar Ajak Masyarakat Kelola Sampah dengan Maggot BSF

    (STIBA.ac.id) Pangkep – STIBA Makassar terus menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Kali ini, melalui UKM Lingkungan Hidup, STIBA Makassar berkolaborasi dengan Departemen Lingkungan Hidup Dewan Pengurus Pusat Wahdah Islamiyah (DLH DPP WI) dan Cyclevalue dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) pengelolaan sampah dengan metode Maggot BSF, Sabtu (08/02/2025).

    Kegiatan inspiratif ini digelar secara hybrid, dengan pusat acara bertempat di Markaz Dakwah Dewan Pengurus Daerah Wahdah Islamiyah Pangkep. Hadir sebagai narasumber utama, Rahmat Hidayat, S. Pi. yang merupakan founder Cyclevalue, berbagi wawasan menarik tentang bagaimana budidaya maggot BSF bisa menjadi solusi jitu dalam mengatasi permasalahan sampah.

    Peserta yang hadir tampak begitu antusias. Ketua DLH DPP Wahdah Islamiyah yang juga dosen di STIBA Makassar, Ustaz Ariesman, menegaskan bahwa edukasi tentang pengelolaan sampah akan terus digalakkan, khususnya bagi para kader Wahdah Islamiyah dan masyarakat umum.

    “Alhamdulillah, selama ini sudah banyak edukasi yang berjalan, mulai dari pengelolaan sampah hingga penanaman pohon setiap tahunnya. Ini adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk bumi kita,” ujarnya bersemangat.

    Sementara itu, Rahmat Hidayat dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa mengelola sampah dengan metode budidaya maggot bukan tanpa tantangan. Selain tantangan teknis dalam pengelolaan sampah, ada juga faktor sosial dan lingkungan yang harus dihadapi, termasuk stigma dari keluarga dan masyarakat. Namun, dengan edukasi yang tepat, hal ini bisa diatasi.

    “Sebetulnya, kita harus mengubah cara pandang kita. Sampah itu bukan sampah, tapi limbah yang bisa kita manfaatkan. Sampah yang tidak bisa digunakan kembali, itu baru benar-benar sampah,” jelasnya.

    Lalu, kenapa harus Maggot BSF? Pembina UKM Lingkungan Hidup STIBA Makassar tersebut menjelaskan perbedaannya dengan belatung biasa.

    “Belatung bikin sampah tambah busuk, sedangkan maggot justru mengeringkan sampah dan menghilangkan bau! Jadi, solusi yang baik untuk mengurangi tumpukan sampah yang menggunung di TPA,” ungkapnya.

    Reporter: Ammar Abdul Aziz