Akhbar Terbaru

  • Cita-Cita Besar STIBA Makassar Wujudkan Kawasan Manggala Pusat Nilai-Nilai Keislaman melalui Program PKM

    Cita-Cita Besar STIBA Makassar Wujudkan Kawasan Manggala Pusat Nilai-Nilai Keislaman melalui Program PKM

    (STIBA.ac.id) Makassar – Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mulai dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) berkolaborasi dengan Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar tahun ini. Acara pelepasan peserta PKM secara resmi diselenggarakan di Masjid Anas bin Malik, Kamis (07/12/2022). Program yang diikuti oleh lebih dari 52 peserta ini, tidak hanya dianggap sebagai cara untuk mengaplikasikan dan menyampaikan ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga sebagai agenda untuk memperkenalkan mahasiswa pada kegiatan dakwah di masyarakat dan mendorong keterlibatan aktif dalam pembinaan kemasyarakatan.

    Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I., selaku Kepala Pusat Pembinaan Karakter 5M dan Kepesantrenan, menyampaikan bahwa pengabdian ini dikhususkan untuk mahasiswa semester tujuh dan beberapa mahasiswa lainnya yang telah melalui prosedur administrasi yang telah ditetapkan.

    Hadir dalam acara tersebut, Ketua STIBA Makassar Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. Dalam tausiahnya, ia menyampaikan harapannya kepada mahasiswa semester akhir yang menjadi peserta utama untuk melaksanakan program tersebut dengan penuh tanggung jawab, meskipun mereka memiliki kesibukan untuk menyelesaikan tugas akhir.

    “Anak-anakku sekalian, orang yang sibuk akan lebih mampu mengatur waktu sebaik-baiknya ketika tambah disibukkan, dan itu terbukti. Justru orang yang malas, biasanya tidak banyak memberikan manfaat ketika diberikan tugas,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ustaz Akhmad juga mengungkapkan cita-cita besar STIBA dengan adanya progran PKM tersebut yang tahun ini menyasar Kecamatan Manggala dan sekitarnya.

    “Cita-cita kita ke depan, kita ingin kawasan Manggala ini menjadi kawasan yang memiliki nilai-nilai keislaman. Saya targetkan, nanti ketika ada yang masuk Manggala, tidak akan melihat lagi wanita yang tidak pakai jilbab, dan kita berharap suatu saat semua toko akan tutup saat azan berkumandang,” pungkasnya.

    Reporter: Muh. Akbar

  • Kepala Sekretariat STIBA Makassar Ikuti ToT Penguatan Moderasi Beragama

    Kepala Sekretariat STIBA Makassar Ikuti ToT Penguatan Moderasi Beragama

    (STIBA.ac.id) Surabaya – Kepala Sekretariat STIBA Makassar, Ustaz Dr. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. mengikuti Program Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama Beasiswa Indonesia Bangkit. Acara berlangsung dari Senin hingga Ahad, tanggal 4-10 Desember 2023 di UIN Sunan Ampel Surabaya. 

    Peserta ToT Penguatan Moderasi Beragama ini terdiri dari para penerima Beasiswa Indonesia Bangkit, bekerja sama dengan LPDP Awardee untuk kategori beasiswa dalam negeri nondegree. Mereka adalah para dosen di Lingkungan Pendidikan Tinggi Keagamaan Kementerian Agama RI yang berasal dari berbagai universitas dan lintas agama di seluruh Indonesia.

    Para pelatih yang terlibat berasal dari Balai Diklat Kementerian Agama RI, Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama RI, dan beberapa narasumber nasional, di antaranya Bapak Lukman Hakim Saifuddin, salah seorang konseptor Moderasi Beragama dan Menteri Agama 2009-2014, Prof. Dr. Akhmad Muzakki, Grad Dip., S.E.A., M.Ag., M.Phil., Ph.D. (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya), dan Prof. Dr. M. Arskal Salim GP., M.Ag. (Sekretaris pada Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI).

    Ustaz Dr. Kasman Bakry saat membawakan Micro Training sebagai salah satu tugas peserta ToT.

    Dari total 300 peserta ToT Penguatan Moderasi Beragama Beasiswa Indonesia Bangkit LPDP 2023, Ustaz Kasman dan 59 peserta lainnya menjalani pelatihan di UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan pusat kegiatan di BeSS Mansion Hotel Surabaya.

    Kegiatan ini diikuti oleh dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di bawah Kementerian Agama RI yang telah berhasil melewati seleksi administrasi dan wawancara.

  • Tema Menarik Forum LK STIBA: Mau Dibawa ke Mana Perahu Ini Berlabuh?

    Tema Menarik Forum LK STIBA: Mau Dibawa ke Mana Perahu Ini Berlabuh?

    (STIBA.ac.id) Makassar – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STIBA Makassar periode 1445-1446 H/2023-2024 M untuk pertama kali menggelar forum serap aspirasi mahasiswa. Bertempat di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar, forum ini mengangkat tema menarik, yaitu “Mau Dibawa ke Mana Perahu Ini Berlabuh?”

    Acara yang diselenggarakan pada Jumat, 25 Jumadil Awwal 1445 H (8/12/2023 M) ini melibatkan seluruh ketua lembaga kemahasiswaan (LK), yang berjumlah 12 LK sebagai narasumber. Tak hanya itu, seluruh mahasiswa juga diajak untuk berpartisipasi dalam menyalurkan aspirasinya. Acara tersebut dimoderatori langsung oleh ketua senat mahasiswa (SEMA) STIBA Makassar, Dimas Fajar Ramadhan.

    Forum ini bertujuan sebagai wadah untuk menampung dan menyerap segala aspirasi mahasiswa terhadap lembaga-lembaga kemahasiswaan di kampus STIBA Makassar. Selain itu, acara ini juga menjadi tahap awal perkenalan terhadap lembaga-lembaga kemahasiswaan untuk periode terbaru.

    Masing-masing ketua lembaga kemahasiswaan diberikan kesempatan untuk memberikan gambaran singkat mengenai visi dan misi organisasi ke depan. Sementara itu, mahasiswa diberikan peluang untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap setiap lembaga kemahasiswaan.

    Dalam pembukaannya, Dimas menyampaikan bahwa hakikat dari lembaga kemahasiswaan terletak pada perannya sebagai wasilah dan fasilitator dalam mengembangkan potensi mahasiswa.

    “Lembaga kemahasiswaan adalah mitra dari idarah untuk mewujudkan visi dan misi institusi STIBA, sekaligus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan menyampaikan inovasi demi bersama-sama memajukan STIBA,” ujarnya.

    Pada akhir forum, Dimas mengajak mahasiswa untuk mencontoh sebatang pohon kurma, simbol produktivitas dan kebaikan yang selalu memberikan manfaat.

    Kegiatan serap aspirasi ini mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, yang dengan lugas menyampaikan saran, kritik, dan permasalahan yang dihadapi. Harapannya, aspirasi mahasiswa ini dapat menjadi panduan bagi lembaga kemahasiswaan untuk memaksimalkan program kerja mereka.

    Reporter: Andi Baharil Anwar

  • Daurah Tazwidiyah IV UKM Bahasa Al-Fusha Angkat Peran Penting Pengajar Bahasa Arab

    Daurah Tazwidiyah IV UKM Bahasa Al-Fusha Angkat Peran Penting Pengajar Bahasa Arab

    (STIBA.ac.id) Makassar – Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswi (PSDM) UKM Bahasa Al-Fusha STIBA Makassar menyelenggarakan Daurah Tazwidiyah IV. Daurah Tazwidiyah kali ini mengusung tema “أنت معلمة ومنك تتعلم الأجيال” (“Anda adalah seorang guru dan generasi belajar dari Anda”). Kegiatan ini bertujuan membentuk pengajar bahasa Arab yang profesional, memiliki peran penting dalam menumbuhkan motivasi belajar bahasa Arab di lingkungan kampus.

    Pembukaan Daurah Tazwidiyah digelar pada hari Senin, 20 Jumadilawal 1445 H (4/12/2023), di Aula Ummu Salamah STIBA Makassar. Acara ini diikuti oleh 221 mahasiswi Semester V Prodi Perbandingan Madzhab dan berlangsung selama enam hari, mulai dari Senin hingga Sabtu, 20-25 Jumadilawal 1445 H (4-9/12/2023).

    Pembukaan acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Fadhilah Nur Salsabila, serta sambutan dari Wakil Ketua Pusat Pembinaan Al-Qur’an dan Bahasa Arab STIBA Makassar, Ustazah Armida, Lc. Rangkaian acara mencakup pembagian kelas, penjadwalan, dan penugasan mudarrisah untuk setiap peserta Daurah Tazwidiyah.

    Ustazah Armida berharap agar Daurah Tazwidiyah menjadi wadah yang mampu mewujudkan pengajar bahasa Arab sesuai dengan visi-misi STIBA Makassar.

    Kegiatan ini dibagi menjadi tujuh kelas yang diisi oleh tujuh pemateri andal STIBA Putri, yaitu Ustazah Armida, Lc., Ustazah Asnawati Patuti, S.H., M.H., Ustazah Munawara, S.H., S.Pd.I., M.Pd., Ustazah Miftahul Jannah, S.H., Ustazah Natasha Rizki Arifah, S.H., Ustazah Qarinah Rahmat, S.H., Ustazah Nur Ainun Ilyas, S.Sos.

    Reporter: Tim Media dan Pers Putri

  • Ketua STIBA Makassar Jelaskan Kaidah Adh-Dharar Yuzal dan Implementasinya dalam Kontestasi Politik Pemilihan Calon Presiden

    Ketua STIBA Makassar Jelaskan Kaidah Adh-Dharar Yuzal dan Implementasinya dalam Kontestasi Politik Pemilihan Calon Presiden

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Setiap individu muslim penting untuk memiliki panduan dalam menentukan tindakan atau melakukan perbuatan sebelum bertindak. Panduan tersebut tentu saja bersumber dari Al-Qur’an, hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, serta arahan dari para ulama. Namun, tidak setiap orang diberikan kemudahan untuk menghafal ribuan ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Karena itu, para ulama telah merumuskan kaidah-kaidah fikih. Kaidah-kaidah ini bertujuan untuk menyederhanakan dan memberikan gambaran umum terkait dengan hukum-hukum syariat Islam.

    Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. saat menjadi narasumber Daurah Syar’iyah Sikap Politik Umat dan Masa Depan Bangsa, Ahad (03/12/2023).

    “Salah satu kaidah fikih yang akan kita bahas memiliki peran penting, merupakan salah satu dari lima kaidah penting yang dirumuskan oleh para ulama. Kaidah ini menjadi sangat relevan, terutama ketika kita mengaitkannya dengan implementasi dalam konteks pemilihan calon presiden, legislatif, dan anggota dewan, baik di tingkat pusat maupun daerah secara umum,” ungkap Ustaz Akhmad.

    Salah satu kaidah yang dibahas secara khusus oleh Ketua STIBA Makassar tersebut adalah kaidah “adhdhararu yuzal,” yang artinya kemudaratan dihilangkan. Menurutnya, saat para ulama membahas kaidah ini, terdapat beberapa poin makna yang dapat dijelaskan:

    Pertama, adanya larangan menimbulkan kemudaratan atau menjadi penyebab terjadinya kemudaratan, baik terhadap sesama manusia maupun makhluk lainnya. Secara umum, makna pertama dari kaidah ini adalah bahwa segala bentuk kemudaratan merupakan lawan dari kemaslahatan atau kemanfaatan. Kemaslahatan didefinisikan oleh para ulama sebagai sesuatu yang bermanfaat baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat kita.

    Kedua, larangan memulai tindakan kemudaratan. Ini berarti tidak boleh memulai suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain, dan juga tidak diperkenankan membalas kemudaratan dengan tindakan kemudaratan yang lain. Dalam konteks ini, syariat agama menyediakan mekanisme khusus untuk mengatasi kemudaratan tanpa harus melakukan tindakan yang merugikan.

    Ketiga, menghilangkan kemungkinan terjadinya kemudaratan dapat dilakukan sebelum terjadi, seperti tindakan preventif. Artinya, kemudaratan harus diantisipasi dan dicegah sebelum terjadinya. Jika kemudaratan sudah terjadi, maka kita memiliki kewajiban untuk berusaha menghilangkannya, sehingga konsep “adhdhararu yuzal” mengandung arti bahwa kemudaratan dapat dihilangkan baik sebelum maupun setelah terjadinya.

    Hukum Memilih Pemimpin dalam Islam

    Hukum memilih pemimpin dalam Islam juga menjadi sorotan Ustaz Akhmad Hanafi dalam paparannya. Menurut Wakil Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ini, hukum memilih pemimpin bersifat wajib menurut syariat. Hal ini didasarkan pada ijmak sahabat setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, yang menyepakati pentingnya pemilihan pemimpin. Ijmak juga menegaskan kewajiban melaksanakan perkara yang membawa kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Selain itu, penegakan hukum dan perlindungan terhadap wilayah hukum juga diwajibkan, sesuai dengan kaidah bahwa apa yang tidak dapat mencapai kewajiban kecuali melalui hal tersebut, maka itu juga menjadi kewajiban. Hal ini dijelaskan dalam konsep siyasah syar’iyyah yang dipaparkan oleh Abd. Wahab Khallaf dalam kitabnya Siyasah Syar’iyyah.

    Kriteria Pemimpin dalam Islam

    Ustaz Akhmad juga memberikan gambaran terkait kriteria pemimpin yang mencakup beberapa aspek penting. Pemimpin harus mampu menegakkan prinsip-prinsip keadilan, memiliki pengetahuan yang dapat mendukung proses ijtihad, dan menjaga kesehatan fisik dan jasmani. Selain itu, kekuatan ide dan gagasan menjadi faktor penting dalam menilai kualitas seorang pemimpin. Pemimpin yang diinginkan juga harus memiliki keberanian dan kemampuan untuk melindungi wilayah kekuasaannya. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip siyasah syar’iyyah yang dijelaskan oleh Abd. Wahab Khallaf dalam kitabnya Siyasah Syar’iyyah.

    Kaidah الضرر يزال dan Implementasinya dalam Kontestasi Politik Pemilihan Calon Presiden

    Doktor jebolan Universitas King Saud Riyadh KSA itu juga menjelaskan implementasi kaidah “ad-dharar yuzaal” dalam kontestasi pemilihan calon presiden dalam sistem demokrasi.

    Rakyat memiliki hak untuk memilih calon presiden dalam pilpres, dengan penerapan kaidah ini yang mengarah pada pemilihan pemimpin yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jika tidak ada calon yang memenuhi seluruh kriteria, maka dipilih calon yang dapat membawa kemaslahatan dan menolak kemudaratan secara maksimal. Jika tidak ada calon yang memenuhi kriteria, pilihan diberikan kepada calon pemimpin dengan kemudaratan lebih minimal.

    Penentuan kemaslahatan dan kemudaratan serta pertimbangannya diserahkan kepada para ulama dan ahli yang kompeten, bukan berdasarkan keinginan pribadi. Apabila terpilih pemimpin yang dianggap tidak ideal, upaya menghilangkan kemudaratan dilakukan melalui mekanisme penyampaian nasihat, kritik kepada pemimpin, dan upaya perbaikan di tengah kehidupan masyarakat.

    Bimbingan Sehari Politik Islami yang digelar DPP Wahdah Islamiyah ini juga menghadirkan Ustaz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, M.A. sebagai narasumber pertama. UZR membawakan materi berjudul Partisipasi Umat dalam Pemilu dalam Pandangan Fiqh Siyasah Syar’iyyah.

    Kegiatan yang berlangsung daring ini diikuti oleh kader-kader Wahdah Islamiyah di pelosok tanah air.

  • Ini Kunci Hidup Damai di Asrama Menurut Ustazah Andi Dahmayanti

    Ini Kunci Hidup Damai di Asrama Menurut Ustazah Andi Dahmayanti

    (STIBA.ac.id) Makassar – Ustazah Andi Dahmayanti, S.Si., M.Si. menjadi narasumber dalam kegiatan Pembekalan dan Penyuluhan Keamanan untuk seluruh mahasiswi penghuni asrama, Rabu, (29/11/2023). Dalam paparannya, ia menyampaikan pentingnya menghadirkan perasaan iklas dalam aktivitas setiap individu. Menurutnya, orang ikhlas tidak akan merasa kecewa dalam aktivitas sehari-harinya, baik dalam beribadah maupun melaksanakan kegiatan di asrama, karena motivasinya bukanlah mencari pujian dari orang lain, melainkan keridaan Allah.

    “Kualitas ikhlas memudahkan kita untuk dengan mudah mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh asrama, sehingga menciptakan kehidupan yang damai dalam kebersamaan. Dalam hal ini, memahami ciri-ciri ikhlas dan faktor-faktor yang dapat merusaknya menjadi hal yang sangat penting,” ujar Wakil Waka III Bidang Kerja Sama dan Alumni tersebut.

    Ustazah yang akrab disapa Ummu Fauzan tersebut kemudian menjelaskan ciri-ciri ikhlas, di antaranya keikhlasan itu hadir saat seseorang merasa marah atau mencintai karena Allah, mengakui kekurangan diri, menunjukkan ikhlas ketika cenderung menyembunyikan amal kebajikan, dan menjaga ikhlas saat berada dalam posisi kepemimpinan.

    Ia juga menyampaikan beberapa penyebab rusaknya ikhlas, seperti riya (melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah), ujub (mengagumi diri sendiri), dan sumah (menceritakan kelebihan atau kehebatan diri sendiri kepada orang lain agar mendapat simpati).

    Di akhir materi, Ustazah menghimbau kepada para mahasiswi agar bersama-sama menghidupkan dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh asrama. Ia juga mengajak untuk bersama-sama beramal makruf nahi munkar, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ,
    “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim, no. 49].

    Kegiatan ini berlangsung dari pukul 19:45-22:43 Wita dan dilaksanakan di Aula Aisyah. Penyuluhan Keamanan merupakan program kerja dari Bagian Keamanan UKM Asrama Putri TIBA Makassar. Tugas utama dari bagian ini adalah memberikan pembekalan dalam menjaga keamanan, pemahaman tentang peraturan asrama, dan peraturan umum.

    Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswi penghuni asrama tentang pentingnya menjaga lingkungan yang aman dengan mematuhi aturan yang ada serta ikhlas menerima peraturan yang sudah ditetapkan untuk menciptakan kehidupan yang damai dalam berasrama.

    Reporter: Tim Media dan Pers Putri

  • Bagian Pembinaan Karakter 5M Gelar Ujian dan Daurah Kenaikan Marhalah

    Bagian Pembinaan Karakter 5M Gelar Ujian dan Daurah Kenaikan Marhalah

    (STIBA.ac.id) Makassar – Bagian Pembinaan Karakter 5M STIBA Makassar mengadakan Ujian dan Daurah Kenaikan Marhalah Ta’rifiyah I dan Ta’rifiyah II. Sebanyak 261 Mahasiswi STIBA Makassar berpartisipasi dalam Ujian dan Daurah Kenaikan Marhalah bertema “Dengan Semangat al-Aqsa” tersebut. Acara ini berlangsung pada Selasa, 14 Jumadil Ula 1445 H (28/11/2023 M) untuk Ujian, sementara Daurah dilaksanakan pada Sabtu-Ahad, 18-19 Jumadil Akhir 1445 H (2-3/12/2023 M).

    Pelaksanaan ujian kenaikan marhalah ini berlangsung di Gedung Aisyah secara serentak, diikuti dengan ujian lisan di Gedung Ummu Salamah. Sebanyak 59 mahasiswi dari marhalah Ta’rifiyah II akan naik ke Marhalah Takwin, sedangkan 202 mahasiswi dari Marhalah Ta’rifiyah I akan naik ke Marhalah Ta’rifiyah II.

    Dalam sambutan pembukaan daurah, Ustazah Sri Reski Wahyuni Nur, S.H., M.H., yang mewakili Wakil Bagian Pembinaan Karakter 5M, menyampaikan pesan penting. Ia menekankan bahwa tujuan dari daurah ini adalah untuk menyatukan persepsi dan pemahaman kader Ta’rifiyah I guna memasuki Marhalah Ta’rifiyah II, serta memberikan pemahaman awal tentang Marhalah Ta’rifiyah II.

    “Pengaderan bertujuan membentuk pribadi muslim ideal yang memiliki kualifikasi 5M, yaitu pribadi yang memiliki komitmen, integritas, kompetensi, dan berperan aktif dalam menggerakkan jemaah untuk menciptakan maslahat umat,” ujar Ustazah Sri Reski.

    Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan rangkaian materi yang disampaikan oleh para narasumber. Dalam daurah tersebut, terdapat berbagai paket kegiatan, antara lain, pelatihan mahasiswi dalam menyampaikan kultum, diskusi mengenai permasalahan ummt, dan beragam ice-breaking lainnya. Berikut ini adalah daftar narasumber beserta materi yang mereka bawakan:

    Reporter: Tim Media dan Pers Putri

  • Ustaz Yusran Ingatkan Peserta Mukernas XVI WI Bahaya Fitnah Dunia dan Wanita

    Ustaz Yusran Ingatkan Peserta Mukernas XVI WI Bahaya Fitnah Dunia dan Wanita

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Ketua Senat STIBA Makassar Ustaz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. menyampaikan Ceramah Subuh dalam rangkaian Musyawarah Kerja Nasional Wahdah Islamiyah dengan mengangkat tema seputar sirah nabawiah, di Masjid Asrama Haji Sudiang Kota Makassar, Ahad (26/11/2023).

    “Pertemuan semacam ini merupakan kesempatan untuk mengecas kembali keimanan kita, memperkuat komitmen, dan meraih sejumlah manfaat dalam bentuk inspirasi dan motivasi dari para asatizah serta tokoh-tokoh yang menjadi narasumber. Semua ini merupakan modal terbaik untuk melanjutkan perjuangan setelah agenda Mukernas ini,” ungkapnya.

    Ustaz Yusran menjelaskan bahwa setelah tugas belajar dan mendengarkan nasihat selesai, langkah selanjutnya adalah berjuang untuk mengamalkan dan menyebarkan ajaran tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan pesan serupa kepada para sahabat yang datang khusus untuk belajar dan menerima nasihat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

    “Setelah fase belajar dan mendengarkan nasihat ini selesai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melepaskan mereka semua dengan pesan untuk melanjutkan perjuangan dengan mengamalkan dan mendakwahkan ajaran yang telah diterima,” ungkapnya.

    “Berkumpul dalam Mukernas ini, kita telah lelah dan bersusah payah menempuh perjalanan serta mengikuti rangkaian Mukernas yang begitu padat. Inilah esensi kebahagiaan bagi para dai dan pejuang dalam makna yang haikiki. Adapun istirahat dalam makna-makna duniawi itu bukan tempatnya, kelelahan kita karena Allah adalah jerih payah yang akan mendapatkan pahala,” lanjut Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut.

    Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat tersebut menegaskan bahwa orang yang paling beruntung di antara peserta mukernas adalah mereka yang telah meraih banyak manfaat dari agenda Mukernas tersebut, menjadi sumber inspirasi yang sangat berharga, dan motivasi bagi mereka untuk berbuat yang lebih baik ke depan.

    “Jihad kita saat ini adalah jihad melalui dakwah dan tarbiah. Mari kita kembali berjihad, kembali berjuang, dan bersungguh-sungguh untuk mengamalkan apa yang telah kita dengarkan untuk diri kita sendiri sebelumnya. Setelah itu, kita sampaikan kepada orang lain,” tegasnya.

    Ustaz Yusran juga mengingatkan para dai dan pejuang dakwah tentang bahaya fitnah dunia dan wanita. Ia menekankan bahwa sebagai murabbi, pemberi nasihat, khatib, atau penulis, tidak ada yang aman dari fitnah ini. Fitnah ini telah diingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

    Kepada peserta Mukernas, Ustaz Yusran mengajak untuk saling mendoakan dengan doa-doa tulus agar tetap bersatu dalam perjuangan dakwah, meninggikan agama Allah. Ia berharap cinta karena Allah menjadikan mereka bersama di surga, sesuai dengan janji Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa orang akan bersama dengan orang yang dicintainya.

    Laporan: Media Center Mukernas DPP WI

  • Ustaz Zaitun Rasmin Dorong Transformasi STIBA Makassar Menjadi Institut

    Ustaz Zaitun Rasmin Dorong Transformasi STIBA Makassar Menjadi Institut

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Wantim MUI Pusat, Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A.  menyampaikan harapannya untuk mengubah STIBA Makassar menjadi institut pada tahun depan. Langkah ini merupakan inisiatif positif yang diharapkan dapat mengakselerasi kemajuan lembaga pendidikan Wahdah Islamiyah. Transformasi STIBA Makassar menjadi institut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan cakupan pendidikan serta dakwah Islam yang selama ini diemban oleh Wahdah Islamiyah.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Ustaz Zaitun pada Mukernas XVI Wahdah Islamiyah di Gedung Aula Arafah Asrama Haji Sudiang, Makassar, pada 26 November 2023 lalu.

    Dalam pidatonya, Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah tersebut juga menyoroti pentingnya kaderisasi di tingkat kampus di luar Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar yang berada di bawah naungan Wahdah Islamiyah. Ia mengimbau dosen di seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dengan Ikatan Cendekia Wahdah Islamiyah (ICWI) guna mencetak generasi muda yang siap menjadi pembina dakwah berkelanjutan.

    “Kader kita di tingkat kampus luar STIBA sangat sedikit. Maka dari itu, kami mengajak seluruh dosen di Indonesia untuk terlibat,” ujarnya.

    Tak hanya itu, Ustaz Zaitun Rasmin juga menyoroti penanganan isu LGBT di lingkungan pendidikan. Ia menekankan perlunya adanya pembina atau guru khusus yang ditugaskan untuk menangani isu ini di setiap sekolah dan kampus.

    “Tentang penanganan LGBT, saya ingin tekankan bahwa seluruh kampus dan sekolah harus memperhatikan isu ini. Mesti ada pembina atau guru yang ditugaskan khusus untuk menangani masalah ini,” pungkasnya.

    Laporan: Media Center Mukernas DPP WI

  • Bincang Santai Alumni di Arena Mukernas Wahdah Islamiyah Dihadiri Ketua Senat dan Ketua STIBA

    Bincang Santai Alumni di Arena Mukernas Wahdah Islamiyah Dihadiri Ketua Senat dan Ketua STIBA

    (STIBA.ac.id) Makassar – Bagian Pemberdayaan Alumni STIBA Makassar dan Ikatan Alumni (IKA) STIBA kembali menggelar bincang santai bersama para alumni. Acara ini diadakan di tengah-tengah padatnya agenda Musyawarah Kerja Nasional Wahdah Islamiyah. Acara Temu Alumni ini berlangsung pada hari Ahad, 26 November 2023, setelah salat Subuh di Masjid Asrama Haji Sudiang.

    Dalam pertemuan penuh kesan itu, kehadiran mantan Ketua STIBA Makassar Ustaz Muh. Yusran Anshar, yang sekarang menjabat sebagai Ketua Senat, serta Ketua STIBA Makassar Ustaz Akhmad Hanafi, menjadi penyemangat para alumni. Keduanya turut memberikan kontribusi berharga dalam keberlangsungan pertemuan alumni ini.

    Ketua Ikatan Alumni Muhammad bin Yusran memimpin dan membuka jalannya acara. Momentum kebersamaan itu kemudian dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Ketua STIBA.

    Dalam penyampaiannya, Ketua STIBA menekankan peran krusial alumni sebagai salah satu tolok ukur penting dalam pencapaian rencana strategis STIBA ke depan. Alumni dianggap sebagai pilar penting yang memiliki dampak besar dalam membentuk arah dan tujuan institusi.

    Lebih dari itu, harapan besar diletakkan pada pundak para alumni untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengajak siswa (santri) atau keluarga mereka untuk bergabung di STIBA. Alumni diingatkan bahwa tanggung jawab mereka tidak berhenti saat siswa mereka diterima di STIBA. Sebaliknya, setiap alumni di daerahnya diharapkan menjadi musyrif, membantu STIBA mengawasi dan membimbing mahasiswa yang diutus dari daerah tersebut.

    Tidak hanya dari pihak STIBA, pertemuan tersebut juga meminta masukan dari para alumni. Ustaz Syaibani, mengusulkan agar STIBA lebih memfokuskan mahasiswanya pada penguasaan Antang sebagai fokus utama dalam pengaderan. Usulan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat untuk perkembangan internal STIBA tetapi juga dapat menjadi dukungan untuk program Wahdah Islamiyah.

    Ustaz Jumardan melihat potensi besar dari para alumni STIBA yang mampu menjadi ketua DPW WI maupun DPD WI di berbagai wilayah. Ia menargetkan para alumni STIBA dapat menguasai berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap agar pertemuan seperti ini menjadi rutin dilakukan sebagai motivasi di antara alumni.

    Sebagai penutup, Ketua IKA memberikan informasi mengenai program-program IKA yang dirancang untuk meningkatkan kualitas dan kontribusi para alumni di seluruh wilayah. Melalui program-program ini, diharapkan setiap alumni dapat terus berkembang, berkolaborasi, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

    Reporter: Muhammad.bY.