(STIBA.ac.id) Makassar –  Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada Sabtu 7 Safar 1442 H/24 Oktober 2020 M Muktamar VII DEMA diadakan secara daring melalui aplikasi Zoom. Dengan segala keterbatasan di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat mahasiswa STIBA dalam meneruskan estafet perjuangan dakwah.

Ketua STIBA Ustaz Dr. H. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. dalam sambutannya terlebih dahulu menyampaikan beberapa prinsip pengorganisasian dalam menjalankan amanah kepengurusan yang sebentar lagi pindah ke generasi selanjutnya. Menurutnya, ada empat prinsip pengorganisasian:

Pertama: Pembinaan yang intensif. Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam dari periode Madinah sampai periode Makkah, tidak lepas dari prosedur pembinaan tarbiah yang meluas dan lengkap. Maka menjadi sangat tepat, ketika amanah kepengurusan diberikan kepada ikhwan (mahasiswa) Semester 5. Yang setidaknya telah menjalani kepanitiaan dua tahun di STIBA.

“Kami harap pembinaan yang intensif berjalan terus sampai selesai dari ma’had.  Maka ini menjadi salah satu hal yang perlu,” ucapnya.

Kedua: Menumbuhkan kekuatan ukhuwah dan persaudaraan. “Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dari awal menanamkan prinsip ukhuwah kepada sahabat. Sampai membuat sahabat dan kaum Muhajirin dan Anshar untuk berukhuwah. Tingkatannya sampai pada  siap berkorban untuk saudara kita,” jelas Ustaz Ahmad.

Mahasiswa diharapkan untuk membawa peradaban dan organisasi yang kuat. Maka antar pribadi harus punya ikatan ukhwah seperti yang digambarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Ibarat satu tubuh”. Harus tahu kebutuhan saudara kita. Hal yang dipikirkan saudara kita untuk menjalankan program kerja yang baik.

Ketiga: Wadah yang menghimpun semua potensi. Sirah Nabawiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membangun wadah (masjid) dibangun untuk ibadah dan musyawarah. Ini merupakan wadah dan sarana kita. Yang kita yakin semua orang pada instusi mempunyai kemampuan walaupun berbeda beda.

Keempat: Membangun kerjasama. Tidak mungkin mewujudkan cita- cita yang kita harapkan kecuali membangun kerja sama. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membangun sebuah bangunan dengan pihak yang tidak sepaham dengan beliau  (orang Yahudi). Artinya, perbedaan ini salah satu yang mutlak adanya.

Dalam organisasi ini dilatih bagaimana berorganisasi dengan orang lain. Ketika melihat seorang punya potensi maka marilah kita membersamainya dan kerja sama dengannya.

Ketua STIBA Makassar tersebut mengucapkan syukur serta ucapan jazakumullahu khairan kepada seluruh pengurus periode lalu yang tak lama lagi akan mengakhiri masa kepengurusannya.

“Selamat dan sukses menjalankan Muktamar. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan ukhuwah, fisik sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah. Pengurus DEMA itu cuma sekali, maka jadilah pengurus DEMA yang berarti,” tutup Ustaz Ahmad Hanafi.

Reporter: Dandi Saputra

Loading

Tinggalkan Balasan