(STIBA.ac.id) Makassar –  Persentase Vaksinasi Covid-19 khususnya dosis satu di Kota Makassar semakin tinggi. Hal ini merupakan langkah yang ditempuh pemerintah Kota Makassar dalam menekan laju penyebaran Covid-19 dan membentuk herd immunity.

Menyikapi perkembangan positif tersebut, STIBA Makassar berinisiatif menjalankan perkuliahan secara luring mulai pekan pertama di bulan Oktober. Kendati masih terbatas untuk mahasiswa Program Bahasa Arab dan semester I dan VII Prodi Perbandingan Mazhab.

“Selamat datang kepada seluruh mahasiswa. Kami sangat gembira bisa menyaksikan Antum semua kembali ke kampus. Selama ini saf di masjid tidak seramai ini. Kita bersyukur kepada Allah yang telah mengumpulkan kita di atas nikmat ini,” ujar Ketua STIBA Makassar Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. saat memberi tausiah selepas salat Zuhur berjemaah di Masjid Anas bin Malik (04/10).

Dalam kesempatan tersebut, mudir mengingatkan para mahasiswa yang hari itu kembali memenuhi Masjid Anas bin Malik, salah satu hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ

“Bersemangatlah melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim).

Mahasiswa datang ke kampus untuk mencari manfaat sebanyak-banyaknya. Maka ketua STIBA mengingatkan mereka agar kegiatan apa saja yang dapat mendatangkan manfaat  untuk diikuti.

“Program di STIBA banyak. Ada yang sifatnya anjuran ada pula yang wajib diikuti,” imbuhnya.

Termasuk dalam hal menjaga kebersamaan tak luput diingatkan oleh mudir. Jangan sampai ada mahasiswa yang selesai, ternyata tidak saling mengenal.

“Kami mohon maaf jika hari pertama dan beberapa hari ini ada kekurangan dari sisi pelayanan. Saya mohon maaf mewakili STIBA. Kita berusaha untuk memperbaiki sebaik-baiknya,” kata Ustaz Ahmad.

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Ahmad juga mengimbau mahasiswa untuk tetap mengedepankan persoalan akhlak. Adab adalah hal pertama yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu sebelum ia menuntut ilmu. Sebab tidak ada gunanya ilmu jika tidak disertai adab.

“Tolong semua menyesuaikan dengan aturan dalam kampus. Termasuk tata cara berpakaian, model dan penampilan kita. Seperti model rambut. Penuntut ilmu harus memiliki penampilan yang berbeda dengan yang lain. Bukan karena kita berada di kampus, tapi seperti itulah adab seorang muslim di manapun berada,” katanya.

Kendati kasus Covid-19 yang semakin menurun, Ketua STIBA Makassar tetap menekankan agar mahasiswa tetap meminimalkan segala kemungkinan yang bisa mengakibatkan kasus Covid-19  terjadi lagi di kampus.

“Maka meski sudah di kampus tetap memakai masker. Mencegah lebih baik dari mengobati,” pungkas Ustaz Ahmad.

Loading

Tinggalkan Balasan