(STIBA.ac.id) Surabaya – Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan skill pembina mahasiswa di asrama, STIBA Makassar mengutus Kepala Keasramaan Ustaz Syandri Syaban, Lc., M.Ag. dan salah seorang musyrif asrama yaitu Zlljian Adet Jibran pada kegiatan Sertifikasi Musyrif. Acara tersebut diadakan oleh Griya Parenting di Hotel Namira Syariah Surabaya, Rabu-Kamis (10-11/08/2022).
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Dr. Mardiyah, M.Ag. yang merupakan Lektor Kepala Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel. Dalam pembukaan kegiatan, ia menyampaikan bahwa yang terpenting di sebuah pondok pesantren pada proses membangun karakter baik adalah adanya nilai-nilai baku yang telah ditentukan oleh pimpinan di mana seluruh pengelola harus memahami nilai-nilai tersebut sehingga seluruh kegiatan akan bermuara pada tujuan mencapai nilai tersebut.
Rangkaian pelatihan berupa teori dan praktik yang dibimbing langsung oleh founder Griya Parenting Indonesia Ustaz Miftahul Jinan, M.Pd. Sekaligus merupakan Coach pelatihan Sertifikasi Musyrif (Pembina) asrama.
Hari pertama kegiatan berfokus pada bagaimana menciptakan suasana kondusif dalam kamar sebuah asrama mulai dari kebersihan, kerapian, tata letak dan kelola barang di kamar sehingga penghuni kamar tersebut merasa nyaman dan betah. Hari pertama ini ditutup dengan kegiatan praktik lapangan menata kamar yang dilakukan di Pesantren Kota Alif Lam Mim Surabaya. Pada kegiatan penutupan ini, peserta diperkenalkan bagaimana mengelola lemari penyimpanan pakaian santri yang telah disiapkan pondok juga bagaimana merapikan seisi kamar santri
Lalu pada hari kedua para peserta mengikuti pelatihan mengenai metode membuat peraturan dan prosedur baku yang harus diterapkan secara bersama oleh para pembina dan juga santri. Pembuatan SOP ini sangat penting untuk mencapai keberhasilan terukur serta untuk menghindari perlakukan-perlakukan tidak terkontrol dari para musyrif dan juga Pembina. Sekaligus diharapkan adanya panduan ini menjadi acuan seluruh pembina dalam upaya mencapai target. Dalam bagian terakhir ini juga dijelaskan betapa penting pembangunan karakter baik santri melalui pembiasaan hal-hal baik meskipun sederhana.
Satu kalimat singkat yang sangat melekat dalam ingatan peserta dalam pelatihan yang sangat inspiratif ini adalah pembukaan yang disebutkan oleh pemateri bahwa “Quality is Character”, yang bisa dimaknai kualitas sebuah pembinaan itu bisa diukur dari hasil karakter diri yang terbangun pada setiap binaan.
Reporter: Zlljian Adet Jibran
