Penulis: admin

  • Ahmad dan Kamil, Hafizh Cilik yang Menginspirasi Mahasiswa STIBA Makassar

    Ahmad dan Kamil, Hafizh Cilik yang Menginspirasi Mahasiswa STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dua  hafizh cilik Indonesia Muhammad Ghazali Akbar (Ahmad) dan Kamil Ramadhan berkunjung ke STIBA Makassar. Kedatangan mereka didampingi oleh Buya Ike Almuttaqin dan Ustaz Elan Kurniawan Ketua DPW Wahdah Islamiyah Jawa Tengah.

    Ahmad dan Kamil merupakan anak yatim sekaligus santri di Pesantren de Muttaqin Islamic Boarding School Yogyakarta. Ahmad berasal dari Tegal Jawa Tengah. Dia berhasil menghafal Alquran 30 Juz hanya dalam waktu 8,5 bulan.

    Tidak kalah dengan Ahmad, Kamil berhasil mengkhatamkan hafalan Alquran 30 juz hanya dalam tempo 6,5 bulan. Bocah berusia 8 tahun itu bahkan disebut sebagai berlian dari pelosok Magelang. Diketahui, Kamil telah menjadi yatim sejak umur satu tahun. Seperti diberitakan, dia pernah menjadi pengemis untuk membantu biaya sekolah kakaknya.

    Kehadiran mereka di STIBA Makassar disambut oleh Ketua STIBA, Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. Usai salat Ashar di Masjid Anas bin Malik, para jamaah yang terdiri dari mahasiswa STIBA Makassar dan masyarakat umum mendengarkan penuturan dari Buya Ike Almuttaqin.

    Buya Ike menceritakan kehebatan Ahmad dan Kamil. Selain hafal 30 juz Alquran, mereka juga hafal halaman dan nomor ayat tersebut, bahkan posisinya. Keduanya pun sudah hafal terjemahan Alquran dalam bahasa Indonesia. Dan saat ini tengah menghafal terjemahannya dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.

    Di samping itu, Kamil sudah hafal hampir 1500 hadis dan Ahmad 600 hadis.

    “Pengalaman saya mendidik anak  dan santri-santri saya, menghafal Alquran itu tidak sulit. Karena Alquran diturunkan berlaku umum. Berlaku bagi yang tua maupun masih muda. Berlaku pula bagi orang  normal atau berkebutuhan khusus,” ujar Buya Ike.

    Bahkan menurutnya, ada yang otaknya sudah lumpuh tapi masih bisa hafal 30 juz Alquran. Semua ini, bagi Buya Ike adalah bukti bahwa Alquran betul-betul mukjizat.

    Dalam kesempatan itu, beberapa orang mahasiswa mencecar Ahmad dan Kamil dengan berbagai bentuk pertanyaan untuk menguji kekuatan hafalan mereka berdua. Dan semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan memukau.

      

    Foto: Insan Kamil

  • Mahasiswa STIBA Makassar Bagikan Masker kepada Warga Terdampak Asap

    Mahasiswa STIBA Makassar Bagikan Masker kepada Warga Terdampak Asap

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sejak mulai dilanda kebakaran pada Ahad, 15 September 2019, TPA sampah Makassar hingga kini masih mengeluarkan gumpalan asap yang disinyalir mengandung gas beracun. Polusi asap ini tak hanya berdampak kepada warga Makassar, tetapi turut dirasakan di sebagian daerah Gowa dan Maros.

    Musibah asap ini cukup mengganggu aktivitas warga yang terdampak. Beberapa instansi pendidikan bahkan meliburkan murid-muridnya karena kekhawatiran terhadap dampak asap bagi kesehatan peserta didiknya.

    Kondisi ini mengundang empati beberapa elemen masyarakat dengan membagikan sejumlah masker kepada warga. Termasuk di antaranya adalah beberapa mahasiswa STIBA Makassar yang pada hari kedua bergerak ke lokasi sekitar TPA.

    Dipimpin oleh Arifin selaku ketua Mapala STIBA, mahasiswa STIBA Makassar yang tergabung dalam beberapa tim ini membagikan masker sekaligus sosialisasi cara pemakaiannya yang benar kepada masyarakat sekitar TPA. Termasuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya yang dapat ditimbulkan asap bagi kesehatan. Salah satu tempat yang mereka datangi ialah Sekolah Luar Biasa (SLB) Yukartuni.

     

    Foto: Mahasiswa STIBA Makassar membagikan masker di Sekolah Luar Biasa Yukartuni

     

  • Mapala Adakan Longmarch 100 Km dan Penyerahan PDL kepada Anggota Baru

    Mapala Adakan Longmarch 100 Km dan Penyerahan PDL kepada Anggota Baru

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Rintangan dakwah tidak sedikit. Tidak hanya rintangan secara maknawi yang tidak terlihat atau tidak berbentuk, tetapi ada juga rintangan yang sifatnya fisik. Lokasi dakwah yang jauh dari jangkauan kendaraan dan fasilitas merupakan salah satu bentuknya.

    “Maka dari itu, sebagai dai kita harus siap menghadapi  semua jenis tantangan dakwah,” kata Ustaz Ahmad Hanafi ketika melepas peserta Longmarch 100 km UKM Mapala, Jumat (13/09/2019).

    UKM Mapala STIBA Makassar melaksanakan agenda tahunan yaitu longmarch dirangkaikan dengan pembagian Pakaian Dinas Lapangan (PDL). Longmacrh kali ini menempuh jarak sejauh 100 km. Titik start dari Kampus STIBA Makassar menuju Taman Nasional Bantimurung Kabupaten Maros lalu kembali lagi ke Kampus STIBA Makassar dengan jalur yang berbeda. Perjalanan ini ditempuh selama dua hari dua malam dan diikuti sebanyak 30 orang personil Mapala.

    Kegiatan longmarch  II ini juga diikuti oleh pembina Mapala yaitu Ustaz Syandri Syaban Lc,. M.Ag. dan Ustaz Tajuddin dg. Tarru, S.Pd.I.

    Selama perjalanan para pembina terus memberikan motivasi kepada seluruh anggota untuk mengikhlaskan niat.

    “Ikhlaskan niat dan kuatkan tekad. Jika Anda mengeluh, maka keluhkanlah semua hanya kepada Allah. Apabila kalian lelah dan merasakan sakit dalam perjalanan ini, maka yakinlah semua tidak akan  pernah disia-siakan oleh Allah. Semua adalah bagian dari sebuah perjuangan,” nasihat Ustaz Syandri kepada para peserta.

    Kegiatan longmarch ini diselenggarakan setiap tahunnya dan menjadi kegiatan yang wajib diikuti oleh anggota UKM Mapala STIBA Makassar. Longmarch ini juga menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan PDL (Pakaian Dinas Lapangan) bagi anggota muda Mapala.

    Reporter:  Azwar Malik

  • Sembilan Perguruan Tinggi Luar Negeri Terima 32 Mahasiswa dan Alumni STIBA Makassar Tahun Ini

    Sembilan Perguruan Tinggi Luar Negeri Terima 32 Mahasiswa dan Alumni STIBA Makassar Tahun Ini

    (STIBA.ac.id) Makassar – Menuntut ilmu agama Islam di Timur Tengah adalah dambaan banyak mahasiswa STIBA Makassar. Selain karena dari sanalah sumber ilmu Islam berasal, di Timur Tengah khususnya Arab Saudi juga terdapat banyak ulama yang menjadi referensi umat saat ini.

    Puluhan alumni STIBA Makassar saat ini tengah menempuh pendidikan di beberapa universitas terkemuka di sejumlah negara Timur Tengah. Tahun ini saja, tercatat 31 mahasiswa dan alumni STIBA Makassar dinyatakan lulus di sembilan perguruan tinggi di Arab Saudi, Yaman, Sudan, dan Mesir.

    Di Islamic University of Madinah, tahun ini menerima enam orang mahasiswa asal STIBA Makassar. Mereka adalah Syafaat Muhammad Wildan, Ahmad Hanif Nur Arif, Abi Hurairah, Arya Syahputra, Jumail, dan Syahrul.

    Sementara di Qassim University Saudi Arabia yang setiap tahunnya menerima belasan mahasiswa STIBA, hingga berita ini diterbitkan baru mengumumkan menerima dua alumni, yaitu Sudarmin dan Nur Mughniyah Athifah. Beberapa mahasiswa yang telah mengirimkan berkas saat ini masih menanti pengumuman selanjutnya.

    Masih di negeri Saudi, King Khalid University untuk pertama kalinya menerima mahasiswa Indonesia asal STIBA Makassar. Kali ini yang beruntung adalah Rahmat Hidayat, Fikriansyah Tjarsadiwiryo, Aripuddin Rasi, Muhammad Ahmad Ridha, dan Indra Adhyaksa.

    Di Northern Border University, Imam Abdulrahman bin Faisal University, dan Jouf University masing-masing menerima satu mahasiswa STIBA, berturut-turut adalah Muhammad Arif Bayanuddin, Fadliansyah, dan Ihsan Ramadhani.

    Selain Saudi, Yaman juga membuka pintu bagi tiga orang mahasiswa STIBA Makassar, yaitu Tegar Novianto, Mujaddid Sulaiman, dan Zulfakhri. Saat ini ketiganya telah berstatus mahasiswa di Holy Qur’an and Islamic Sciences University.

    Hasdin, menjadi satu-satunya mahasiswa STIBA Makassar yang lulus di Kairo Mesir, di salah satu universitas tertua di dunia yaitu al-Azhar University.

    Di negeri Sudan, salah satu perguruan tinggi negeri yang telah menjalin kerja sama dengan Wahdah Islamiyah, International University of Africa menerima dua belas orang mahasiswa STIBA Makassar, yaitu Muh. Abdillah Anugraha, Fahriansyah Prima, Andi Fathurahman, Juliadi, Muh. Ibnu Munzir al-Ghiffari MS.,  Muh. Arfah, Muhammad Rafly Hadriansyah, Mutsaqoful Fikri Rusyid, Firzal, Muh. Ichlasul Ra’id, Surianto, dan Muflih Hariman.

    Kesebelas mahasiswa yang lulus Sudan ini dilepas oleh Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. dan Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D., Selasa (17/09/2019). Dalam wejangannya, Ustaz Yusran mengingatkan agar para mahasiswa tersebut tetap memerhatikan tarbiyah dan persoalan manhaj yang telah mereka pelajari selama di STIBA.

    “Alumni-alumni Timur Tengah itu banyak tersebar di berbagai daerah di tanah air. Tapi tidak banyak yang bisa mengumpulkan mereka dalam satu lembaga seperti Wahdah Islamiyah. Kebanyakan dari mereka membuat pondok pesantren sendiri karena menganggap diri mereka sudah memiliki kemampuan untuk itu,” tutur Ketua Senat STIBA Makassar Ustaz Muhammad Yusran Anshar.

    Lebih lanjut, Ustaz Yusran mengimbau para mahasiswa untuk mengikuti jejak asatidzah yang saling tawadhu di antara mereka.

    Sementara Ustaz Ahmad Hanafi dalam tausiahnya mengajak mahasiswa untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

    “Selama ini, animo mahasiswa lebih banyak yang ingin lanjut ke Saudi. Jadi tugas Antum berusaha menunjukkan bahwa kuliah di Sudan bisa lebih baik.  Jangan katakan bahwa nanti di Madinah baru bisa berprestasi,” ujar ketua STIBA Makassar.

    Fasilitas di Sudan tidak sebaik di Saudi, namun kata Ustaz Ahmad, kondisi sulit justru yang lebih banyak melahirkan para pejuang.

  • Dokter Ini Dampingi Putranya Pamit dari STIBA Makassar

    Dokter Ini Dampingi Putranya Pamit dari STIBA Makassar

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dr. dr. Hisbullah Amin, Sp.An-KIC. KAKV., pengasuh Pesantren Alam Tahfizhul Qur’an al-Ikhlas Bulu Dua Kabupaten Barru bersilaturahmi ke STIBA Makassar, Selasa (17/09/2019). Kehadirannya bersama istri, Prof. Dr. Mediaty, M.Si., Ak.CA. diterima oleh Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. di ruangan ketua.

    Ayah dari Muhammad Ichlasul Raid salah seorang mahasiswa STIBA Makassar ini bermaksud mohon pamit sekaligus mengucapkan terima kasih. Ichlas, putra ketiganya dinyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa di International University of Africa Sudan bersama sepuluh mahasiswa STIBA lainnya.

    “Sebenarnya saya sangat senang dan percaya bahwa lembaga pendidikan tinggi ini sangat baik dan berkualitas untuk mencetak kader-kader dai yang mumpuni dan berkualitas. Sebenarnya saat penentuan lulus masuk perguruan tinggi yang lalu, nakda juga lulus di perguruan tinggi negeri ternama tetapi kami tetap memilih untuk masuk ke STIBA. Namun keinginan melanjutkan pendidikan di luar negeri seperti Sudan inilah sehingga dengan berat hati kami harus pamit,” tulis Dr. Hisbullah dalam status akun media sosial Pesantren Alam.

    Tentang STIBA, lanjut Dr. Hisbullah, ia menyatakan yakin bahwa lembaga pendidikan tinggi tersebut merupakan salah satu yang terbaik dalam hal ilmu-ilmu keislaman dan bahasa Arab. Ia tidak meragukan kualifikasi dan kualitas tenaga-tenaga pengajarnya. Demikian juga dengan fasilitas perkuliahan.

    “Masya Allah! Terus terang semula saya tidak membayangkan semegah ini. Bangunan yang menjulang tinggi baik ruang perkuliahan maupun asrama dengan disain arsitektur yang modern,” tambahnya.

    Melaui statusnya, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih dan perhargaan kepada jajaran pimpinan STIBA karena telah menerima dan mendidik putranya dengan baik sebagaimana mahasiswa-mahasiswa yang lain.

    “Yang paling penting, saya memperoleh penjelasan panjang lebar tentang STIBA terutama syarat-syarat masuk. Kami merencanakan untuk memasukkan alumni Pesantren Alam yang berniat mengabdi di tempat kami.”

    Di akhir statusnya, Dr. Hisbullah merekomendasikan kepada pembaca statusnya yang berniat atau berkeinginan anaknya menjadi kader-kader dai yang handal untuk melanjutkan pendidikan di STIBA Makassar.

     

  • Asap Selimuti STIBA Makassar, Perkuliahan Diliburkan

    Asap Selimuti STIBA Makassar, Perkuliahan Diliburkan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir sampah yang berlokasi di Antang Kota Makassar pada Ahad (15/09/2019) menciptakan kepulan asap hitam. Asap yang juga mengandung gas beracun ini menyelimuti pemukiman warga di sekitarnya, bahkan bergerak jauh hingga mencapai sebagian Gowa dan Maros.

    “Asapnya itu sangat beracun, karena gas dari pembakaran akan menciptakan ‘gas farrant,” kata Danny Pomanto, mantan walikota Makassar seperti yang dimuat di media lokal Makassar.

    Dampak asap ini turut dirasakan di Kampus STIBA Makassar yang berjarak hanya sekitar dua kilometer dari TPA Antang.  Beberapa personil UKM Mapala bergerak cepat membagikan sejumlah masker kepada mahasiswa dan dosen yang pagi itu, Senin (16/09/2019) hadir lebih awal.

    Menjelang jam pertama pelajaran, asap semakin tebal dan jarak pandang semakin berkurang.  Mempertimbangkan dampak asap bagi kesehatan warga kampus, pihak pimpinan STIBA Makassar akhirnya meliburkan aktivitas perkuliahan dan perkantoran pada hari tersebut.

  • Sekretaris Senat STIBA Hadiri Lepas Sambut Pimpinan Kopertais Wilayah VIII

    Sekretaris Senat STIBA Hadiri Lepas Sambut Pimpinan Kopertais Wilayah VIII

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sekretaris Senat Ustaz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. mewakili Ketua STIBA Makassar menghadiri acara lepas sambut koordinator, wakil koordinator, dan sekretaris Kopertais Wilayah VIII Sulawesi Maluku Papua di Kantor Kopertais  Talasalapang, Selasa (10/09/2019).

    Acara ini dihadiri para pejabat UIN Alauddin Makassar Periode 2019-2023, pimpinan Kopertais Wilayah VIII periode lama dan baru, serta pimpinan-pimpinan PTKIS se-Wilayah VIII. Acara ini turut disaksikan oleh Imam Besar Masjid New York, H. Shamsi Ali, Lc., M.A., Ph.D.

    Saat menyampaikan pesan dan kesan selaku pejabat lama, Prof. Musafir Pababari secara khusus menyampaikan permintaan maaf kepada civitas akademika STIBA Makassar. Selama menjabat, beberapa kali ia telah menjadwalkan untuk berkunjung ke STIBA Makassar. Namun meski sudah bertekad, hingga akhir masa jabatannya hal itu tidak sempat terealisasi.

    Pada kesempatan itu juga, sekretaris senat mewakili Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. menyerahkan kenang-kenangan dari STIBA ke para pimpinan kopertais periode sebelumnya (2015-2019).

    Seperti diketahui, pengurus Kopertais Wilayah VIII telah berganti seiring berakhirnya masa bakti pengurus lama. Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. terpilih sebagai Koordinator Kopertais Wilayah VIII sekaligus sebagai rektor UIN Alauddin Makassar.

  • Dekat dengan Alam, Mapala STIBA Terlibat Kepanitiaan Tarbiyah Camp

    Dekat dengan Alam, Mapala STIBA Terlibat Kepanitiaan Tarbiyah Camp

    (STIBA.ac.id) Gowa –  UKM Mapala STIBA Makassar mendapat kepercayaan dari DPD Wahdah Islamiyah Makassar sebagai panitia dalam kegiatan Tarbiyah Camp yang diadakan Ahad (08/09/2019) di hutan Pinus Lembanna, Kabupaten Gowa. Banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan lapangan, Mapala Makassar diamanahkan pada Divisi Acara dan Keamanan.

    Tarbiyah Camp yang diikuti 245 perserta ini diperuntukkan bagi Halaqah Tarbiyah Ta’rifiyah yang berada di sekitaran Kota Makassar. Diharapkan, kegiatan ini bisa menjadi ajang edukasi bagi seluruh mutarabbi bahwa proses tarbiyah tidak hanya dilaksanakan dalam ruangan-ruangan tertutup, akan tetapi tarbiyah juga bisa dilakukan di alam bebas.

    Dalam acara ini tidak hanya kamping seperti biasanya melainkan berbagai kegiatan outbond dan games juga meramaikan Tarbiyah Camp ini.

    Anggota Mapala STIBA Makassar yang tergabung dalam kepanitiaan acara ini berharap kegiatan yang diadakan DPD WI Makassar ini bisa dicontoh oleh daerah-daerah lainnya. Sebagai salah satu ajang edukasi dan motivasi berdakwah untuk para mutarabbi bahwa berdakwah tak mesti di atas mimbar tapi juga bisa di alam terbuka.

     Reporter: Azwar Malik

     

  • P3M Adakan Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen melalui Publikasi Ilmiah Berbasis OJS (Open Journal System)

    P3M Adakan Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen melalui Publikasi Ilmiah Berbasis OJS (Open Journal System)

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STIBA Makassar menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen melalui Publikasi Ilmiah Berbasis OJS (Open Journal System), Ahad, 8 Muharram 1441 (8/9/2019) di Hotel Remcy, Makasar.

    Di samping sebagai langkah untuk meningkatkan akreditasi institusi, kegiatan yang diikuti 60 orang dosen ini juga diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kompetensi dosen.

    Dr. Zaenal Abidin, S.S., M.H.I. selaku narasumber memaparkan sejumlah materi yang sangat dibutuhkan dalam dunia akademik yang erat kaitannya dengan penulisan jurnal ilmiah.

    Managing editor dari Jurnal Adabiyah UINAM tersebut juga menekankan bahwa di samping mengelola jurnal terakreditasi adalah syarat bagi kampus itu sendiri untuk terakreditasi A, memublikasikan tulisan ilmiah juga menjadi sarana pengembangan dakwah yang penting di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan akademisi.

    Ketua STIBA Makassar Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. berharap agar kegiatan ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi para dosen secara khusus maupun kepada institusi secara umum. Apresiasi yang baik juga ia sampaikan kepada P3M yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.

    Reporter: Arfan

  • Jadi Penasihat Akademik, Ustaz Ahmad Syaripudin Uraikan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    Jadi Penasihat Akademik, Ustaz Ahmad Syaripudin Uraikan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Sebuah institusi pendidikan tinggi  tidak dikatakan sebagai perguruan tinggi ketika tidak menjalankan salah satu atau bahkan seluruh poin yang tertuang dalam “Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. ketika menyampaikan tausiah di hadapan mahasiswa program studi Perbandingan Mazhab kelas IE, Rabu (04/09/2019).
    Ustaz Ahmad selaku penasihat akademik kelas tersebut menguraikan poin-poin yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yang pertama adalah pendidikan dan pengajaran.

    Menurutnya, sebuah institusi pendidikan tinggi seperti universitas, atau sekolah tinggi tidak dapat disebut sebagai perguruan tinggi ketika pendidikan dan pengajaran di kampus tersebut tidak berjalan dengan baik dan teratur.

    Dan hasil dari pendidikan dan pengajaran yang teratur tersebut setidaknya dapat membantu Mahasiswa untuk mencapai IPK 4.00 yang juga merupakan impian setiap mahasiswa. Lebih dari itu, STIBA Makassar juga menerapkan sistem tarbiyah yang diadakan minimal sekali sepekan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang diharapkan mampu menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya unggul pada bidang akademik akan tetapi unggul pula dalam masalah syariat. Sehingga dengan itu, setiap mahasiswa akan mampu mencerdaskan umat dan bangsa ini.

    Yang kedua, kata Ustaz Ahmad, adalah penelitian dan pengabdian.

    “Seorang mahasiswa, harus mempunyai sifat yang realistis. Artinya, setiap ilmu yang didapatkan di dalam kelas, bukan hanya menjadi catatan yang digunakan sebagai bahan ujian, tapi hakikatnya, ia seharusnya menjadi bahan penelitian dan pengabdian kepada umat dan bangsa. Sebagaimana para sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para salaful ummah terdahulu.”

    Mereka tidak hanya mempelajari ilmu sekadar untuk dicatat sebagai catatan-catatan di buku-buku tebal semata, akan tetapi mereka senantiasa mengadakan majelis-majelis hadis dan ilmu-ilmu syari lainnya.

    Lebih lanjut, Wakil Ketua IV Bidang Kerja Sama ini menyebutkan poin ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Setelah lulus, mahasiswa diharapkan mampu memberikan perubahan-perubahan atau inovasi-inovasi terbaru dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan malah menjadi mahasiswa pengangguran yang hanya akan menjadi sampah masyarakat bahkan sampai meresahkan masyarakat dengan tingkah laku mereka yang melampaui batas-batas syariat dan norma hukum.

    Karena itu, Ustaz Ahmad mengatakan bahwa institusi pendidikan tinggi diharapakan dapat menjalankan poin ketiga ini dengan melatih dan mengarahkan mahasiswanya untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, atau yang biasa dikenal dengan istilah KKN.

    Untuk poin yang ketiga ini STIBA Makassar telah membutikannya. Di samping menerapkan sistem KKN, STIBA Makassar juga mengirimkan para alumninya sebagai dai-dai ke berbagai pelosok NKRI dari Sabang sampai Merauke selama setahun penuh setelah kelulusan (wisuda) sebagai bentuk pengabdian penuh kepada masyarakat.

    Di bagian akhir tausiahnya, Ustaz Ahmad Syaripudin kepada mahasiswa binaannya menyimpulkan, Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja para mahasiswa. Oleh karena itu pihak institusi dan para mahasiswa dituntut untuk menjalankan tiga prinsip tersebut dengan baik agar menghasilkan alumni-alumni yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Bukan sebaliknya, menjadi sampah di tengah masyarakat.

    Reporter: Muhammad Hanif Hasan, Mahasiswa PM IE