Penulis: admin

  • Departemen Kaderisasi DEMA Adakan Tarbiyah Gabungan dan Mabit

    Departemen Kaderisasi DEMA Adakan Tarbiyah Gabungan dan Mabit

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Departemen Kaderisasi DEMA STIBA Makassar mengadakan tarbiyah gabungan dan mabit di Masjid Anas bin Malik, Rabu malam (13/3/19).

    Kegiatan rutin yang dilaksanakan sekali dalam satu semester ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa STIBA Makassar dari marhalah ta’rifiyah dan marhalah takwiniyah dengan mengusung tema “Urgensi Qalbun Salim bagi Seorang Kader Pejuang”.

    Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. dalam membuka kegiatan ini mengatakan bahwa program tarbiyah gabungan dan mabit ini merupakan program yang sangat strategis.

    “Jika saja tidak ada program lain maka ini (tarbiyah gabungan) sudah cukup. ” tegasnya.

    Ustaz Syaibani Mujiono, S.Sy. selaku pemateri mengatakan bahwa urgensi dari qolbun salim bukan hanya bagi aktivis. Namun secara umum hendaknya muslim berusaha agar memiliki hati yang bersih dari segala penyakit hati.

    “Allah menjadikan para nabi dan rasul sebagai qudwah dalam permasalahan seperti ini.  Memahami tazkiyatun nufus apa lagi yang terkait hati ini begitu penting. Sesuatu yang dinilai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu bukan terletak pada hal-hal yang lahiriyah. Namun yang dilihat adalah yang terkait batin kita,” tutur direktur Klinik Qolbun Salim tersebut.

    Di sela-sela penyampaiannya, ia menyebutkan di antara penyebab jiwa dan hati menjadi kotor yaitu  fudhul al-kalam (berbicara berlebihan pada hal-hal yang tidak bermanfaat), fudhul at-tha’am (terlalu banyak makan), fudhul an-nazhar (berlebihan dalam melihat atau melihat yang diharamkan), dan fudhul al-alaaqah (berlebihan dalam bergaul).

    Secara umum, membersihkan hati dengan beribadah sebagaimana disyariatkan oleh agama. Mengikuti perbuatan buruk dengan perbuatan-perbuatan baik. Pada kondisi tersebut Allah akan mengampuni dan menghapus dosa-dosanya sebagai keutamaan umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.

    Kegiatan ini dilanjutkan dengan melaksanakan salat qiyamu al-lail pada pukul 03.00 WITa dan ditutup dengan muhadarah yang disampaikan Ustaz Yusran Ansar setelah salat Subuh.

    Reporter: Fiqih Zul Fasri

  • Tarbiah di STIBA Tekankan Tazkiyatun Nafs

    Tarbiah di STIBA Tekankan Tazkiyatun Nafs

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Dalam Pertemuan Murabbi yang diadakan di Masjid Anas bin Malik, Selasa (19/03/2019), Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. membawakan materi khusus tazkiyatun nafs.

    Tazkiyatun nafs, tutur Ustaz Ahmad, adalah materi yang penting untuk diselipkan dalam setiap tarbiyah.

    “Bahkan kalau dalam tarbiyah itu tidak ada pembahasan materi lain selain tazkiyatun nafs, maka itu sudah cukup,” ujar Waka IV STIBA Makassar tersebut.

    Alumni program doktor Universitas Imam Muhammad bin Saud (Jami’atul Imam Muhammad ibn Su’ud) Riyadh Saudi Arabia ini mencontohkan salah seorang gurunya, Syekh Muhammad al-Mukhtar asy-Syinqithi. Syekh ketika menyampaikan pelajaran baik di kelas maupun di Masjid Nabawi, walaupun pembahasannya adalah bidang fikih, beliau tetap menyelipkan sentuhan nilai-nilai tarbawiah.

    Siapa saja, menurut Ustaz Ahmad, diperintahkan untuk ber-tazkiyatun nafs. Bahkan pada tingkat orang sekelas Firaun sekalipun, Allah berfirman,

    فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى ﴿١٨﴾

    “Dan katakanlah (kepada Fir’aun), “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan).” (QS. An-Naziyat: 18).

    Di sisi lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah

    اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

    “Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau-lah yang menjaga serta melindunginya.” (HR. Muslim).

    Untuk pembahasan tazkiyatun nafs khususnya dalam halaqah tarbiyah, Ustaz Ahmad tetap merekomendasikan Mukhatasar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudama sebagaimana telah digunakan selama ini. Hal tersebut, menurut Ustaz Ahmad sangat tepat mengingat kitab ini hadir melalui proses yang cukup lama. Asalnya dari kitab Minhajul Qashidin yang ditulis Imam Ibnul Jauzi. Minhajul Qashidin sendiri adalah ringkasan dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.

  • Bagian Kemahasiswaan Adakan Pertemuan Murabbi

    Bagian Kemahasiswaan Adakan Pertemuan Murabbi

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Bidang Kemahasiswaan kembali mengadakan pertemuan khusus untuk para murabbi. Pertemuan yang dihadiri 35 asatidzah murabbi  tersebut berlangsung di lantai dua Masjid Anas bin Malik, Selasa (19/03/2019).

    Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. dalam sambutannya mengatakan, peran seorang murabbi dalam kancah dakwah dan perjuangan Islam sangat urgen. Sebab menurutnya, murabbi-lah yang bisa menjamin ketersediaan kader yang bisa terus bergerak.

    “Sehingga ketika Allah memilih kita sebagai murabbi dan mu’allim, maka kita pantas bersyukur karena kita termasuk bagian dari proses dakwah di muka bumi,” ujarnya.

    Ustaz Taufan menambahkan, STIBA adalah lembaga pengaderan. Dari STIBA-lah lahir para kader dan dai yang bisa berbuat di tengah masyarakat.

    Karena itu, Ustaz Taufan mengimbau kepada seluruh murabbi untuk tidak lemah dalam mentarbiyah. “Sebaik-baik nasihat bagi seorang murabbi adalah ketika dia berangkat ke tempatnya tarbiah, lalu ia membayangkan bahwa di sana telah menunggu anak-anak ideologisnya,” pungkasnya.

    Ketua STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. turut menghadiri kegiatan ini. Saat memberi sambutan, Ustaz Yusran memaparkan peran tarbiyah dalam menyukseskan reakreditasi STIBA baru-baru ini. Menurutnya, keberadaan mahasiswa yang punya militansi tinggi, kesiapan mereka mengikuti arahan untuk kerja bakti, persiapan-persiapan menjelang visitasi adalah pengaruh dari tarbiyah tersebut, setelah taufik dari Allah.

    Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada para murabbi yang hadir.

    Semoga Allah memberikan kita atstsabat dan melahirkan melalui tangan kita generasi waladan shalih”. Ini termasuk di dalamnya adalah anak-anak ideologis kita,” ujarnya.

    Di sesi terakhir acara, Kepala BAK Ustaz Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. memaparkan data jumlah Kelompok Kajian Islam (KKI) di lingkup mahasiswa STIBA khusus putra. Sebanyak 22 kelompok di marhalah ta’rif I, 15 dik Ta’rif II, dan 16 Takwin. Jadi total halaqah tarbiah sebanyak 53 KKI.

  • Ustaz Siraj: Wahdah Tetapkan Awal Ramadhan setelah Rukyatul Hilal

    Ustaz Siraj: Wahdah Tetapkan Awal Ramadhan setelah Rukyatul Hilal

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Kanwil Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan mengundang sejumlah lembaga dan ormas Islam untuk membicarakan terkait penyambutan Ramadhan 1440 H. Wahdah Islamiyah termasuk ormas yang hadir dalam musyawah yang diadakan di Kantor Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan tersebut, Selasa (19/03/2019).

    Sejumlah perwakilan lembaga memaparkan hasil perhitungan posisi hilal Ramadhan 1440 H, seperti BMKG, Badan Hisab Rukyat (BHR), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin, dan Muhammadiyah. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa pada tanggal 5 Mei 2019, matahari terbenam di Makassar pada pukul 17.57 Wita. Saat itu, tinggi hilal hakiki adalah 50° 50’ dan tinggi hilal 50° 26’. Posisi yang sangat memungkinkan untuk dapat melihat hilal.

    Hasil perhitungan sejumlah lembaga ini menyimpulkan bahwa 1 Ramadhan 1440 H diprediksi jatuh pada hari Senin, tanggal 6 Mei 2019.

    Ketika Kepala Bidang Urais dan Bimsyar, H. Muhammad Nasir menanyakan keputusan Wahdah Islamiyah terkait penetapan awal Ramadhan 1440 H, Ustaz Sirajuddin Qasim, Lc. yang mewakili DPP WI menjawab, “Wahdah Islamiyah belum menetapkan awal Ramadhan tahun ini. Namun kami menunggu hasil rukyatul hilal tanggal 29 Syaban nanti.”

    Menurut dosen STIBA Makassar ini, jika terjadi perbedaan pandangan maka Wahdah Islamiyah lebih cenderung mengikuti keputusan pemerintah. Hal ini berdasarkan pada kaedah fikih yang masyhur di kalangan ulama, hukmul hakim yarfa’ul khilaf (keputusan hakim atau pemimpin mengeliminir perbedaan pendapat).

    “Artinya, jika terjadi perbedaan pandangan maka apa yang diputuskan pemerintah itulah keputusan bersama dan harus diikuti,” tegas Ketua Komisi Rukyat dan Falaqiyah Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut.

    Dalam rapat penyusunan jadwal imsakiyah ini juga disepakati untuk mengumpulkan tim-tim rukyat se-Sulawesi Selatan di Sumpang Binangae Kabupaten Barru. Kemenag Sulsel akan mengundang sejumlah instansi pemerintah, ormas, dan perguruan tinggi untuk hadir dalam rukyatul hilal tersebut. Di samping Kemenag Barru, DPD Wahdah Islamiyah Barru juga diminta menjadi tuan rumah dan fasilitator dalam rukyat akbar ini.

    “Kita akan gencarkan sosialisasi ke masyarakat tentang rukyatul hilal ini, kalau perlu kita jadikan sebagai wisata rukyatul hilal. Kita akan jadikan rukyatul hilal di Sulawesi Selatan sebagai observasi hilal terbesar dan yang paling ramai se-Indonesia,” ujar Muhammad Nasir.

    Ustaz Sirajuddin Qasim menyambut baik keinginan peserta musyawarah. Ia menambahkan bahwa rukyatul hilal menurut kesepakatan ulama hukumnya kalau tidak wajib kifayah maka minimal sunnah. Karena itu, di samping menonjolkan sisi wisatanya, masyarakat juga perlu mendapat pencerahan tentang hukum syar’inya.

    “Jika ini kita niatkan sebagai ibadah, maka ikut terlibat di dalamnya akan mendapat pahala,” pungkasnya.

     

  • Camat Mariso: Mahasiswa KKN STIBA Laksanakan Prokernya Tidak Susahkan Pemerintah

    Camat Mariso: Mahasiswa KKN STIBA Laksanakan Prokernya Tidak Susahkan Pemerintah

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Penarikan Mahasiswa KKN Angkatan II STIBA Makassar Kecamatan Mariso diadakan secara resmi di Kantor Kecamatan Mariso, Kamis (14/03/2019). Acara ini dihadiri oleh Camat Mariso Juliaman, Wakil Ketua III STIBA Makassar Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I., dan beberapa lurah se-Kecamatan Mariso serta mahasiswa KKN STIBA Makassar ikhwan dan akhwat.

    Juliaman dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas kehadiran mahasiswa KKN STIBA Makassar untuk  kedua kalinya. Menurutnya, mahasiswa STIBA Makassar dalam program kerjanya memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam pembinaan dan pengajaran dalam bidang agama.

    Juliaman mengatakan bahwa dua bulan terasa singkat. Masyarakat masih menginginkan adanya mahasiswa STIBA di masa mendatang, kerja sama untuk membangun mental dan spiritual.

    Camat Mariso juga menyambut baik proker yang  telah dilaksanakan.

    “Mahasiswa STIBA ketika melaksanakan proker mereka tidak menyusahkan pemerintah. Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa dari kampus lain,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, merupakan kebangaan tersendiri program kegiatan dilaksanakan secara maksimal ditandai dengan apresiasi masyarakat.

    Juliaman juga mengucapkan terima kasih serta permohonan maaf  atas kekurangan yang dirasakan mahasiswa selama di Mariso. Ia berpesan untuk menjaga almamater STIBA, tetap rendah hati dan bekerja ikhlas.

    Arya Syahputra selaku koordinator kecamatan, dalam sambutannya memperkenalkan program kerja KKN mahasiswa STIBA Makassar yang sudah terlaksana selama masa KKN.

    Salah satunya adalah tabligh akbar dan pemaparan proker di pekan pertama, kemudian acara kepemudaan untuk melawan dampak negatif hari Valentine yang dilaksanakan di SMA Neg. 14  Makassar yang dihadiri enam sekolah se-Makassar. Kemudian di pekan selanjutnya Seminar Muslimah yang dilaksanakan di Masjid Tauhid, kemudian Ruqyah Massal, Festival Anak Shaleh, dan yang terakhir Tabligh Akbar dan pemberian hadiah.

    Begitu juga pembinaan intensif untuk kelurahan, taklim dan proker kelurahan.

    Di akhir sambutannya, Arya mengucapkan terima kasih dan meminta maaf mewakili mahasiswa KKN STIBA Makassar atas kekurangan yang ada selama menjalani masa KKN.

    Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. selaku Waka III STIBA Makassar mengucapkan terima kasih atas  dukungan unsur pemerintah.

    “Atas anugrah dari Allah Ta’ala kemudian dukungan pemerintah sehingga program yang direncanakan bisa berjalan dengan baik.”

    Ustaz Taufan kemudian menjelaskan bahwa STIBA fokus dalam pembinaan karakter dengan mengedepankan ilmu agama dan pembinaan kepribadian untuk menjadi seseorang pemimpin yang siap menjadi pembimbing umat di setiap daerah.

    Ia juga berpesan dengan sinergi antara ulama dan pemerintah mudah-mudahan kebangkitan umat serta kemajuan bangsa dan negara dapat terwujud.

     Reporter: Muhammad Hassanal

    Foto: Abdullah Mubarak

      

  • Penarikan KKN STIBA Berlangsung Serentak di Tiga Kecamatan

    Penarikan KKN STIBA Berlangsung Serentak di Tiga Kecamatan

    (STIBA.ac.id) Makassar –  Keberadaan mahasiswa KKN STIBA selama dua bulan di lokasi masing-masing telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Sehingga keberadaan mereka di lokasi diminta untuk lebih lama, bahkan menjadi warga setempat.

    Setelah berkiprah di lokasi KKN sejak 14 Januari 2019, seluruh mahasiswa KKN Angkatan II STIBA Makassar akhirnya ditarik kembali ke kampus. Seremoni penarikan diadakan secara resmi di tiga kantor kecamatan lokasi KKN STIBA Makassar.

    STIBA Makassar mengutus Wakil Ketua I Ustaz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I. untuk menghadiri acara pelepasan di Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa. Wakil Ketua III Ustaz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Dan Wakil Ketua IV Ustaz Dr. Ahmad Hanafi, M.A. di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.

    Selain pelepasan secara resmi di tiga kecamatan tersebut, pihak STIBA Makassar dan kecamatan juga menandatangani perjanjian kerja sama desa binaan.

      

    Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros

    Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa

     

     

     

  • Mahasiswa KKN STIBA Pelopori Terbentuknya DPC Parigi Kab. Gowa

    Mahasiswa KKN STIBA Pelopori Terbentuknya DPC Parigi Kab. Gowa

    (STIBA.ac.id) Gowa –  DPD Wahdah Islamiyah Gowa menggelar acara Pengukuhan DPC Wahdah Islamiyah Parigi pada hari Ahad, (17/6/2012) di Malino. Acara pengukuhan ini dirangkaikan dengan Pengajian Umum dan Silaturahim Mahasiswa KKN STIBA Makassar Angkatan II yang telah memelopori dan menginisiasi terbentuknya DPC baru ini.

    Hadir dalam kegiatan ini, Camat Parigi, Kepala Desa Majannang, para kepala Dusun Majannang, imam desa, imam dusun, ketua DPD Wahdah Islamiyah Gowa, ketua Departemen Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Gowa,  rombongan DPC Bontomarannu, dan mahasiswa KKN STIBA Makassar.

    Dalam arahannya, Ketua DPD Wahdah Islamiyah Gowa, Ustaz Andi Tajuddin SM  menekankan bahwa pengukuhan ini bukan hanya seremonial belaka, melainkan salah satu upaya untuk lebih menguatkan semangat dan komitmen dalam melaksanakan kerja-kerja dakwah di wilayah DPC masing-masing. Beliau juga berharap kiranya Wahdah Islamiyah akan semakin eksis di Kabupaten Gowa, salah satunya di wilayah Kecamatan Parigi ini sebagai DPC ke-15 di Kabupaten Gowa.

    Pengajian umum diisi oleh Ustaz Muhammad Ode Wahyu, S.H., Ketua Bidang Kajian dan Strategi Ikatan Alumni STIBA Makassar. Beliau membawakan materi terkait kiat-kiat dalam syariat agar terhindar dari bencana dan musibah. Dalam materinya, beliau menekankan pentingnya menjaga aturan dan batasan Allah untuk meraih penjagaan dan perlindungan-Nya.

    Reporter: Azwar Iskandar

     

     

  • KPU Makassar Sosialisasi Pemilu 2019 di STIBA

    KPU Makassar Sosialisasi Pemilu 2019 di STIBA

    (STIBA.ac.id) Makassar – Menyikapi semakin dekatnya Pemilu serentak, Bidang Kemahasiswaan menginisiasi Dialog Publik bekerja sama dengan Relawan Demokrasi Basis Pemuda KPU Kota Makassar. Kegiatan yang berlangsung di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar, Kamis (14/3/2019) mengusung tema ”Mari Sukseskan Pemilu Serentak 2019 untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berperadaban”.

    Ketua STIBA Makassar, Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. ketika memberi sambutan dalam acara ini memberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya berpartisipasi dalam pemilu. Menurutnya, salah satu agenda besar di negeri ini adalah mencari atau memilih pemimpin.

    ”Kita inginkan kehidupan yang berperadaban maka kita perlu berkonstribusi untuk memperbaiki umat ini baik itu secara kultural maupun struktural,” ujarnya.

    Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut juga mengungkapkan bahwa memilih pemimpin dengan melihat aspirasi masyarakat bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan syariat.

    Hadir pula memberi sambutan, Ketua DPP Wahdah Islamiyah Ustaz Ir. Qosim Saguni sekaligus membuka kegiatan ini.

    ”Penting kekuasaan bersanding dengan agama atau agama bersanding dengan kekuasaan, jangan sampai ada yang ditanggalkan,” ujarnya.

    Sebagai pemateri, Abd. Rahman selaku Komisioner KPU Kota Makassar mengimbau agar mahasiswa tidak mudah percaya dengan kabar yang beredar karena bisa saja kabar itu adalah hoax.

    Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa STIBA yang berasal dari luar kota Makassar tetap bisa memilih dengan memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

    Kegiatan ini diakhiri dengan sosialisasi model surat suara oleh Relawan Demokrasi di hadapan mahasiswa STIBA Makassar yang mayoritasnya merupakan pemilih pemula.

    Sementara di Gedung Aisyah Kampus Putri STIBA Makassar juga berlangsung hal yang sama. Sosialisasi khusus untuk para mahasiswi ini disampaikan oleh Komisioner KPU Kota Makassar, Endang Sari.

    Reporter: Zlljian Adet Jibrann

    Foto: Insan & Ibnu Hajar

       

  • Fitria Hurasan: Cari Teman yang Tidak Mengecewakan, Bersahabatlah dengan Alquran

    Fitria Hurasan: Cari Teman yang Tidak Mengecewakan, Bersahabatlah dengan Alquran

    (STIBA.ac.id) Merauke – Ketika seseorang meninggal dunia, maka tidak ada sanak saudara yang akan menemaninya di alam kubur. Namun Alquran akan datang menemaninya. Di hari penghisaban, Alquran akan datang sebagai syafaat (penolong) pagi pembacanya. Jika ingin mencari teman yang tidak akan mengecewakan maka bersahabatlah dengan Alquran.

    Hal ini disampaikan oleh Fitria Saadia Hurasan, S.H., salah seorang alumni STIBA Makassar tahun 2018 lalu asal Ambon. Ia menjadi narasumber dalam kegiatan Dirosa Gabungan dan Pengajian Rutin Muslimah yang digelar P3Q MWD Wahdah Islamiyah Merauke.

    “Mari sama-sama saling menyemangati dalam belajar dan mengajarkan al-Qur’an. Bukankah kita dipertemukan di majelis ini karena al-Qur’an? Ibu-ibu yang alhamdulillah sudah punya kelompok-kelompok Dirosa, semua ini karena Allah yang mempersatukan kita dalam rangka belajar dan mengajarkan al-Qur’an,” tutur Sekertaris MWW Wahdah Islamiyah Papua dan Anggota Unit Dakwah dan Kaderisasi MWD Wahdah Islamiyah Merauke tersebut.

    Dirosa Gabungan dan Pengajian Rutin Muslimah ini dihadiri 281 peserta, dilaksanakan di Masjid Alfurqan dengan tema “Jadikan Alquran sebagai Sahabat Sejati dan Mempererat Ukhuwah Islamiyah untuk Menjadi Muslimah yang Istiqamah di Akhir Zaman.”

    Indah Susanti ketua P3Q MWD Merauke, dalam sambutannya berharap dengan adanya Dirosa ini dapat memberantas buta aksara Alquran serta dapat memperkuat ukhuwah walaupun sebelumnya tidak saling mengenal, tapi dipersatukan karena agama.