Kategori: Feature

  • 798 Camaba Perebutkan 500 Kursi Maba

    798 Camaba Perebutkan 500 Kursi Maba

     

    (stiba.ac.id) Makassar – Sebanyak 798 calon mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar tahun ajaran 1439-1440 Hijriah/2018-2019 Masehi mengikuti seleksi, Rabu (11/7/2018). Mereka memperebutkan 500 kuota untuk program studi perbandingan mazhab.

    Ujian berlangsung di Masjid Anas bin Malik bagi calon mahasiswa laki-laki. Peserta berjumlah 398. Sementara peserta ujian perempuan yang berjumlah 400 orang mengikuti ujian di Gedung Aisyah.

    Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), Ustaz Imran Yunus, Lc. menuturkan, tercatat 1.456 orang mendaftarkan diri secara online melalui laman resmi STIBA Makassar. Namun, hanya 798 di antaranya yang dinyatakan lulus berkas. Merekalah yang selanjutnya berhak berkompetisi mengikuti ujian lisan maupun tulisan.

    Materi ujian terdiri antara lain Alquran, Hadits, Aqidah, Fikih, Sirah Nabi, dan Bahasa Arab. Sebagian soal ujian berbahasa Arab.

    Tahun ini, STIBA akan menerima lebih banyak mahasiswa baru yaitu sebanyak 500 orang, terdiri atas 300 mahasiwa dan 200 mahasiswi. Panitia mensyaratkan seluruh calon mahasiswa baru yang akan diterima harus bebas narkoba.

    Makanya, selain ujian tertulis dan lisan, panitia juga akan melakukan tes kesehatan. Seluruh calon mahasiswa baru akan menjalani tes urine yang dijadwalkan pada 19 dan 20 Juli.

    Rakyatku.com

    Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah pendaftar tahun ini adalah yang terbanyak. Selain calon mahasiswa baru dari berbagai daerah di Tanah Air, tahun ini STIBA menerima dua pendaftar asal Malaysia. 

    Ketua STIBA Makassar Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc, MA, PhD menyatakan rasa syukurnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menurutnya, meningkatnya antusias masyarakat bahkan hingga ke negeri jiran untuk mendaftarkan putra-putri mereka di STIBA menunjukkan semakin tingginya kepercayaan mereka terhadap STIBA Makassar. 

    “Di samping itu, ini juga menunjukkan semakin besarnya amanah yang diemban oleh para penyelenggara STIBA Makassar, baik pengelola, maupun dosen,” ujar Ustaz Yusran.

    Irsan, salah seorang peserta ujian asal Maluku Utara menyatakan harapannya agar diterima tahun ini di STIBA Makassar. Tekadnya mendaftar di STIBA dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat daerah asalnya yang selain minoritas, juga pada umumnya jauh dari nilai-nilai agama.

    Peserta ujian seleksi putri di Aula Gedung Aisyah

  • Ini 10 Peserta Terbaik Ujian Munaqasyah III

    Ini 10 Peserta Terbaik Ujian Munaqasyah III

    (stiba.ac.id) Makassar – Setelah berbulan-bulan bergelut dengan penulisan skripsi hingga dinyatakan Acc oleh para pembimbing, maka tantangan terakhir yang harus dilalui untuk meraih gelar sarjana adalah sidang skripsi atau ujian munaqasyah.

    Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa pada Rabu, 4/7 STIBA mengadakan Ujian Munaqasyah III untuk 310 mahasiswanya dan seluruhnya dinyatakan lulus.

    Nama-nama sarjana baru STIBA Makassar ini dibacakan pada saat yudisium, Kamis (5/7). Dari ratusan lulusan tersebut, secara khusus dibacakan 10 nama peserta ujian Munaqasyah dengan nilai tertinggi. 

    Mereka adalah:

    1. Muhammad Syawaldin Mintang dengan nilai 97,25

    2. Abdul Kahar, nilai 96,63

    3. Muh. Khaidir Taqdiman, nilai 96,63

    4. Ismail M. Bonde, nilai 96,50

    5. Mursyid, nilai 95,5

    6. Sri Agusrawati, nilai 95,38

    7. Mulianah, nilai 95

    8. Fitriadi Syarifuddin, nilai 94,75

    9. Ramdhana, nilai 94,50

    10. Ramli, nilai 93,50.

    Syawaldin saat dimintai kesannya ketika dinyatakan lulus dengan nilai terbaik menyatakan rasa syukurnya kepada Allah kemudian ucapan terimakasih kepada para asatidzah khususnya dosen pembimbingnya. 

    Sementara Abdul Kahar membeberkan kiatnya menghadapi sidang skripsi, “Kiat yang saya lakukan adalah membuat ringkasan dari poin besar yang ada di dalam karya ilmiah. Kemudian berusaha mengembangkan poin tersebut melalui literatur dan diskusi dengan orang lain. Dan tentu saja senantiasa memohon pertolongan Allah,” ujar mahasiswa asal Pangkep tersebut.

  • Usai Yudisium, 318 Mahasiswa STIBA Sah Bergelar Sarjana Hukum

    Usai Yudisium, 318 Mahasiswa STIBA Sah Bergelar Sarjana Hukum

    (stiba.ac.id) Makassar – Sejumlah 318 Mahasiswa STIBA Makassar mengikuti yudisium pada Kamis, (5/7/2018). Yudisium ke-3 yang digelar di Masjid Anas bin Malik ini dihadiri oleh Ketua STIBA Makassar beserta para pimpinan.

    Menurut Ustadz Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I., yudisium adalah penyematan gelar akademik kepada para alumni yang telah berhasil sampai pada titik akhir akademiknya, yaitu lulus pada sidang skripsi.

    Menurut Wakil Ketua I Bidang Akademik ini, sejatinya 409 mahasiwa yang terdaftar mengikuti yudisium ini. Namun sejumlah mahasiswa ternyata belum mengumpulkan skripsinya hingga deadline pengumpulan berakhir.  

  • Buka Musyker Tahunan XIII, Ini Pesan Ketua STIBA kepada Pengelola

    Buka Musyker Tahunan XIII, Ini Pesan Ketua STIBA kepada Pengelola

    (stiba.ac.id) Makassar  – Mengawali Tahun Ajaran baru, pengelola STIBA Makassar mengadakan Musyawarah Kerja Tahunan ke-13 di kampus STIBA Putri, Kamis (5/7/2018).

    Kegiatan yang dihadiri seluruh pengelola ini dibuka langsung oleh Ketua STIBA Makassar Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A. 

    Ustadz Yusran dalam sambutannya mengatakan bahwa musyawarah adalah amalan mulia para pejuang Allah. Ia mengutip firman Allah dalam Surah asy-Syura ayat 38,

    “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

    Menurut Ustadz Yusran, ayat ini jelas menunjukkan keutamaan musyawarah. “Musyawarah dalam ayat ini mengapit dua ibadah yang sering disebutkan dalam Alquran bergandengan. Namun di ayat ini dipisahkan, dan yang memisahkannya ada musyawarah.”

    Di ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan keberhasilan Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dalam memimpin.

    “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).

    Ustadz Yusran menjelaskan mengapa para sahabat tidak meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam adalah karena beliau lemah lembut dan sering musyawarah dengan mereka.

    Ada tiga pesan penting yang disampaikan Ketua STIBA Makassar kepada para pengelola dalam Musyker kali ini. Pertama, pesan untuk menjaga amanah, mengingat semakin meningkatnya antusias masyarakat dalam mendaftarkan diri di STIBA Makassar. Di samping tingginya permintaan dari berbagai lembaga untuk meminang alumni-alumni STIBA.

    Pesan kedua yang disampaikan Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah ini adalah perlunya untuk terus bekerja sama.  Khususnya kepada para karyawan baru untuk terus menjaga semangatnya dan mengambil pengalaman dari para pendahulu mereka. Karena itu perlu saling menghormati, menguatkan, dan menjauhi sikap kontraproduktif. 

    Sikap optimisme menjadi pesan terakhir Ustadz Yusran. Optimis bahwa tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu dengan taufik Allah. Karena itu setiap pengelola dituntut untuk meningkatkan mujahadah mereka, ditandai dengan tekad untuk memanfaatkan kesempatan yang ada karena belum tentu kesempatan yang sama akan terulang. 

    “Sangat beruntung orang yang terus memanfaatkan kesempatan yang ada, sehingga meski umurnya singkat, tapi dia terus dikenang. Semua orang berkata yang baik-baik tentangnya sepeninggalnya,” ujar Ustadz Yusran.

    Musyker ke-13 dijadwalkan berlangsung empat hari, Kamis-Ahad, (5-8/7/2018).

     

  • Ratusan Mahasiswa STIBA Ikuti Ujian Munaqasyah III

    Ratusan Mahasiswa STIBA Ikuti Ujian Munaqasyah III

    (stiba.ac.id) Makassar – Sebanyak 310 mahasiswa STIBA Makassar, yang terdiri dari 160 mahasiswa dan 150 mahasiswi mengikuti ujian Munaqasyah (sidang skripsi) di Gedung Aisyah STIBA Putri pada Rabu, (4/7/2018). Ujian Munaqasyah merupakan ujian terakhir yang harus dilalui seorang mahasiswa untuk dinyatakan lulus atau tidak setelah melalui empat tahun perkuliahan atau lebih. Jika dinyatakan lulus oleh para penguji dan ketua sidang, maka mahasiswa tersebut berhak mendapatkan gelar sarjana.

    Sebanyak 19 orang penguji dilibatkan dalam Ujian Munaqasyah III ini, terdiri dari empat orang tim penguji dari Kopertais Wil. VIII, yaitu: 

    1. Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.A. 

    2. Prof. Dr. H. Abd. Rahim, M.A.

    3. Prof. Dr. H. Syarifuddin Ondeng, M.Ag.

    4. Drs. H. Mohamad Harjum, M.Ag. 

    Sementara dari kalangan dosen STIBA Makassar sebanyak 15 orang, yaitu:

    1. H. Hendra Wijaya, Lc., M.H.

    2. H. Saifullah bin Anshor, Lc., M.H.I. 

    3. H. Muhammad Yusram, Lc., M.A., Ph.D.

    4. Dr. H. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A. 

    5. H. Muhammad Ikhsan, Lc., M.Si., Ph.D.

    6. H. Kasman Bakry, S.H.I., M.H.I.

    7. H. Muhammad Taufan Djafri, Lc., M.H.I.

    8. H. Sofyan Nur, Lc., M.Ag. 

    9. Ahmad Syaripudin, S.Pd.I., M.Pd.I. 

    10. Ronny Mahmuddin, Lc., M.Pd.I. 

    11. Nuraeni Novira, S.Pd.I., M.Pd.I. 

    12. Zulfiah Sam, S.Ag., M.Pd.I. 

    13. A. Hawariah, SS., M.Pd.I. 

    14. Farida Aprianti, STP., M.Si. 

    15. Syandri, Lc., M.Ag.

    Banyaknya peserta sidang skripsi mengakibatkan ujian berlangsung hingga malam hari. Peserta munaqasyah terakhir berakhir tepat pukul 23.30 WITa.

     

  • Catat, Pendaftaran Mahasiswa Baru Gel. II Buka Hanya Sepekan

    Catat, Pendaftaran Mahasiswa Baru Gel. II Buka Hanya Sepekan

    (stiba.ac.id) Makassar – STIBA Makassar kembali membuka kesempatan kepada kaum muslimin untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di kampus ini. Masa pendaftaran gelombang kedua dibuka mulai hari ini, 2-9 Juli 2018.

    Pada pendaftaran gelombang pertama, sebanyak 1.040 calon mahasiswa baru telah mendaftarkan diri secara online.

  • Waka III Tutup Daurah 17 Hari Menghafal Alquran

    Waka III Tutup Daurah 17 Hari Menghafal Alquran

    (stiba.ac.id) Makassar – Daurah 17 Hari Menghafal al-Quran Jilid ke-9 ditutup secara resmi oleh Wakil Ketua III STIBA Makassar Ustadz Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I. Daurah yang dibuka langsung oleh Ketua STIBA Makassar ini dimulai sejak tanggal 2 Ramadhan 1439 H bertempat di Masjid Anas bin Malik.

    Dalam laporannya, Andi Muhammad Shodiq menyampaikan bahwa daurah ini diadakan agar mahasiswa dapat memanfaatkan libur semester dengan kegiatan yang bermanfaat. Daurah ini diikuti oleh 150 peserta, yang terdiri dari 48 orang mahasiswa STIBA dan 102 orang peserta dari masyarakat umum. Sementara pembina yang diturunkan untuk menerima setoran hafalan peserta sebanyak 23 orang. 

    Setiap peserta ditargetkan dapat menghafal minimal setengah juz setiap hari, atau 8,5 juz selama 17 hari.

    Dalam penutupan daurah ini, panitia memberikan penghargaan kepada enam peserta dengan kategori berikut:

    1. Peserta tertua: Muh. Ilyas Latief (usia 

    2. Peserta murojaah terbanyak: Muh Rafly Fauzan

    3. Peserta teladan: Muh. Syahrir

    4. Peserta dengan hafalan terbanyak:

        I. Arifin (10 juz)

        II. Muhammad Ihsan Dahri (8,7 juz)

        III. Nur Mizwari (7,5 juz)

    Ustadz Taufan ketika memberikan sambutan saat menutup secara resmi daurah ini mengungkapkan bahwa Daurah 17 Hari Menghafal Alquran adalah agenda tahunan STIBA di bulan Ramadhan. Tujuannya agar bisa lebih mendekatkan para peserta kepada Alquran.

    Lebih lanjut, Waka III STIBA ini menuturkan bahwa STIBA terus berupaya untuk berperan sebaik-baiknya sebagai institusi perguruan tinggi agama Islam sehingga umat bisa mendapatkan kesempatan beraktivitas positif dan lebih khusus mendekatkan mereka kepada Alquran.

    “STIBA tidak ingin seperti menara gading yang bisa terlihat dengan megah dari kejauhan, tapi masyarakat tidak dapat menjaungkaunya, sehingga tidak dapat mengambil manfaat apa-apa atas keberadaannya. Tapi STIBA bertekad menjadi mercusuar yang dapat memberi cahaya dan menuntun umat pada jalan yang benar,” tegasnya.

    Mengakhiri sambutannya, Ustadz Taufan berpesan kepada para peserta agar hafalan yang telah didapatkan dalam daurah dijadikan modal dasar. Harapannya agar peserta tidak berhenti menghafal dan terus menambah hafalan mereka.

     

  • STIBA Makassar Gelar Buka Bersama

    STIBA Makassar Gelar Buka Bersama

    (stiba.ac.id) Makassar – STIBA Makassar mengadakan buka bersama seluruh civitas academica STIBA, peserta Daurah 17 Hari Menghafal Alquran beserta orang tua masing-masing, dan tamu undangan. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 18 Ramadhan 1439 H (3/5/2018) di Masjid Anas bin Malik. 

    Ustaz Jahada Mangka, Lc., M.A. yang membawakan ceramah jelang berbuka mengangkat topik tentang kemuliaan Alquran. Menurutnya, kemuliaan Alquran dapat berimbas kepada apa saja yang terkait dengannya. Ia mencontohkan, tempat yang paling mulia di dunia ini adalah masjid, karena di dalamnya dibacakan Alquran. Demikian pula negeri yang paling utama adalah Makkah dan Madinah karena merupakan negeri di mana Alquran diturunkan. 

    Ustadz Jahada menambahkan contoh lainnya, bahwa di antara 12 bulan dalam setahun, yang paling mulia adalah bulan Ramadhan karena merupakan bulan diturunkannya Alquran. Sementara malam yang paling mulia adalah malam di mana Alquran diturunkan yaitu malam Lailatul Qadr. Malaikat Jibril menjadi penghulu para malaikat karena Jibrillah yang menyampaikan Alquran kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.

    “Manusia yang paling utama,” lanjut Ustadz Jahada, “adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam. Nabi Ibrahim seharusnya jadi nabi paling mulia karena punya dua anak nabi, yaitu Ismail dan Ishaq. Nabi Ishaq punya anak bernama  Yaqub juga jadi nabi. Putra Nabi Ya’qub, Yusuf, juga menjadi nabi. Tapi karena Alquran turun kepada Nabi kita maka beliau menjadi nabi yang lebih utama,” papar Ustadz Jahada.

    Umat yang paling utama adalah umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam karena diturunkan kepada mereka Alquran.

     Kesimpulannya, siapa saja yang punya kaitan dengan Alquran maka jadi paling baik. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”

    Karena itu, Ustadz Jahada menegaskan bahwa satu-satunya solusi untuk mengembalikan kejayaan umat adalah kembali kepada Alquran.

     

  • Empat Bulan Jalani Magang di STIBA, Ini Kesan Mahasiswi USIM Malaysia

    Empat Bulan Jalani Magang di STIBA, Ini Kesan Mahasiswi USIM Malaysia

    (stiba.ac.id) Makassar – Menindaklanjuti kemitraan yang telah terjalin antara STIBA Makassar dan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), pihak USIM mengutus dua orang mahasiswinya melakukan magang di kampus STIBA Putri.

    Sebelum mengakhiri masa magangnya, salah seorang mahasiswi tersebut menuliskan kesan-kesannya selama berada di STIBA. Berikut selengkapnya: 

    “Mengambil keputusan untuk menjalani magang di STIBA Makassar adalah keputusan yang tepat. Meskipun terpaksa berjauhan dari keluarga, terpaksa keluar dari ‘zon selesa’ dan terpaksa mengeluarkan banyak wang belanja, namun karena cita-cita, semua itu bukan masalah utama.

    Sepanjang 3 bulan 25 hari (sehingga tanggal 28 Mei 2018) berada di STIBA Makassar, begitu banyak manfaat yang telah saya rasakan.

    Pertamanya. STIBA Makassar telah menyadarkan saya tentang tanggungjawab sebenar seorang ‘Mahasiswi Sunnah’, untuk mengamalkan segala ilmu yang telah dipelajari sebelum ini, di samping mengingatkan saya erti tanggungjawab dalam memastikan segala ilmu yang diamalkan dan disampaikan kepada orang awam adalah ilmu yang sahih dan bermanfaat.

    Keduanya. Jelas terdapat peningkatan dari segi penguasaan Bahasa Arab dalam percakapan harian. Meskipun masih belum mampu mencapai tahap ‘Mumtaz‘, namun pepatah Inggeris ada mengatakan bahawa ‘Something is better than nothing’. Atau dalam Bahasa Malaysianya ‘Sesuatu itu lebih baik daripada tiada apa-apa’.

    Kalau sebelum ini hanya mampu ‘tersenyum’ apabila diajak berbicara di dalam Bahasa Arab, kini sekurang-kurangnya sudah mampu berkomunikasi dalam Bahasa Arab sedikit demi sedikit. Alhamdulillah.

    Ketiganya. Saya bersyukur kerana berpeluang untuk hadir dalam Majlis Ta’lim yang diadakan hampir setiap hari. Begitu banyak hal baru yang saya pelajari. Sungguh beruntung mahasiswa/i STIBA kerana dipenuhi dengan majelis-majelis ilmu seperti itu setiap hari.

    Justru itu saya amat berharap agar kerjasama yang baik antara STIBA Makassar dan USIM dapat diteruskan untuk tahun-tahun berikutnya, agar manfaat yang banyak ini turut dapat dirasai oleh mahasiswa dan mahasiswi USIM yang lain.

    Saya juga berharap agar satu saat nanti diberi kesempatan untuk melanjutkan S2 dalam jurusan Hadith di STIBA Makassar ini. Mudah-mudahan.

    Akhir kalam. Syukran Katsiran di atas segala perhatian dan kebaikan yang diberikan sepanjang keberadaan saya di sini. Mohon maaf di atas segala kekurangan dan keterlanjuran dari pihak saya, mewakili USIM serta Fakulti Quran dan Sunnah sendiri sepenjang keberadaan kami di sini. Diharapkan pihak STIBA Makassarkhususnya dari bagian keputrian sendirimendapat sedikit manfaat dari kehadiran kami di sini.”

    بارك الله فيكم.

    Sehingga ketemu lagi.

    Nur Shyamiza binti Mohd Arshad,

    22 Syaban 1439H,

    Makassar, Indonesia.

     

  • STIBA Utus 40 Mahasiswa Safari Dakwah ke Daerah Minoritas

    STIBA Utus 40 Mahasiswa Safari Dakwah ke Daerah Minoritas

     (stiba.ac.id) Makassar – Ramadhan bulan perjuangan. Memaknai konsep ini, STIBA Makassar bekerjasama dengan Yayasan Mimbar Tauhid, Sukabumi meluncurkan program Safari Dakwah Ramadhan 1439 H. Program ini berupa pengiriman sejumlah dai ke beberapa lokasi minoritas muslim di Indonesia. Total dai yang dikirimkan adalah 40 orang yang tersebar di tiga daerah yakni 10 orang di Papua, 15 orang di Manado, dan 15 orang di Luwuk Banggai. Para dai yang dimaksud adalah mahasiswa STIBA Makassar yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi akfif dalam kegiatan mulia ini.

     Program ini dimulai dengan pembekalan sejumlah materi kepada para dai. Narasumber pada kegiatan ini adalah Ustadz Saftani Muhammad Ridwan, M.A dengan materi “Bagaimana Berdakwah kepada Kaum Kristiani?” dan Ustadz Syandri Syaban, Lc., M.Ag. dengan materi “Rambu-rambu Keberhasilan Dakwah”. Seluruh muatan materinya diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan dan dilaksanakan oleh para dai untuk menyukseskan agenda-agenda dakwah di lokasi mereka masing-masing.

    Para dai bertugas selama 20 hari pertama Ramadhan. Mereka diharapkan dapat membina masyarakat muslim yang ada dan mendakwahi orang-orang non-muslim untuk kembali ke dalam agama Islam.

    Penulis: Arfan